Anda di halaman 1dari 10

Peran Posyandu dalam Peningkatan

Kesehatan Masyarakat

Kelompok A1

Rini Lesmana 102015034

Melvin Andrean 102015042

Elisabeth Elida Elyus Mandalahi 102015062

Danny Aguswahyudy Jeremy 102015071

Nydia Desideria Kuantama 102015094

Wahyu Abraham Adji Sipakoly 102015123

Syela Leatemia 102015146

Mohamad Rizal Shafiq Bin Mohamad Napiah 102015198

Izyanie Ain Bin Che Yusoff 102015225

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara nomor 6, Jakarta Barat, 11510, Indonesia

1
Abstrak

Kesehatan merupakan sesuatu yang harus dijaga oleh setiap orang, namun kesadaran untuk
menjaga kesehatan semakin berkurang, selain itu angka kematian ibu dan bayi yang meningkat
serta angka kelahiran yang meningkat mengakibatkan masalah bagi Indonesia. Untuk mengatasi
masalah kependudukan dan kesehatan masyarakat, maka pemerintah membentuk pos pelayanan
terpadu (posyandu) yang diurus oleh para sukarelawan di daerah tersebut yang biasa disebut
kader, namun pelayanan kesehatan tetap dilakukan oleh dokter atau bidan dari pusat kesehatan
masyarakat(puskesmas). Posyandu berfungsi sebagai pelopor dari berbagai pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan nutrisi yang diselenggarakan oleh pusat kesehatan dengan tujuan
mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka kelahiran bayi, dan angka kematian ibu,
dan mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Untuk
mewujudkan fungsi dan tujuannya, posyandu memiliki lima program utama yaitu kesehatan ibu
dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, pelayanan gizi, dan penanggulangan diare.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara lima meja yang terdiri dari pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan kesehatan. Kartu Menuju Sehat (KMS)
digunakan untuk melihat perkembangan pada anak serta catatan mengenai pelayanan kesehatan
yang sudah diterimanya. Dengan adanya posyandu, pemerintah berharap visi Indonesia sehat
akan lebih cepat terwujud.

Kata kunci: posyandu, KMS

Abstrack

Health is something that must be protect by everyone, but awareness of health protection from
people is decreasing, moreover increase of maternal mortality, child mortality, and birthrate
makes more problems for Indonesia. To overcome population and health problems, government
created pos pelayanan terpadu (posyandu) that managed by volunteers in that area, they are
usually called cadre, but the health care services are provided by doctor or midwife from
puskesmas. Posyandu functioned as pioneer of every kind of primary health care and nutrition
that organized by Department of Health that have purpose to decrease child mortality, birthrate,
and maternal mortality faster, and make realization of NKKBS faster. To realize its function and

2
purpose, posyandu has five main programs, that is heath of mother-child (KIA), family planning
(KB), immunization, nutrition service, and diarrhea treatment. The Activities of posyandu are
held with five table method that consist of registration, weighing, recording, counseling, and
health service. Card for health (KMS) used to see development of infant and record of health
services that infant receives. With posyandu, government hope that vision of helathy Indonesia
can be realized faster.

Key words: posyandu, KMS

Pendahuluan

Pembangunan kesehatan amat penting dalam sesebuah negara bagi menjamin


masyarakatnya hidup dalam keadaan aman dan harmonis tanpa penyakit. Gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat,
bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku
hidup sehat yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Republic Indonesia. Keadaan ini menggambarkan bahwa
masyarakat Indonesia mempunyai visi dan misi yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan yang telah dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2010.1 Dalam menjayakan program
Indonesia Sehat 2010, pihak pemerintah telah merangkakan beberapa kegiatan dan organisasi
dalam pembangunan kesehatan masyarakat iaitu Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Promkes dilaksanakan bagi meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya memelihara kesehatan yang baik. Manakala Puskesmas adalah salah satu
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Jika dilihat dari pengertian tersebut, puskesmas dianggap
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di Indonesia. Ianya bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kedokteran. 2 Tujuan
penulisan ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi tentang peran posyandu dalam
pembangunan kesehatan masyarakat. Di samping itu, ia dapat memberikan pemahaman tentang
pemeliharaan kesehatan yang baik. Hal ini dapat melahirkan generasi yang sehat dari segi fisik
dan mental seterusnya dapat memajukan pembangunan negara.

3
Tujuan Posyandu

Pemerintah membentuk posyandu dengan tujuan untuk mempercepat penurunan angka


kematian bayi, angka kelahiran bayi, dan angka kematian ibu, serta mempercepat terwujudnya
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).3 Namun seiring berjalannya waktu,
posyandu juga dapat berfungsi sebagai sarana mengedukasi masyarakat di wilayah sekitarnya
mengenai kesehatan sehingga pengetahuan masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan menjaga
kesehatan juga dapat meningkat.

Jika kesadaran akan kesehatan sudah meningkat, maka diharapkan akan disertai juga
dengan meningkatnya angka kesehatan di wilayah tersebut, sehingga wilayah yang memiliki
posyandu akan menjadi lebih sehat dan lebih produktif. Tidak hanya terjadi penurunan pada
angka kematian bayi, kelahiran bayi, dan angka kematian ibu saja, tetapi juga dapat menaikkan
angka kesehatan bayi dan angka kecukupan gizi pada bayi. Program-program yang ada di
posyandu diharapkan dapat menjaga status gizi balita dan anak di suatu posyandu senantiasa
dalam kondisi optimal.4

Karena posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) sehingga posyandu sangat bergantung pada keaktifan dari kadernya,
sedangkan keaktifan kader dipengaruhi oleh motivasi baik dari diri sendiri maupun dari
lingkungan sekitar, serta pengetahuan kader tentang posyandu sehingga akan mempengaruhi
kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga program
posyandu dapat terlaksana.3 Namun, banyak didapati anggota kader yang memiliki pendidikan
yang rendah, pada sebuah survei didapati hanya sedikit kader yang lulus SMA bahkan ada yang
tidak tamat SD.5

Fungsi Posyandu

Posyandu mempunyai fungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih


informasi dan keterampilan dari petugas kesehatan kepada masyarakat dan antara sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB. Posyandu juga berfungsi
sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB.6

4
Kegiatan Posyandu
Dalam meningkatkan kesehatan untuk mencapai visi Indonesia sehat, posyandu memiliki
beberapa kegiatan pokok yang dilakukan dalam pelaksanaan antara lain adalah kesehatan ibu
anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi, penanggulangan diare.7 Selain lima
kegiatan utama, juga ada kegiatan, seperti binaan keluarga balita (BKG), tanaman obat keluarga
(TOGA), pos pendidikan anak usia dini (PAUD) dan bina keluarga lansia (BKL). Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan posyandu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan
program utama dari posyandu itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan posyandu lebih diutamakan
kepada ibu dengan bayi (0-12 bulan), anak berusia dibawah lima tahun (balita), dan ibu hamil
yang berada pada tingkat ekonomi menengah kebawah dan yang memiliki tingkat edukasi
rendah.8

Kesehatan Ibu Anak (KIA)


KIA merupakan kegiatan posyandu dibagi berdasarkan sasarannya ibu hamil, ibu mifas,
ibu menyusui, bayi dan balita. Pada ibu hamil seperti penimbangan berat badan dan pemberian
tablet besi.9
Pada ibu nifas dan menyusui pelayanan kesehatan yang diberikan mencangkup
penyuluhan kesehatan, ASI, dan gizi, perawatan kebersihan jalan lahir (vagina), pemberian
vitamin A dosis tinggi karena jika terjadi kekurangan vitamin A dalam tubuh dapat menurunkan
daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, pemberian tablet besi, perawatan payudara dan
senam ibu nifas.9
Pada bayi dan anak balita pelayanan kesehatan yang diberikan mencangkup penimbangan
berat badan untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan balita setiap bulannya, penentuan status
pertumbuhan, jika ada petugas akan dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi
dini.9

Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian kondom dan
pemberian pil ulangan.10,11 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan
suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta
tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

5
Imunisasi

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu.12 Macam-macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah Bacille Calmette-Guerin
(BCG) untuk mencegah penyakit tuberculosis (TBC), Difteri Pertusis Tetanus (DPT) untuk
mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus, polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan,
hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B.13

Gizi

Peningkatan gizi balita di posyandu untuk meningkatkan pengetahuan dan peran serta ibu
tentang perilaku apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan gizi balitanya. Ibu akan
dapat meningkatkan gizi balita dan keluarganya dengan berperilaku sadar gizi, antara lain;
memantau berat badan balita secara teratur setiap bulan ke Posyandu, mengkonsumsi makanan
yang beraneka ragam, hanya mengkonsumsi garam beryodium, memberikan hanya Asi saja
kepada bayi sampai usia 6 bulan, serta mendapatkan dan memberikan makanan tambahan bagi
balitanya.14

Penanggulangan Diare

Penyakit diare merupakan suatu masalah mendunia. Penyakit sangat parah bila
menyerang anak-anak diusia 5 tahun. Penyebab utama penyakit ini adalah infeksi bakteri atau
virus. Jalur masuk utama melalui feses, makanan, air dan kontak dengan manusia sehingga dapat
dikategorikan sebagai penyakit yang dapat menular. Sehingga, kebersihan lingkungan, sanitasi
rumah tangga, kebersihan air haruslah dijaga hal ini dikarenakan kondisi lingkungan memiliki
hubungan erat dengan terjadinya penularan diare. Hal ini disebabkan karena bakteri atau virus
patogen penyebab penyakit ini mudah hidup di lingkungan-lingkungan yang kotor.15 Sehingga
kita harus menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Selain itu kebersihan diri juga harus dijaga
seperti mencuci tangan sebelum makan agar bakteri atau virus tidak masuk kedalam mulut saat
makan.
Adapula tugas posyandu dalam penanggulangan diare. Antara lain adalah melakukan
penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan agar bakteri atau virus
penyebab diare dapat diminimalisir. Melakukan penyuluhan kebersihan diri seperti bagaimana

6
mencuci tangan yang baik dan mengapa harus menjaga kebersihan diri. Selain itu posyandu juga
memberikan larutan oralit dan merujuk orang yang terkena diare.

Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Kegiatan posyandu dilaksanakan dengan sistem 5 meja, dimana dari meja satu hingga
meja empat dikelola oleh kader posyandu dan meja lima dikelola oleh pihak puskesmas. 4 Setiap
pelayanan yang diberikan akan dicatat di KMS,termasuk pada saat penimbangan selain itu KMS
juga berisi tentang catatan mengenai pertumbuhan, perkembangan, imunisasi, penanggulangan
diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan
makanan pendamping ASI , pemberian makanan pada anak, dan rujukan ke puskesmas atau
rumah sakit, serta penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua mengenai kesehatan anaknya.16
Di posyandu pelaksanaannya dikenal dengan prinsip 5 meja. Prinsip 5 meja diantaranya
ada pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Tahapan
pertama, kader mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu (pada meja 1) yaitu nama bayi /
balita tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila
balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan
secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya. Selain itu, kader juga mendaftar ibu
hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada Formulir atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu
hamil tidak membawa balita, langsung dipersilahkan menuju ke meja 4.17

Kader di meja 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader meja 2. Kader di meja 2 menimbang dan mencatat hasil
penimbangan bayi / balita tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS. Setelah
ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada kader di
meja 3. Setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut. Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian
menuju ke meja 4.17

Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan
menjelaskan data KMS tersebut. Kader kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita,
baik dengan mengacu pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya. Apabila

7
tidak ada petugas kesehatan di meja 5 (pelayanan), kader dapat melakukan rujukan ke tenaga
kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, ibu hamil, atau
ibu menyusui. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar,
misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A,
oralit dan sebagainya. Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan, bidan, atau PLKB yang memberikan layanan antara lain Imunisasi, Keluarga
Berencana (KB), Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan
lainnya17

Pada tahap pelaksanaan, seringkali terjadi kesalahan dalam pembuatan data posyandu.
Seperti terjadi kesalahan dalam pembuatan data di posyandu yang dapat dipengaruhi oleh
kesalahan dalam pencatatan informasi karena masih menggunakan cara manual. Adapun faktor
yang mempengaruhi hal tersebut, bisa bermula dari tahap pendaftaran KMS dan balita yang
didata dengan yang ditimbang tidak sama. Karena terkadang ada anak balita yang tidak tahan
menunggu sehingga setelah mendaftar, ibunya membawa anaknya pulang. Bisa juga karena tidak
mahu mendaftar, hanya langsung melakukan penimbangan karena pendaftaran membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Kesimpulan

Dalam mewujudkan visi Indonesia sehat, posyandu sangat diperlukan karena posyandu
memiliki kegiatan- kegiatan yang bermanfaat seperti kesehatan ibu anak (KIA), keluarga
berencana (KB), imunisasi, gizi, penanggulangan diare yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi, balita dan ibu hamil. Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. Pelayanan yang ada
diutamakan bagi masyarakat luas terutama kelompok khusus yaitu ibu dan balita. Program
posyandu menggunakan pendekatan partisipatif masyarakat agar mereka dapat menolong diri
mereka sendiri dalam upaya pemecahan masalah kesehatan yang dialaminya. Keberhasilan
pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang kuat dari berbagai pihak, baik dukungan
moril, materil, maupun finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama, tekanan dan
pengabdian para pengelolanya termasuk kader. Apabila kegiatan Posyandu terselenggara dengan
baik akan memberikan kontribusi yang besar, dalam menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan
anak balita.

8
Daftar Pustaka

1. Syafrudin, Hamidah, Kebidanan Komunitas; Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC;


2007; p 16
2. Kajian Pustaka.com, Pengertian, Fungsi & Kegiatan Pokok Puskesmas; Updated on July
11, 2015, Accessed on November 17, 2015 Available from:
http://www.kajianpustaka.com/2015/07/pengertian-fungsi-kegiatan-pokok.html

3. Nugroho HA, Nurdiana D. Hubungan antara pengetahuan dan motivasi kader posyandu
dengan keaktifan kader posyandu di desa Dukuh Tengah kecamatan Ketanggungan
kabupaten Brebes. FIKkeS 2008;2(1):2
4. Wahyu GG. Obesitas pada anak. Yogyakarta: Bentang Pustaka;2009.h.27-31
5. Bintanah S. Gambar kegiatan posyandu dalam rangka deteksi dini gizi buruk di wilayah
puskesma Halmahera Semarang. Prosiding Seminar Nasional 2010;2(1):224,226
6. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. Penguatan posyandu demi pelayanan
kesehatan. Dipublikasikan 3 Mei 2013. Diakses dari
http://www.dinkesprovkepri.org/component/content/article/1-info/89-penguatan-
posyandu-demi-pelayanan-kesehatan, 16 November 2015.
7. Sanropie, Gunawan. Pengawasan kesehatan lingkungan pemukiman. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2010
8. Rice PL, Manderson L. Maternity and reproductive health in Asian societies. New York:
Routledge;2013. h.175-9
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman umum pengolahan posyandu.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006.h.26-31
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku kesehatan ibu dan anak. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2006.
11. Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi
keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006.
12. A. Aziz Alimul Hidayat. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika ;2008; h. 54.

9
13. Notoatmojo, Soekidjo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007; h. 60-7.
14. Merdawati L, Sabri R. Upaya perbaikan gizi balita melalui gerakan  keluarga sadar gizi
(kadarzi) di rw 01 kelurahan gurun laweh kecamatan naggalo padang. Warta Pengabdian
Andalas 2008; 14; h. 196-200.
15. Apriningsih. Indikator perbaikan kesehatan lingkungan anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.h.46.

16. PERSAGI. Kamus gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kompas;2009. h. 114-5,220

17. Posyandu Kota Bogor, Posyandu; Updated on 2011; Accessed on November 16, 2015
Available from: http://posyandu.org/posyandu/622-posyandu.html

10

Anda mungkin juga menyukai