Anda di halaman 1dari 11

ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

PWS KIA POSYANDU

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:


RAFIGA RADHA PRATIWI
IHSA NUR RAMADHANI
INAYA NURZAMAN
ANDINI OCTAFIANI
RISTA TIARA NINSI
PUTRI NOFRILIN PRATAMI
TIKA ANGGRENI
NI PUTU TANIA FEBRIANI
NIKOMANG WIDASTRI

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D-IV KEBIDANAN TINGKAT 3A
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Posyandu diselenggarakan untuk kpentingan masyarakat sehingga pembentukan,
penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam
bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita
untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereeka dapat memnatau
tumbuh kembang balita melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006).
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga
Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat.
Satu posyandu melayani sekitar 80-100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti letak
geografis, perumahan penduduk yang terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita lebih dari 100
orang, dapat dibentuk posyandu baru (Depkes RI, 2006).
Menurut Depkes RI (2001) meningkatkan kualitas pelayanan posyandu merupakan
tujuan khusus dari revitalisasi posyandu yang salah satunya yaitu meningkatkan pengelolaan
dalam pelayanan posyandu. Tujuan dari revitalisasi posyandu tersebut yaitu meningkatkan
kemampuan/pengetahuan dan keterampilan teknis serta dedikasi kader di posyandu,
memperluas sistem posyandu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan di hari
buka dan kunjungan rumah, menciptakan iklim kondusif untuk pelayanan dengan pemenuhan
sarana dan prasarana kerja posyandu, meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan
dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kegiatan posyandu dan memperkuat dukungan
pembinaan dan pendampingan teknis dari tenaga profesional dan tokoh masyarakat, termasuk
unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan indikator kinerja bagi pelayanan posyandu
yang mencakup pelayanan kesehatan ibu dan anak, KB, pemberantasan penyakit menular
dengan imunisasi, penanggulangan diare dan gizi serta adanya penimbangan balita. Sasaran
penduduk posyandu adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita.
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan
bimbingan teknis dari petugas kesehatan, Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu
sebanyak 5 orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu
dengan sistem layanan 5 meja atau 5 langkah kegiatan, yaitu : (1) Pendaftaran ; (2)
Penimbangan ; (3) Pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat ; (4) Penyuluhan ; (5)
Pelayanan Kesehatan sesuai Kewenangan (Depkes RI, 2006).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep dari posyandu balita?
b. Apa saja sistem kerja posyandu?

1.3 Tujuan
a. Untuk memahami konsep dasar dari posyandu
b. Untuk mengetahui dan memahami apa saja sistem kerja posyandu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dengan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).
Posyandu merupakan suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyrakat yang mempunyai nilai strategis dalam
mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu merupakan pusat kegiatan
masyrakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana (Meilani, 2009).

2.2 Sasaran
Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentang yakni ibu
hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu mencakup
pelayanan-pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan
keluarga berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan pembangunan
kesehatan (Depkes, 2009).

2.3 Tujuan
Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah sebagai berikut
:
a) Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI) baik ibu
hamil, melahirkan dan nifas.
b) Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
c) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyrakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyrakat sehat sejahtera.
d) Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
e) Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan
kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga serta mempercepat penurunan angka
kematian ibu, bayi dan balita.

2.4 Manfaat Posyandu


a. Bagi Masyarakat
 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi anak balita dan ibu
 Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk
 Bayi dan balita mendapatkan kapsul vit.A
 Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (FE)
serta imunisasi tetanus toxoid (TT)
 Ibu nifas memperoleh kapsul vit.A dan tablet FE
 Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan
anak
 Apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas, menyusui
dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas
 Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan anak balita
b. Bagi Kader
 Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap
 Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu
 Citra diri di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalm bidang
kesehatan
 Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu
c. Bagi Puskesmas
 Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan
kesehatan strata pertama
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat
 Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan
terpadu
d. Bagi sektor lain
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai dengan kondisi
setempat
 Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.

2.5 Bentuk Kegiatan Posyandu


Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan,
yaitu :
A. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu hamil Pelayanan meliputi :
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan.
 Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila
ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
 Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada
hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan
menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan
pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam
ibu hamil.
b) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi :
 Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan
lahir.
 Pemberian vitamin A dan tablet besi
 Perawatan payudara
 Senam ibu nifas
 Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan
pmeriksaan lochea.
c) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
 Penimbangan
 Penentuan status gizi
 Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
 Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB
suntik dan konseling KB.
3) Imunisasi Pelayanan
Imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan
Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program,
baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis
B, campak, polio, dan tetanus toxoid.
4) Gizi Pelayanan
Gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan
gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi (Fe).
Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah
endemis gondok.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain
dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula
garam.
B. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai
program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan
Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan
kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan
sistem lima meja :
 Meja I : Pendaftaran.
 Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita.
 Meja III : Pengisian KMS.
 Meja IV : Penyuluhan perorangan
 Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.

2.6 Sistem Kerja Posyandu


Menurut Muninjaya (1999), sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan yang
meliputi input, proses dan output.

A. Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan


posyandu, yang meliputi antara lain:

1) Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan


penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan
penyuluhan dan perlengkapan pelayanan.
2) Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan aparat
desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan program.
3) Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari pemerintah
maupun swadaya masyarakat
4) Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta
mekanisme pelayanannya.
B. Proses, dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
1) Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu
adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas
sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur
kerja yang jelas serta dipahami oleh kader posyandu
2) Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran, penimbangan,
pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Program
pokok yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima pelayanan yaitu
kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, penanggulangan diare dan
imunisasi
3) Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana kegiatan
pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal yang terencana
dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan, pemantauan dan
pemecahan masalah
4) Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan gizi
masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan kunjungan
harus direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapa yang
melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan kader
5) Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat posyandu
dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan kader, aparat
desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas pembina. Sedangkan di
tingkat kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan lintas sektor di kecamatan
lain yang berkaitan dengan kesehatan dan perbaikan gizi serta keluarga
berencana
6) Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan evaluasi
disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan. Umpan balik
berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok kerja personal baik
tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten
7) Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian
kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan
imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi
kerja kader.
C. Output adalah Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan
penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket perbaikan
gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan penyuluhan. Sedangkan
output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan status gizi, dan ibu hamil,
penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, berat badan lahir rendah dan
angka kesakitan.
Contoh Permasalahan dalam Posyandu
Kasus : kurangnya balita datang ke posyandu pada saat pandemi sehingga tumbuh kembang anak
tidak terpantau sesuai jadwal

Input :
Puskesmas Sangurara, Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga merupakan puskesmas yang
memiliki capaian terendah kunjungan balita ke posyandu pada tahun 2019, yaitu 51,3% dan
mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2018 kunjungan balita ke posyandu
mencapai 83,6% dan memperjelas semakin berkurangnya kunjungan balita ke posyandu
untuk setiap tahunnya. ( menurut kepala Puskesmas Sangurara, 2020).
Dari data yang dikumpulkan, kurangnya balita datang ke posyandu pada saat pandemi
dikarenakan oleh beberapa hal yaitu
 Kehawatirat ibu terhadap balitanya
 Pengetahuan ibu ke posyandu masih minim
 Ibu terlalu sibuk dengan pekerjaan
 Jarak antara tempat tinggal dan posyandu jauh

Proses :
 Memberikan edukasi kepada ibu tentang pentingnya imunisasi dan datang ke
Posyandu untuk memantau tumbuh kembang anak.
 Pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS (BB tidak naik 2 bulan atau di bawah garis merah → rujuk ke sarana
pelayanan kesehatan)
 Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
dalam setahun
 Pemberian vit.A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun
 Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA
 Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS

Output :
 Ibu sudah sering membawa anaknya ke posyandu sesuai dengan jadwal yang
ditentukan dari pihak posyandu/puskesmas
 Tumbuh kembang anak menjadi lebih baik
 Pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu dan anak dapat meningkat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dengan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi. Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok rentang
yakni ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita. Oleh sebab itu pelayanan Posyandu
mencakup pelayanan-pelayanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan
diare, dan keluarga berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan. Tujuan dikebangkan Posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan. Manfaat posyandu bagi kader, bagi puskesmas, maupun bagi
sektor lain bermacam-macam sesuai dengan perannya masing-masing. Akan tetapi masih
ada sektor yang mempengaruhi ketidakberhasilan posyandu itu sendiri. Sehingga angka
kematian bayi dan balita serta angka kematian ibu masih belum terjadi penurunan sesuai
dengan target yang diharapkan.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang profesional selain mengetahui dan melaksanakan
tindakan kebidanan yang sesuai dengan SOP, hendaknya juga dibekali dengan
pengetahuan mengenai perkembangan kesehatan bayi dan balita di Indonesia khususnya
tentang konsep posyandu balita dan faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan
posyandu tersebut. Sehingga sebagai tenaga kesehatan dapat memperbaiki perihal yang
telah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/346312555/M
AKALAH-POSYANDU-BALITA&ved=2ahUKEwiVhOKOr-
LzAhXG4zgGHRb8AJAQFnoECC0QAQ&usg=AOvVaw233Bui1vCNs3S
YMZNSdnac
http://www.indonesian-publichealth.com/manajemen-posyandu/
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/57839/16.LAMPIR
AN%20modul.pdf?sequence=16&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai