OLEH KELOMPOK 1 :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat tuhan yang maha esa, sebagai pencipta
atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Analisis Situasi Dari Sudut
Pandang Gender”
Penulis menyadari bahwa penyususnan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna memperbaiki dan kelengkapan penyusunan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Palu, 12 Juli
2021
Kelompok
1
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Konsep Analisis Gender.........................................................................................6
B. Tujuan Analisis Gender..........................................................................................6
C. Ruang Lingkup Analisis Gender............................................................................7
D. Jenis-jenis Analisis Gender....................................................................................7
BAB III............................................................................................................................11
KESIMPULAN................................................................................................................11
1. Kesimpulan..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesetaraan gender telah sejak lama diperjuangkan oleh pejuang feminis di
berbagai negara. Baik negara industri, maupun negara ketiga termasuk Indonesia.
Hal tersebut tidak terlepas dari problematika dari kaum perempuan sendiri, Dimana
adanya anggapan bahwaperempuan kurang atau bahkan tidak dapat memainkan
peran independen dalam tataran domestik publik. Di Indonesia sendiri bukanlah hal
yang baru bahwa perempuan sering mengalami proses ketidakadilan gender
melalui marginalisasi, subornasi, stereotipe serta menjadi korban kekerasan. Hal ini
bersangkutan dengan tarik menarik antara peran domestik dan peran publik
perempuan. Proses marginalisasi, yang mengakibatkan kemiskinan banyak sekali
terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan,
misalnya penggusuran, bencana alam, atau proses ekploitasi. Namun ada salah satu
bentuk pemiskinan atas satu jenis kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan yang
disebabkan oleh gender yang bersumber dari kebijakan Pemerintah, kekayaan,
tafsir agama, keyakinan tradisi dan kebiasaan atau bahkan asumsi ilmu
pengetahuan, sebagai contoh dalam tafsir agama islam yang menyebutkan bahwa
laki-laki dikodratkan untuk menjadi imam.
3
pencari nafkah”, masih membudaya di Indonesia. Sebuah pabrik rokok
misalnya, bisa memberi upah Rp.700,-per har, separuh dari yang diterima
buruh laki-laki (tahun 1990-an)
2. Pengambilan keputusan politik kemasyarakatan masih didominasi laki-laki.
Padahal, keputusan di bidang politik merupakan sistem yang mengatur
berjalannya keputusan yang bias gender dan merugikan perempuan.
3. Hampir semua perempuan, khususnya yang berpendidikan rendah atau tidak
berpendidikan sama sekali, hidup dalam dominasi laki-laki. Kekuasaan yang
diberikan kepada perempuan, yaitu kekuasaan untuk melayani, sangat tampak
dalam kegiatan domestik
4. Perempuan masih diikat dengan peran gandanya, apabila ia mempunyai
aktivitas di sektor publik. Peran ganda sebenarnya adalah beban ganda
5. Perempuan dibebani tanggung jawab keluarga secara sepihak, dan ini
membuat pandangan steriotipe yang menyudutkan perempuan yang
berkeluarga.
4
dilecehkan. Akibatnya, kepemimpinan perempuan rapuh dan potensional
diguncangkan. Sebagian besar peran kepemimpinan perempuan hanya dapat
dijunjung tinggi pada suatu lingkup keorganisasian perempuan, sekolah maupun
forum perempuan dan bidang-bidang yang khusus menangani masalah perempuan,
sebagai contoh Badan Pemeberdayaan Perempuan yang mana peran dan
kedudukan perempuan lebih diprioritaskan dalam hubungan keorganisasiannya
ataupun organisasi-organisasi perempuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep Analisis Gender
2. Apa tujuan analisis gender
3. Seperti apa ruang lingkup analisis gender
4. Apa saja jenis-jenis analisis gender
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui seperti apa konsep dari analisis gender
2. Untuk mengetahui tujuan dari analisis gender
3. Untuk mengetahui seperti apa ruang lingkup dari analisis gender
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari analisis gender
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Analisis Gender
Gender adalah kosakata yang berasal dari bahasa Inggris yang bermakna
“jenis kelamin”, dalam glosarium disebut sebagai seks dan gender. Gender
sendiri diartikan sebagai “suatu sifat yang melekat pada laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara social, kultural atau hubungan social
yang terkontruksi antara perempuan dan laki-laki yang bervariasi dan sangat
bergantung pada faktor-faktor budaya, agama, sejarah dan ekonomi. Gender
secara umum digunakan untuk mengidentifkasi perbedaaan laki-laki dan
perempuan dari segi social budaya. Semnetara itu, seks secara umum
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari
segi anatomi biologi.
6
Tujuan umum analisis gender adalah untuk menyusun kebijakan
program dan kegiatan pembangunan dengan memperhitungkan situasi dan
kondisikan kebutuhan-kebutuhan gender.
2. Tujuan Khusus
Memahami pengertian menganalisis posisi perempuan dan laki-laki :
a. Memahami pengertian analisis
b. Memahami tujuan analisis
c. Memahami langkah-langkah analisis gender
d. Memahami teknik analisis gender
e. Mampu melakukan analisis gender
7
4) Memetakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat
dan melihat faktor penyebab perbedaan (Puspitawati, 2012).
b. Penggunaan
Penggunaan kerangka analisis Harvard lebih cocok untuk
perencanaan proyek dibandingkan dengan perencanaan program atau
kebijakan. Kerangka ini juga dapat digunakan sebagai titik masuk
(entry point) gender netral dan digunakan bersamaan dengan kerangka
Analisis Moser untuk mencari gagasan dalam menentukan kebutuhan
strategik gender. Kerangka Harvard pada mulanya diuraikan di dalam
Overholt, Anderson, Cloud and Austin, Gender Roles in Development
Projects: A Case Book, 1984, Kumarian Press: Connecticut. Kerangka
ini terdiri atas sebuah matriks yang mengumpulkan data pada tingkat
mikro (masyarakat dan rumah tangga), meliputi empat komponen yang
berhubungan satu dengan lainnya (Puspitawati, 2012).
Komponen/langkah dalam teknis analisis gender model Harvard
meliputi analisis profil kegiatan 3 peran atau triple roles (terdiri atas
peran publik dengan kegiatan produktifnya, peran domestik dengan
kegiatan reproduktifnya dan peran kemasyarakatan dengan kegiatan
sosial budayanya), profil akses dan kontrol dan faktor yang
mempengaruhi kegiatan akses dan kontrol. Sedangkan parameter yang
digunakan adalah usia, alokasi waktu, jenis dan lokasi kegatan serta
pendapatan (Puspitawati, 2012).
c. Kelebihan
Berikut ini beberapa kelebihan teknik analisis gender model harvard,
antara lain:
1) Praktis dan mudah digunakan khususnya pada analisis mikro yakni
level komunitas dan keluarga.
2) Berguna untuk baseline informasi yang detail.
3) Fokus pada hal-hal yang kasat mata, fakta objektif, fokus pada
perbedaan gender dan bukan pada kesenjangan.
4) Mudah dikomunikasikan pada pemula.
8
d. Kekurangan
Berikut ini beberapa kekurangan teknik analisis gender model
harvard, antara lain:
1) Tidak fokus pada dinamika relasi kuasa dan kesenjangan
(inequality)
2) Tidak efektif untuk sumberdaya yang tidak kasat mata seperti
jaringan social.
3) Terlalu menyederhanakan relasi gender yang kompleks, kehilangan
aspek negosiasi, tawar-menawar dan pembagian peran (Lassa,
2010).
2. Model Moser
9
kegiatan dengan cara memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
10
BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12