Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ISU KONTEMPORER

Kurangnya Kesadaran Ibu Hamil Melahirkan di


Fasilitas Kesehatan

Oleh :

ULTARIE, A.Md.Keb
Golongan II Gelombang II
Angkatan XXIII Kelompok I

Pengampu Materi : Dr. KONDRAD SAWANG, M.PD

Lembaga Penyelenggara Pelatihan


BPSDM Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2023
BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang Isu

Isu dapat diartikan sebagai kesenjangan antara


harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi
isu merupakan masalah yang dikedepankan atau sebuah
topik yang sedang hangat diperbincangkan, yang belum
terpecahkan yang siap diambil keputusannya.

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan diatas isu


adalah suatu hal yang terjadi baik didalam maupun diluar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan
memberiksan efek negatif terhadap organisasi dan berlanjut
krisis. Maka diperlukan suatu keputusan yang bijak dalam
menanganinya. Isu-isu kontemporer dapat disimpulkan
suatu masalah atau persoalan atau sebuah topik yang
terjadi sekarang dan sedang hangat di perbincangkan saat
ini dan di perlukan sebuah keputusan untuk menanganinya.

Perkembangan Isu-isu Kontemporer sangat cepat di


karenakan berkembangnya teknologi yang tidak di sertai
dengan kesiapan pengguna teknologi menerimanya. Pusat
Kesehatan Masyarakat Pembantu merupakan jaringan
pelayanan Puskesmas yang memberikan pelayanan
Kesehatan secara permanen disuatu wilayah kerja Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Puskesmas Pembantu Merupakan bagian integral


Puskesmas, yang harus dibina secara berkala oleh
Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan Jangkauan
dan Mutu Kesehatan bagi masyarakat di wilayah
kerjanya ,Puskesmas Pembantu juga merupakan Ujung
tombak Puskesmas dalam sumber data Kesehatan.

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah organisasi


Fungsional yang menyelenggarakan upaya Kesehatan yang
bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat serta menggunakan teknologi
tepat guna dan menitik beratkan pada pelayanan untuk
masyarakat luas, guna mencapai derajat Kesehatan yang
optimal.

Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan ujung


tombak sumber data Kesehatan terkhususnya bagi Dinas
Kesehatan Kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
terdapat di Puskesmas yang di harapkan sebuah informasi
yang akurat yang dapat dijadikan pedoman dalam
penyususan perencanaan Kesehatan.

Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan


Kesehatan Masyarakat terkhususnya di Pustu desa Sei
Pudak dan saya selaku petugas Kesehatan didesa tersebut
sebagai Bidan Desa mendapati Permasalahan antara lain :

1. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Pemberian


Makanan Pendamping ASI
2. Kurangnya Pengetahuan Ibu hamil tentang
Pemberian Asi Ekslusif pada bayi 0-6 bulan
3. Kurangnya Kesadaran Ibu hamil melahirkan di
Fasilitas Kesehatan
4. Rendahnya Kesadaran Ibu Balita Melakukan
Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu
5. Rendahnya Minat Wanita Usia Subur
menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang
B. Tugas pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Bidan
1. Tugas Pokok
Tugas pokok bidan merupakan tugas utama yang
harus dijalankan oleh seorang bidan. Tugas pokok
tersebut berkaitan dengan ruang lingkup bidan
dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari. Dimana
tugas pokok bidan yang dikerjakan mencerminkan
kompetensi yang dimiliki oleh bidan tersebut.
Berikut adalah tugas pokok bidan yang antara lain
adalah:
a. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu
hamil (antenatal care)
b. Melakukan asuhan persalinan fisiologi kepada
ibu bersalin (postnatal care)
c. Menyelenggarakan pelayan terhadap bayi baru
lahir (kunjungan neonatal care)
d. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan
dukun bersalin diwilayah kerja puskesmas
e. Memberikan edukasi melalui penyuluhan
kesehatan reproduksi dan kebidanan
f. Melaksanakan pelayanan keluarga berencana
(KB) kepada wanita usia subur
g. Melakukan pelacakan keluarga berencana
(KB) kepada wanita usia subur
h. Mengupayakan diskusi Audit Maternal
Perinatal (AMP) bila ada kematian ibu dan bayi
i. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan
pelaporan terpadu

2. Fungsi
Adapun fungsi bidan adalah sebagai bidan
pengelola, bidan sebagai pendidik, bidan sebagai
pelaksana dan bidan sebagai peneliti
3. Uraian Tugas
Berikut uraian tugas bidan terampil
 melakukan pengkajian pada ibu hamil
fisiologis;
 melakukan pemeriksaan laboratorium
sederhana pada pelayanan kebidanan;

 merencanakan asuhan kebidanan kasus


fisiologis sesuai kesimpulan;

 memfasilitasi informed choice dan/atau


informed consent;

 melakukan tindakan pencegahan infeksi;

 memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/


personal hygiene;”

 memberikan vitamin/suplemen pada klien/


asuhan kebidanan kasus fisiologis;

 melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu


hamil;
 memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada
individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan;

 melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;

 melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;

 melakukan asuhan Kala III Persalinan


fisiologis;

 melakukan asuhan Kala IV Persalinan


fisiologis;

 melakukan pengkajian pada ibu nifas;

 melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6


jam sampai dengan hari ke tiga pasca
persalinan (KF 1);

 melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari


ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)

 melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari


ke 29-42 pasca persalinan (KF 3);

 melakukan asuhan kebidanan pada gangguan


psikologis ringan dengan pendampingan;

 melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini


(IMD) pada persalinan normal;

 melakukan asuhan bayi baru lahir normal;

 melakukan penanganan awal


kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
 memberikan Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;

 melakukan pelayanan Keluarga Berencana


(KB) oral dan kondom;

 memberikan Komunikasi Informasi dan


Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi
perempuan dan Keluarga Berencana (KB)
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;

 melakukan promosi dan edukasi tentang


perilaku pola hidup sehat untuk remaja
termasuk personal hygiene dan nutrisi;

 melakukan pendataan sasaran pada individu


(WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ ibu
nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah
kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;

 melakukan tabulasi sasaran pada individu


(WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu hamil/ ibu
nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);

 mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas


Diri (SMD) atau Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD);

 melaksanakan pelayanan kebidanan di


Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai
penugasan;
BAB II

TAHAP IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

A. Identifikasi Isu
1. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang
Pemberian Makanan Pendamping ASI
Ketidak pahaman ibu dalam memberikan MP
ASI adalah salah satu penyebab stunting karena
ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat
dan bergizi sehingga mengebabkan anaknya
kekurangan energi. Dengan memberikan MP ASI
yang benar dapat mencegah terjadi stunting pada
anak.
2. Kurangnya Pengetahuan Ibu hamil tentang
Pemberian Asi Ekslusif pada bayi 0-6 bulan
Asi Ekslusif adalah Asi yang di berikan kepada
bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa
menambahkan dan atau mengganti maknaan atau
minuman lain termasuk air putih, Untuk Pemberian
Asi Ekslusif yang benar maka perlu persiapan
pada waktu kehamilan, Pemberian Asi Ekslusif
juga merupakan salah satu cara mencegah
stunting pada anak.
3. Kurangnya Kesadaran Ibu hamil melahirkan di
Fasilitas Kesehatan
Sampai Saat ini angka Kematian Ibu dan Bayi
menjadi masalah dunia, melahirkan di Faskes
agar ibu hamil dan bayi dapat secara tepat dan
cepat dalam mendapatkan pelayanan Kesehatan
dan apabila ada komplikasi cepat di tangani
4. Rendahnya Kesadaran Ibu Balita Melakukan
Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu
Karena masih di temukan bebarapa jumlah
anak balita yang setelah di lakukan pemantauan
pertumbuhan ternyata mengalami stunting.
Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu
merupakan salah satu cara deteksi dini untuk
menemukan kasus Gizi kurang dan Gizi Buruk
dengan cara melakukan pengukuran tinggi badan,
berat badan, LILA dan Lingkar Kepala yang di
pantau setiap bulannya dan apabila ditemukan
kasus gizi kurang ataupun gizi buruk maka bayi
atau balita tersebut akan mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat oleh tenaga
Kesehatan.
5. Rendahnya Minat Wanita Usia Subur
menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang
Rendahnya Minat Wanita Usia Subur
menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang
Keluarga Berencana dapat menyelamatkan
kehidupan perempuan serta meningkatkan status
Kesehatan Ibu terutama dalam mencegah
kehamilan yang tak diinginkan, menjarangkan
jarak kelahiran mengurangi resiko kematiaan bayi
selain itu manfaat kontrasepsi jangka Panjang
secara ekonomi murah dan terjangkau.
B. Sumber Isu
Secara garis besar sumber isu dari 5
permasalahan yang didapat di Desa Sei Pudak
adalah berdasarkan fakta lapangan yang mana
permasalahan tersebut di dominasi oleh kebiasaan,
kepercayaan,adat istiadat masyarakat setempat,
keadaan ekonomi, dan terhasut hoax yang beredar
dimedia social.

C. Penyebab Isu

Isu 1 : - Kurangnya pemahaman ibu dalam


memberikan MPASI

- Pendidikan mempengaruhi pengetahuan


seorang ibu
- Keadaan ekonomi yang kurang
- Kurangnya edukasi dari petugas kesehatan

Isu 2 : - Kurangnya pengetahuan ibu tentang


pentingnya ASI Eksklusif

- Dukungan dari suami dan keluarga kurang


- Kurangnya edukasi dan penyuluhan dari
petugas kesehatan

Isu 3 : - Terpengaruh oleh adat, kebiasaan, dan


kepercayaan

- Dukungan dari suami dan keluarga kurang


- Keadaan ekonomi yang kurang
Isu 4 : - kurangnya pengetahuan dan pemahaman
ibu tentang tumbuh kembang

- Dukungan suami dan keluarga kurang


- Kurangnya edukasi dan penyuluhan
petugas Kesehatan

Isu 5 : - Kurangnya pengetahuan tentang KB

- Dipengaruhi oleh kebiasaan dan


kebanypercayaan
- Terhasut oleh hoax mengenai Metode
kontrasepsi jangka panjang yang banyak
beredar disosial media

D. Menentukan Isu Metode APKL


Alat analisis kriteria isu yang di gunakan
adalah analisis APKL ( Aktual, Problemetika,
Kekhalayakan, Kelayakan)
APKL merupakan kriteria dari :
Aktual : Sedang terjadi
Problematik :Masalah mendesak untuk
dipecahkan
Kekkhalayakan : Menyangkut hajat hidup
orang banyak
Layak :Logis, pantas, realistis dan
dapat dibahas
Tabel 1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu APKL dan
USG

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnyas
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya s
1 Sangat kurang pengaruhnya

Tabel 2

No ISU A P K L JUMLAH PERINGKAT


1 Kurangnya pengnetahuan
ibu tetang pemberian MP- 5 4 3 2 14 2
ASI
2 Kurangnya pengetahuan ibu
hamil tentang pemberian ASI
4 3 3 2 12 3
Eksklusif pada bayi 0-6
bulan
3 Kurangnya kesadaran ibu
hamil melahirkan di fasilitas 5 5 4 4 18 1
Kesehatan
4 Rendahnya kesadaran ibu
balita melakukan
3 2 2 2 9 4
pemantauan pertumbuhan
balita di posyandu
5 Rendahnya minat Wanita
usia subur menggunakan 3 2 2 1 8 5
kontrasepsi jangka panjang
Analisis Isu dengan Alat Analisis APKL
Dari kriteria isu yang di dapatkan rangking 3 terbesar
kemudian dilakukan analisis lanjutkan yaitu analisis kualitas
isu dengan alat analisis USG.

E. Menetapkan Isu Metode USG


Penentuan kualitas Isu di lakukan dengan
menggunakan analisis USG ( Urgenscy, Seriousnes,
Growth). USG Merupakan salah satu metode untuk
menetapkan urutan prioritas dengan teknik skoring.
Pada tahap ini masing-masing masalah dinilai tingkat
resiko dan dampaknya. Dengan menggunakan skala
nilai 1-5, semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa isu
tersebut sangat urgen dan sangat serius ditangani,
bila telah didapatkan jumlah skor maka dapat
menentukan prioritas masalah.

USG merupakan kriteria dari :

Urgency : Seberapa mendesak isu harus di


bahas, dianalisis dan ditindaklanjuti

Seriousness : Seberapa serius isu itu di bahas di


kaitkan dengan sebab dan akibat
Yang ditimbulkan

Growth : Seberapa besar kemungkinan


memburuknya isu tersebut jika tidak
Ditangani sebagaimana mestinya
Tabel 3

Analisis Kualitas Isu dengan Menggunakan Alat Analisis


USG
Kriteria
No Penilaian Masalah Jumlah Rangking
U S G
Kurangnya pengnetahuan ibu
1 4 3 2 9 3
tetang pemberian MP-ASI
Kurangnya pengetahuan ibu
2 hamil tentang pemberian ASI 4 4 3 11 2
Eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Kurangnya kesadaran ibu hamil
3 5 5 4 14 1
melahirkan di fasilitas Kesehatan

Dari hasil analisis kualitas isu dengan menggunakan


alat analisis USG maka isu masalah yang di manjadi
prioritas utama yaitu tentang “Kurangnya Kesadaran Ibu
Hamil Melahirkan difasilitas Kesehatan”
BAB III

PENETAPAN ISU

1. Penetapan Isu Terpilih


Berikut 5 masalah yang terjadi di instansi kerja
terkhususnya di Pustu Desa Sei Pudak
a. Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang Pemberian
Makanan Pendamping ASI
b. Kurangnya Pengetahuan Ibu hamil tentang
Pemberian Asi Ekslusif pada bayi 0-6 bulan
c. Kurangnya Kesadaran Ibu hamil melahirkan di
Fasilitas Kesehatan
d. Rendahnya Kesadaran Ibu Balita Melakukan
Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu
e. Rendahnya Minat Wanita Usia Subur
menggunakan Kontrasepsi Jangka Panjang

Berdasarkan analisis yang telah digunakan yaitu


menggunakan analisis APKL dan USG maka di dapat
satu permasalahan yang harus diselesaikan, Yaitu “
Kurangnya Kesadaran Ibu Hamil Melahirkan
difasilitas Kesehatan”
2. Gagasan Kreatif Penyelesaian Masalah
a. Berkoordinasi dengan bidan koordinator di
puskesmas untuk kegiatan posyandu ibu hamil
b. Melakukan penyuluhan kepada ibu hamil
c. Meningkatkan peran kader posyandu
d. Mengoptimalkan penempelan stiker P4K
( Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)
e. Menjalin Kerjasama dengan dukun kampung
f. Melakukan Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai