PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
gizi dan penanggulangan diare mempunyai kontribusi terhadap penurunan AKB dan anak
balita. Adanya keterbatasan dalam pelayanan posyandu yaitu pelayanan kesehatan bagi
ibu tidak dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga perlu diupayakan peningkatan
pelayanan kesehatan ibu melalui polindes. Adanya kebijakan dari Departemen Kesehatan
Salah satu upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah
posyandulah tempat paling cocok untuk memberikan pelayanan kesehatan pada balita
secara menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu disini kami membahas tentang
Posyandu dan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
PEMBAHASAN
1. Posyandu
bayi.
satu
bulan sekali diberikan oleh pemberi pelayanan kesehatan dan terdiri dari
2. Pelayanan Imunisasi
pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita (Shakira,
2009).
Pembangunan
Manusia dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu
1. Tujuan Umum
Menunjang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB)
2. Tujuan Khusus
kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare.
Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bulan Februari dan
Agustus (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.
Berat badanya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat badan
bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna di bawahnya.
Berat badan dibawah garis merah
Merupakan awal tanda balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau
PMT, PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 104)
2. Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom, ppiill
6
suntik KB.
3. Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam imunisasi yang
diberikan di posyandu adalah:
BCG untuk mencegah penyakit TBC.
DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat
untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi
balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa pemberian penyuluhan tentang
ASI, status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang
anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).
5. Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127). Melakukan rujukan
pada penderita diare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen
Kesehatan RI. 2006: 129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader
posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi Kesehatan.2012) menyebutkan
bahwa manfaat posyandu adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi
buruk.
c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
dengan kegiatan :
lain)
seperti sarana
sarung). Pita LILA, obat gizi (kapsul vitamin A, tablet tambah darah, oralit),
alat bantu
berikutnya.
b. Pelaksanaan Posyandu
1. Pendaftraran
- Pendaftaran balita
- Pendaftaran PUS
2. Penimbangan
l- Mempersiapkan
dacin
- Menimbang balita
kejadian yang dialami anak daalam KMS dan menyalin semua data
dalam SIP
- Ibu hamil
hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat
- PUS/WUS
4. Penyuluhan
kondisi anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut
- Kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari posyandu, yang
: a. Meja I
pendaftaran. b. Meja II
c. Meja III
d. Meja IV
e. Meja V
hamil, program keluarga berencana dan pemberian tablet besi dan vit.A)
(Runjati, 2011).
tingkat perkembangan yang sangat maju, disisi lain masih banyak posyandu yang
penimbangan kurang dari 8 kali pertahun, kader aktifnya kurang dari 5 orang,
pencapaian cakupan kurang dari 50%, tidak ada program tambahan, serta
pelaksanaan kegitan lebih dari 8 kali pertahun dan jumlah kader rata-rata 5
orang atau lebih, pencapaian 5 cakupan program kurang dari 50%, belum
kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, pencapaian 5
cakupan
program lebih dari 50%, sudah ada program tambahan, serta sudah ada
lebih darai 8 kali pertahun dan jumlah kader tugas 5 orang atau lebih,
pencapaian
serta sudah ada dana sehat lebih dari 50% kepala keluarga.
3. Cakupan kegiatan.
4. Program tambahan.
5. Dana sehat/JPKM.
Posyandu.
sebagai berikut:
a. Posyandu pratama (warna merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya
belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan ini dinilai ‘gawat’
sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinya kader yang ada perlu
ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun
dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program
utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
– Pelatihan Toma dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda simulasi.
– Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat.
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali per
tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya
(KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin
sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program
utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana Sehat telah menjangkau lebih dari 50%
KK. Intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut
menggunakan prinsip JPKM.
2. Polindes
Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang didirikan
masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari
pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan
kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan. (Ambarwati retna,2009).
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai kelengkapan
dari pembangunan kesmas untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
Keluarga Berencana (KB) dikelola oleh bidan desa (bides) bekerjasama dengan dukun bayi
dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta masyarakat didalam
menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya,
termasuk KB di desa. (Dinkes, 1999)
7. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan opersional
berasal dari masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan antara wakil masyarakat
melalui wadah LKMD dengan bidan desa tentang pengaturan biaya operasional
dan tarif pertolongan persalinan di polindes.
8. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling terkait.
b. Fungsi polindes
bidan.
e. Memberikan pelayanan KB.
dasa wisma).
wisma).
j. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta
kepada puskesmassetempat.
· Ibu hamil
· Ibu menyusui
· Ibu nifas
· Kader
· Masyarakat setempat
1. ke puskesmas(kecamatan)
2. rumah sakit tipe C/D(kabupaten)
mengelola polindes.
b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara lain bidan
kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur Tinggi
Badan, Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %, obat – obatan sederhana dan uterotonika,
buku-buku pedoman KIA, KB dan pedoman kesehatan lainnya, inkubator sederhana.
1. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi
cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m2.
a. Pra tama
– Sarana air bersih : tersedia air bersih, belum ada sumber air
, tapi ada MCK
% c. Purnama
– Sarana air bersih : tersedia air bersih, sumber air dan MCK
–
tinggal di desa
c. Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggal, berupa penyediaan tempat untuk
pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan polindes, penggerakan
sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa.
d. Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/ kamar yang memenuhi
persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupunperalatan minimalyang
dibutuhkan
tarif
pelayanankesehatan dipolindes.
dalam gedung
2.8. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Polindes
Pencatatan dan pelaporan Polindes dilaksanakan seperti yang berlaku untuk praktik bidan
secara perorangan yang terdapat pada pasal 27 Bab VII Permenkes No.
900/Menkes/SK/VII/2002Yaitu:
peraturanyang berlaku:
Identitas pasien
Data kesehatan
Data persalinan
Data bayi yang dilahirkan (panjang badan dan berat badan)
Tindakan dan obat yang diberikan
balita dan KMS ibu ibu hamil atau KIA,yang telah diisi dengan
untukdibawa pulang.