Kelompok 3
Disusun Oleh :
Sarinilasih P17331122522
2022
A. Pengelolaan Posyandu
1. Pengertian Posyandu
2. Tujuan Posyandu
Menurut Ari Istiany (2014) Tujuan posyandu dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus, yang diuraikan sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. Sasaran Posyandu
a. Bayi
b. Anak balita
c. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
d. Pasangan Usia Subur (PUS)
4. Fungsi Posyandu
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
5. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat
1) Untuk memeperoleh informasi kesehatan untuk menurunkan angka
kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak
Balita (AKABA).
2) Memperoleh layanan yang baik dan professional
3) Efisisensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar
b. Bagi Puskesmas
1) Mengoptimalisasi kinerja puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
kesehatan, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan
2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat
3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat
c. Bagi Sektor lain
1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan terutama menurunkan anaka kematian ibu, angka
kematian bayi dan angka kematian balita seseuai dengan kondisi
setempat.
2) Meningkatkan efisisensi pemberian pelayanan kesehatan secara
terpadu sesuai dengan kinerja atau tugas masing- masing.
6. Pengelolaan Posyandu
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih,
bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap pelayanan
sosial dasar masyarakat di Posyandu.Pengelola Posyandu dipilih dari dan
oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria
pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat
setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
7. Kader Posyandu
Kader posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota
masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk
menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.
8. Kegiatan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Utama
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi
fundus uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca
persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh
kader. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu
atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
b. Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi.
2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama).
3) Perawatan payudara.
4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaanpayudara,
pemeriksaan tinggi fundusuteri (rahim) dan pemeriksaan lochia
oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan Anak balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus
dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu kreativitas
tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu
menunggu giliran pelayanan,anak balita sebaiknya tidak digendong
melainkan dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu disediakan
sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan dan konseling
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB.
Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga
yang terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program
terhadap bayi dan ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan
yang diberikan meliputi penimbangan beratbadan, deteksi dini gangguan
pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi, pemberian makanan
tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila
ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat
badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah
(BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau
Poskesdes.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu
dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih
lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
b. Kegiatan Pengembangan/Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan utama yang
telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya: perbaikan kesehatan
lingkungan, pengendalian penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut
dengan nama Posyandu Terintegrasi.
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan
utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%,
serta tersedia sumber daya yang mendukung. Penetapan kegiatan baru
harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari
hasilSurvey Mawas Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).Pada saat ini telah dikenal
beberapa kegiatan tambahan Posyandu yang telah diselenggarakan antara
lain:
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas Ibu Hamil dan Balita.
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar
Biasa (KLB), misalnya: Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA),
Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri,
Pertusis, Tetanus Neonatorum.
4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB
– PLP).
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan
pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL)
11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan
penyandang masalah kesejahteraan social.
1. Definisi
a. Langkah 1 (Meja 1)
b. Langkah 2 (Meja 2)
c. Langkah 3 (Meja 3)
d. Langkah 4 (Meja 4)
e. Langkah 5 (Meja 5)
A. Timbangan Dacin
1. Persiapan Timbangan Dacin
a. Gantung dacin pada tempat yang kokoh
b. Letakkan bandul geser pada angka nol, jika ujung kedua paku
timbang tidak dalam posisi lurus, maka timbangan perlu diganti
dengan yang baru.
c. Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata
penimbang.
d. Pastikan bandul geser berada pada angka NOL.
e. Pasang sarung timbang pada dacin.
f. Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang
dengan memberi kantung plastik/bandul berisikan pasir/ beras/kerikil
di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas tegak lurus.
Diupayakan bandul penyeimbang dapat digeser/ dikurangi dan
ditambah kerikil untuk menyesuaikan berat sarung timbang.
2. Pelaksanaan Penimbangan
a. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan bantuan ibu/
pengantar
b. Kader membaca berat badan balita dengan melihat angka di ujung
bandul geser.
c. Kader mengembalikan bandul ke angka nol dan meminta ibu/
pengantar mengeluarkan balita dari sarung timbang.
d. Kader mencatat hasil penimbangan dengan benar
e. Kader mengganti sarung timbang untuk setiap anak dan mengatur
letak bandul penyeimbang dengan cara menggesernya
f. Seimbangkan dacin sampai kedua jarum tegak lurus.
B. Timbangan Digital.
1. Persiapan Timbangan Digital:
a. Pasang baterai pada timbangan digital
b. Letakkan timbangan di tempat yang datar dan cukup cahaya
c. Nyalakan timbangan, dan pastikan angka yang muncul pada layar
baca adalah 0,0
d. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan anak timbangan minimal 5
kg
2. Pelaksanaan Penimbangan
a. Jika anak berusia kurang dari 2 tahun dan belum dapat berdiri
sendiri, timbang anak dengan ibunya dengan cara:
1. Sebelum ditimbang bersama ibu/pengantar, kader membantu ibu
menggendongkan bayi dengan dialasi kain sarung bersih yang
dibawa ibu
2. Ibu melepas alas kaki, kemudian ibu berdiri diatas timbangan,
selanjutnya nyalakan timbangan hingga muncul angka 0.0 pada
layar baca.
3. Kader menyerahkan bayi kepada ibu, lalu membaca dan
mencatat hasil penimbangan.
b. Jika anak berumur 2 tahun dan akan berdiri di atas timbangan,
timbang berat anak sendiri. Jika anak melompat dari timbangan
atau tidak mau berdiri, gunakan prosedur penimbangan seperti di
atas.
1. Nyalakan timbangan. Ketika angka 0.0 tampak pada layar baca,
timbangan siap digunakan.
2. Lepaskan sepatu, pakaian luar anak dan aksesoris lainnya.
Upayakan anak ditimbang dengan pakaian seminimal mungkin.
3. Anak berdiri tepat di tengah timbangan dan tetap berada di
atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar
timbangan.
4. Baca dan catat berat badan anak.
3. Pengukuran Lika
9. Isi kolom pemberian Asi Eksklusif ( Beri tanda v bila pada bulan
tersebut bayi masih diberikan ASI saja, tanpa makanan dan
minuman lain selain ASI. Bulan tersebut dan bulan berikutnya
disi dengan (-)).
2. Plotting KMS
a. Letakkan ploting titik berat badan hasil penimbangan
b. Hubungkan titik berat badan ini (hasil penimbangan) dengan
berat badan bulan lalu.
Contoh :
Keterangan :
a. TIDAK NAIK, grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan dibawahnya atau kenaikan berat
badan kurang dari KBM (<800 g)
b. NAIK, grafik berat badan memotong garis
pertumbuhan di atasnya atau kenaikan berat badan
lebih dari KBM (>900)
c. NAIK, grafik berat badan mengikuti garis
pertumbuhannya atau kenaikan berat badan lebih
dari KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK, grafik berat badan mendatar atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (>400 g)
e. TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau
kenaikan berat badan kurang dari KBM (<300 g)
Temukan panjang badan (cm) anak pada garis mendatar dan tarik garis
ke atas. Temukan berat badan (kg) anak pada garis vertikal dan tarik garis
ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.
b. Grafik berat menurut umur (BB/U)
Temukan umur (bulan) anak pada garis mendatar dan tarik garis ke atas.
Temukan berat badan (kg) anak pada garis vertikal dan tarik garis ke
kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.
c. Grafik panjang menurut umur (PB/U).
Temukan umur (bulan) anak pada garis mendatar dan tarik garis ke atas.
Temukan panjang badan (cm) anak pada garis vertikal dan tarik garis ke
kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.
d. Grafik Lingkar Kepala menurut umur (LK/U)
Temukan umur (bulan) anak pada garis mendatar dan tarik garis ke
atas. Temukan lingkar kepala (cm) anak pada garis vertikal dan tarik garis
ke kanan. Lihat pertemuan kedua garis dan tandai dengan titik.
1. Pengertian Penyuluhan
1) Bersikap sabar
2) Mendengarkan dan tidak mendominasi
3) Menghargai dan rendah hati
4) Mau belajar
5) Bersikap sederajat dan akrab
6) Tidak menggurui
7) Tidak memihak, menilai, dan mengkritik
8) Bersikap terbuka
9) Bersikap positif
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2021. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Kemenkes RI. 2018. Buku Saku Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2017.
Jakarta: Direktorat Kesehatan Masyarakat.