Status gizi masyarakat yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan kesehatan dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara
keseluruhan. Hal tersebut tercermin pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan per kapita. IPM
yang rendah antara lain dipengaruhi oleh status gizi dan kesehatan yang berdampak
pada tingginya angka kematian bayi, balita, dan ibu (Cornelia, et al., 2010). IPM
diperhatikan mulai dari usia balita. Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, oleh karena itu kelompok usia balita perlu mendapat
perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Gizi
berperan penting dalam kesehatan.
Gizi mempengaruhi proses tumbuh kembang pada anak, memelihara kesehatan umum,
mendukung aktivitas kehidupan sehari-hari, dan melindungi tubuh terhadap penyakit.
Asupan makanan dalam jumlah dan jenis zat gizi yang sesuai kebutuhan sangat
penting bagi orang sehat maupun orang sakit. Asupan zat gizi ialah banyaknya zat gizi
yang masuk kedalam tubuh sehingga dapat menjaga atau menentukan kesehatan
tubuh. Asupan makanan atau gizi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang
anak. Status gizi merupakan kondisi keseimbangan asupan zat gizi terhadap
kebutuhannya dan dikatakan status gizi baik bila berada dalam keadaan sesuai.
Masalah gizi dapat memberikan efek yang serius pada balita, seperti kegagalan
pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan, bahkan dapat
mengakibatkan kematian pada balita. Kejadian ini dapat dihindari bila ibu balita memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai pemberian makanan dan mengatur makanan balita
dengan baik. Kurangnya pengetahuan orang tua balita tentang gizi dapat menimbulkan
masalah terkait gizi pada anak, oleh karena itu pengetahuan orang tua tentang gizi
merupakan kunci keberhasilan baik atau buruknya status gizi pada balita. Status gizi
balita dapat diperbaiki dengan memberikan edukasi mengenai kesehatan balita dan
anak kepada ibu balita agar ibu dapat merubah pola pemberian makan hingga pola
asuh anaknya. Edukasi gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui
penyuluhan, konseling dan lainnya.
1. Pengertian Status Gizi
Status gizi menurut Kemenkes RI dan WHO adalah adalah keadaan yang
diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan
nutrisi yang diperlukan tubuh untuk metabolisme.
Indikator penilaian status gizi yang bisa dipakai untuk anak usia di bawah 5 tahun
adalah berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U), dan
berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB).Ketiga indikator tersebut dapat
menunjukkan apakah seseorang memiliki status gizi yang kurang, pendek (stunting),
kurus, dan obesitas.
a. Konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi
yang memenuhi syarat gizi seimbang.
b. Penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit
menular terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA).
Hal ini terjadi karena lingkungan dan kualitas hidup yang kurang sehat.
c. Ketersediaan pangan di keluarga, pola asuh, dan juga akses informasi
mengenai gizi dan kesehatan.
Pemberian makanan yang baik pada anak biasa dikenal dengan pemberian
makanan dengan menu 4 bintang. Dimana dalam makanan yang dikonsumsi
harus terdapat karbohidrat, protein nabati, protein hewani dan sayuran.
Contoh menu 4 bintang : Nasi, Daging ayam, Tempe dan bayam
HIPERTENSI
Pengerian Hipertensi
Hipertensi adalah istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi ini
dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa
sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi
darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam
tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa
keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin
sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.
Dalam menerapkan diet DASH terdapat syarat-syarat yang harus diperhatikan, yaitu:
Selain itu, terdapat jenis-jenis bahan makanan yang dianjurkan dan tidak anjurkan
untuk dikonsumsi saat menjalankan diet DASH, diantaranya:
Sumber Bahan makanan yang Bahan makanan tidak dianjurkan
dianjurkan
Karbohidrat Utamakan beras tumbuk, beras Produk makanan jadi : pie, croissant,
merah, pasta, macaroni, roti cake, pastries, muffin, donat, biscuit,
tinggi serat, sereal, ubi kentang. cream pasta, krakers berlemak
Kue buatan sendiri dengan
menggunakan sedikit
minyak, lemak tak jenuh
Protein hewani ( 3-4 Ikan, ungags tanpa kulit, daging Daging gemuk, daging angsa, bebek,
porsi sehari)
kurus, seperti domba dengan ikan goreng, daging kambing,
potongan tipis. Hidangan laut babi, jeroan, bacon, sosis
dan kerang kerangan konsumsi
seperlunya,
Telur Putih telur dengan Kuning telur 2-4 butir/ minggu
substansi bebas kolesterol atau
rendah kolesterol
Susu dan produk olahan Susu skim, yoghurt rendah Susu whole, susu kental manis,
(2-3 porsi sehari)
lemak. Keju rendah lemak, youghurt dari susu penuh, keju
tinggi
lemak, krimmer
Protein nabati Tempe, tahu, kacang Sumber protein nabati yang dimasak
kacangan, dengan santan dan digoreng
dengan minyak jenuh