Anda di halaman 1dari 32

PERAN GIZI PADA BAYI

DAN BALITA
Kelompok 4:
 Heksa Agnesya M.P
 Huwaida Zalfa Putri A
 Rahma Zahra
 Selfia Herlita
 Shafirah Ramadhani
A. Kebutuhan Zat Gizi Pada Bayi,Balita dan Faktor yang
Mempengaruhinya

Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus. Status gizi
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam
pertumbuhan manusia. Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan.

Bayi bisa dikelompokkan menjadi tiga:


1. Bayi cukup bulan
2. Bayi premature
3. Bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR)
Akibat kekurangan gizi,bayi yang dilahirkan berat
badannya kurang dan kurang sehat (Departemen
Kesehatan RI 1992).
Cara mencegahnya adalah :
1. Porsi makan ibu hamil untuk dua orang,artinya
menambah satu piring dari biasanya setiap
kali makan
2. Makan beraneka ragam setiap hari
3. Mengkonsumsi satu tablet penambah zat besi

AIR SUSU IBU


​Makanan utama bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI) sehingga
perlu dipersiapkan sebelum bayi lahir(2-3 bulan
sebelum melahirkan
Kolestrum memberikan air,protein dan lemak,laktosa,mineral,vitamin dan antibody
yang melindungi bayi dari infeksi terutama terhadap kuman yang menyebabkan
gastroenteritis.

PENGGUNAAN AIR SUSU IBU


​Makanan dan minuman bayi,menurut Departemen Kemenkes RI 1992, adalah
sebagai berikut :
1. Bayi baru lahir-3 bulan Air Susu Ibu
2. Bayi 4-6 bulan: ASI,makanan lumat seperti bubur dan buah-
buahan
3. Bayi 7-12 bulan:ASI,makanan lembek seperti nasi tim dan
buah-buahan

Tips Untuk Ibu tentang makanan bayi


1. Pada usia 4 bulan
2. Pada usia 6 bulan
3. Pada usia 8 bulan
4. Pada usia 12 bulan
Kebutuhan Zat Gizi Bayi 0-6 bulan

Bayi yang baru lahir memerlukan perhatian khusus karena


pencernaan mereka belum sempurna sehingga belum bias
mencerna makanan dengan baik.
Adapaun hal – hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Bayi yang dilahirkan dengan kondisi normal sebaiknya
diberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif sebagai makanan
pertamanya.
2. ASI Eksklusif artinya bayi tidak diberikan makanan lain
selain asi selama 6 bulan dan pemberian asi sebaiknya
dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun dengan
makanan pendamping ASI.
3. Pemberian ASI mempunyai keunggulan yang
bermanfaat baik bagi ibu maupun bayi.
Kebutuhan Zat Gizi Anak Usia 6-24 Bulan
Usia ini sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak
sehingga semua kebutuhan gizinya harus terpenuhi.
Zat gizi yang mereka perlukan adalah :
1. Energi
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin A
5. Vitamin C
6. Iodium/ yodium
7. Kalsium
8. Zinc/ zat seng
9. Zat besi
10. Asam folat
Usia 6-24 bulan pertumbuhan dan perkembangan
fisik juga psikologis anak terjadi secara cepat.

Makan makanan yang tidak bergizi seimbang dapat


berakibat :
• Menghambat dan mempengaruhi pertumbuhan
anak
• Mengganggu perkembangan kecerdasan,
pertumbuhan fisik dan mentalnya
Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 2-5 Tahun

Di usia ini anak memasuki usia pra sekolah dan


mempunyai risiko besar terkena gizi kurang.

Zat gizi yang mereka perlukan adalah :


1. Karbohidrat
2. Protein
3. Mineral dan vitamin

Agar kebutuhan gizi yang diperlukan oleh tubuh


terpenuhi, anak perlu dibiasakan untuk makan
makanan yang bergizi seimbang.
B. Status Gizi Balita

1. Pengertian Status Gizi


​Almatsier (2009:9) memberikan penjelasan mengenai
status gizi sebagai berikut.

Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara
efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,
perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Menurut Harvard dalam Notoatmodjo (2011:239), klasifikasi
status gizi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Gizi baik (well nourished)


Gizi baik, adalah apabila berat badan bayi/anak menurut
umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
b. Gizi kurang (under weight)
Gizi kurang, adalah apabila berat badan bayi/anak
menurut umur berada di antara 60,1% - 80% standar
Harvard.
c. Gizi buruk (severe PCM)
Gizi buruk, adalah apabila berat badan bayi/anak
menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.
2. Pengukuran Status Gizi Balita

Di Indonesia cara yang paling umum dan sering digunakan


adalah penilaian status gizi secara antropometri, karena lebih
praktis dan mudah dilakukan. Secara umum antropometri
artinya ukuran tubuh.
“Status gizi anak diukur berdasarkan umur (U), berat badan
(BB), dan tinggi badan (TB). Berat badan anak ditimbang
menggunakan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg,
panjang atau tinggi badan diukur menggunakan ukur
panjang/tinggi dengan presisi 0,1 cm. Variabel BB dan TB/PB
anak balita disajikan dalam bentuk tiga antropometri, yaitu
BB/U, TB/U, dan BB/TB” (Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI, 2015).
​Variabel-variabel yang digunakan untuk pengukuran
antropometri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Umur
Umur merupakan variabel yang penting dalam
penentuan status gizi balita.

b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang
memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan
tubuh.

c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan
yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek.
C. Masalah Gizi pada Bayi, Balita dan
Faktor yang Mempengaruhinya
• Gizi adalah nutrisi yang harus dipenuhi oleh tubuh bahkan saat masih
dalam kandungan. Jika terlambat, akan banyak akibat yang
ditimbulkan dan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Kekurangan
maupun kelebihan asupan zat gizi pada balita dapat mempengaruhi
status gizi dan status kesehatannya. Ada beberapa masalah gizi yang
biasa diderita balita sebagai berikut:
I. KEP (Kurang Energi Protein) atau Protein Energy
Malnutrition
• KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia
(BB/U) baku WHO-NCHS. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan KEP, yaitu :
• 
• a. Penyebab Langsung
• Penyebab langsung terjadinya KEP (Kurang Energi Protein) yaitu makanan dan penyakit
infeksi yang mungkin diderita anak.
• b. Penyebab Tidak Langsung
• Penyebab tidak langsung timbul karena 2 faktor, yaitu :
1. Kurangnya ketersediaan pangan dikeluarga menunjukkan adanya kerawanan ketahanan
pangan keluarga.
2. Pola pengasuhan anak yang tidak memadai.
Ada 3 tipe KEP sebagai berikut :
A. Tipe Kwashiorkor

Kwashiorkor terjadi akibat kekurangan protein. Penyakit


gangguan gizi ini banyak dijumpai pada usia anak 1 – 3
tahun. Orangtua biasanya tidak menyadari bahwa
anaknya sakit. Hal ini disebabkan kebutuhan energinya
tercukupi sehingga berat badan menjadi normal.
Apalagi ditambah dengan adanya oedem (sembap) pada
badan anak karena kekurangan protein.
Gejalanya :
Oedem pada kaki dan muka (moon face)
Rambut berwarna jagung dan tumbuh jarang
Perubahan kejiwaan seperti apatis, wajah memelas,
cengeng, dan nafsu makan kurang
Muncul kelainan kulit mulai dari bintik-bintik merah
yang kemudian berpadu menjadi bercak hitam.
B. Tipe Marasmus
Marasmus terjadi akibat kekurangan energi.
Gangguan gizi ini biasanya terjadi pada anak usia
tahun pertama yang tidak mendapat cukup ASI (Air
Susu Ibu).
Gejalanya :
Berat badan sangat rendah
Kemunduran pertumbuhan otot (atrophi)
Wajah anak seperti orangtua (old face)
Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
Cengeng dan apatis (kesadaran menurun)
Mudah terkena penyakit infeksi
Kulit kering dan berlipat-lipat karena tidak ada
jaringan lemak dibawah kulit
Sering diare
Rambut tipis dan mudah rontok
C. Tipe Kwashiorkor Marasmus
• Penyakit ini timbul jika makanan sehari-hari anak tidak cukup
mengandung energi dan protein untuk pertumbuhan normal.
Penyakit ini memiliki gejala klinik marasmus dan kwashiorkor. Selain
menampakkan ciri-ciri dari Marasmus dan Kwashiorkor serta
menurunnya berat badan 60% dari berat normal. Marasmus dan
Kwashiorkor fenomena penyakit Indonesia dimana anak-anak tidak
mendapatkan asupan gizi yang memadai.
II. Obesitas

Anak akan mengalami berat badan berlebih


(overweight) dan kelebihan lemak dalam tubuh
(obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar • cara untuk mengendalikan kegemukannya :
dan tidak diimbangi dengan aktivitas yang  Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
seimbang. Dampak obesitas pada anak memiliki makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya,
faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : jangan berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
hiperlipidemia (tingginya kadar kolesterol dan  Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang
lemak dalam darah), hipertensi, hyperinsulinemia, terlalu kental.
gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik  Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
(tulang). Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat  Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
badan berlebih (obesitas) akan berlanjut sampai karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensinya badan.
pada anak juga menyangkut kesulitan-kesulitan  Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
dalam psikososial, seperti : diskriminasi dari energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
teman-teman, self-image negative, depresi, dan bermain bola, dan lain-lain.
penurunan sosialisasi.  Dan tentunya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi bagaimana
solusinya yang terbaik bagi anak Anda.
III. Kurang Vitamin A
• Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh
yang berguna untuk kesehatan mata, dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya
tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare, dan penyakit infeksi lainnya.
Penyakit mata yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin A disebut xeropthalmia.
• Xeropthalmia adalah kelainan pada mata akibat kurang vitamin A, yaitu terjadi kekeringan
pada selaput lendir (konjungtiva) dan selaput bening (kornea) mata. Penyakit ini merupakan
penyebab kebutaan yang paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 – 3 tahun.
• Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan pengatur kepekaan rangsang sinar
pada saraf retina mata. Jumlah yang dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi per hari
400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500 ug retinol. Sumbernya ada di makanan
hewani sebagai retinol dan ada juga dari nabati sebagai pro vitamin A sebagai karotin, yang
nantinya dalam usus dengan bantuan tirosin baru dikonversi menjadi retinol.
IV. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
(GAKI)
• Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme terhadap penyakit
gondok. Kekurangan mineral iodium pada anak dapat menyebabkan pembesaran
kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, dan perkembangan fisik. Zat iodium
penting untuk kecerdasan anak.
• Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar tiroid yang terjadi
akibat respons terhadap defisiensi/kekurangan iodium.
• Iodium adalah jenis elemen mineral mikro kedua sesudah zat besi yang dianggap
penting bagi kesehatan tubuh manusia walaupun sesungguhnya jumlah
kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Manusia tidak dapat membuat
unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi
harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui sarapan iodium
yang terkandung dalam makanan serta minuman.
V. Anemia Zat Besi (Fe)
• Anemia adalah keadaan dimana hemoglobin darah kurang
daripada normal disebabkan karena kurangnya mineral
(Fe) sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit (sel darah merah). Penyebab umum dari anemia
adalah tidak memiliki cukup zat besi. Anak-anak dapat
mengalami anemia bila tidak ada kandungan zat besi
Kebutuhan zat besi pada balita dapat
dalam makanan mereka untuk membuat jumlah normal
dilihat pada tabel dibawah ini :
hemoglobin dalam darah mereka.
• Gejalanya anak tampak lemas, mudah lelah, dan pucat.
Selain itu, anak dengan defisiensi (kurang) zat besi Usia Kebutuhan Zat Besi
ternyata memiliki kemampuan mengingat dan 0 – 6 bulan 3 mg
memusatkan perhatian lebih rendah dibandingkan dengan
anak yang cukup asupan zat besinya. 7 – 12 bulan 5 mg
• Perbedaan tingkat penyerapan zat besi oleh tubuh dari 1 – 3 tahun 8 mg
berbagai bahan makanan adalah sebagai berikut :
• Penyerapan Tinggi : Unggas, daging, dan ikan 4 – 6 tahun 9 mg
• Penyerapan sedang : Kacang-kacangan, dan gandum
• Penyerapan rendah : sayuran
VI. Rafkhitis
Rafkhitis adalah penyakit tulang
yang disebabkan oleh kurangnya
konsumsi vitamin D dan kalsium.
Vitamin D dibutuhkan untuk
menyerap kalsium pada usus. Ketika
vitamin D tidak dapat menyerap
kalsium maka akan terjadi
hypocalcemia yaitu jumlah kalsium
yang sedikit dalam darah dan
mendorong terjadinya kelainan pada
kerangka otor syaraf.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Status Gizi
Gangguan gizi (Almatsier,2003) disebabkan oleh faktor primer dan sekunder.
Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas
dan atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang
baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang
salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua factor yang
menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makan
dikonsumsi. Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya
pencernaan seperti gigi geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran cerna
dan kekurangan enzim. Faktor-faktor yang mengganggu absorbsi zat-zat gizi
adalah adanya parasit, penggunaan laksan (obat cuci perut), dan sebagainya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ekskresi sehingga menyebabkan banyak
kehilangan zat-zat gizi adalah banyak kencing (polyuria), banyak keringat dan
penggunaan obat-obat.
Ada pula yang membedakan faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi terdiri atas :
a.        Faktor External b.        Faktor Internal

Pendapatan        Usia

Pendidikan        Kondisi Fisik

Pekerjaan        Infeksi

Budaya
D. Menu Seimbang untuk Bayi dan Balita
Pengertian Gizi Seimbang Tujuan :

Gizi seimbang yaitu gizi yang Menanamkan kebiasaan makan


sesuai dengan kebutuhan tubuh yang baik dan benar kepada anak
melalui makanan sehari-hari Memberikan gizi yang seimbang
sehingga tubuh bisa aktif, sehat sesuai kebutuhan untuk tumbuh
optimal, tidak terganggu penyakit, kembang anak yang optimal
dan tubuh tetap sehat. Gizi
Memelihara dan meningkatkan
seimbang dapat dipenuhi dengan
daya tahan tubuh anak terhadap
pemberian makanan
penyakit.
Variasi Menu untuk Mencukupi
Kebutuhan Nutrisi Harian
Untuk si Kecil variasi makanan sangat mempengaruhi
nafsu makan. Maka, selain menjamin agar makanan si Kecil
sudah lengkap dengan makanan utama dan makanan
penutup, juga penting memberi beragam variasi makanan
dalam menunya, seperti daging merah, ayam/unggas, ikan,
macam-macam buah dan sayuran, susu, sereal, nasi, pasta
dan kentang.
Kelompok Makanan dan Manfaatnya

Susu dan
produk
Buah-buahan
Lemak dan
olahan susu:
Protein
karbohi
danMinyak
sayuran
drat
Susu Penting Bagi Bayi
Susu tetap penting untuk si Kecil saat pemberian makanan tambahan, karena susu adalah cara yang tercepat dan termudah
agar dia mendapat semua zat gizi yang dibutuhkannya. Terutama pada tahap awal pemberian makanan tambahan.
Usia bayi 0 - 6 bulan
Pemberian ASI harus segera dilakukan setelah bayi lahir sampai 1 jam pertama. ASI pertama yang diberikan pada bayi
disebut kolostrum. Kolostrum ini sedikit lebih kental dan berwarna kekuningan yang mengandung banyak lemak dan
protein serta sistem kekebalan. Sampai usia 6 bulan bayi cukup mendapatkan asupan makanan dari ASI tanpa di tambah
makanan atau minuman lain karena ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan gizi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
 
Sedikit dan Sering
Perut bayi sekitar sepuluh kali lebih kecil dari perut orang dewasa, jadi penting agar makanan yang masuk penuh dengan
segala manfaat dan zat gizi yang tepat.
Ini alasan mengapa dia perlu makan dengan porsi kecil namun sering dan teratur sepanjang hari, daripada ia mengonsumsi
makanan dalam porsi besar namun jarang.
Hati-hati dengan Garam
Ibu harus berhati-hati dengan jumlah garam dalam makanan yang Ibu berikan pada bayi. Jangan menambahkan garam
pada makanan bayi, karena membuat ginjalnya yang masih kecil dan baru berkembang harus bekerja keras. Bayi hanya
boleh mengonsumsi garam tidak lebih dari 1/6 asupan garam maksimum yang diperbolehkan untuk orang dewasa dalam
sehari, yakni kurang dari 1 gram per hari.
Balita
Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan berat badan yang sehat. Berikan
makanan anak dengan nutrisi yang seimbang. Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Pada masa ini, otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan dan berbicara lebih
lancar.
• Gula dan garam
Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1 per 6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram.
• Porsi makan
Porsi makan juga berbeda dengan orang dewasa mereka membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap nutrisi
dalam jumlah lebih kecil namun sering.
• Kebutuhan energi dan nutrisi
Bahan makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein lemak serta vitamin, -mineral dan serta wajib konsumsi
setiap hari.
• Susu pertumbuhan
Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting dikonsumsi si kecil. Sedikitnya balita membutuhkan 350 mili
susu per hari.
Menu seimbang untuk si kecil
Merupakan kombinasi dari berbagai bahan berikut:
• Karbohidrat: seperti nasi, roti, sereal, kentang atau mie.
• Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama, karbohidrat bisa diolah sebagai makanan
selingan atau bekal sekolah seperti puding roti atau donat kentang.
• Buah dan sayur: seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
• Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
• Susu dan produk olahannya: seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt.
Pastikan balita ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi susu nya
• Protein: seperti ikan, susu, daging, telur, dan kacang-kacangan.
• Tunda pembeliannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain. Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi
susu dengan minuman berkadar vitamin c tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
• Lemak: seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga mengandung omega 3 dan 6 yang
penting untuk perkembangan otak.
Pastikan si kecil mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi pertumbuhannya. namun perlu diperhatikan
bahwa lemak dan gula tidak digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).

Anda mungkin juga menyukai