Anda di halaman 1dari 4

1.

Underweight

Underweight adalah kondisi berat badan total tubuh yang dinilai kurang dan dapat mengganggu
kesehatan. Hal ini dinilai dari perhitungan indeks massa tubuh (IMT/BMI).

3 PENYEBAB TERJADINYA UNDERWEIGHT

 Ketidakseimbangan hormon yang penting untuk menjaga berat badan tetap ideal.
 Peningkatan metabolisme yang terlalu berlebihan sehingga tidak terjadi pertumbuhan sel yang
menunjang kenaikan berat badan sehat.
 Penurunan kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Kondisi diatas bisa terjadi karena pola kebiasaan:

 Sering konsumsi minuman yang mengandung kafein seperti kopi/teh/soda secara berlebihan.
 Sering begadang dan insomnia.
 Dalam sehari-hari lebih banyak konsumsi makanan yang kurang kandungan nutrisinya seperti
cemilan MSG atau berkemasan lainnya daripada makanan yang tinggi kandungan nutrisi yang
dibutuhkan tubuh.
 Jadwal makan yang tidak teratur setiap hari.
 Malas melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang rutin setiap minggu.

KENAPA UNDERWEIGHT BISA BERBAHAYA KALAU DIDIAMKAN?

Kondisi underweight terjadi akibat dari penurunan kemampuan tubuh dalam melakukan tumbuh
kembang dan penyembuhan. Hal ini meningkatkan resiko penyakit karena:

 Kemampuan sistem imun ikut menurun dalam melawan mikroorganisme yang jahat
 Kemampuan tubuh dalam memproduksi hormon menurun dan mengakibatkan
ketidakseimbangan hormonal (hormone imbalance)
 Kemampuan sel-sel tubuh untuk penyembuhan dan regenerasi sel menurun

Akibat dari ketiga hal tersebut, orang yang underweight lebih rentan terkena:

 Menstruasi tidak teratur dan susah hamil.


 Kualitas dan jumlah sperma sangat kurang.
 Alergi kronis dan autoimun.
 Infeksi saluran napas atas, kulit, atau saluran kemih.
 Osteoporosis.
 Kulit keriput hingga penuaan dini.
 Fatigue yang susah diatasi.

2. Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan
gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal
seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.

1000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis terjadinya Stunting

Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak.
Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun. Permasalahan stunting
terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun.
Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan
periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek. Gejala stunting pada
anak diantaranya :

1) Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya


2) Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3) Berat badan rendah untuk anak seusianya
4) Pertumbuhan tulang tertunda

Antisipasi stunting pada anak dengan cara :

1) Melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur.


2) Menghindari asap rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain
dengan menu sehat seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
3) Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

3. Wasting

Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan berada di bawah
rentang normal. Anak yang mengalami wasting umumnya memiliki proporsi tubuh yang kurang ideal.
Pasalnya, wasting membuat berat badan anak tidak sepadan dengan tinggi badan untuk anak seusianya.

WHO selaku badan kesehatan dunia, menyatakan bahwa wasting adalah salah satu masalah kesehatan
utama. Sebab kondisi ini berhubungan langsung dengan angka kejadian suatu penyakit (morbiditas).
Itulah mengapa wasting pada anak adalah suatu hal yang tidak boleh disepelekan, bahkan
membutuhkan perhatian dan penanganan sesegera mungkin.

Kapan anak dikatakan mengalami wasting?


Menurut WHO, indikator yang digunakan untuk menilai kemungkinan wasting pada anak yakni berat
badan berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Anak dikatakan mengalami wasting ketika hasil
pengukuran indikator BB/TB berada di -3 sampai dengan di bawah -2 standar deviasi (SD).

Lebih dari itu, anak juga bisa mengalami wasting akut (severe acute malnutrition) ketika indikator BB/TB
menunjukkan angka di bawah -3 SD. Atau dengan kata lain, wasting akut adalah kondisi penurunan berat
badan yang sudah lebih parah ketimbang wasting biasa.

Jika tingkat keparahan wasting anak sudah mencapai akut, akan timbul beberapa gejala seperti berikut:

1) Indikator BB/TB menunjukkan angka kurang dari -3 SD


2) Memiliki pembengkakan karena cairan (edema) di beberapa bagian tubuh
3) Lingkar lengan atas (LILA) cenderung kecil, biasanya kurang dari 12,5 cm

Berikut berbagai penyebab wasting pada anak:

1) Kurang terjangkau atau sulitnya akses ke pelayanan kesehatan terdekat, sehingga membuat
banyak orangtua enggan memeriksakan kondisi kesehatan anaknya.
2) Pemberian asupan makanan harian yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak. Misalnya
pemberian ASI eksklusif, MP-ASI, maupun makanan padat tapi dengan jumlah dan kualitas yang
kurang memadai.
3) Kebersihan lingkungan sekitar yang buruk, termasuk sulitnya mendapatkan akses air bersih dan
pelayanan kebersihan.
4) Pengetahuan kurang mengenai nutrisi dan kesehatan.
5) Pilihan sumber makanan yang sangat terbatas dan kurang beragam.

Cara menangani wasting dalam tingkat biasa (moderate malnutrition)

Aturan makan untuk anak yang mengalami wasting biasa sebagai berikut:

a) Berikan berbagai makanan dengan kandungan energi yang tinggi guna mendukung kenaikan
berat badan.
b) Berikan nutrisi lainnya seperti protein, vitamin, serta mineral, guna mempercepat pembentukan
jaringan baru. Sebab kenaikan berat badan anak yang mengalami wasting bisa kurang sehat,
bahkan menjadi terlalu gemuk jika terlalu banyak diberi makanan sumber energi tanpa disertai
dengan pemberian zat gizi lain.
c) Makanan harian anak wasting setidaknya harus berisi:
 Energi dari protein sekitar 12-15 persen
 Energi dari lemak sekitar 30 persen
Sedangkan berbagai pilihan sumber makanan untuk anak dengan wasting, bisa diperoleh dari:

a) Sumber makanan hewani seperti daging merah, daging ayam, ikan, susu, telur, dan lainnya.
b) Serat dalam taraf sedang.
c) Rendah garam

Cara menangani wasting dalam tingkat akut (severe acute malnutrition)

Melansir dari panduan penanganan untuk kondisi kurang gizi akut dari WHO, beberapa hal bisa
dilakukan untuk mengatasi wasting akut pada anak. Meliputi pemberian makanan terapeutik dan susu
formula khusus F-75.

Anda mungkin juga menyukai