Anda di halaman 1dari 8

Gizi buruk adalah suatu kondisi yang ditandai dengan berat dan tinggi badan

balita jauh di bawah rata-rata.


Maka itu, untuk mengetahui status gizi yang satu ini, indikator yang
digunakan adalah grafik berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Selain berat dan tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA) juga masuk ke dalam
pemeriksaan klinis gizi buruk pada anak dan balita.

Kondisi gizi buruk pada anak tidak terjadi secara instan atau singkat.
Artinya, anak yang masuk ke dalam kategori gizi buruk sudah mengalami
kekurangan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Jika diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) yang mengacu
pada WHO dengan berbagai indikator pendukung, anak dengan kondisi gizi
buruk memiliki kategori sendiri.
Pada anak, bisa dikatakan mengalami gizi buruk ketika hasil pengukuran
indikator BB/TB untuk status gizinya kurang dari 70 persen nilai median.

Mudahnya, nilai cut off z score berada nilai pada kurang dari -3 SD. Gizi buruk
paling sering dialami oleh anak balita ketika tubuhnya kekurangan energi
protein (KEP) kronis.
Lanjutkan Membaca
Gejala umum gizi buruk pada anak
Menurut Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dari Kementerian Kesehatan RI,
berikut gejala gizi buruk yang umum pada anak-anak:

Gizi buruk tanpa komplikasi

Gizi buruk pada anak tanpa komplikasi memiliki berbagai gejala seperti
berikut.

 Terlihat sangat kurus dengan kulit yang kering.


 Mengalami edema atau pembengkakan, paling tidak pada kedua punggung
tangan atau pun kaki.
 Memiliki baggy pants atau kulit pantat keriput.
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD.
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6—59 bulan.
 Nafsu makan baik.
 Sel iga terlihat dengan jelas.
 Tidak disertai dengan komplikasi medis.

ARTIKEL TERKAIT

GIZI ANAK
Bu, Perhatikan 7 Cara Ini untuk Menambah Berat Anak

Khawatir karena si kecil terlihat lebih kurus dibandingkan anak-anak seusianya? Sebenarnya, jika dokter
menyatakan si kecil sehat, Anda tak perlu mengkhawatirkan berat badannya. Namun, jika berat anak
memang di bawah rata-rata, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan berat badan
anak. Pentingnya asupan kalori untuk menaikkan berat badan anak Ada beberapa faktor yang
menyebabkan anak mengalami […]
Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A• 10/05/2022
Gizi buruk dengan komplikasi

Sementara itu, gizi buruk pada anak dengan komplikasi ditandai dengan
berbagai gejala seperti berikut.

 Terlihat sangat kurus.


 Edema atau pembengkakan pada seluruh tubuh.
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6—59 bulan
 Memiliki satu atau lebih komplikasi medis seperti anoreksia, pneumonia berat,
anemia berat, dehidrasi berat, demam tinggi, dan penurunan kesadaran.

Apa saja masalah gizi buruk pada anak?

Sumber:
Healthline
Secara klinis, permasalahan gizi buruk pada anak balita terbagi menjadi
beberapa kategori, yaitu:

1. Marasmus

Marasmus adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya
asupan energi harian.
Padahal seharusnya, penting untuk mencukupi kebutuhan energi setiap
harinya guna mendukung semua fungsi organ, sel, serta jaringan tubuh.

Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sebenarnya bisa mengalami


marasmus.

Namun, kondisi ini paling sering dialami oleh usia anak-anak yang biasanya
terjadi di negara-negara berkembang.

Bahkan menurut data dari UNICEF, kekurangan asupan zat gizi merupakan
salah satu dalang penyebab kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Kasus ini bisa memakan korban hingga mencapai angka sekitar 3 juta setiap
tahunnya.

2. Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah kondisi kekurangan gizi yang penyebab utamanya karena


rendahnya asupan protein. Kwashiorkor berbeda dengan marasmus yang
mengalami penurunan berat badan, kwashiorkor tidak demikian.
Anak gizi buruk karena kwashiorkor memiliki ciri-ciri tubuh membengkak
karena mengalami penumpukan cairan (edema).

Itu sebabnya, meski telah kehilangan massa otot dan lemak tubuh, anak
dengan khwarshiorkor tidak mengalami penurunan berat badan yang drastis.

3. Marasmik-kwashiorkor

Sesuai dengan namanya, marasmik-kwashiorkor adalah bentuk lain dari gizi


buruk pada anak balita yang menggabungan kondisi dan gejala antara
marasmus dan kwashiorkor.
Kondisi gizi buruk ini ditentukan dengan indikator berat badan balita
berdasarkan usia (BB/U) kurang dari 60 persen baku median WHO.

Anak yang mengalami marasmik-kwashiorkor memiliki beberapa ciri utama,


seperti berikut.
 Bertubuh sangat kurus.
 Menunjukkan tanda-tanda tubuh kurus (wasting) di beberapa bagian tubuh,
misalnya hilangnya jaringan dan massa otot, serta tulang yang langsung
kentara pada kulit seolah tidak terlapisi oleh daging.
 Mengalami penumpukan cairan di beberapa bagian tubuh.
Namun, tidak seperti kwashiorkor yang mengalami pembengkakan pada
perut, adanya edema pada anak dengan marasmus dan kwashiorkor sekaligus,
biasanya tidak terlalu mencolok.

Bukan hanya itu saja, berat badan anak yang mengamai marasmus dan
kwashiorkor sekaligus biasanya berada di bawah 60 persen dari berat normal
di usia tersebut.

Dampak gizi buruk pada anak


Anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup berpotensi mengalami
komplikasi serta gangguan kesehatan jangka panjang, seperti di bawah ini.

1. Gangguan kesehatan mental dan emosional

Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan asupan nutrisi


berisiko menderita gangguan psikologis.

Sebagai contoh, rasa cemas berlebih maupun ketidakmampuan belajar,


sehingga memerlukan konseling kesehatan mental.

Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat dampak dari
gizi buruk pada anak, yaitu:
 Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif
 Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
 Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada makanan
mengandung gula juga berkaitan dengan depresi pada anak.
Gizi buruk juga membawa dampak yang buruk bagi perkembangan dan
kemampuan adaptasi anak pada situasi tertentu.
ARTIKEL TERKAIT

GIZI ANAK
Panduan Memenuhi Kebutuhan Kalori Harian Anak Berdasarkan Usia

Kalori adalah sumber energi yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas. Semua orang butuh asupan
kalori, termasuk anak-anak. Namun, tahukah Anda berapa banyak kebutuhan kalori anak yang harus
dipenuhi setiap hari? Simak di sini! Kebutuhan kalori setiap bayi dan anak bisa berbeda-beda Pasalnya,
asupan kalori yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak. Sebagai orangtua, Anda
perlu cermat menghitung jumlah […]

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita• 15/02/2022


2. Tingkat IQ yang rendah
Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition Examination
Survey, anak-anak dengan gizi buruk cenderung melewatkan pelajaran di
kelas sehingga anak tidak naik kelas.
Anak menjadi lemas, lesu, dan tidak dapat bergerak aktif karena kekurangan
vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya.

Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga mencatat hubungan antara
gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah.
Anak-anak ini juga mungkin mengalami kesulitan mencari teman karena
masalah perilaku mereka.

Gagalnya anak untuk mencapai aspek akademis dan sosial akibat gizi buruk
tentu saja memiliki dampak negatif yang berkelanjutan sepanjang hidupnya
apabila tidak segera disembuhkan.

3. Penyakit infeksi

Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit
infeksi.

Ya, anak dengan gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami penyakit
infeksi, seperti gangguan pencernaan anak.
Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang tak kuat akibat
nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi.

Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem
kekebalan tubuh, misalnya vitamin C, zat besi, dan zink.

Bila kadar nutrisi tersebut tidak tercukupi, maka sistem kekebalan tubuhnya
juga buruk.

Belum lagi jika ia kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein
yang merupakan sumber energi dan pembangun sel-sel tubuh.

Kekurangan nutrisi tersebut akan membuat fungsi tubuhnya terganggu.


4. Anak pendek dan tidak tumbuh optimal

Pertumbuhan dan perkembangan si kecil yang terhambat adalah dampak gizi


buruk pada anak.

Di masa pertumbuhan, si kecil sangat memerlukan zat protein yang


diandalkan untuk membangun sel-sel tubuh dan karbohidrat sebagai sumber
energi utama tubuh.

Bila tidak ada protein dan zat nutrisi lainnya, bukan tidak mungkin
pertumbuhan si kecil terhambat bahkan berhenti sebelum waktunya.

Maka itu penting bagi Anda untuk terus memantau kesehatan sang buah hati,
apalagi jika ia masih dalam usia di bawah lima tahun.

Lewat mengetahui status gizinya, Anda juga akan mengetahui apakah


perkembangan si kecil normal atau itu. Untuk itu, sebaiknya selalu periksakan
anak ke dokter dengan rutin.

Anda mungkin juga menyukai