Anda di halaman 1dari 59

Stunting pada Anak

Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Pasalnya, tinggi badan
anak termasuk faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah
tercukupi atau belum. Lalu, apa itu stunting dan apa penyebabnya?

Apa itu stunting?

Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting
adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan
dengan umurnya.

Mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga
menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab
utama kekurangan nutrisi.
Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada
pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting,
sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.

Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka
di bawah -2 standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di
bawah usia 2 tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat.

Penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan
anak (GPA) dari WHO.

Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi
kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama.

Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga
mengakibatkan dirinya tergolong stunting.

Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini
hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan
tinggi badannya.

Apa penyebab stunting pada anak?


Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu.
Berbagai faktor tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit
infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR).

Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja,
melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.

Di bawah ini dua poin utama yang menjadi faktor penyebab stunting pada anak.

1. Kurang asupan gizi selama hamil

WHO atau badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sekitar 20% kejadian stunting sudah
terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas sehingga
nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.

Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah
kelahiran. Oleh karena itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.
2. Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi

Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun
yang tidak tercukupi, seperti posisi menyusui yang kurang tepat, tidak diberikan ASI eksklusif,
hingga MPASI (makanan pendamping ASI) yang kurang berkualitas.

Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu
faktor utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung protein serta
mineral zinc (seng) dan zat besi ketika anak masih berusia balita.

Melansir buku Gizi Anak dan Remaja, kejadian ini umumnya sudah mulai berkembang saat anak
berusia 3 bulan. Proses perkembangan tersebut lambat laun mulai melambat ketika anak berusia
3 tahun.

Setelah itu, grafik penilaian tinggi badan berdasarkan umur (TB/U), terus bergerak mengikuti
kurva standar tapi dengan posisi berada di bawah.

Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh kelompok usia 2 – 3 tahun dan anak
dengan usia lebih dari 3 tahun.

Pada anak yang berusia di bawah 2 – 3 tahun, rendahnya pengukuran grafik tinggi badan
menurut usia (TB/U) bisa menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung.

Sementara pada anak yang berusia lebih dari itu, kondisi tersebut menunjukkan kalau kegagalan
pertumbuhan anak memang telah terjadi (stunted).

ARTIKEL TERKAIT

Perkembangan Balita

7 Penyebab Anak Lebih Pendek Dibanding Teman-Temannya

Pernahkah Anda memerhatikan tinggi badan si kecil? Apakah anak Anda lebih pendek
dibandingkan dengan teman-teman seusianya? Jika tinggi badan anak termasuk balita sangat
jauh atau cukup pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, Anda perlu waspada.
Mungkin saja anak Anda mengalami stunting atau bertubuh pendek akibat kekurangan gizi
kronis. Penyebab anak lebih pendek dibanding teman-temannya Banyak hal yang memengaruhi
[…]
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan • May 04, 2021

3. Faktor penyebab lainnya

Selain itu yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting
pada anak, yaitu:

 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan.
 Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal
(setelah melahirkan).
 Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
 Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.

Untuk mencegahnya, ibu hamil perlu menghindari faktor di atas.

Ciri-ciri stunting pada anak


Perlu dipahami bahwa tidak semua anak balita yang berperawakan pendek mengalami stunting.
Masalah kesehatan ini merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku
pengukuran tinggi badan menurut usia dari WHO.

Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di
bawah normal.

Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi
tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.

Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:

 Pertumbuhan melambat
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
 Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya
 Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
 Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).
 Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Sementara untuk tahu apakah tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin
memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat. Anda bisa membawa si kecil ke dokter,
bidan, posyandu, atau puskesmas setiap bulannya.

Apa dampak masalah kesehatan ini pada anak?

Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama
dari kehamilan sampai usia 24 bulan.

Maka itu, kondisi ini bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan.

Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin
berdampak:

 Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak


 Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
 Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan
 Penyakit jantung
 Penyakit pembuluh darah
 Kesulitan belajar

Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat
produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.

Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, ia berisiko untuk mengalami masalah kesehatan
dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.

Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena
mengalami stunting sejak kecil.

Ibu hamil yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal stunting) akan mengalami
perlambatan aliran darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin,
kondisi tersebut berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan.

Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami komplikasi
medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.

Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat disertai dengan
tinggi badan anak tidak sesuai usia.

Selayaknya stunting yang berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga akan terus
mengalami hal yang sama sampai ia beranjak dewasa.

ARTIKEL TERKAIT

Bayi Satu Tahun Pertama

Perkembangan Kognitif Bayi Baru Lahir Sampai 11 Bulan

Mengukur perkembangan otak atau kemampuan kognitif bayi, mungkin tidak semudah
mengukur pertumbuhan fisik. Namun, perkembangan kognitif tidak boleh dikesampingkan,
karena turut terlibat dalam mengendalikan fungsi seluruh anggota tubuh bayi. Simak penjelasan
lengkapnya di bawah ini! Apa itu kemampuan kognitif bayi? Kemampuan kognitif bayi adalah
cara bayi dalam belajar berpikir, mengingat, membayangkan, mengumpulkan informasi,
mengatur informasi, hingga memecahkan masalah. Dikutip dari […]
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita • Jun 03, 2021

Bagaimana penanganan stunting pada bayi anak?

Meski stunting berdampak hingga dewasa, kondisi ini dapat ditangani. Melansir Buletin Stunting
milik Kemenkes RI, stunting dipengaruhi oleh pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan, lingkungan, serta ketahanan pangan.

Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah
normal yang didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola asuh yang tepat.

Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6
bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai anak berusia 2 tahun.
World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
menganjurkan agar bayi usia 6-23 bulan untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-
ASI) yang optimal.

Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya mengandung minimal 4 atau lebih dari 7 jenis
makanan, meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau
sumber protein lain, dan asupan kaya vitamin A atau lainnya.

Di sisi lain, perhatikan juga batas ketentuan minimum meal frequency (MMF), untuk bayi usia 6-
23 bulan yang diberi dan tidak diberi ASI, dan sudah mendapat MP-ASI.

Untuk bayi yang diberi ASI

 Umur 6 – 8 bulan: 2 kali per hari atau lebih


 Umur 9 – 23 bulan: 3 kali per hari atau lebih

Sementara itu untuk bayi yang tidak diberi ASI usia 6 – 23 bulan yaitu 4 kali per hari atau lebih.

Bukan itu saja, ketersediaan pangan di masing-masing keluarga turut berperan dalam mengatasi
stunting. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan meningkatkan kualitas makanan harian yang
dikonsumsi.

Bagaimana cara mencegah stunting?


Kejadian anak dengan tinggi badan pendek bukan masalah baru di dunia kesehatan dunia. Di
Indonesia sendiri, stunting adalah masalah gizi pada anak yang masih menjadi pekerjaan rumah
yang mesti dituntaskan dengan baik.

Terbukti menurut data Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah
anak pendek terbilang cukup tinggi.

Kasus anak dengan kondisi ini memiliki jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan
permasalahan gizi lainnya, seperti anak kurang gizi, kurus, dan gemuk.

Pertanyaan selanjutnya adalah, bisakah stunting pada anak dicegah sejak dini?

Jawabannya, bisa. Stunting pada anak merupakan satu dari beberapa program prioritas yang
dicanangkan oleh pemerintah agar angka kasusnya diturunkan setiap tahun.

Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016. Cara mencegah stunting menurut Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yakni:

Cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin

Beberapa cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin yaitu:
 Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama
kehidupan bayi.
 Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
 Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan,
maupun puskesmas.
 Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
 Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
 Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
 Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.

Anda bisa berdiskusi dengan dokter kandungan untuk melakukan pencegahan stunting yang
sudah disarankan di atas.

Cara mencegah stunting untuk anak balita

Sementara itu cara mencegah stunting pada balita, yaitu:

 Rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita.


 Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
 Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
 Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.

Anda bisa berdiskusi dengan dokter anak untuk menyesuaikan dengan kebiasaan si kecil, agar
pencegahan stunting bisa dilakukan.

Cara mencegah stunting untuk anak usia sekolah

Anak sekolah juga perlu diberi pembekalan sebagai upaya pencegahan stunting, seperti:

 Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian anak.


 Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.

Lakukan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak.

Untuk remaja

Meski stunting pada remaja tidak bisa diobati, tapi masih bisa dilakukan perawatan, di antaranya:

 Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi
seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba
 Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi

Anda bisa melakukannya pada anak yang sudah masuk usia remaja, yaitu 14-17 tahun.

Untuk dewasa muda


Berikut cara mencegah kondisi ini pada usia dewasa muda:

 Memahami seputar keluarga berencana (KB)


 Melakukan deteksi dini terkait penyakit menular dan tidak menular
 Senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak
merokok, dan tidak memakai narkoba.

Intinya, jika ingin mencegah stunting, asupan serta status gizi seorang calon ibu harus baik. Hal
ini kemudian diiringi dengan memberikan asupan makanan yang berkualitas ketika anak telah
lahir.

ARTIKEL TERKAIT

Tumbuh Kembang Remaja

Tahapan Perkembangan Remaja Mulai dari Usia 10-18 Tahun

Anak-anak dan remaja merupakan fase perkembangan yang berbeda. Setelah berada di fase
anak-anak, mereka akan memasuki fase peralihan yang disebut sebagai remaja. Di masa
peralihan ini, akan ada banyak sekali perubahan baik secara fisik maupun kematangan
emosionalnya. Berikut hal-hal yang perlu diketahui orangtua.

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita • Jun 08, 2021

Apakah pertumbuhan anak stunting bisa kembali normal?


Sayangnya, stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan
seperti semula. Artinya, ketika seorang anak sudah stunting sejak masih balita, pertumbuhannya
akan terus lambat hingga ia dewasa.

Saat puber, ia tidak dapat mencapai pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di
waktu kecil. Meski Anda telah memberikannya makanan kaya gizi, tetap saja pertumbuhannya
tidak dapat maksimal seperti anak normal lainnya.

Namun, tetap penting bagi Anda memberikan berbagai makanan yang bergizi tinggi agar
mencegah kondisi si kecil semakin buruk dan gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin
parah.

Oleh karena itu, sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang
maksimal saat awal-awal kehidupannya. Tepatnya selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.

Jika Anda mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan
pada dokter anak Anda agar cepat teratasi.

Pusing setelah jadi orang tua?


Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat dan temukan berbagai cerita dari orang tua
lainnya. Anda tidak sendiri!

Parenting

11

Topik

658

Postingan

16k

Anggota

Topik Parenting

Umum

Bayi 0-12 bulan

Anak 1-3 tahun

Menyusui

Kembar
Lihat semua topik

Hesti

Parenting

1 bulan yang lalu

#KuisKomunitasHS: Bagaimana Mendidik Anak di Era Digital?

Hallo Sobat Sehat.

Sebagian orang tua merasa kecanggihan teknologi bisa membawa pengaruh buruk pada anak.
Padahal, kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari, orang tua juga tidak

... Lihat lainnya

33 73

Komentar


Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber
Monawarah, S. (2020). Buku Saku Stunting Desa.pdf. Retrieved 28 September 2020, from
https://www.academia.edu/35659902/Buku_Saku_Stunting_Desa_pdf

(2020). Retrieved 28 September 2020, from


https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita-pendek-2016.pdf

Buletin Stunting Kementerian Kesehatan RI. Retrieved 14 May 2020, from


https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/Buletin-Stunting-
2018.pdf

(2020). Retrieved 10 March 2020, from


https://www.who.int/nutrition/topics/globaltargets_stunting_policybrief.pdf

Stunting in a nutshell. (2020). Retrieved 10 March 2020, from


https://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/

WHO | Moderate malnutrition. (2020). Retrieved 10 March 2020, from


https://www.who.int/nutrition/topics/moderate_malnutrition/en/

(2020). Retrieved 10 March 2020, from


https://www.who.int/nutrition/events/2013_ChildhoodStunting_colloquium_14Oct_ConceptualF
ramework_colour.pdf

ARTIKEL TERKAIT

Cara Mencegah Stunting pada Anak Sejak dalam Kandungan

Kartu Menuju Sehat (KMS), Manfaat dan Cara Membacanya

Ibu, Kenali 9 Kecerdasan Majemuk yang Anak Miliki

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri Diperbarui Dec 13, 2021


Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A
ARTIKEL SELANJUTNYA

Benarkah Cacingan Bisa Menyebabkan


Stunting pada Anak?

Menurut data tahun 2015 dari Kementerian Kesehatan RI, penyakit cacingan memang masih
menjadi masalah kesehatan yang utama dengan kejadian mencapai 28,12 persen. Mirisnya,
jumlah ini masih belum dapat mewakili banyak daerah di Indonesia yang berpotensi mencapai
angka lebih dari 50 persen. Jika dibiarkan, infeksi cacing berulang pada anak bisa berujung pada
kegagalan pertumbuhan atau stunting. Bagaimana infeksi cacing menjadi salah satu penyebab
stunting pada anak? Simak dalam ulasan berikut ini.

Apa itu infeksi cacing?

Infeksi cacing merupakan penyakit yang terjadi karena adanya cacing yang bersarang di dalam
usus manusia.
Cacing yang menyerang tubuh manusia bisa berbeda-beda. Misalnya cacing pita, cacing
tambang, cacing kremi, ataupun cacing gelang. Masing-masing cacing ini bisa menimbulkan
efek yang beragam saat menginfeksi tubuh manusia, termasuk menjadi penyebab stunting pada
anak.

Siapa pun bisa terkena infeksi cacing bila ada kontak langsung antara kulit dengan tanah atau air
kotor yang mengandung telur cacing.

Setelah telur cacing menembus kulit atau termakan dan masuk ke dalam tubuh, maka telur akan
bergerak masuk ke pembuluh darah dan menuju ke organ dalam tubuh, seperti usus. Di dalam
usus, telur cacing akan bereproduksi hingga menghasilkan jumlah yang sangat banyak.

Tak hanya itu, cacing juga akan menyerap berbagai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi
ini tentunya akan sangat membahayakan, terlebih bagi anak yang berusia di bawah empat tahun
dalam masa pertumbuhan, karena dapat menyebabkan stunting.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, ada beberapa gejala yang mungkin ditimbulkan saat seseorang
terinfeksi cacing, yakni:

 Mual
 Merasa lemah
 Nafsu makan hilang
 Diare
 Nyeri perut
 Pusing
 Penurunan berat badan dan penyerapan nutrisi dari makanan bermasalah

Waspada saat ciri-ciri cacingan muncul pada Anda, anggota keluarga, dan terlebih pada anak.
Jika tidak diobati dengan segera, infeksi cacing bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih
parah lagi.

Bagaimana cacingan bisa menjadi penyebab stunting?


Meski infeksi cacing bisa menyerang usia berapa pun, anak-anak masih memiliki risiko paling
tinggi terserang penyakit ini. Sebab, anak-anak masih suka bermain di segala tempat, termasuk
yang bisa jadi terkontaminasi berbagai bibit penyakit. Ditambah lagi, karena sistem kekebalan
tubuh anak belum sempurna, anak-anak jadi rentan terserang penyakit.

Ada berbagai risiko kesehatan yang bisa menghantui saat anak cacingan. Salah satunya
gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuh anak lebih pendek ketimbang teman-teman
seusianya, ini disebut stunting.

Menurut Public Library of Science, ada dua macam dampak yang ditimbulkan dari cacingan
yang menyerang anak-anak, yakni anemia dan stunting. Penyebab anemia di antaranya karena
kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.

Sementara pada stunting, masalah mulai ketika cacing menyerap nutrisi pada tubuh anak. Hal ini
akan menyebabkan nafsu makan anak menurun, sehingga lama kelamaan anak mungkin saja
mengalami masalah kekurangan gizi.

Jika masalah gizi ini tidak ditangani dengan segera, maka pertumbuhan fisik anak bisa
terpengaruh. Inilah yang akhirnya jadi penyebab stunting.

Lebih jauh, kondisi ini tentu akan melemahkan fungsi otak anak, meningkatkan risiko terserang
penyakit infeksi, hingga membuatnya tidak selincah anak-anak lain seusianya.
Bagaimana cara mencegah cacingan?

Meski infeksi cacing ini terlihat menyeramkan, Anda masih bisa menurunkan risikonya sebelum
penyakit ini menyerang anak hingga menjadi penyebab stunting. Simak cara-caranya berikut ini.

 Jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dengan membuang sampah pada tempatnya
dan memastikan drainase air limbah mengalir dengan lancar
 Selalu buang air besar di toilet
 Selalu masak daging ikan, sapi, dan makanan laut sampai matang. Hindari
mengonsumsinya dalam keadaan mentah
 Rebus air sampai matang sebelum diminum
 Selalu cuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan air bersih, sebelum dan setelah
memegang sesuatu, saat makan, dan dari toilet
 Rutin membersihkan dan memotong kuku tangan dan kaki si kecil
 Biasakan anak untuk selalu menggunakan alas kaki setiap hendak keluar rumah
 Selalu tutup makanan agar tidak dihinggapi hewan yang bisa menyebarkan kuman
penyakit
 Minum obat cacing sesuai dosis penggunaannya

Bagi anak yang sulit untuk minum obat, sekarang ini terdapat jenis obat cacing berbentuk cair
dengan ragam varian rasa, seperti rasa jeruk. Dengan demikian, anak mungkin tidak menyadari
sedang minum obat karena rasanya yang enak.
Jika merasa khawatir ketika anak mengalami masalah kesehatan, baik ringan ataupun berat,
Anda dapat selalu memeriksakannya ke dokter atau pelayanan kesehatan terkait.

Semua langkah pencegahan yang telah disebutkan merupakan bagian dari gaya hidup sehat.
Perlu diketahui, semua orang dapat berpotensi menjadi “carrier” penyakit cacing.

Oleh karena itu, upayakan agar si kecil minum obat cacing setidaknya 6 bulan sekali sebagai
langkah pencegahan. Gaya hidup sehat perlu diterapkan oleh semua anggota keluarga dan orang-
orang terdekat agar infeksi cacing tidak mudah menyerang. Ayo saling jaga!

Pusing setelah jadi orang tua?

Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat dan temukan berbagai cerita dari orang tua
lainnya. Anda tidak sendiri!

Parenting

11

Topik

658

Postingan

16k

Anggota

Topik Parenting

Umum

Bayi 0-12 bulan


Anak 1-3 tahun

Menyusui

Kembar

Lihat semua topik

Hesti

Parenting

1 bulan yang lalu

#KuisKomunitasHS: Bagaimana Mendidik Anak di Era Digital?

Hallo Sobat Sehat.

Sebagian orang tua merasa kecanggihan teknologi bisa membawa pengaruh buruk pada anak.
Padahal, kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari, orang tua juga tidak

... Lihat lainnya


33 73

Komentar


Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Mayo Clinic. (2017). Tapeworm infection – Symptoms and causes. Retrieved June 11, 2020,
from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/symptoms-causes/syc-
20378174

Childhood Stunting: Context, Cause and Consequences.


http://www.who.int/nutrition/events/2013_ChildhoodStunting_colloquium_14Oct_ConceptualFr
amework_colour.pdf Diakses pada 23 April 2018.

Infection by Intestinal Parasites, Stunting and Anemia in School-Aged Children from Southern
Angola. http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0137327 Diakses pada
23 April 2018.

Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2018). Flyer : Anak Cacingan.
Retrieved June 11, 2020, from http://promkes.kemkes.go.id/flyer-promkes-2018-anak-cacingan

ARTIKEL TERKAIT

Hati-hati, Air yang Tidak Bersih Bisa Sebabkan Cacingan!

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri Diperbarui Nov 03, 2021


Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

ARTIKEL SELANJUTNYA
Trichinosis
Definisi trichinosis|Tanda dan gejala trichinosis|Penyebab trichinosis|Faktor-faktor risiko
trichinosis|Komplikasi trichinosis|Diagnosis trichinosis|Pengobatan trichinosis|Pencegahan
trichinosis

Definisi trichinosis
Trichinosis, atau bisa disebut sebagai trichinellosis, adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh
cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia.

Jenis cacing penyebab infeksi ini adalah cacing gelang bernama Trichinella. Cacing gelang
banyak ditemukan pada hewan-hewan liar pemakan daging seperti babi, rubah, anjing, serigala,
kuda, dan beruang.

Jika Anda memiliki kebiasaan mengonsumsi daging hewan yang kurang matang, Anda harus
lebih berhati-hati mulai sekarang.

Sebab bahaya infeksi trichinosis trichinellosis ini akan mengintai kesehatan tubuh bila gemar
makan daging mentah atau kurang matang dari hewan yang terinfeksi trichinosis.

Pada manusia, kasus trichinosis yang banyak terjadi yakni disebabkan oleh konsumsi daging
babi atau pemasakan dengan mencampurkan daging sapi dan daging babi yang terinfeksi cacing
gelang.

Saat tubuh telah terinfeksi cacing Trichinella, Anda akan merasakan tanda dan gejala yang
bervariasi tergantung dari seberapa banyak jumlah parasit yang menginfeksi tubuh.

Namun biasanya, infeksi parasit ini akan memengaruhi sistem pencernaan Anda terlebih dahulu.

Seberapa umumkah penyakit ini?

Trichinosis adalah salah satu jenis penyakit yang cukup umum.

Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat atau CDC, diperkirakan
terdapat 10.000 kasus trichinosis yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia.

Jenis cacing Trichinella yang paling sering menyebabkan penyakit adalah T. spiralis yang
banyak ditemukan di babi.

Infeksi akibat jenis Trichinella lainnya lebih jarang dilaporkan kasus kejadiannya. Kasus
penyakit yang parah tergolong jarang ditemukan.
Namun, Anda harus tetap waspada karena penyakit ini masih memiliki potensi menimbulkan
komplikasi kesehatan yang fatal.

Tanda dan gejala trichinosis


Tanda dan gejala dari penyakit trichinosis mungkin memiliki tingkat keparahan yang berbeda
pada setiap orang.

Hal ini tergantung pada jumlah larva cacing yang masuk ke dalam tubuh Anda melalui daging
yang Anda konsumsi.

Gejala awal trichinosis biasanya muncul dalam waktu 1-2 hari setelah tubuh terinfeksi cacing
pertama kali. Selanjutnya, gejala lainnya menyusul setelah 2-8 minggu setelah tubuh terinfeksi.

Gejala trichinosis saat larva cacing gelang berada di usus adalah sebagai berikut:

 kram perut,
 diare,
 mudah lelah,
 mual, dan
 muntah.

Sekitar 1 minggu setelah infeksi, cacing gelang betina dewasa akan menghasilkan larva yang
bisa menembus dinding usus, memasuki peredaran darah, dan menyebar ke otot atau jaringan
tubuh lainnya.

Hal ini akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut:

 nyeri pada otot,


 sakit kepala,
 demam tinggi,
 tubuh panas dingin,
 ruam pada beberapa bagian tubuh,
 mata merah (konjungtivitis), dan
 lebih sensitif terhadap cahaya.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda mengalami trichinosis ringan tanpa gejala, Anda mungkin tidak memerlukan tindakan
medis.

Namun, apabila Anda mulai mengalami masalah pencernaan atau sakit otot seminggu setelah
makan daging, segera periksakan diri ke dokter.

Tubuh masing-masing penderita mungkin akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang
bervariasi.
Oleh karena itu, pastikan Anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Penyebab trichinosis
Beberapa spesies parasit cacing gelang atau Trichinella yang menyebabkan infeksi pada tubuh
manusia yaitu.

 Trichinella spiralis: banyak ditemukan pada hewan karnivora dan omnivora.


 Trichinella britovi: banyak ditemukan pada hewan karnivora.
 Trichinella nativa: banyak terdapat pada beruang dan rubah.
 Trichinella nelsoni: banyak terdapat pada mamalia seperti singa.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trichinosis dibawa oleh daging hewan yang terinfeksi
kemudian dikonsumsi oleh manusia.

Hewan dapat terinfeksi trichinosis ketika memakan hewan lain yang terinfeksi atau sampah yang
mengandung sisa daging yang terinfeksi cacing.

Setelah daging yang terkontaminasi ini masuk ke dalam tubuh manusia, larva memasuki usus
dan bereproduksi sehingga menghasilkan cacing dewasa.

Selanjutnya, cacing dewasa menyebarkan larva ke dalam aliran darah, sehingga memungkinkan
cacing untuk berpindah melalui pembuluh darah dan masuk ke otot.

Setelah sampai di otot, cacing masuk ke dalam jaringan otot untuk dapat hidup lebih lama dalam
tubuh manusia. Inilah yang kemudian mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
tubuh.

Faktor-faktor risiko trichinosis


Trichinosis atau trichinellosis adalah penyakit yang bisa menyerang semua orang dari berbagai
usia dengan beragam kondisi kesehatan.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit
infeksi cacing gelang ini.

Berikut adalah sederet faktor risiko trichinosis.

1. Persiapan memasak daging yang kurang tepat

Cacing gelang dapat menginfeksi tubuh apabila Anda tidak memasak daging hingga matang
sempurna. Alat masak yang terkontaminasi cacing, seperti pisau atau penggiling daging, juga
meningkatkan risiko Anda terinfeksi.
2. Tinggal di pedesaan atau peternakan

Trichinosis banyak ditemukan di pedesaan, terutama pada daerah dengan peternakan babi.

3. Kebiasaan mengonsumsi daging hewan liar

Beberapa wilayah atau negara masih memiliki kebiasaan makan daging hewan liar, seperti
beruang atau babi hutan.

Hewan-hewan ini yang paling mudah terinfeksi cacing gelang Trichinella, sehingga manusia
yang memakannya pun rentan terkena infeksi pula.

Komplikasi trichinosis
Penyakit ini memang jarang menimbulkan komplikasi pada sebagian besar kasus.

Namun, jika jumlah cacing di dalam tubuh sudah terlalu banyak dan tersebar ke organ tubuh
lainnya, trichinosis berpotensi mengakibatkan komplikasi yang fatal, seperti.

 Miokarditis: peradangan pada miokardium, lapisan otot tebal di dinding jantung.


 Ensefalitis: peradangan pada otak.
 Meningitis: peradangan pada selaput dan cairan serebrospinal yang melapisi otak.
 Pneumonia: peradangan pada paru-paru.

Diagnosis trichinosis
Saat proses mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta menanyakan gejala-
gejala yang Anda alami.

Pemeriksaan fisik tersebut termasuk menanyakan adanya gangguan pencernaan, pembengkakan


di sekitar mata, peradangan otot, atau demam yang Anda alami.

Kebanyakan penyakit atau gejala cacingan dapat didiagnosis dengan tes feses. Namun, larva
cacing pada penyakit trichinosis sulit ditemukan pada feses karena parasit ini cenderung
bersembunyi di dalam jaringan otot setelah berpindah dari usus.

Oleh karena itu, ada pilihan lainnya untuk mendeteksi keberadaan cacing dalam proses diagnosis
penyakit ini, yaitu:

Tes darah

Tim medis akan mengambil sampel darah Anda dan mengukur kadar sel darah putih atau
antibodi yang biasanya menandakan adanya infeksi parasit.

Tes biopsi otot


Terkadang, dokter juga menyarankan Anda untuk menjalani tes biopsi otot. Proses ini dilakukan
dengan cara mengambil sedikit jaringan otot Anda untuk diperiksa dengan mikroskop.

Pengobatan trichinosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Infeksi trichinosis tidak selalu memerlukan perawatan. Ini karena dalam beberapa kasus, infeksi
akibat cacing ini bisa sembuh dalam hitungan bulan setelah pasien mengalami gejala-gejala.

Namun, bukan berarti Anda tidak perlu waspada dengan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit
ini.

Ketika menemukan gejala pada tubuh yang menyerupai infeksi cacing gelang, ada beberapa jenis
obat yang dianjurkan:

Obat antiparasit

Obat cacing atau obat antiparasit adalah pengobatan pertama yang diberikan untuk mengatasi
trichinosis.

Jenis obat yang biasanya diresepkan dokter adalah albendazole atau mebendazole.

Obat pereda nyeri

Apabila cacing telah memasuki jaringan otot, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk
meringankan rasa sakit di otot.

Kortikosteroid

Dalam beberapa kasus, trichinosis juga memicu reaksi alergi, terutama ketika cacing masuk ke
dalam jaringan otot.

Dokter akan meresepkan obat kortikosteroid untuk mengendalikan peradangan pada otot.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan ragu melakukan konsultasi dengan
dokter guna mendapat saran dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Pencegahan trichinosis
Salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi penyakit ini adalah dengan mempersiapkan
masakan Anda dengan baik, terutama dalam proses pengolahan daging.

Berikut adalah beberapa tips mencegah trichinosis yang bisa Anda coba.
 Pastikan Anda memasak daging hingga matang, lalu diamkan daging selama 3 menit
setelah dimasak.
 Apabila Anda mengonsumsi daging babi, simpan daging di lemari es atau freezer selama
3 minggu untuk membunuh parasit.
 Bersihkan peralatan yang Anda gunakan untuk mengolah atau memasak daging, seperti
pisau dan penggiling daging.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Lawan COVID-19 bersama!

Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas
sekarang!

COVID-19

Topik

64

Postingan

2.5k

Anggota

Topik COVID-19

Informasi penting COVID-19

Update COVID-19
Vaksinasi: Apa yang perlu Anda ketahui

Komunitas pendukung kesehatan mental

Sembuh dari COVID-19

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H

COVID-19

3 bulan yang lalu

[Tanya dr. Mike] Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.

Sejak pertama kali muncul di akhir tahun 2019, COVID-19 te

... Lihat lainnya

21 11

Komentar



Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Trichinosis – Mayo Clinic. (2020). Retrieved December 22, 2020, from


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/trichinosis/symptoms-causes/syc-20378583 

About Trichinellosis – CDC. (2020). Retrieved December 22, 2020, from


https://www.cdc.gov/parasites/trichinellosis/gen_info/faqs.html 

Trichinellosis: Epidemiology & Risk Factors – CDC. (2020). Retrieved December 22, 2020,
from https://www.cdc.gov/parasites/trichinellosis/epi.html 

Trichinosis – New York State Department of Health. (2016). Retrieved December 22, 2020,
from https://www.health.ny.gov/diseases/communicable/trichinosis/fact_sheet.htm 

Furhad, S., & Bokhari, A. A. (2020). Trichinosis. In StatPearls. StatPearls Publishing.

ARTIKEL TERKAIT

Awas, Ini Serangkaian Gejala Cacingan yang Bisa Dialami Orang Dewasa

Berbagai Masalah Kesehatan yang Muncul Jika Cacing Kremi Masuk ke Dalam
Tubuh

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri Diperbarui May 17, 2021


Ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus

ARTIKEL SELANJUTNYA

4 Bahaya Komplikasi Infeksi Cacing Pita


Dalam Tubuh, Plus Cara Menghindarinya
Cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Dalam bahasa medis,
infeksi cacing pita disebut dengan Taeniasis. Lantas, apa akibatnya bila cacing pita masuk ke
dalam tubuh? Sejauh apa bahayanya untuk tubuh?

Bagaimana cara cacing pita masuk ke dalam tubuh manusia?


Ada dua jenis utama parasit penyebab infeksi cacing pita: Taenia saginata yang berasal dari sapi
dan Taenia solium yang berasal dari babi. Parasit ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia
melalui daging yang terkontaminasi atau daging yang tidak dimasak dengan benar.

Setelah makanan tersebut dicerna, kepala cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus
manusia. Cacing ini kemudian tumbuh besar dan berkembang biak dengan menyerap gizi
makanan yang Anda makan sehari-hari. Parasit ini kemudian meneteskan telur dan ditumpahkan
untuk dikeluarkan bersama feses.

Orang yang terkena taeniasis biasanya tidak merasakan gejala apapun. Itu sebabnya banyak yang
sebenarnya sudah sakit, tapi tidak menyadarinya. Namun, gejala awal yang mungkin tampak dari
taeniasis adalah mual, lemah, nafsu makan menurun, dan diare. Jenis gejala dan tingkat
keparahannya akan tergantung pada seberapa lama waktu infeksi dalam tubuhnya.

Waspada 4 bahaya infeksi cacing pita dalam tubuh


Karena taeniasis umumnya tidak menimbulkan gejala, infeksi ini justru harus diwaspadai.
Pasalnya, larva cacing mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya.

Semakin infeksi dibiarkan, maka risiko komplikasi bisa terjadi kapan saja. Jika larva cacing
sampai keluar dari usus dan membentuk kista di jaringan lain, maka infeksi ini dapat
menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.

1. Alergi

Kista cacing pita bisa saja pecah dan melepaskan lebih banyak larva di dalam tubuh. Larva ini
dapat berpindah dari satu organ ke organ lain yang kemudian membentuk kista tambahan. Kista
yang pecah atau bocor dapat menyebabkan reaksi yang mudah dikenali tubuh, seperti alergi,
gatal-gatal, bengkak, dan sulit bernapas.

2. Gangguan sistem saraf pusat

Neurosistiserkosis adalah salah satu bentuk komplikasi taeniasis yang terjadi ketika larva
berhasil menginfeksi otak. Neurosistiserkosis merupakan gangguan sistem saraf pusat yang
disebabkan oleh adanya kista cacing di bagian otak dan sumsum tulang belakang. Akibatnya,
penderita akan kejang-kejang dan merasakan gejala yang mirip dengan tumor otak.
Sementara itu, kista spinal dapat menyebabkan penurunan kelemahan secara umum hingga
penderita mengalami kesulitan berjalan. Lebih parahnya lagi, komplikasi infeksi ini dapat
menyebabkan meningitis, hidrosefalus, demensia, bahkan kematian.

3. Komplikasi fungsi organ

Selain menginfeksi organ pencernaan, infeksi parasit ini juga dapat keluar dari usus dan
memengaruhi organ tubuh lainnya. Larva parasit yang mencapai organ jantung dapat
menyebabkan aritmia jantung atau bahkan gagal jantung. Sementara dalam kasus yang jarang,
cacing pita yang menginfeksi mata dapat membentuk lesi mata dan menyebabkan hilangnya
penglihatan atau kebutaan.

Tanpa disadari, kista bisa tumbuh dan menyebar di seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan pada
pembuluh darah menjadi tersumbat dan menghalangi sirkulasi darah. Ini sebabnya pembuluh
darah bisa pecah hingga membutuhkan operasi darurat atau transplantasi organ yang terinfeksi.

4. Terjadinya penyumbatan pada organ pencernaan

Cacing yang menginfeksi tubuh secara terus menerus akan tubuh dan berkembang. Jika cacing
pita tumbuh terlalu besar, maka parasit ini bisa menyebabkan penyumbatan, biasanya terjadi
pada usus, saluran empedu, usus buntu, atau pankreas.

Lantas, bagaimana cara mengetahui adanya cacing pita dalam


tubuh?
Karena infeksi cacing pita cenderung tidak menimbulkan gejala, maka akan sangat sulit untuk
mendeteksi keberadaan cacing pita di dalam tubuh. Namun, Anda bisa berkonsultasi pada dokter
dan melakukan pemeriksaan feses guna melihat kemungkinan adanya jenis parasit ini dalam
tubuh Anda.

Sebelum jatuh sakit, pastikan Anda sudah melakukan berbagai upaya pencegahan agar terhindar
dari Taeniasis. Caranya mudah dan sederhana, kok. Berikut tips-tipsnya:

 Cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir sebelum makan atau memegang makanan
dan setelah ke toilet.
 Cuci setiap bahan makanan dengan air mengalir hingga benar-benar bersih.
 Masak daging pada suhu minimal 63 derajat Celcius untuk membunuh telur atau larva
cacing pita.
 Bekukan daging selama 7 sampai 10 hari dan ikan minimal 24 jam di dalam freezer
dengan suhu – 35 derajat Celcius untuk membunuh telur dan larva cacing.
 Hindari konsumsi daging yang mentah, baik itu daging babi, daging sapi, maupun ikan.

Lawan COVID-19 bersama!


Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas
sekarang!

COVID-19

Topik

64

Postingan

2.5k

Anggota

Topik COVID-19

Informasi penting COVID-19

Update COVID-19

Vaksinasi: Apa yang perlu Anda ketahui

Komunitas pendukung kesehatan mental

Sembuh dari COVID-19


D

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H

COVID-19

3 bulan yang lalu

[Tanya dr. Mike] Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.

Sejak pertama kali muncul di akhir tahun 2019, COVID-19 te

... Lihat lainnya

21 11

Komentar


Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

What are the Effects of Tapeworms in Humans? https://www.livestrong.com/article/101775-


effects-tapeworms-humans/. Accessed 25/1/2018.

Every Question You Were Afraid to Ask About Tapeworms, Answered.


http://www.health.com/mind-body/every-question-you-were-afraid-to-ask-about-tapeworms-
answered. Accessed 25/1/2018.
Tapeworm Infection. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/symptoms-
causes/syc-20378174. Accessed 25/1/2018.

ARTIKEL TERKAIT

Infeksi Cacing Tambang

Ditulis oleh Adelia Marista Safitri Diperbarui Jun 22, 2021


Ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus

ARTIKEL SELANJUTNYA

Infeksi Cacing Pita


Definisi infeksi cacing pita|Tanda-tanda dan gejala infeksi cacing pita|Penyebab infeksi cacing
pita|Faktor-faktor risiko|Komplikasi infeksi cacing pita|Diagnosis infeksi cacing pita|Pengobatan
infeksi cacing pita|Pencegahan infeksi cacing pita

Definisi infeksi cacing pita


Penyakit cacing pita adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing berjenis Taenia
(taeniasis). Dalam dunia medis, infeksi ini disebut dengan taeniasis dan sistiserkosis.

Perbedaan keduanya adalah jenis cacing pita yang menjadi penyebabnya. Pada taeniasis,
penyebab utamanya adalah cacing Taenia dewasa, sedangkan sistiserkosis disebabkan oleh larva
cacing Taenia, khususnya jenis Taenia solium.

Salah satu penyebab seseorang terinfeksi cacing pita adalah mengonsumsi daging sapi atau babi
yang tidak matang dan terkontaminasi cacing tersebut.

Orang-orang biasanya tidak menyadari ada cacing yang satu ini di dalam tubuhnya karena
penyakit ini jarang menimbulkan tanda dan gejala.

Namun, jika larva cacing sampai keluar dari usus dan membentuk kista di jaringan lain, infeksi
ini dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh.
Seberapa umumkah penyakit ini?

Infeksi cacing pita adalah penyakit yang umum dijumpai di berbagai belahan dunia.

Namun, penyakit ini paling banyak ditemui di negara-negara dengan terbiasa makan daging sapi
kurang matang, terutama di Eropa Timur, Rusia, Afrika Timur, dan Amerika Latin.

Selain itu, penyakit infeksi ini kerap terjadi di tempat-tempat dengan sistem sanitasi yang buruk,
misalnya pemukiman yang terlalu dekat dengan peternakan sapi dan sering terpapar kotoran sapi.

Menurut CDC, kasus tertinggi penyakit ini ada di negara-negara Amerika Latin, Eropa Timur,
Afrika sub-Sahara, India, dan Asia.

Di Asia sendiri, penyakit ini banyak ditemukan di Korea, Tiongkok, Taiwan, Indonesia, dan
Thailand.

Meski terbilang umum, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati
dengan cara yang tepat.

Pasalnya, larva cacing mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya.

Tanda-tanda dan gejala infeksi cacing pita


Kebanyakan orang yang terinfeksi cacing ini tidak mengalami gejala apapun.

Namun, orang yang terinfeksi cacing pita dengan ukuran lebih besar (seperti Taenia saginata)
punya kemungkinan lebih besar untuk mengalami gejala.

Beberapa gejala khas dari infeksi cacing ini biasanya meliputi:

 sering sakit perut,


 nafsu makan menurun,
 berat badan turun drastis tanpa sebab,
 mengalami gangguan pencernaan,
 terlihat lemah, lesu, dan tidak bersemangat, dan
 sulit tidur atau bahkan mengalami insomnia.

Beberapa orang yang terinfeksi cacing jenis ini juga mengalami iritasi di daerah perianal, yaitu
area di sekitar anus.

Iritasi ini disebabkan oleh pecahan cacing atau telur yang dikeluarkan dalam tinja. Biasanya,
orang baru sadar kalau mereka terkena penyakit cacingan ketika melihat pecahan cacing atau
telur di tinja mereka.

Sementara itu, larva cacing pita jenis T. solium penyebab sistiserkosis bisa menimbulkan gejala-
gejala yang cukup jelas apabila telah menginfeksi organ tubuh seperti otot, mata, dan otak.
Berikut adalah gejala infeksi cacing pita jenis T. solium yang mungkin muncul:

 adanya benjolan lunak di bawah kulit,


 penglihatan buram atau kabur,
 pembengkakan pada retina mata,
 sakit kepala,
 kejang,
 sulit fokus, dan
 keseimbangan tubuh terganggu.

Bila Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang telah disebutkan di atas, jangan tunda untuk
segera memeriksakan diri ke dokter sebelum infeksi bertambah parah.

Penyebab infeksi cacing pita


Ada 3 jenis utama parasit penyebab infeksi cacing pita, yaitu:

 Taenia saginata, yang berasal dari daging sapi.


 Taenia solium, yang berasal dari daging babi.
 Taenia asiatica, berasal dari daging babi, namun hanya ditemukan di Asia.

Taeniasis bisa disebabkan oleh 3 jenis cacing tersebut. Namun, sistiserkosis hanya bisa
disebabkan oleh serangan cacing T. solium.

Siklus hidup ketiga jenis cacing tersebut sangatlah mirip. Secara umum, berikut penjelasan
tentang siklus hidup cacing pita:

1. Telur cacing lepas ke lingkungan

Cacing pita atau Taenia adalah hewan parasit. Oleh karena itu, hewan ini memerlukan tubuh
inang agar dapat berkembang biak.

Usus halus manusia adalah satu-satunya tempat yang tepat bagi cacing Taenia untuk bertahan
hidup.

Cacing dewasa berkembang biak dengan cara bertelur. Telur cacing yang telah matang
berkembang menjadi larva oncospheres yang masih mengandung telur.

Selanjutnya, larva oncospheres yang masih berisi telur terlepas dari tubuh cacing pita dewasa dan
keluar dari anus bersama feses manusia.

2. Infeksi hewan ternak

Saat telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, ada kemungkinan telur cacing ini dapat
berpindah ke inang lain.
Babi dan sapi adalah dua jenis hewan yang sering menjadi inang dari cacing pita. Sapi dan babi
terinfeksi cacing ini karena makan pangan ternak yang telah terkontaminasi telur cacing.

Saat berada di dalam usus binatang, larva oncospheres menetas menjadi embrio cacing,
kemudian menyerang dinding usus dan masuk ke dalam sistem peredaran darah pada hewan
tersebut.

Larva kemudian menyebar ke bagian bagian tubuh hewan yang lain, seperti di otot lidah,
jantung, hati, sistem limfatik, dan bahu. Embrio cacing pita dapat bertahan selama beberapa
tahun pada tubuh hewan tersebut.

3. Infeksi manusia

Manusia bisa menelan larva cacing pita yang tersembunyi di dalam daging hewan mentah atau
tidak matang saat dimasak.

Anda juga bisa menelan cacing ini karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah
tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung cacing maupun telurnya.

Setelah tertelan, scolex (kepala) cacing akan menempel kuat ke dinding usus halus dan tumbuh
menjadi cacing dewasa yang menumpahkan telur di kotoran manusia yang terinfeksi.

Cacing dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup hingga 30 tahun
dalam tubuh manusia.

Setelah telur-telur baru bermigrasi ke anus dan masuk ke dalam tinja, kemudian siklus hidup
cacing akan berulang kembali.
Siklus hidup cacing pita

Faktor-faktor risiko
Hampir semua orang bisa terkena infeksi cacing yang satu ini. Namun, terdapat beberapa faktor
yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit ini.

Beberapa faktor risiko infeksi cacing pita di antaranya adalah sebagai berikut:

 jarang mandi dan mencuci tangan,


 berada di peternakan yang kotor atau memiliki sistem sanitasi yang buruk,
 tinggal di pemukiman padat dengan sistem sanitasi yang kurang baik,
 memakan daging mentah atau kurang matang, terutama daging sapi dan babi, dan
 tinggal di wilayah dengan kasus penyakit taeniasis atau sistiserkosis yang tinggi.

Komplikasi infeksi cacing pita


Komplikasi ketika seseorang terinfeksi cacing pita sebenarnya sangat jarang terjadi.
Akan tetapi, apabila pengobatan yang diberikan kurang maksimal, cacing berkembang semakin
besar, atau larva cacing mencapai organ tubuh lainnya, kemungkinan besar komplikasi bisa
terjadi.

Berikut adalah beberapa komplikasi akibat infeksi cacing pita:

1. Penyumbatan sistem pencernaan

Jika cacing pita tumbuh semakin besar, cacing dapat menyumbat usus dan berisiko
mengakibatkan usus buntu.

Selain itu, saluran empedu dan pankreas Anda bisa ikut terkena dampaknya.

2. Kerusakan otak dan sistem saraf pusat

Infeksi cacing Taenia yang telah merusak otak dan sistem saraf pusat disebut dengan
neurosistiserkosis.

Jika kondisi ini terjadi, Anda berisiko mengalami gangguan penglihatan, kejang, meningitis,
hidrosefalus, demensia, bahkan berakhir dengan kematian.

3. Gangguan organ tubuh lainnya

Ketika larva cacing pita bergerak ke hati, paru-paru, atau organ lainnya, akan terbentuk kista.

Seiring berjalannya waktu, kista tersebut bertambah besar dan mengganggu fungsi organ yang
terdampak.

Kista cacing yang pecah dapat melepaskan lebih banyak larva, dan menyebarkan larva-larva
tersebut ke organ tubuh lainnya.

Diagnosis infeksi cacing pita


Sebelum menentukan pengobatan yang tepat, dokter harus melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu untuk memastikan apakah benar Anda terinfeksi cacing pita atau tidak.

Pemeriksaan untuk mengetahui adanya cacing pita biasanya dilakukan dengan cara-cara berikut:

Tes analisis feses

Jika dokter menduga ada cacing di dalam usus, dokter memerlukan sampel feses untuk diperiksa
di laboratorium.

Tes darah
Tes darah juga diperlukan untuk mengecek pembentukan antibodi di dalam darah. Antibodi
biasanya muncul ketika tubuh sedang melawan infeksi, termasuk infeksi cacing pita.

Tes pengambilan gambar

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan melalui CT scan, MRI scan, atau USG untuk
mengecek adanya kista cacing di organ-organ tubuh tertentu.

Pengobatan infeksi cacing pita


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.

Penyakit cacing pita biasanya diobati dengan obat cacing yang diresepkan dokter. Praziquantel
dan albendazole merupakan obat-obatan yang sering diresepkan dokter.

Kedua obat ini memiliki sifat antelmintik, yaitu bertugas untuk membunuh cacing dan telurnya.

Biasanya, obat cacing pita tersebut diminum selama beberapa minggu supaya tubuh Anda benar-
benar terbebas dari infeksi.

Nantinya, cacing tainea akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses.

Selama mengonsumsi obat-obatan tersebut, Anda mungkin akan mengalami beberapa efek
samping seperti pusing dan sakit perut.

Pencegahan infeksi cacing pita


Agar terhindar dari penyakit ini, Anda bisa melakukan langkah-langkah pencegahan sederhana.

Berikut adalah beberapa tips mencegah infeksi cacing yang bisa Anda ikuti:

1. Memasak daging hingga matang

Salah satu cara untuk mencegah penyakit infeksi cacing pita adalah dengan memasak daging
hingga matang.

Jika memungkinkan, Anda bisa menggunakan termometer makanan untuk mengukur suhu dalam
daging yang dimasak.

Selain itu, hindari mencicipi daging sampai daging tersebut matang sempurna.

United States Department of Agriculture (USDA) atau setara dengan Kementarian Pertanian di
Indonesia merekomendasikan sejumlah hal berikut sebagai cara mengolah daging yang benar:
 Untuk potongan daging utuh (tidak termasuk daging unggas). Masak sampai
setidaknya daging bersuhu 63 derajat Celcius. Diamkan daging selama sekitar 3 menit
sebelum dimakan.
 Untuk daging cincang (tidak termasuk daging unggas). Masak sampai setidaknya
daging bersuhu 71 derajat Celcius. Daging cincang tidak memerlukan waktu istirahat
sebelum dikonsumsi.

2. Menyimpan daging dengan suhu yang tepat

Pastikan Anda untuk memerhatikan cara menyimpan daging yang benar. Setelah dibeli, segera
letakkan daging sapi di kulkas bersuhu 1 derajat Celcius atau di freezer bersuhu -18 derajat
Celcius.

Hal ini dilakukan untuk menjaga agar daging tetap segar, mempertahankan nutrisinya, dan
memperpanjang umur simpan makanan.

Jika disimpan dalam kulkas, pastikan daging yang dimasak diletakkan terpisah dari daging
mentah, makanan mentah, dan makanan beku pada umumnya.

3. Menjaga kebersihan

Cara lain untuk mencegah infeksi dari cacing yakni dengan selalu menjaga kebersihan pribadi.

Anda dan keluarga harus selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan setelah
makan serta sebelum dan setelah mengolah daging.

Penting juga untuk selalu cuci tangan setelah Anda buang air buang air kecil atau buang air
besar.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Lawan COVID-19 bersama!

Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas
sekarang!

COVID-19

Topik
64

Postingan

2.5k

Anggota

Topik COVID-19

Informasi penting COVID-19

Update COVID-19

Vaksinasi: Apa yang perlu Anda ketahui

Komunitas pendukung kesehatan mental

Sembuh dari COVID-19

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H

COVID-19

3 bulan yang lalu


[Tanya dr. Mike] Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.

Sejak pertama kali muncul di akhir tahun 2019, COVID-19 te

... Lihat lainnya

21 11

Komentar


Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Parasites – Taeniasis – CDC. (2020). Retrieved December 21, 2020, from


https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/gen_info/faqs.html 

Parasites – Cysticercosis – CDC. (2020). Retrieved December 21, 2020, from


https://www.cdc.gov/parasites/cysticercosis/gen_info/faqs.html 

Taeniasis: Biology – CDC. (2013). Retrieved December 21, 2020, from


https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html 

Taeniasis – Stanford University. (n.d.). Retrieved December 21, 2020, from


https://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2004/Taeniasis/#life%20cycle 

What is taeniasis and cysticercosis? – WHO. (n.d.). Retrieved December 21, 2020, from
https://www.who.int/taeniasis/disease/en/ 

Tapeworm infection – Mayo Clinic. (2020). Retrieved December 21, 2020, from
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/symptoms-causes/syc-20378174 

Wong, DJ. (2013). Tapeworm infection – DermNet NZ. Retrieved December 21, 2020, from
https://dermnetnz.org/topics/tapeworm-infection/
ARTIKEL TERKAIT

Ciri-Ciri Ada Cacing di Mata Anda dan Cara Mengobatinya

Penyebab Kaki Gajah (Filariasis) dan Penularannya

Infeksi Cacing Hati

Obat Paling Ampuh untuk Menghilangkan Cacing Kremi

Ditulis oleh Ajeng Quamila Diperbarui Apr 12, 2021


Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

ARTIKEL SELANJUTNYA

Penyebab dan Pilihan Obat Cacing


Berdasarkan Jenis Cacingnya

Obat cacing bisa diberikan ketika si kecil tiba-tiba jadi tidak nafsu makan, badannya sekilas jadi
terlihat kurus, lemah dan lesu, Kondisi turun nafsu makan seperti ini sering disebabkan karena
cacingan.

Pasalnya, cacingan rentan menyerang anak-anak yang masih belum mengerti betul tentang
kebersihan diri dan makanan yang ia makan. Lantas, apa saja obat cacing yang bisa diberikan?

Apa itu cacingan?


Cacingan adalah kondisi pada manusia yang sering ditandai dengan adanya parasit cacing yang
hidup di usus besar dan usus halus. Cacing pada parasit manusia dapat hidup di dalam tubuh
karena darah dan nutrisi pada usus diserap, sehingga cacing bisa bertahan hidup di dalam perut.

Cacingan pada manusia ini umumnya disebabkan karena 4 macam jenis cacing. Apa saja? Ada
cacing kremi, cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang. Masing-masing dari parasit cacing
ini obatnya beda, karena jenisnya juga beda. Apabila salah minum obat cacing, yang ada anak
makin lama sembuhnya.

Apa saja gejala cacingan?


Gejala umum cacingan adalah:

 sakit perut
 Diare, mual, atau muntah
 Kentut terus dan perut kembung
 Kelelahan
 Penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab
 Sakit perut atau nyeri saat perut ditekan
Orang yang sedang terkena cacingan juga dapat mengalami disentri. Disentri adalah infeksi usus
menyebabkan diare dengan darah dan lendir di tinja. Cacing yang ada di usus juga dapat
menyebabkan ruam atau gatal di sekitar dubur atau vulva.

Dalam beberapa kasus, Anda bisa melihat cacing di tinja saat buang air besar. Beberapa orang
mungkin menderita cacingan selama bertahun-tahun tanpa mengalami gejala apa pun.

Penyebab cacingan yang tidak Anda duga

1. Dari tanah yang terkontaminasi

Anak-anak biasanya hobi main tanah, mengambil mainan yang jatuh di tanah, atau bahkan
nyeker telanjang kaki di tanah. Main dengan tanah yang terinfeksi cacing adalah cara paling
umum penyebab anak cacingan.

Telur cacing bisa masuk lewat kaki dan ke dalam tubuh. Ini karena larva cacing bisa menembus
kulit kaki. Cacing juga bisa masuk ke tubuh ketika anak main tanah dan di tangan atau di bawah
kuku mereka ada telur cacing. Anak-anak biasanya sering secara tidak sengaja memasukkan jari
atau tangan mereka yang kotor ke dalam mulut.

Biasanya anak terkena infeksi jenis cacing tambang, cacing gelang, cacing pita dan cacing
gelang. Segera minum obat cacing apabila sudah terlihat gejala cacingan.
2. Dari minum air yang terkontaminasi

Beberapa jenis cacing dapat berkembang biak di air. Umumnya air yang ada di genangan, di
danau, atau di bendungan bila terkontaminasi dan dijadikan sumber air minum bisa
menyebabkan masyarakat terinfeksi.

Selain itu, bermain, mandi dan berenang di area air yang terkontaminasi ini juga dapat
menyebabkan Anda terkena infeksi cacing. Anak-anak cenderung paling sering kena cacingan
karena sistem kekebalan mereka lebih lemah daripada orang dewasa.

3. Makan makanan kurang matang atau yang terkontaminasi

Telur cacing tambang dan telur cacing gelang umumnya terdapat di tanaman dan sayuran yang
tumbuh di tanah terkontaminasi. Apabila sayuran dan buah tidak dicuci bersih, orang dewasa
maupun anak-anak bisa terkena infeksi cacingan.

Selain dari sayuran dan buah, cacingan bisa didapat dari daging hewan yang terkontaminasi telur
cacing, ini disebabkan karena hewan tersebut makan dan minum dari air dan tanah yang terdapat
telur cacing.

Daging hewan yang kemungkinan bisa terkontaminasi antara lain seperti ikan, sapi, domba, dan
kambing yang bisa terkena infeksi cacing pita. Selain itu, daging dan ikan yang mentah, atau
tidak dimasak dengan matang juga dapat membawa cacing ke dalam tubuh.

4. Kontak dengan orang yang terinfeksi

Jika orang dewasa atau bahkan anak-anak yang sudah positif terinfeksi cacingan, maka ia bisa
menularkannya ke orang lain. Biasanya jenis infeksi cacing kremi yang menular lewat orang
lain.

Penularannya bisa dari telur cacing yang berada di bawah kuku atau di tangan yang kurang
bersih. Setelah itu, tangan yang terkontaminasi telur cacing apabila memegang mainan lain atau
benda, telurnya bisa berpindah. Alhasil, anak sehat lain yang memegang mainan terkontaminasi
tersebut berisiko tertular apabila jari dan tangan dimasukkan ke dalam mulutnya.

Bagaimana dokter mendiagnosis cacingan?


Jika Anda atau si kecil punya gejala cacingan, baiknya segera cek ke dokter. Nantinya bila
diduga cacingan, dokter dapat melakukan pemeriksaan feses Anda. Kemungkinan akan
diperlukan beberapa sampel tinja untuk memastikan adanya parasit di dalam feses Anda.

Selain itu dokter bisa melakukan tes lain, namanya tes “Scotch tape“. Tes ini dilakukan dengan
cara menggunakan pita ke anus beberapa kali untuk mengambil telur cacing kremi. Nantinya pita
akan diidentifikasi di bawah mikroskop untuk melihat ada telur cacing atau tidak.
Jika cacing atau telur cacing tidak terdeteksi, dokter dapat melakukan tes darah untuk mencari
antibodi yang diproduksi tubuh Anda ketika terinfeksi oleh parasit. Selain itu, dokter mungkin
melakukan rontgen atau menggunakan tes skrining seperti computed tomography (CT) atau
magnetic resonance imaging (MRI), tergantung pada luas atau lokasi penyakit yang dicurigai.

Obat cacing di apotek

Piperazin, pirantel pamoat, mebendazol dan albendazol adalah antihelmintik atau obat cacing
yang banyak Anda temui di apotek dengan berbagai macam merek dagang. Berikut jenis cacing
dan jenis obat cacing yang wajib Anda ketahui.

1. Cacing gelang

Untuk obat cacing gelang, Anda bisa membeli obat yang mengandung kandungan piperazin.
Piperazin dalam obat cacing dapat membunuh cacing gelang dengan cara melumpuhkan otot-otot
cacing. Nantinya cacing yang lumpuh akan ikut terbuang bersama kotoran.

2. Cacing kremi

Untuk obat cacing kremi, Anda bisa membeli obat yang mengandung zat pirantel pamoat. Zat
pada obat ini dapat membasmi lebih banyak cacing dibandingkan piperazin. Pirantel pamoat
bekerja dengan cara melumpuhkan neuromuskular cacing. dan mengeluarkannya dari dalam
tubuh bersamaan dengan kotoran, Untuk obat cacing kremi biasanya tidak perlu pakai obat
pencahar agar mulas.
3. Cacing tambang

Untuk obat cacing tambang atau cacing cambuk, Anda bisa memberikan obat dengan kandungan
mebendazol. Obat mengandung mebendazole sebetulnya bisa mengobati cacing kremi dan
cacing gelang juga. Cara kerja obat ini adalah dengan mencegah cacing menyerap gula yang
merupakan sumber makanan cacing. Perlahan cacing akan mati.

4. Cacing pita

Untuk obat cacing pita, Anda bisa memberikan obat yang mengandung zat Albendazol. Zat
tersebut juga cukup efektif dalam membasmi cacing kremi, cacing gelang, cacing cambuk dan
cacing tambang. Obat ini bekerja dengan cara mencegah cacing menyerap gula atau glukosa,
sehingga parasit ini mati karena kehabisan energi.

Ada hal yang harus diperhatikan


Perlu diingat sebagian besar obat cacing hanya dapat membasmi cacing dengan cara merusak
sistem saraf atau mencegah cacing menyerap glukosa sehingga parasit ini mati, namun tidak
dengan telur cacingnya.

Oleh karena itu, pemberian obat cacing perlu diulang dalam jangka waktu tertentu agar cacing
yang baru menetas dari telur dapat segera dibasmi sebelum menjadi dewasa dan menghasilkan
telur cacing baru, ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri siklus hidup cacing.

Pastikan anda memilih obat cacing sesuai dengan gejala yang ditimbulkan karena masing-masing
dari parasit ini biasanya memiliki gejala yang berbeda dan tentu dengan obat yang berbeda pula.
Perhatikan label yang terdapat dalam kemasan obat. Jika anda tidak yakin cacing apa yang ada di
dalam tubuh, konsultasi ke dokter adalah pilihan yang paling tepat.

Obat cacing alami


1. Biji labu

Menurut University of Maryland Medical Center, biji buah labu bisa menjadi obat cacing alami.
Pasalnya, biji labu mengandung banyak zat bermanfaat seperti asam amino, karbohidrat dan
asam lemak.

Selain itu, mereka memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dapat menjadi oobat cacing
gelang dan cacing pita secara alami. Cara penggunaannya, tumbuk biji labu dan campur dengan
air hangat. Anda juga bisa mencampur biji labu dan bawang dengan susu kedelai untuk
membantu tubuh Anda melawan cacing gelang.

Selain itu, menurut International Journal of Molecular Sciences di tahun 2016, menyatakan
bahwa ekstrak biji labu memiliki beberapa aktivitas anti-parasit yang bagus untuk obat cacingan

2. Bawang putih

Bawang putih dikenal dapat membantu melawan cacing gelang, parasit giardia lamblia , dan
cacing kremi. Ketiga parasit tersebut bisa menginfeksi usus serta mengganggu fungsi saluran
pencernaan Anda.
Silakan racik bawang putih dan lobak yang diparut, lalu parutan keduanya dicampur air. Saring
campuran bawang putih dan lobak dan konsumsilah dua kali sehari sebelum makan untuk
mengobati cacing dan parasit giardia.

3. Wortel

Wortel bisa menjadi membantu mengatasi infeksi cacing karena kandungan vitamin A nya.
Vitamin A pada wortel kaya akan betakaroten yang bisa mencegah adanya cacing berkembang
biak di dalam tubuh.

Anda hanya perlu menghaluskan wortel dengan blender dan campur dengan madu, campuran ini
bisa membantu mengobati cacing kremi yang ada di dalam perut. Konsumsi 1 sendok makan
campuran wortel dan madu ini sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur.

4. Goldenseal

Goldenseal adalah tanaman herbal yang bekerja sebagai antimikroba dan dapat membantu
mendukung kesehatan pencernaan. Anda bisa menggunakan goldenseal sebagai obat cacing
dalam sediaan tablet, salep, dan bubuk yang dijual di toko obat herbal.

Goldenseal mengandung berberin. Ini adalah zat yang bekerja melawan parasit di usus seperti
giardia lamblia, parasit entamoeba histolytica, dan cacing kremi.

5. Makan makanan sehat

Ada beberapa pola makan sehat yang direkomendasikan sebagai obat cacing dan parasit di usus
secara alami. Antara lain:

 Sementara hindari dulu mengonsumsi kopi, gula rafinasi, alkohol, dan biji-bijian olahan
 Disarankan untuk makan makanan yang mengandung bawang putih
 Disarankan untuk makan wortel, ubi jalar, labu, dan makanan lain yang mengandung
tinggi beta-karoten. Beta karoten dapat mencegah perkembangbiakan cacing di dalam
tubuh.
 Disarankan untuk makan makanan probiotik seperti yoghurt atau kimchi, makana
tersebut berfungsi untuk ,embangun kembali bakteri bermanfaat dalam usus Anda
 Disarankan untuk banyak makan makanan yang kaya vitamin C dan vitamin B

Beberapa praktisi kesehatan herbal juga menyarankan melakukan pembersihan usus atau
detoksifikasi. Ini adalah sebuah cara yang dapat dilakukan dengan makan makanan tinggi serat
dan suplemen yang bisa menjadi obat cacing. Detoks dilakukan untuk membantu tubuh Anda
dalam membersihkan parasit usus. Suplemen yang bisa membantu jadi obat cacing adalah
suplemen psyllium husk, suplemen buah bit, dan suplemen biji rami.

Segera minum obat cacing agar tidak komplikasi


Segera minum obat cacing agar cacing di dalam tubuh cepat hilang, pasalnya, cacing di usus
meningkatkan risiko anemia dan komplikasi penyumbatan usus. Komplikasi cacingan ini lebih
sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya
lemah, seperti orang dengan infeksi HIV atau AIDS.

Infeksi cacing di usus juga dapat menimbulkan risiko lebih tinggi jika Anda sedang hamil. Jika
Anda hamil dan ditemukan memiliki infeksi cacing usus, dokter Anda akan menentukan terapi
obat cacing mana yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan dan akan memantau Anda
dengan seksama saat Anda selama kehamilan.

Bagaimana cara mencegah cacingan?


Ada beberapa cara yang harus dilakukan anak agar mencegah cacingan dan tidak perlu repot
minum obat cacing selalu. Orangtua bisa memastikan anak melakukan hal berikut ini:

 Pastikan anak dan orangtua cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan,
 Cuci tangan juga setelah menyentuh, main tanah atau menggunakan toilet
 Pastikan hanya minum air botolan atau air matang
 Apabila memelihara anjing atau kucing, jaga dan rawat kebersihan hewan dan kandangan
secara teratur.
 Segera buang kotoran anjing dan kucing di tempat sampah dan cuci tangan bersih
setelahnya
 Cuci buah dan sayuran yang ditanam di kebun secara menyeluruh
 jangan biarkan anak-anak bermain di daerah di mana ada banyak kotoran anjing atau
kucing
 Jangan makan buah dan sayuran mentah apabila banyak kasus cacingan di lingkungan
Anda
 Jangan nyeker atau berjalan tanpa alas kaki di lingkungan tinggi kasus cacingan
 Jangan makan daging babi, sapi, atau ikan air tawar mentah atau yang kurang matang

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Sumber

Intestinal Worms. http://www.end.org/whatwedo/ntdoverview/intestinalworms. Accessed


16/01/17.

Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier, 2012. Print.
Page 265

Ascariasis https://www.healthline.com/health/ascariasis#symptoms diakses pada 29 Maret 2019

Natural remedies for intestinal parasite https://www.verywellhealth.com/natural-remedies-for-


intestinal-parasites-88232 diakses pada 29 Maret 2019
Kapan balita perlu minum obat cacing?
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/kapan-balita-perlu-minum-obat-cacing
diakses pada 29 Maret 2019

Worms in human https://www.nhs.uk/conditions/worms-in-humans/ diakses pada 29 Maret 2019

Intestinal parasite homr remedies https://www.livestrong.com/article/111664-home-remedies-


rid-intestinal-parasites/ diakses pada 29 Maret 2019

How to know if your baby has worms https://www.babycenter.in/a1050897/how-to-know-if-


your-baby-or-toddler-has-worms diakses pada 29 Maret 2019

Piperazine oral https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/piperazine-oral-route/proper-


use/drg-20065522?p=1 diakses pada 29 Maret 2019

Tapeworm https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/diagnosis-treatment/drc-
20378178

Mebendazole https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/mebendazole-oral-route/proper-
use/drg-20064631

ARTIKEL TERKAIT

Hati-hati, Air yang Tidak Bersih Bisa Sebabkan Cacingan!

Ditulis oleh Novita Joseph Diperbarui Apr 01, 2019


Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

ARTIKEL SELANJUTNYA

Awas, Ini Serangkaian Gejala Cacingan yang


Bisa Dialami Orang Dewasa
Ternyata, tidak hanya anak-anak yang bisa mengalami cacingan. Orang dewasa pun masih bisa
mengalami infeksi cacing. Sudah tahu apa saja gejala cacingan pada orang dewasa? Baca terus
artikel ini agar dapat mewaspadai berbagai gejala cacingan pada orang dewasa, berdasarkan jenis
cacing yang masuk ke dalam tubuh.

Sebenarnya, apa itu cacingan?


Cacingan adalah penyakit infeksi parasit cacing yang tinggal dalam usus manusia. Cacing yang
menetap di usus ini akan bertahan hidup dengan mengambil sari-sari makanan yang masuk ke
usus.

Jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh manusia sangat beragam, mulai dari cacing gelang,
cacing pita, hingga cacing tambang.

Cacing yang menginfeksi tubuh manusia tak hanya menyebabkan gangguan pencernaan, tetapi
juga penyakit kulit. Cacing penyebabnya bisa jadi berbeda, begitu pula dengan gejala yang
muncul.

Agar Anda memiliki gambaran lebih jelas tentang ciri-ciri penyakit cacingan pada orang dewasa,
simak terus penjelasannya berikut ini.

Gejala cacingan akibat cacing gelang


Cacing askariasis, alias cacing gelang, adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris
lumbricoides. Ascaris termasuk parasit dalam tubuh manusia dari jenis roundworms. Cacing ini
seringnya berada pada lingkungan yang tidak bersih dan tinggal di wilayah yang beriklim hangat.

Infeksi awal dari cacing ini biasanya tidak ada gejalanya. Gejala akan muncul seiring
pertumbuhan cacing yang semakin berkembang. Terdapat dua gejala yang dapat terjadi,
tergantung ke bagian tubuh mana cacing itu menginfeksi. Organ tubuh yang biasa diserang
adalah paru-paru dan usus.

Menurut laman Mayo Clinic, gejala yang akan muncul saat terjadi infeksi cacing gelang di paru-
paru, yaitu:

 Batuk
 Napas terasa sesak atau semakin pendek
 Mengi (napas berbunyi)
 Gejala-gejala lainnya yang menyerupai pneumonia

Sementara itu, gejala yang akan muncul saat cacing ini menyerang bagian usus, adalah:

 Mual
 Muntah
 Diare
 Perut terasa tidak nyaman
 Penurunan berat badan
 Selera makan menurun
 Penyumbatan usus sehingga perut bisa terasa nyeri dan terjadi muntah parah

Gejala cacingan akibat cacing tambang


Cacing tambang termasuk parasit jenis hookworm yang akan masuk ke dalam tubuh manusia
dalam bentuk telur atau larva. Telur atau larva cacing ini biasanya berada pada tempat yang
terkontaminasi feses berisi telur cacing.

Kebiasaan bertelanjang kaki (nyeker) dan menginjak-tempat-tempat terkontaminasi akan sangat


memudahkan larva atau telur cacing tambang masuk ke kulit.

Saat masuk pertama kali menembus kulit, larva cacing akan menyebabkan gatal dan ruam.
Setelah gatal dan ruam, seseorang yang terinfeksi akan mengalami diare, pertanda parasit ini
mulau bertumbuh dalam usus.

Gejala cacing tambahng lain pada orang dewasa yang akan muncul adalah:

 Kehilangan nafsu makan


 Penurunan berat badan
 Kelelahan
 Anemia
 Demam
 Perut nyeri
 Ada darah ketika buang air besar

Ciri-ciri cacingan akibat cacing kremi


Cacing kremi merupakan cacing yang berukuran sangat kecil, pipih, berwarna putih yang akan
menginfeksi bagian sistem pencernaan manusia. Cacing kremi termasuk dalam kelompok parasit
pinworm.

Orang dewasa memang lebih jarang mengalami infeksi cacing kremi. Orang dewasa yang paling
berisiko mengalami infeksi cacing kremi adalah anggota keluarga atau perawat yang mengurus
anak yang sedang terinfeksi cacing kremi. Jika perawat anak ini terkontaminasi cacing kremi, ia
berisiko juga menularkan cacing ini pada pasangannya saat berhubungan seksual.

Gejala-gejala cacing kremi yang perlu diwaspadai antara lain adalah:


 Sering gatal di bagian anus. Rasa gatal terasa amat kuat, terutama di malam hari. Ini
karena pada malam hari, spesies betina cacing ini akan menetaskan telur-telurnya di
bagian anus.
 Tidur gelisah sebab bagian rektum (anus) terasa tidak nyaman
 Nyeri, ruam, atau iritasi di kulit sekitar anus
 Adanya cacing kremi di feses
 Ditemukan cacing di daerah anus

Gejala cacingan akibat cacing pita


Cacing pita adalah salah satu jenis parasit dari kelompok tapeworm. Cacing pita akan
menginfeksi usus manusia. Cacing ini tidak dapat hidup bebas di alam dan membutuhkan inang
untuk hidup, yakni di tubuh binatang atau tubuh manusia.

Biasanya telur cacing ini memasuki tubuh manusia karena makan daging mentah atau setengah
matang. Namun, infeksi juga bisa terjadi akibat kontak antara manusia dengan feses binatang dan
air yang sudah tercemar.

Saat awal cacing pita masuk ke dalam tubuh manusia, tidak ada gejala cacingan yang muncul.
Meski demikian, lama-lama pertumbuhan telur cacing di dalam tubuh akan menimbulkan
berbagai gejala, seperti:

 Sakit perut
 Muntah dan mual
 Merasa lemas
 Diare
 Penurunan berat badan
 Perubahan selera makan
 Kesulitan tidur, diduga akibat gejala-gejalanya
 Pusing
 Bisa kejang pada kasus yang parah
 Kekurangan vitamin B12 pada beberapa kasus

Gejala cacingan akibat cacing cambuk


Cacing cambuk, salah satu jenis parasit dari kelompok whipworm, seringnya terdapat di
lingkungan beriklim hangat dan lembap yang tidak bersih. Tanah di

Anda mungkin juga menyukai