Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Pasalnya, tinggi badan
anak termasuk faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah
tercukupi atau belum. Lalu, apa itu stunting dan apa penyebabnya?
Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting
adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan
dengan umurnya.
Mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga
menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab
utama kekurangan nutrisi.
Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada
pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting,
sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.
Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka
di bawah -2 standar deviasi (SD). Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami anak yang masih di
bawah usia 2 tahun dan harus ditangani dengan segera dan tepat.
Penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan
anak (GPA) dari WHO.
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi
kurang gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama.
Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga
mengakibatkan dirinya tergolong stunting.
Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini
hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan
tinggi badannya.
Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja,
melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.
Di bawah ini dua poin utama yang menjadi faktor penyebab stunting pada anak.
WHO atau badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sekitar 20% kejadian stunting sudah
terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.
Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas sehingga
nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.
Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah
kelahiran. Oleh karena itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.
2. Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun
yang tidak tercukupi, seperti posisi menyusui yang kurang tepat, tidak diberikan ASI eksklusif,
hingga MPASI (makanan pendamping ASI) yang kurang berkualitas.
Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu
faktor utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung protein serta
mineral zinc (seng) dan zat besi ketika anak masih berusia balita.
Melansir buku Gizi Anak dan Remaja, kejadian ini umumnya sudah mulai berkembang saat anak
berusia 3 bulan. Proses perkembangan tersebut lambat laun mulai melambat ketika anak berusia
3 tahun.
Setelah itu, grafik penilaian tinggi badan berdasarkan umur (TB/U), terus bergerak mengikuti
kurva standar tapi dengan posisi berada di bawah.
Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh kelompok usia 2 – 3 tahun dan anak
dengan usia lebih dari 3 tahun.
Pada anak yang berusia di bawah 2 – 3 tahun, rendahnya pengukuran grafik tinggi badan
menurut usia (TB/U) bisa menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung.
Sementara pada anak yang berusia lebih dari itu, kondisi tersebut menunjukkan kalau kegagalan
pertumbuhan anak memang telah terjadi (stunted).
ARTIKEL TERKAIT
Perkembangan Balita
Pernahkah Anda memerhatikan tinggi badan si kecil? Apakah anak Anda lebih pendek
dibandingkan dengan teman-teman seusianya? Jika tinggi badan anak termasuk balita sangat
jauh atau cukup pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, Anda perlu waspada.
Mungkin saja anak Anda mengalami stunting atau bertubuh pendek akibat kekurangan gizi
kronis. Penyebab anak lebih pendek dibanding teman-temannya Banyak hal yang memengaruhi
[…]
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan • May 04, 2021
Selain itu yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting
pada anak, yaitu:
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan.
Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal
(setelah melahirkan).
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di
bawah normal.
Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi
tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
Pertumbuhan melambat
Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
Pertumbuhan gigi terlambat
Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya
Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata
terhadap orang di sekitarnya
Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).
Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Sementara untuk tahu apakah tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin
memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat. Anda bisa membawa si kecil ke dokter,
bidan, posyandu, atau puskesmas setiap bulannya.
Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama
dari kehamilan sampai usia 24 bulan.
Maka itu, kondisi ini bisa memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
keseluruhan.
Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin
berdampak:
Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat
produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.
Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, ia berisiko untuk mengalami masalah kesehatan
dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.
Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena
mengalami stunting sejak kecil.
Ibu hamil yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal stunting) akan mengalami
perlambatan aliran darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin,
kondisi tersebut berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami komplikasi
medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.
Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat disertai dengan
tinggi badan anak tidak sesuai usia.
Selayaknya stunting yang berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga akan terus
mengalami hal yang sama sampai ia beranjak dewasa.
ARTIKEL TERKAIT
Mengukur perkembangan otak atau kemampuan kognitif bayi, mungkin tidak semudah
mengukur pertumbuhan fisik. Namun, perkembangan kognitif tidak boleh dikesampingkan,
karena turut terlibat dalam mengendalikan fungsi seluruh anggota tubuh bayi. Simak penjelasan
lengkapnya di bawah ini! Apa itu kemampuan kognitif bayi? Kemampuan kognitif bayi adalah
cara bayi dalam belajar berpikir, mengingat, membayangkan, mengumpulkan informasi,
mengatur informasi, hingga memecahkan masalah. Dikutip dari […]
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita • Jun 03, 2021
Meski stunting berdampak hingga dewasa, kondisi ini dapat ditangani. Melansir Buletin Stunting
milik Kemenkes RI, stunting dipengaruhi oleh pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan
kesehatan, lingkungan, serta ketahanan pangan.
Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah
normal yang didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola asuh yang tepat.
Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6
bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai anak berusia 2 tahun.
World Health Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)
menganjurkan agar bayi usia 6-23 bulan untuk mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-
ASI) yang optimal.
Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya mengandung minimal 4 atau lebih dari 7 jenis
makanan, meliputi serealia atau umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau
sumber protein lain, dan asupan kaya vitamin A atau lainnya.
Di sisi lain, perhatikan juga batas ketentuan minimum meal frequency (MMF), untuk bayi usia 6-
23 bulan yang diberi dan tidak diberi ASI, dan sudah mendapat MP-ASI.
Sementara itu untuk bayi yang tidak diberi ASI usia 6 – 23 bulan yaitu 4 kali per hari atau lebih.
Bukan itu saja, ketersediaan pangan di masing-masing keluarga turut berperan dalam mengatasi
stunting. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan meningkatkan kualitas makanan harian yang
dikonsumsi.
Terbukti menurut data Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah
anak pendek terbilang cukup tinggi.
Kasus anak dengan kondisi ini memiliki jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan
permasalahan gizi lainnya, seperti anak kurang gizi, kurus, dan gemuk.
Pertanyaan selanjutnya adalah, bisakah stunting pada anak dicegah sejak dini?
Jawabannya, bisa. Stunting pada anak merupakan satu dari beberapa program prioritas yang
dicanangkan oleh pemerintah agar angka kasusnya diturunkan setiap tahun.
Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016. Cara mencegah stunting menurut Pedoman Penyelenggaraan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yakni:
Beberapa cara mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin yaitu:
Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama
kehidupan bayi.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan,
maupun puskesmas.
Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
Anda bisa berdiskusi dengan dokter kandungan untuk melakukan pencegahan stunting yang
sudah disarankan di atas.
Anda bisa berdiskusi dengan dokter anak untuk menyesuaikan dengan kebiasaan si kecil, agar
pencegahan stunting bisa dilakukan.
Anak sekolah juga perlu diberi pembekalan sebagai upaya pencegahan stunting, seperti:
Lakukan secara perlahan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak.
Untuk remaja
Meski stunting pada remaja tidak bisa diobati, tapi masih bisa dilakukan perawatan, di antaranya:
Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi
seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba
Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi
Anda bisa melakukannya pada anak yang sudah masuk usia remaja, yaitu 14-17 tahun.
Intinya, jika ingin mencegah stunting, asupan serta status gizi seorang calon ibu harus baik. Hal
ini kemudian diiringi dengan memberikan asupan makanan yang berkualitas ketika anak telah
lahir.
ARTIKEL TERKAIT
Anak-anak dan remaja merupakan fase perkembangan yang berbeda. Setelah berada di fase
anak-anak, mereka akan memasuki fase peralihan yang disebut sebagai remaja. Di masa
peralihan ini, akan ada banyak sekali perubahan baik secara fisik maupun kematangan
emosionalnya. Berikut hal-hal yang perlu diketahui orangtua.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita • Jun 08, 2021
Saat puber, ia tidak dapat mencapai pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di
waktu kecil. Meski Anda telah memberikannya makanan kaya gizi, tetap saja pertumbuhannya
tidak dapat maksimal seperti anak normal lainnya.
Namun, tetap penting bagi Anda memberikan berbagai makanan yang bergizi tinggi agar
mencegah kondisi si kecil semakin buruk dan gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin
parah.
Oleh karena itu, sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang
maksimal saat awal-awal kehidupannya. Tepatnya selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Jika Anda mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan
pada dokter anak Anda agar cepat teratasi.
Parenting
11
Topik
658
Postingan
16k
Anggota
Topik Parenting
Umum
Menyusui
Kembar
Lihat semua topik
Hesti
Parenting
Sebagian orang tua merasa kecanggihan teknologi bisa membawa pengaruh buruk pada anak.
Padahal, kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari, orang tua juga tidak
33 73
Komentar
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
Monawarah, S. (2020). Buku Saku Stunting Desa.pdf. Retrieved 28 September 2020, from
https://www.academia.edu/35659902/Buku_Saku_Stunting_Desa_pdf
ARTIKEL TERKAIT
Menurut data tahun 2015 dari Kementerian Kesehatan RI, penyakit cacingan memang masih
menjadi masalah kesehatan yang utama dengan kejadian mencapai 28,12 persen. Mirisnya,
jumlah ini masih belum dapat mewakili banyak daerah di Indonesia yang berpotensi mencapai
angka lebih dari 50 persen. Jika dibiarkan, infeksi cacing berulang pada anak bisa berujung pada
kegagalan pertumbuhan atau stunting. Bagaimana infeksi cacing menjadi salah satu penyebab
stunting pada anak? Simak dalam ulasan berikut ini.
Infeksi cacing merupakan penyakit yang terjadi karena adanya cacing yang bersarang di dalam
usus manusia.
Cacing yang menyerang tubuh manusia bisa berbeda-beda. Misalnya cacing pita, cacing
tambang, cacing kremi, ataupun cacing gelang. Masing-masing cacing ini bisa menimbulkan
efek yang beragam saat menginfeksi tubuh manusia, termasuk menjadi penyebab stunting pada
anak.
Siapa pun bisa terkena infeksi cacing bila ada kontak langsung antara kulit dengan tanah atau air
kotor yang mengandung telur cacing.
Setelah telur cacing menembus kulit atau termakan dan masuk ke dalam tubuh, maka telur akan
bergerak masuk ke pembuluh darah dan menuju ke organ dalam tubuh, seperti usus. Di dalam
usus, telur cacing akan bereproduksi hingga menghasilkan jumlah yang sangat banyak.
Tak hanya itu, cacing juga akan menyerap berbagai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi
ini tentunya akan sangat membahayakan, terlebih bagi anak yang berusia di bawah empat tahun
dalam masa pertumbuhan, karena dapat menyebabkan stunting.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, ada beberapa gejala yang mungkin ditimbulkan saat seseorang
terinfeksi cacing, yakni:
Mual
Merasa lemah
Nafsu makan hilang
Diare
Nyeri perut
Pusing
Penurunan berat badan dan penyerapan nutrisi dari makanan bermasalah
Waspada saat ciri-ciri cacingan muncul pada Anda, anggota keluarga, dan terlebih pada anak.
Jika tidak diobati dengan segera, infeksi cacing bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih
parah lagi.
Ada berbagai risiko kesehatan yang bisa menghantui saat anak cacingan. Salah satunya
gangguan pertumbuhan yang menyebabkan tubuh anak lebih pendek ketimbang teman-teman
seusianya, ini disebut stunting.
Menurut Public Library of Science, ada dua macam dampak yang ditimbulkan dari cacingan
yang menyerang anak-anak, yakni anemia dan stunting. Penyebab anemia di antaranya karena
kekurangan zat gizi mikro seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.
Sementara pada stunting, masalah mulai ketika cacing menyerap nutrisi pada tubuh anak. Hal ini
akan menyebabkan nafsu makan anak menurun, sehingga lama kelamaan anak mungkin saja
mengalami masalah kekurangan gizi.
Jika masalah gizi ini tidak ditangani dengan segera, maka pertumbuhan fisik anak bisa
terpengaruh. Inilah yang akhirnya jadi penyebab stunting.
Lebih jauh, kondisi ini tentu akan melemahkan fungsi otak anak, meningkatkan risiko terserang
penyakit infeksi, hingga membuatnya tidak selincah anak-anak lain seusianya.
Bagaimana cara mencegah cacingan?
Meski infeksi cacing ini terlihat menyeramkan, Anda masih bisa menurunkan risikonya sebelum
penyakit ini menyerang anak hingga menjadi penyebab stunting. Simak cara-caranya berikut ini.
Jaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dengan membuang sampah pada tempatnya
dan memastikan drainase air limbah mengalir dengan lancar
Selalu buang air besar di toilet
Selalu masak daging ikan, sapi, dan makanan laut sampai matang. Hindari
mengonsumsinya dalam keadaan mentah
Rebus air sampai matang sebelum diminum
Selalu cuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan air bersih, sebelum dan setelah
memegang sesuatu, saat makan, dan dari toilet
Rutin membersihkan dan memotong kuku tangan dan kaki si kecil
Biasakan anak untuk selalu menggunakan alas kaki setiap hendak keluar rumah
Selalu tutup makanan agar tidak dihinggapi hewan yang bisa menyebarkan kuman
penyakit
Minum obat cacing sesuai dosis penggunaannya
Bagi anak yang sulit untuk minum obat, sekarang ini terdapat jenis obat cacing berbentuk cair
dengan ragam varian rasa, seperti rasa jeruk. Dengan demikian, anak mungkin tidak menyadari
sedang minum obat karena rasanya yang enak.
Jika merasa khawatir ketika anak mengalami masalah kesehatan, baik ringan ataupun berat,
Anda dapat selalu memeriksakannya ke dokter atau pelayanan kesehatan terkait.
Semua langkah pencegahan yang telah disebutkan merupakan bagian dari gaya hidup sehat.
Perlu diketahui, semua orang dapat berpotensi menjadi “carrier” penyakit cacing.
Oleh karena itu, upayakan agar si kecil minum obat cacing setidaknya 6 bulan sekali sebagai
langkah pencegahan. Gaya hidup sehat perlu diterapkan oleh semua anggota keluarga dan orang-
orang terdekat agar infeksi cacing tidak mudah menyerang. Ayo saling jaga!
Ayo gabung di komunitas parenting Hello Sehat dan temukan berbagai cerita dari orang tua
lainnya. Anda tidak sendiri!
Parenting
11
Topik
658
Postingan
16k
Anggota
Topik Parenting
Umum
Menyusui
Kembar
Hesti
Parenting
Sebagian orang tua merasa kecanggihan teknologi bisa membawa pengaruh buruk pada anak.
Padahal, kecanggihan teknologi tidak bisa dihindari, orang tua juga tidak
Komentar
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
Mayo Clinic. (2017). Tapeworm infection – Symptoms and causes. Retrieved June 11, 2020,
from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/symptoms-causes/syc-
20378174
Infection by Intestinal Parasites, Stunting and Anemia in School-Aged Children from Southern
Angola. http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0137327 Diakses pada
23 April 2018.
Direktorat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2018). Flyer : Anak Cacingan.
Retrieved June 11, 2020, from http://promkes.kemkes.go.id/flyer-promkes-2018-anak-cacingan
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL SELANJUTNYA
Trichinosis
Definisi trichinosis|Tanda dan gejala trichinosis|Penyebab trichinosis|Faktor-faktor risiko
trichinosis|Komplikasi trichinosis|Diagnosis trichinosis|Pengobatan trichinosis|Pencegahan
trichinosis
Definisi trichinosis
Trichinosis, atau bisa disebut sebagai trichinellosis, adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh
cacing yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Jenis cacing penyebab infeksi ini adalah cacing gelang bernama Trichinella. Cacing gelang
banyak ditemukan pada hewan-hewan liar pemakan daging seperti babi, rubah, anjing, serigala,
kuda, dan beruang.
Jika Anda memiliki kebiasaan mengonsumsi daging hewan yang kurang matang, Anda harus
lebih berhati-hati mulai sekarang.
Sebab bahaya infeksi trichinosis trichinellosis ini akan mengintai kesehatan tubuh bila gemar
makan daging mentah atau kurang matang dari hewan yang terinfeksi trichinosis.
Pada manusia, kasus trichinosis yang banyak terjadi yakni disebabkan oleh konsumsi daging
babi atau pemasakan dengan mencampurkan daging sapi dan daging babi yang terinfeksi cacing
gelang.
Saat tubuh telah terinfeksi cacing Trichinella, Anda akan merasakan tanda dan gejala yang
bervariasi tergantung dari seberapa banyak jumlah parasit yang menginfeksi tubuh.
Namun biasanya, infeksi parasit ini akan memengaruhi sistem pencernaan Anda terlebih dahulu.
Menurut pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat atau CDC, diperkirakan
terdapat 10.000 kasus trichinosis yang terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia.
Jenis cacing Trichinella yang paling sering menyebabkan penyakit adalah T. spiralis yang
banyak ditemukan di babi.
Infeksi akibat jenis Trichinella lainnya lebih jarang dilaporkan kasus kejadiannya. Kasus
penyakit yang parah tergolong jarang ditemukan.
Namun, Anda harus tetap waspada karena penyakit ini masih memiliki potensi menimbulkan
komplikasi kesehatan yang fatal.
Hal ini tergantung pada jumlah larva cacing yang masuk ke dalam tubuh Anda melalui daging
yang Anda konsumsi.
Gejala awal trichinosis biasanya muncul dalam waktu 1-2 hari setelah tubuh terinfeksi cacing
pertama kali. Selanjutnya, gejala lainnya menyusul setelah 2-8 minggu setelah tubuh terinfeksi.
Gejala trichinosis saat larva cacing gelang berada di usus adalah sebagai berikut:
kram perut,
diare,
mudah lelah,
mual, dan
muntah.
Sekitar 1 minggu setelah infeksi, cacing gelang betina dewasa akan menghasilkan larva yang
bisa menembus dinding usus, memasuki peredaran darah, dan menyebar ke otot atau jaringan
tubuh lainnya.
Jika Anda mengalami trichinosis ringan tanpa gejala, Anda mungkin tidak memerlukan tindakan
medis.
Namun, apabila Anda mulai mengalami masalah pencernaan atau sakit otot seminggu setelah
makan daging, segera periksakan diri ke dokter.
Tubuh masing-masing penderita mungkin akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang
bervariasi.
Oleh karena itu, pastikan Anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang
paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Penyebab trichinosis
Beberapa spesies parasit cacing gelang atau Trichinella yang menyebabkan infeksi pada tubuh
manusia yaitu.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trichinosis dibawa oleh daging hewan yang terinfeksi
kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Hewan dapat terinfeksi trichinosis ketika memakan hewan lain yang terinfeksi atau sampah yang
mengandung sisa daging yang terinfeksi cacing.
Setelah daging yang terkontaminasi ini masuk ke dalam tubuh manusia, larva memasuki usus
dan bereproduksi sehingga menghasilkan cacing dewasa.
Selanjutnya, cacing dewasa menyebarkan larva ke dalam aliran darah, sehingga memungkinkan
cacing untuk berpindah melalui pembuluh darah dan masuk ke otot.
Setelah sampai di otot, cacing masuk ke dalam jaringan otot untuk dapat hidup lebih lama dalam
tubuh manusia. Inilah yang kemudian mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada
tubuh.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit
infeksi cacing gelang ini.
Cacing gelang dapat menginfeksi tubuh apabila Anda tidak memasak daging hingga matang
sempurna. Alat masak yang terkontaminasi cacing, seperti pisau atau penggiling daging, juga
meningkatkan risiko Anda terinfeksi.
2. Tinggal di pedesaan atau peternakan
Trichinosis banyak ditemukan di pedesaan, terutama pada daerah dengan peternakan babi.
Beberapa wilayah atau negara masih memiliki kebiasaan makan daging hewan liar, seperti
beruang atau babi hutan.
Hewan-hewan ini yang paling mudah terinfeksi cacing gelang Trichinella, sehingga manusia
yang memakannya pun rentan terkena infeksi pula.
Komplikasi trichinosis
Penyakit ini memang jarang menimbulkan komplikasi pada sebagian besar kasus.
Namun, jika jumlah cacing di dalam tubuh sudah terlalu banyak dan tersebar ke organ tubuh
lainnya, trichinosis berpotensi mengakibatkan komplikasi yang fatal, seperti.
Diagnosis trichinosis
Saat proses mendiagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta menanyakan gejala-
gejala yang Anda alami.
Kebanyakan penyakit atau gejala cacingan dapat didiagnosis dengan tes feses. Namun, larva
cacing pada penyakit trichinosis sulit ditemukan pada feses karena parasit ini cenderung
bersembunyi di dalam jaringan otot setelah berpindah dari usus.
Oleh karena itu, ada pilihan lainnya untuk mendeteksi keberadaan cacing dalam proses diagnosis
penyakit ini, yaitu:
Tes darah
Tim medis akan mengambil sampel darah Anda dan mengukur kadar sel darah putih atau
antibodi yang biasanya menandakan adanya infeksi parasit.
Pengobatan trichinosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada
dokter Anda.
Infeksi trichinosis tidak selalu memerlukan perawatan. Ini karena dalam beberapa kasus, infeksi
akibat cacing ini bisa sembuh dalam hitungan bulan setelah pasien mengalami gejala-gejala.
Namun, bukan berarti Anda tidak perlu waspada dengan bahaya yang ditimbulkan dari penyakit
ini.
Ketika menemukan gejala pada tubuh yang menyerupai infeksi cacing gelang, ada beberapa jenis
obat yang dianjurkan:
Obat antiparasit
Obat cacing atau obat antiparasit adalah pengobatan pertama yang diberikan untuk mengatasi
trichinosis.
Jenis obat yang biasanya diresepkan dokter adalah albendazole atau mebendazole.
Apabila cacing telah memasuki jaringan otot, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk
meringankan rasa sakit di otot.
Kortikosteroid
Dalam beberapa kasus, trichinosis juga memicu reaksi alergi, terutama ketika cacing masuk ke
dalam jaringan otot.
Dokter akan meresepkan obat kortikosteroid untuk mengendalikan peradangan pada otot.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan ragu melakukan konsultasi dengan
dokter guna mendapat saran dan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Pencegahan trichinosis
Salah satu cara terbaik untuk mencegah infeksi penyakit ini adalah dengan mempersiapkan
masakan Anda dengan baik, terutama dalam proses pengolahan daging.
Berikut adalah beberapa tips mencegah trichinosis yang bisa Anda coba.
Pastikan Anda memasak daging hingga matang, lalu diamkan daging selama 3 menit
setelah dimasak.
Apabila Anda mengonsumsi daging babi, simpan daging di lemari es atau freezer selama
3 minggu untuk membunuh parasit.
Bersihkan peralatan yang Anda gunakan untuk mengolah atau memasak daging, seperti
pisau dan penggiling daging.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas
sekarang!
COVID-19
Topik
64
Postingan
2.5k
Anggota
Topik COVID-19
Update COVID-19
Vaksinasi: Apa yang perlu Anda ketahui
COVID-19
[Tanya dr. Mike] Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.
21 11
Komentar
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
Trichinellosis: Epidemiology & Risk Factors – CDC. (2020). Retrieved December 22, 2020,
from https://www.cdc.gov/parasites/trichinellosis/epi.html
Trichinosis – New York State Department of Health. (2016). Retrieved December 22, 2020,
from https://www.health.ny.gov/diseases/communicable/trichinosis/fact_sheet.htm
ARTIKEL TERKAIT
Awas, Ini Serangkaian Gejala Cacingan yang Bisa Dialami Orang Dewasa
Berbagai Masalah Kesehatan yang Muncul Jika Cacing Kremi Masuk ke Dalam
Tubuh
ARTIKEL SELANJUTNYA
Setelah makanan tersebut dicerna, kepala cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus
manusia. Cacing ini kemudian tumbuh besar dan berkembang biak dengan menyerap gizi
makanan yang Anda makan sehari-hari. Parasit ini kemudian meneteskan telur dan ditumpahkan
untuk dikeluarkan bersama feses.
Orang yang terkena taeniasis biasanya tidak merasakan gejala apapun. Itu sebabnya banyak yang
sebenarnya sudah sakit, tapi tidak menyadarinya. Namun, gejala awal yang mungkin tampak dari
taeniasis adalah mual, lemah, nafsu makan menurun, dan diare. Jenis gejala dan tingkat
keparahannya akan tergantung pada seberapa lama waktu infeksi dalam tubuhnya.
Semakin infeksi dibiarkan, maka risiko komplikasi bisa terjadi kapan saja. Jika larva cacing
sampai keluar dari usus dan membentuk kista di jaringan lain, maka infeksi ini dapat
menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.
1. Alergi
Kista cacing pita bisa saja pecah dan melepaskan lebih banyak larva di dalam tubuh. Larva ini
dapat berpindah dari satu organ ke organ lain yang kemudian membentuk kista tambahan. Kista
yang pecah atau bocor dapat menyebabkan reaksi yang mudah dikenali tubuh, seperti alergi,
gatal-gatal, bengkak, dan sulit bernapas.
Neurosistiserkosis adalah salah satu bentuk komplikasi taeniasis yang terjadi ketika larva
berhasil menginfeksi otak. Neurosistiserkosis merupakan gangguan sistem saraf pusat yang
disebabkan oleh adanya kista cacing di bagian otak dan sumsum tulang belakang. Akibatnya,
penderita akan kejang-kejang dan merasakan gejala yang mirip dengan tumor otak.
Sementara itu, kista spinal dapat menyebabkan penurunan kelemahan secara umum hingga
penderita mengalami kesulitan berjalan. Lebih parahnya lagi, komplikasi infeksi ini dapat
menyebabkan meningitis, hidrosefalus, demensia, bahkan kematian.
Selain menginfeksi organ pencernaan, infeksi parasit ini juga dapat keluar dari usus dan
memengaruhi organ tubuh lainnya. Larva parasit yang mencapai organ jantung dapat
menyebabkan aritmia jantung atau bahkan gagal jantung. Sementara dalam kasus yang jarang,
cacing pita yang menginfeksi mata dapat membentuk lesi mata dan menyebabkan hilangnya
penglihatan atau kebutaan.
Tanpa disadari, kista bisa tumbuh dan menyebar di seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan pada
pembuluh darah menjadi tersumbat dan menghalangi sirkulasi darah. Ini sebabnya pembuluh
darah bisa pecah hingga membutuhkan operasi darurat atau transplantasi organ yang terinfeksi.
Cacing yang menginfeksi tubuh secara terus menerus akan tubuh dan berkembang. Jika cacing
pita tumbuh terlalu besar, maka parasit ini bisa menyebabkan penyumbatan, biasanya terjadi
pada usus, saluran empedu, usus buntu, atau pankreas.
Sebelum jatuh sakit, pastikan Anda sudah melakukan berbagai upaya pencegahan agar terhindar
dari Taeniasis. Caranya mudah dan sederhana, kok. Berikut tips-tipsnya:
Cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir sebelum makan atau memegang makanan
dan setelah ke toilet.
Cuci setiap bahan makanan dengan air mengalir hingga benar-benar bersih.
Masak daging pada suhu minimal 63 derajat Celcius untuk membunuh telur atau larva
cacing pita.
Bekukan daging selama 7 sampai 10 hari dan ikan minimal 24 jam di dalam freezer
dengan suhu – 35 derajat Celcius untuk membunuh telur dan larva cacing.
Hindari konsumsi daging yang mentah, baik itu daging babi, daging sapi, maupun ikan.
COVID-19
Topik
64
Postingan
2.5k
Anggota
Topik COVID-19
Update COVID-19
COVID-19
[Tanya dr. Mike] Omicron, Varian Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.
21 11
Komentar
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL SELANJUTNYA
Perbedaan keduanya adalah jenis cacing pita yang menjadi penyebabnya. Pada taeniasis,
penyebab utamanya adalah cacing Taenia dewasa, sedangkan sistiserkosis disebabkan oleh larva
cacing Taenia, khususnya jenis Taenia solium.
Salah satu penyebab seseorang terinfeksi cacing pita adalah mengonsumsi daging sapi atau babi
yang tidak matang dan terkontaminasi cacing tersebut.
Orang-orang biasanya tidak menyadari ada cacing yang satu ini di dalam tubuhnya karena
penyakit ini jarang menimbulkan tanda dan gejala.
Namun, jika larva cacing sampai keluar dari usus dan membentuk kista di jaringan lain, infeksi
ini dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Infeksi cacing pita adalah penyakit yang umum dijumpai di berbagai belahan dunia.
Namun, penyakit ini paling banyak ditemui di negara-negara dengan terbiasa makan daging sapi
kurang matang, terutama di Eropa Timur, Rusia, Afrika Timur, dan Amerika Latin.
Selain itu, penyakit infeksi ini kerap terjadi di tempat-tempat dengan sistem sanitasi yang buruk,
misalnya pemukiman yang terlalu dekat dengan peternakan sapi dan sering terpapar kotoran sapi.
Menurut CDC, kasus tertinggi penyakit ini ada di negara-negara Amerika Latin, Eropa Timur,
Afrika sub-Sahara, India, dan Asia.
Di Asia sendiri, penyakit ini banyak ditemukan di Korea, Tiongkok, Taiwan, Indonesia, dan
Thailand.
Meski terbilang umum, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati
dengan cara yang tepat.
Pasalnya, larva cacing mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya.
Namun, orang yang terinfeksi cacing pita dengan ukuran lebih besar (seperti Taenia saginata)
punya kemungkinan lebih besar untuk mengalami gejala.
Beberapa orang yang terinfeksi cacing jenis ini juga mengalami iritasi di daerah perianal, yaitu
area di sekitar anus.
Iritasi ini disebabkan oleh pecahan cacing atau telur yang dikeluarkan dalam tinja. Biasanya,
orang baru sadar kalau mereka terkena penyakit cacingan ketika melihat pecahan cacing atau
telur di tinja mereka.
Sementara itu, larva cacing pita jenis T. solium penyebab sistiserkosis bisa menimbulkan gejala-
gejala yang cukup jelas apabila telah menginfeksi organ tubuh seperti otot, mata, dan otak.
Berikut adalah gejala infeksi cacing pita jenis T. solium yang mungkin muncul:
Bila Anda mengalami tanda-tanda dan gejala yang telah disebutkan di atas, jangan tunda untuk
segera memeriksakan diri ke dokter sebelum infeksi bertambah parah.
Taeniasis bisa disebabkan oleh 3 jenis cacing tersebut. Namun, sistiserkosis hanya bisa
disebabkan oleh serangan cacing T. solium.
Siklus hidup ketiga jenis cacing tersebut sangatlah mirip. Secara umum, berikut penjelasan
tentang siklus hidup cacing pita:
Cacing pita atau Taenia adalah hewan parasit. Oleh karena itu, hewan ini memerlukan tubuh
inang agar dapat berkembang biak.
Usus halus manusia adalah satu-satunya tempat yang tepat bagi cacing Taenia untuk bertahan
hidup.
Cacing dewasa berkembang biak dengan cara bertelur. Telur cacing yang telah matang
berkembang menjadi larva oncospheres yang masih mengandung telur.
Selanjutnya, larva oncospheres yang masih berisi telur terlepas dari tubuh cacing pita dewasa dan
keluar dari anus bersama feses manusia.
Saat telur cacing pita keluar dari tubuh manusia, ada kemungkinan telur cacing ini dapat
berpindah ke inang lain.
Babi dan sapi adalah dua jenis hewan yang sering menjadi inang dari cacing pita. Sapi dan babi
terinfeksi cacing ini karena makan pangan ternak yang telah terkontaminasi telur cacing.
Saat berada di dalam usus binatang, larva oncospheres menetas menjadi embrio cacing,
kemudian menyerang dinding usus dan masuk ke dalam sistem peredaran darah pada hewan
tersebut.
Larva kemudian menyebar ke bagian bagian tubuh hewan yang lain, seperti di otot lidah,
jantung, hati, sistem limfatik, dan bahu. Embrio cacing pita dapat bertahan selama beberapa
tahun pada tubuh hewan tersebut.
3. Infeksi manusia
Manusia bisa menelan larva cacing pita yang tersembunyi di dalam daging hewan mentah atau
tidak matang saat dimasak.
Anda juga bisa menelan cacing ini karena mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah
tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung cacing maupun telurnya.
Setelah tertelan, scolex (kepala) cacing akan menempel kuat ke dinding usus halus dan tumbuh
menjadi cacing dewasa yang menumpahkan telur di kotoran manusia yang terinfeksi.
Cacing dewasa bisa memanjang sampai 15 meter dan mampu bertahan hidup hingga 30 tahun
dalam tubuh manusia.
Setelah telur-telur baru bermigrasi ke anus dan masuk ke dalam tinja, kemudian siklus hidup
cacing akan berulang kembali.
Siklus hidup cacing pita
Faktor-faktor risiko
Hampir semua orang bisa terkena infeksi cacing yang satu ini. Namun, terdapat beberapa faktor
yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit ini.
Beberapa faktor risiko infeksi cacing pita di antaranya adalah sebagai berikut:
Jika cacing pita tumbuh semakin besar, cacing dapat menyumbat usus dan berisiko
mengakibatkan usus buntu.
Selain itu, saluran empedu dan pankreas Anda bisa ikut terkena dampaknya.
Infeksi cacing Taenia yang telah merusak otak dan sistem saraf pusat disebut dengan
neurosistiserkosis.
Jika kondisi ini terjadi, Anda berisiko mengalami gangguan penglihatan, kejang, meningitis,
hidrosefalus, demensia, bahkan berakhir dengan kematian.
Ketika larva cacing pita bergerak ke hati, paru-paru, atau organ lainnya, akan terbentuk kista.
Seiring berjalannya waktu, kista tersebut bertambah besar dan mengganggu fungsi organ yang
terdampak.
Kista cacing yang pecah dapat melepaskan lebih banyak larva, dan menyebarkan larva-larva
tersebut ke organ tubuh lainnya.
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya cacing pita biasanya dilakukan dengan cara-cara berikut:
Jika dokter menduga ada cacing di dalam usus, dokter memerlukan sampel feses untuk diperiksa
di laboratorium.
Tes darah
Tes darah juga diperlukan untuk mengecek pembentukan antibodi di dalam darah. Antibodi
biasanya muncul ketika tubuh sedang melawan infeksi, termasuk infeksi cacing pita.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan melalui CT scan, MRI scan, atau USG untuk
mengecek adanya kista cacing di organ-organ tubuh tertentu.
Penyakit cacing pita biasanya diobati dengan obat cacing yang diresepkan dokter. Praziquantel
dan albendazole merupakan obat-obatan yang sering diresepkan dokter.
Kedua obat ini memiliki sifat antelmintik, yaitu bertugas untuk membunuh cacing dan telurnya.
Biasanya, obat cacing pita tersebut diminum selama beberapa minggu supaya tubuh Anda benar-
benar terbebas dari infeksi.
Nantinya, cacing tainea akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses.
Selama mengonsumsi obat-obatan tersebut, Anda mungkin akan mengalami beberapa efek
samping seperti pusing dan sakit perut.
Berikut adalah beberapa tips mencegah infeksi cacing yang bisa Anda ikuti:
Salah satu cara untuk mencegah penyakit infeksi cacing pita adalah dengan memasak daging
hingga matang.
Jika memungkinkan, Anda bisa menggunakan termometer makanan untuk mengukur suhu dalam
daging yang dimasak.
Selain itu, hindari mencicipi daging sampai daging tersebut matang sempurna.
United States Department of Agriculture (USDA) atau setara dengan Kementarian Pertanian di
Indonesia merekomendasikan sejumlah hal berikut sebagai cara mengolah daging yang benar:
Untuk potongan daging utuh (tidak termasuk daging unggas). Masak sampai
setidaknya daging bersuhu 63 derajat Celcius. Diamkan daging selama sekitar 3 menit
sebelum dimakan.
Untuk daging cincang (tidak termasuk daging unggas). Masak sampai setidaknya
daging bersuhu 71 derajat Celcius. Daging cincang tidak memerlukan waktu istirahat
sebelum dikonsumsi.
Pastikan Anda untuk memerhatikan cara menyimpan daging yang benar. Setelah dibeli, segera
letakkan daging sapi di kulkas bersuhu 1 derajat Celcius atau di freezer bersuhu -18 derajat
Celcius.
Hal ini dilakukan untuk menjaga agar daging tetap segar, mempertahankan nutrisinya, dan
memperpanjang umur simpan makanan.
Jika disimpan dalam kulkas, pastikan daging yang dimasak diletakkan terpisah dari daging
mentah, makanan mentah, dan makanan beku pada umumnya.
3. Menjaga kebersihan
Cara lain untuk mencegah infeksi dari cacing yakni dengan selalu menjaga kebersihan pribadi.
Anda dan keluarga harus selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan setelah
makan serta sebelum dan setelah mengolah daging.
Penting juga untuk selalu cuci tangan setelah Anda buang air buang air kecil atau buang air
besar.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Ikuti informasi terbaru dan cerita para pejuang COVID-19 di sekitar kita. Ayo gabung komunitas
sekarang!
COVID-19
Topik
64
Postingan
2.5k
Anggota
Topik COVID-19
Update COVID-19
COVID-19
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengumumkan munculnya COVID-19 varian baru yang
dinamakan varian B.1.1529 atau Omicron.
21 11
Komentar
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
What is taeniasis and cysticercosis? – WHO. (n.d.). Retrieved December 21, 2020, from
https://www.who.int/taeniasis/disease/en/
Tapeworm infection – Mayo Clinic. (2020). Retrieved December 21, 2020, from
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/symptoms-causes/syc-20378174
Wong, DJ. (2013). Tapeworm infection – DermNet NZ. Retrieved December 21, 2020, from
https://dermnetnz.org/topics/tapeworm-infection/
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL SELANJUTNYA
Obat cacing bisa diberikan ketika si kecil tiba-tiba jadi tidak nafsu makan, badannya sekilas jadi
terlihat kurus, lemah dan lesu, Kondisi turun nafsu makan seperti ini sering disebabkan karena
cacingan.
Pasalnya, cacingan rentan menyerang anak-anak yang masih belum mengerti betul tentang
kebersihan diri dan makanan yang ia makan. Lantas, apa saja obat cacing yang bisa diberikan?
Cacingan pada manusia ini umumnya disebabkan karena 4 macam jenis cacing. Apa saja? Ada
cacing kremi, cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang. Masing-masing dari parasit cacing
ini obatnya beda, karena jenisnya juga beda. Apabila salah minum obat cacing, yang ada anak
makin lama sembuhnya.
sakit perut
Diare, mual, atau muntah
Kentut terus dan perut kembung
Kelelahan
Penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab
Sakit perut atau nyeri saat perut ditekan
Orang yang sedang terkena cacingan juga dapat mengalami disentri. Disentri adalah infeksi usus
menyebabkan diare dengan darah dan lendir di tinja. Cacing yang ada di usus juga dapat
menyebabkan ruam atau gatal di sekitar dubur atau vulva.
Dalam beberapa kasus, Anda bisa melihat cacing di tinja saat buang air besar. Beberapa orang
mungkin menderita cacingan selama bertahun-tahun tanpa mengalami gejala apa pun.
Anak-anak biasanya hobi main tanah, mengambil mainan yang jatuh di tanah, atau bahkan
nyeker telanjang kaki di tanah. Main dengan tanah yang terinfeksi cacing adalah cara paling
umum penyebab anak cacingan.
Telur cacing bisa masuk lewat kaki dan ke dalam tubuh. Ini karena larva cacing bisa menembus
kulit kaki. Cacing juga bisa masuk ke tubuh ketika anak main tanah dan di tangan atau di bawah
kuku mereka ada telur cacing. Anak-anak biasanya sering secara tidak sengaja memasukkan jari
atau tangan mereka yang kotor ke dalam mulut.
Biasanya anak terkena infeksi jenis cacing tambang, cacing gelang, cacing pita dan cacing
gelang. Segera minum obat cacing apabila sudah terlihat gejala cacingan.
2. Dari minum air yang terkontaminasi
Beberapa jenis cacing dapat berkembang biak di air. Umumnya air yang ada di genangan, di
danau, atau di bendungan bila terkontaminasi dan dijadikan sumber air minum bisa
menyebabkan masyarakat terinfeksi.
Selain itu, bermain, mandi dan berenang di area air yang terkontaminasi ini juga dapat
menyebabkan Anda terkena infeksi cacing. Anak-anak cenderung paling sering kena cacingan
karena sistem kekebalan mereka lebih lemah daripada orang dewasa.
Telur cacing tambang dan telur cacing gelang umumnya terdapat di tanaman dan sayuran yang
tumbuh di tanah terkontaminasi. Apabila sayuran dan buah tidak dicuci bersih, orang dewasa
maupun anak-anak bisa terkena infeksi cacingan.
Selain dari sayuran dan buah, cacingan bisa didapat dari daging hewan yang terkontaminasi telur
cacing, ini disebabkan karena hewan tersebut makan dan minum dari air dan tanah yang terdapat
telur cacing.
Daging hewan yang kemungkinan bisa terkontaminasi antara lain seperti ikan, sapi, domba, dan
kambing yang bisa terkena infeksi cacing pita. Selain itu, daging dan ikan yang mentah, atau
tidak dimasak dengan matang juga dapat membawa cacing ke dalam tubuh.
Jika orang dewasa atau bahkan anak-anak yang sudah positif terinfeksi cacingan, maka ia bisa
menularkannya ke orang lain. Biasanya jenis infeksi cacing kremi yang menular lewat orang
lain.
Penularannya bisa dari telur cacing yang berada di bawah kuku atau di tangan yang kurang
bersih. Setelah itu, tangan yang terkontaminasi telur cacing apabila memegang mainan lain atau
benda, telurnya bisa berpindah. Alhasil, anak sehat lain yang memegang mainan terkontaminasi
tersebut berisiko tertular apabila jari dan tangan dimasukkan ke dalam mulutnya.
Selain itu dokter bisa melakukan tes lain, namanya tes “Scotch tape“. Tes ini dilakukan dengan
cara menggunakan pita ke anus beberapa kali untuk mengambil telur cacing kremi. Nantinya pita
akan diidentifikasi di bawah mikroskop untuk melihat ada telur cacing atau tidak.
Jika cacing atau telur cacing tidak terdeteksi, dokter dapat melakukan tes darah untuk mencari
antibodi yang diproduksi tubuh Anda ketika terinfeksi oleh parasit. Selain itu, dokter mungkin
melakukan rontgen atau menggunakan tes skrining seperti computed tomography (CT) atau
magnetic resonance imaging (MRI), tergantung pada luas atau lokasi penyakit yang dicurigai.
Piperazin, pirantel pamoat, mebendazol dan albendazol adalah antihelmintik atau obat cacing
yang banyak Anda temui di apotek dengan berbagai macam merek dagang. Berikut jenis cacing
dan jenis obat cacing yang wajib Anda ketahui.
1. Cacing gelang
Untuk obat cacing gelang, Anda bisa membeli obat yang mengandung kandungan piperazin.
Piperazin dalam obat cacing dapat membunuh cacing gelang dengan cara melumpuhkan otot-otot
cacing. Nantinya cacing yang lumpuh akan ikut terbuang bersama kotoran.
2. Cacing kremi
Untuk obat cacing kremi, Anda bisa membeli obat yang mengandung zat pirantel pamoat. Zat
pada obat ini dapat membasmi lebih banyak cacing dibandingkan piperazin. Pirantel pamoat
bekerja dengan cara melumpuhkan neuromuskular cacing. dan mengeluarkannya dari dalam
tubuh bersamaan dengan kotoran, Untuk obat cacing kremi biasanya tidak perlu pakai obat
pencahar agar mulas.
3. Cacing tambang
Untuk obat cacing tambang atau cacing cambuk, Anda bisa memberikan obat dengan kandungan
mebendazol. Obat mengandung mebendazole sebetulnya bisa mengobati cacing kremi dan
cacing gelang juga. Cara kerja obat ini adalah dengan mencegah cacing menyerap gula yang
merupakan sumber makanan cacing. Perlahan cacing akan mati.
4. Cacing pita
Untuk obat cacing pita, Anda bisa memberikan obat yang mengandung zat Albendazol. Zat
tersebut juga cukup efektif dalam membasmi cacing kremi, cacing gelang, cacing cambuk dan
cacing tambang. Obat ini bekerja dengan cara mencegah cacing menyerap gula atau glukosa,
sehingga parasit ini mati karena kehabisan energi.
Oleh karena itu, pemberian obat cacing perlu diulang dalam jangka waktu tertentu agar cacing
yang baru menetas dari telur dapat segera dibasmi sebelum menjadi dewasa dan menghasilkan
telur cacing baru, ini adalah cara terbaik untuk mengakhiri siklus hidup cacing.
Pastikan anda memilih obat cacing sesuai dengan gejala yang ditimbulkan karena masing-masing
dari parasit ini biasanya memiliki gejala yang berbeda dan tentu dengan obat yang berbeda pula.
Perhatikan label yang terdapat dalam kemasan obat. Jika anda tidak yakin cacing apa yang ada di
dalam tubuh, konsultasi ke dokter adalah pilihan yang paling tepat.
Menurut University of Maryland Medical Center, biji buah labu bisa menjadi obat cacing alami.
Pasalnya, biji labu mengandung banyak zat bermanfaat seperti asam amino, karbohidrat dan
asam lemak.
Selain itu, mereka memiliki kandungan vitamin dan mineral yang dapat menjadi oobat cacing
gelang dan cacing pita secara alami. Cara penggunaannya, tumbuk biji labu dan campur dengan
air hangat. Anda juga bisa mencampur biji labu dan bawang dengan susu kedelai untuk
membantu tubuh Anda melawan cacing gelang.
Selain itu, menurut International Journal of Molecular Sciences di tahun 2016, menyatakan
bahwa ekstrak biji labu memiliki beberapa aktivitas anti-parasit yang bagus untuk obat cacingan
2. Bawang putih
Bawang putih dikenal dapat membantu melawan cacing gelang, parasit giardia lamblia , dan
cacing kremi. Ketiga parasit tersebut bisa menginfeksi usus serta mengganggu fungsi saluran
pencernaan Anda.
Silakan racik bawang putih dan lobak yang diparut, lalu parutan keduanya dicampur air. Saring
campuran bawang putih dan lobak dan konsumsilah dua kali sehari sebelum makan untuk
mengobati cacing dan parasit giardia.
3. Wortel
Wortel bisa menjadi membantu mengatasi infeksi cacing karena kandungan vitamin A nya.
Vitamin A pada wortel kaya akan betakaroten yang bisa mencegah adanya cacing berkembang
biak di dalam tubuh.
Anda hanya perlu menghaluskan wortel dengan blender dan campur dengan madu, campuran ini
bisa membantu mengobati cacing kremi yang ada di dalam perut. Konsumsi 1 sendok makan
campuran wortel dan madu ini sebelum sarapan pagi dan sebelum tidur.
4. Goldenseal
Goldenseal adalah tanaman herbal yang bekerja sebagai antimikroba dan dapat membantu
mendukung kesehatan pencernaan. Anda bisa menggunakan goldenseal sebagai obat cacing
dalam sediaan tablet, salep, dan bubuk yang dijual di toko obat herbal.
Goldenseal mengandung berberin. Ini adalah zat yang bekerja melawan parasit di usus seperti
giardia lamblia, parasit entamoeba histolytica, dan cacing kremi.
Ada beberapa pola makan sehat yang direkomendasikan sebagai obat cacing dan parasit di usus
secara alami. Antara lain:
Sementara hindari dulu mengonsumsi kopi, gula rafinasi, alkohol, dan biji-bijian olahan
Disarankan untuk makan makanan yang mengandung bawang putih
Disarankan untuk makan wortel, ubi jalar, labu, dan makanan lain yang mengandung
tinggi beta-karoten. Beta karoten dapat mencegah perkembangbiakan cacing di dalam
tubuh.
Disarankan untuk makan makanan probiotik seperti yoghurt atau kimchi, makana
tersebut berfungsi untuk ,embangun kembali bakteri bermanfaat dalam usus Anda
Disarankan untuk banyak makan makanan yang kaya vitamin C dan vitamin B
Beberapa praktisi kesehatan herbal juga menyarankan melakukan pembersihan usus atau
detoksifikasi. Ini adalah sebuah cara yang dapat dilakukan dengan makan makanan tinggi serat
dan suplemen yang bisa menjadi obat cacing. Detoks dilakukan untuk membantu tubuh Anda
dalam membersihkan parasit usus. Suplemen yang bisa membantu jadi obat cacing adalah
suplemen psyllium husk, suplemen buah bit, dan suplemen biji rami.
Infeksi cacing di usus juga dapat menimbulkan risiko lebih tinggi jika Anda sedang hamil. Jika
Anda hamil dan ditemukan memiliki infeksi cacing usus, dokter Anda akan menentukan terapi
obat cacing mana yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan dan akan memantau Anda
dengan seksama saat Anda selama kehamilan.
Pastikan anak dan orangtua cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan,
Cuci tangan juga setelah menyentuh, main tanah atau menggunakan toilet
Pastikan hanya minum air botolan atau air matang
Apabila memelihara anjing atau kucing, jaga dan rawat kebersihan hewan dan kandangan
secara teratur.
Segera buang kotoran anjing dan kucing di tempat sampah dan cuci tangan bersih
setelahnya
Cuci buah dan sayuran yang ditanam di kebun secara menyeluruh
jangan biarkan anak-anak bermain di daerah di mana ada banyak kotoran anjing atau
kucing
Jangan makan buah dan sayuran mentah apabila banyak kasus cacingan di lingkungan
Anda
Jangan nyeker atau berjalan tanpa alas kaki di lingkungan tinggi kasus cacingan
Jangan makan daging babi, sapi, atau ikan air tawar mentah atau yang kurang matang
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Sumber
Ferri, Fred. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders / Elsevier, 2012. Print.
Page 265
Tapeworm https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tapeworm/diagnosis-treatment/drc-
20378178
Mebendazole https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/mebendazole-oral-route/proper-
use/drg-20064631
ARTIKEL TERKAIT
ARTIKEL SELANJUTNYA
Jenis cacing yang bisa menginfeksi tubuh manusia sangat beragam, mulai dari cacing gelang,
cacing pita, hingga cacing tambang.
Cacing yang menginfeksi tubuh manusia tak hanya menyebabkan gangguan pencernaan, tetapi
juga penyakit kulit. Cacing penyebabnya bisa jadi berbeda, begitu pula dengan gejala yang
muncul.
Agar Anda memiliki gambaran lebih jelas tentang ciri-ciri penyakit cacingan pada orang dewasa,
simak terus penjelasannya berikut ini.
Infeksi awal dari cacing ini biasanya tidak ada gejalanya. Gejala akan muncul seiring
pertumbuhan cacing yang semakin berkembang. Terdapat dua gejala yang dapat terjadi,
tergantung ke bagian tubuh mana cacing itu menginfeksi. Organ tubuh yang biasa diserang
adalah paru-paru dan usus.
Menurut laman Mayo Clinic, gejala yang akan muncul saat terjadi infeksi cacing gelang di paru-
paru, yaitu:
Batuk
Napas terasa sesak atau semakin pendek
Mengi (napas berbunyi)
Gejala-gejala lainnya yang menyerupai pneumonia
Sementara itu, gejala yang akan muncul saat cacing ini menyerang bagian usus, adalah:
Mual
Muntah
Diare
Perut terasa tidak nyaman
Penurunan berat badan
Selera makan menurun
Penyumbatan usus sehingga perut bisa terasa nyeri dan terjadi muntah parah
Saat masuk pertama kali menembus kulit, larva cacing akan menyebabkan gatal dan ruam.
Setelah gatal dan ruam, seseorang yang terinfeksi akan mengalami diare, pertanda parasit ini
mulau bertumbuh dalam usus.
Gejala cacing tambahng lain pada orang dewasa yang akan muncul adalah:
Orang dewasa memang lebih jarang mengalami infeksi cacing kremi. Orang dewasa yang paling
berisiko mengalami infeksi cacing kremi adalah anggota keluarga atau perawat yang mengurus
anak yang sedang terinfeksi cacing kremi. Jika perawat anak ini terkontaminasi cacing kremi, ia
berisiko juga menularkan cacing ini pada pasangannya saat berhubungan seksual.
Biasanya telur cacing ini memasuki tubuh manusia karena makan daging mentah atau setengah
matang. Namun, infeksi juga bisa terjadi akibat kontak antara manusia dengan feses binatang dan
air yang sudah tercemar.
Saat awal cacing pita masuk ke dalam tubuh manusia, tidak ada gejala cacingan yang muncul.
Meski demikian, lama-lama pertumbuhan telur cacing di dalam tubuh akan menimbulkan
berbagai gejala, seperti:
Sakit perut
Muntah dan mual
Merasa lemas
Diare
Penurunan berat badan
Perubahan selera makan
Kesulitan tidur, diduga akibat gejala-gejalanya
Pusing
Bisa kejang pada kasus yang parah
Kekurangan vitamin B12 pada beberapa kasus