BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Stunting
dibawah lima tahun ) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi didalam
kandungfan dan pada masa awal kelahiran. Kondisi stunting akan nampak
anak menurut TB/U dengan hasil nilai Z Score = <-2 SD, hal ini
menunjukan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hasil dari
gagal pertumbuhan. Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor
kandungan hingga awal bayi lahir, stunting sendiri akan mulai nampak
9
10
bahwa stunting ini merupakan masalah kurang gizi dengan periode yang
anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (Schmidt,
2014).
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal
tanda dari adanya masalah pertumbuhan. Apalagi jika dialami oleh anak
yang masih dibawah usia 2 tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan
Stunted adalah kondisi saat tinggi badan balita lebih pendek dari
yang seharusnya bisa dicapai pada umur tertentu . Orang awan bias
yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup
lama. Bahkan sejak anak masih dalam kandungan . Hal ini terjadi lantaran
pertumbuhan .
LA. 2012).
untuk mengetahui kurang gizi masa lampau, alat mudah dibawa kemana-
TB/U yaitu tinggi badan tidak cepat naik bahkan tidak mungkin turun,
terlatih, kesalahan pada alat dan tingkat kesulitan pengukuran. TB/U dapat
12
Indonesia. 2011)
stunting berupa jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang yang
disanilitas pada usia tua, jangka pendek yang akan terjadi adalah
bangsa.
a. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunting yang parah pada anak, akan terjadi defisit jangka panjang
sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak dengan
lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak
komunitas pedesaan.
kondisi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak (0-2
tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi ini sulit untuk dapat
pulih kembali. Hal ini disebabkan karena 80-90% jumlah sel otak
4. Klasifikasi Stunting
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Klasifkasi Status Gizi Berdasarkan Standar WHO –MGRS
indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan
sehat, dan asupan makanan kurang pada waktu lama sejak usia bayi,
Faktor ibu dan pola asuh ibu yang kurang baik terutama pada
akses sanitasi dan air bersih menjadi salah satu faktor yang sangat
2010).
Agar anak dapat tumbuh sesuai standar kesehatan , pola asuh yang
diberikan oleh orang tua sangat berperan penting, tentunya dengan pola
asuh yang benar. Pola asuh adalah kemampuan orang tua dan keluarga
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik , mental dan
pertumbuhan anak berusia dibawah lima tahun. Masa balita dalam masa
dimana anak sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah
anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal
keadaan ibu dalam hal kesehatan (fisik dan mental), tentang status gizi,
pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau masyarakat, dan
Pola asuh sebagai pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap
khusus dari orang tua yang bekrja secara bersama maupun secara
tua tidak boleh menghukum dan mengucilkan anak, tetapi sebagai gantinya
adalah sikap dan cara orang tua dalam mempersiapkan anggota keluarga
dan bergantung kepada orang tua menjadi berdiri sendiri dan bertanggung
suatu sikap orang tua terhadap anak dalam mambimbing dan mengasuh
untuk dapat tumbuh dan berkembang terutama pada fisik, sosial dan
emosinya.
19
Ada beberapa jenis pola asuh yang diterapkan kepada balita yaitu :
batas dan pengendalian atas tindakan anak. Jadi, orang tua masih
melakukan kontrol pada anak tetapi tidak terlalu ketat. Orang tua
laku anak tidak menekankan pada kepatuhan yang keras dan kaku.
kemandirian.
sebagai pola asuh yang paling seimbang karena orang tua menetukan
menu makanan untuk anaknya, akan tetapi orang tua tetap memberikan
kesempatan bagi anak memilih makanan. Orang tua dengan tipe pola
ini dikatakan paling baik dan sehat karena orang tua mengontrol jenis
makanan anak, mengontrol berat badan anak, mengatur emosi anak saat
berajalan dalam satu arah dan tidak mengenal kompromi (Sahrul sarea
2014).
peraturan kaku yang berlaku pada setiap acara makan. Bukan hanya
mengatur porsi dan waktu makan, orang tua otoriter juga menyeleksi
dengan ketat jenis makanan yang boleh dimakan oleh anak, memantau
perilaku makan anak, dan membatasi berat badan anak. Anak hanya
diizinkan menyantap jenis makanan sehat atau jenis makanan apa pun
yang lolos seleksi orang tuanya. Selain itu, sama sekali tidak
akan terpenuhi.
21
komitmen dalam mengasuh anak karena orang tua cenderung stress dan
terhadap anak. Anak yang diasuh dengan tipe pengasuhan ini diberikan
22
Dalam ranah pemberian makan, orang tua dengan tipe pola asuh
makanannya tanpa ada batasan dari orang tua. Pola asuh pengabaian
dikatakan sebagai pola asuh yang paling tidak sehat karena orang tua
apapun yang diinginkannya. Selain itu, orang tua juga tidak memberikan
yang masuk ke tubuh anak dikendalikan oleh anak itu sendiri tanpa ada
kontrol dari orang tua. Apabila anak tidak paham mengenai konsumsi
dari orang tua, sehingga anak sulit dalam membedakan perilaku yang
benar atau tidak. Serta orang tua menerapkan disiplin yang tidak
asuh permisif tak punya aturan yang jelas mengenai kegiatan makan.
menu. Jika anak tidak ingin mengkonsumsi nasi dan lauk pauk yang
tersedia diatas meja, maka orang tua siap menawarkan sejumlah alternatif
makanan lain yang terkadang melibatkan jenis makanan instan. Orang tua
makan.
24
gizi anak dikendalikan oleh anak tersebut. Penerapan pola asuh ini juga
Klasifikasi pola asuh dalam penelitian ini menjadi 2 bagian yaitu pola
asuh positif dan negatif. Pola asuh orangtua positif ialah perlakuan orangtua
anak, dan yang tampak pada pola asuh orangtua: reasonable, encouraging,
parents, menjaga/ memelihara ucapan dan tindakan yang sama pada situasi
dan kondisi yang sama, membuat anak menjadi tegas, tangguh, percaya
baik, membuat anak berperilaku baik dan meniru dengan suka rela, tanpa
Jenis pola asuh yang termasuk dalam bagian pola asuh positif adalah
pola asuh demokratis dimana pola asuh ini memiliki dampak reasonable,
tidak berdaya, tidak percaya diri, penurut dan tidak mandiri; Inconsistent
Jenis pola asuh yang termasuk dalam bagian pola asuh negatif adalah
pola asuh pengabaian dimana pola asuh ini memiliki dampak Overly
26
4. Jenis-jenis Pengasuhan
sentuhan dari apa yang ditampilkan oleh ayah dan ibu. Peran ibu,
berperilaku sesuai jenis kelaminnya dan baik. Peran ayah, antara lain:
merawat anak. Orang tua tunggal dapat terjadi akibat perceraian atau
membesarkan anaknya sendiri, atau adopsi oleh pria atau wanita yang
Orang tua tunggal dapat merasa kewalahan karena tidak ada individu
fungsi pola asuh dengan orang tua tunggal. Orang tua tunggal harus
hidup lain yang terpisah dari orang tua atau wali legalnya. sebagian
terhadap asuhan yang mencakup orang tua kandung, orang tua asuh,
dan perkembangan.
mendengar anaknya.
29
dia tahu benar atau salah, misalnya berbuat baik, sopan, kasih tanpa
sikecil.
Sadar atau tidak sadar, orang tua bisa mempraktekkan hal hal
yang pernah dia dengar dan rasakan dari orang tuanya sendiri, orang
d. Pengaruh Lingkungan
ke anak ankanya.
tentu lewat buku, seminar dan lain-lain akan lebih terbuka untuk
disbanding orang tua yang lebih tua. Usia orang tua juga
g. Jenis Kelamin
baik saja.
i. Kemampuan Anak
j. Situasi
ringan dibandingkan anak agresif dan kerja keras kepala. Anak yang
pola outhoritatif.
Balita
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya (Depkes RI, 2017). Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik
terutama pada perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak juga
menjadi penyebab anak stunting apabila ibu tidak memberikan asupan gizi
yang cukup dan baik. Ibu yang masa remajanya, kurang nutrisi, bahkan
kurang dari kebutuhan atau terjadinya penyakit infeksi yang berulang, tetapi
rumah tangga, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan, serta pola asuh
32
ibu. Pola asuh ibu dalam hal ini seperti pemberian ASI/MP-ASI, penyediaan
lingkungan, serta pola asuh ibu yang baik, maka dapat membentuk balita
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik secara fisik. Mental dan
pertumbuhan anak berusia dibawah lima tahun. Masa balita adalah masa anak
sangat membutuhkan suplai makanan gizi dalam jumlah yang memadai. Oleh
Pola asuh ibu dapat mempengaruhi kejadian stunting pada balita hal
ini terjadi karena ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur
dalam rumah tangga. Selain itu, ibu adalah orang yang paling dekat dengan
balita dimana sejak balita lahir, ibu yang memberikan ASI, memberikan
makanan untuk proses tumbuh kembang balita, serta merawat balita ketika
sakit. Pengasuhan anak yang baik ini akan mengarahkan anak berkembang
menjadi dewasa dengan pola hidup yang baik pula. Dengan demikian,
33
pengetahuan gizi dan pola asuh ibu sangat penting untuk membentuk balita
hubungan tipe pola asuh terhadap pola makan berdasarkan frekuensi makan
dan status gizi balita berdasarkan indikator TB/U dimana status gizi balita
sangat pendek dan mayoritas terdapat pada tipe pola asuh permisif.
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
Ket :
: Variabel Inependent
: Variabel Dependent
1. Variable Independent
antara satu titik dengan titik yang lain dapat diketahui. Dalam skala ini
No. Kategori
Score
2. Variabel Dependent
adalah skala Nominal, Alat ukur yang digunakan yaitu Microtois dan
G. Hipotesis Penelitian
paparkan diatas, maka hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini
adalah :
H1 : Ada Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita
H0 : Tidak Ada Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada