Anda di halaman 1dari 13

PEMBAHASAN STUNTING

A. Definisi Balita pendek (Stunting)

Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, hingga
melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

tinggi badan. Stunting dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi

badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai

pada pra dan pasca persalinan dengan indikası kekurangan gizi jangka panjang,

akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting merupakan pertumbuhan linear

yang gagal untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan

yang buruk dan penyakit infeksi .

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama.
Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, kondisi
stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun.

B. Tanda dan gejala stunting

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya

2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya

3. Berat badan rendah untuk anak seusianya

4. Pertumbuhan tulang tertunda

5. Pertumbuhan melambat

6. Pertumbuhan gigi terlambat

7. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya

8. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di
sekitarnya
9. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.

10. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).

11. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

C. Patofisiologi stunting

Terjadinya stunting pada balita seringkali tidak disadari, dan setelah dua

tahun baru terlihat ternyata balita tersebut pendek Masalah gizi yang kronis

pada balita disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup

lama akibat orang tua/keluarga tidak tahu atau belum sadar untuk memberikan

makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi anaknya. Riskesdas 2010

menemukan bahwa ada 21,5% balita usia 2-4 tahun yang mengonsumsi energi

di bawah kebutuhan minimal dan 16% yang mengonsumsi protein di bawah

kebutuhan minimal. Dan bila ini berlangsung dalam waktu lama, maka akan

mengganggu pertumbuhan berat dan tinggi badan.

Pada ibu hamil juga terdapat 44,4% yang mengonsumsi energi di bawah

kebutuhan minimal dan 49,5% wanita hamil yang mengonsumsi protein di

bawah kebutuhan minimal yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan

Janin yang dikandungnya. Selain asupan yang kurang, seringnya anak sakit Juga

menjadi penyebab terjadinya gangguan pertumbuhan. Sanitasi lingkungan

mempengaruhi tumbuh kembang anak melalui peningkatan kerawanan anak

terhadap penyakit infeksi. Anak yang sering sakit akibat rendahnya perilaku

hidup bersih dan sehat dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan kronis dan

berdampak anak menjadi pendek.


D. Penyebab Stunting

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunting pada anak merupakan

suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa kanak-kanak dan

sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan proses terjadinya stunted

pada anak dan peluang peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama

kehidupan.

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab

tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin

mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir

dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Terdapat tiga faktor utama penyebab stunting yaitu sebagai berikut:

1. Asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi

dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan

air)

2. Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR)

3. Riwayat penyakit.

E. Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Stunting

Beberapa faktor yang terkait dengan kejadian stunting antara lain

kekurangan energi dan protein, sering mengalami penyakit kronis, praktek

pemberian makan yang tidak sesuai dan faktor kemiskinan.


Menurut laporan UNICEF (1998) beberapa fakta terkait stunted dan

pengaruhnya antara lain sebagai berikut:

1. Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam

bulan, akan mengalami stunted lebih berat menjelang usia dua tahun.

Stunted yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang

dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk

belajar secara optimal di sekolah, dibandingkan anak- anak dengan tinggi

badan normal.

2. Stunted akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembanangan anak.

Faktor dasar yang menyebabkan stunted dapat mengganggu pertumbuhan

dan perkembangan intelektual. Penyebab dari stunted adalah bayi berat

lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan tambahan yang tidak

sesuai, diare berulang, dan infeksi pernapasan. Berdasarkan penelitian

sebagian besar anak-anak dengan stunted mengkonsumsi makanan yang

berada di bawah ketentuan rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga

miskin dengan jumlah keluarga banyak, bertempat tinggal di wilayah

pinggiran kota dan komunitas pedesaan.

3. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunted dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.

Anak stunted pada usia lima tahun cenderung menetapsepanjang hidup,


kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan

kemudian tumbuh menjadi wanita ewasa yang stunted dan

mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas,

sehingga meningkatkan peluang melahirkan anak dengan BBLR.

F. .Penilaian Stuntng secara Antropometri

Untuk menentukan stunted pada anak dilakukan dengan cara pengukuran.

Pengukuran tinggi badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2

tahun.

Mengukur status gizi anak usia 0-5 tahun

Grafik yang digunakan untuk mengukur status gizi anak usia kurang dari 5 tahun yaitu grafik WHO 2006
(cut off z score).

Penggunaan grafik WHO 2006 dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan:

1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai
dengan usia anak.

Penilaian BB/U dipakai untuk mencari tahu kemungkinan seorang anak mengalami berat badan kurang,
sangat kurang, atau lebih.

Namun, indikator ini biasanya tidak bisa dipakai jika umur anak tidak diketahui secara pasti.

Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni:

- Berat badan normal: -2 SD sampai +1 SD

- Berat badan kurang: -3 SD sampai <-2 SD

- Berat badan sangat kurang: <-3 SD

- Risiko berat badan lebih: >+1 SD


2. Status gizi tinggi badan berdasarkan umur anak (TB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai
dengan usia anak.

Penilaian TB/U dipakai untuk megindentifikasi penyebab jika anak memiliki tubuh pendek.

Akan tetapi, indikator TB/U hanya bisa digunakan bagi anak usia 2-18 tahun dengan posisi berdiri.

Sementara jika usianya masih di bawah 2 tahun, pengukurannya menggunakan indikator panjang badan
atau PB/U dengan posisi berbaring.

Bila anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring, nilai TB harus dikurangi
dengan 0,7 sentimeter (cm).

Status gizi anak berdasarkan TB/U yakni:

- Tinggi: >+3 SD

- Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan +3 SD

- Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD

- Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai
dengan tinggi badan anak.

Pengukuran ini yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan status gizi anak.

Status gizi anak berdasarkan BB/TB yakni:

- Gizi buruk (severely wasted): <-3 SD

- Gizi kurang (wasted): -3 SD sampai <-2 SD

- Gizi baik (normal): -2 SD sampai +1 SD

- Risiko gizi lebih: >+1 SD sampai +2 SD

- Gizi lebih (overweight): >+2 SD sampai +3 SD

-;Obesitas: >+3 SD

G. . Dampak Stunting
Stunting pada anak dapat mempengaruhinya dari ia kecil hingga dewasa. Dalam jangka pendek, stunting
pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan
fisik. Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal. Namun, kenyataannya ia lebih
pendek dari anak-anak seusianya.

Seiring dengan bertambahnya usia anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam masalah, di
antaranya:

- Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.

- Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.

- Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.

H. Cara Mencegah Stunting

- Hindari paparan asap rokok

- Rutin periksa kehamilan, minimal 4 kali

- Penuhi asupan nutrisi yang baik selama masa kehamilan

- Mengikuti program imunisasi, terutama imunisasi dasar untuk anak

- Berikan ASI eksklusif sampai usia anak 6 bulan dan MPASI yang sehat setelahnya

- Pantau tumbuh kembang anak dengan rutin datang ke Posyandu atau ke fasilitas kesehatan

- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan pakai sabun sebelum makan
dan memiliki sanitasi yang baik di rumah

I. Pennggulangan Stunting

1. Penanggulangan stunting pada pertumbuhan bayi

Penanggulangan stunting yang paling efektif dilakukan pada seribu hari

pertama kehidupan, yaitu:

a. Pada ibu hamil


Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil merupakan cara terbaik

dalam mengatasi stunting. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik,

sehingga apabila ibu hamil dalam keadaan sangat kurus atau telah

mengalami KurangEnergiKronis (KEK), maka perlu diberikan makanan

tambahan kepada ibu hamil tersebut. Setiap ibu hamil perlu mendapat tablet

tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan. Kesehatan ibu harus

tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.

b. Pada saat bayi lahir

Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi

lahir melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi sampai dengan usia 6

bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).

C. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun

Mulai usia 6 bulan, selain ASI bayi diberi Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI). Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun

atau lebih. Bayi dan anak memperoleh kapsul vitamin A, taburia, imunisasi

dasar lengkap.

2. Pencegahan stunting pada pertumbuhan bayi

a. Kebutuhan gizi masa hamil

Pada Seorang wanita dewasa yang sedang hamil, kebutuhan gizinya

dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas

fisik, serta menjaga keseimbangan segala proses dalam fubuh. Di samping

proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk

pembentukan jaringan baru, yaitu janin, plasenta, uterus serta kelenjar


mamae. Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga

kebutuhan akan aneka macam zat gizi bisa terpenuhi. Makanan yang

diperlukan untuk pertumbuhan adalah makanan yang mengandung zat

pertumbuhan atau pembangun yaitu protein, selama itu Juga perlu tambahan

Vitamin dan mineral untuk membantu proses pertumbuhan itu.

b. Kebutuhan Gizi Ibu saat Menyusui

Jumlah makanan untuk ibu yang sedang menyusui lebih besar

dibanding dengan ibu hamil, akan tetapi kualitasnya tetap sama. Pada ibu

menyusui diharapkan merngkonsumsi makanan yang bergizi dan berenergi

tinggi, seperti disarankan untuk minum susu sapi, yang bermanfaat untuk

mencegah kerusakan gigi serta tulang. Susu untuk memenuhi kebutuhan

kalsium dan flour dalam ASI.

1) Kebutuhan Gizi Bayi 0-12 bulan

Pada usia 0 -6 bulan sebaiknya bayi cukup diberi Air Susu Ibu (ASI).

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi mulai dari lahir sampai kurang

lebih umur 6 bulan. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegara mungkin

setelah melahirkan. Pada usia ini sebaiknya bayi disusui selama minimal

20 menit pada masing-masıng payudara hingga payudara benar-benar

kosong. Apabila hal ini dilakukan tanpa membatasi waktu dan frekuensi

menyusui,maka payudara akan memproduksi ASI sebanyak 800 ml

bahkan hingga 1,5-2 liter perhari.

2) Kebutuhan Gizi Anak 1 -2 tahun

Ketika memasuki usia I tahun, laju pertumbuhan mulai melambat

tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi


lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, 1ari dan

sebagainya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami

gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeks seperti ISPA dan

diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh

kembangnya optimal. Pada usa ini ASI tetap diberikan. Pada masa ini

berikan juga makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak.

Variasi makanan harus diperhatikan. Makanan yang diberikan tidak

menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna.

dari asi karena saat ini hanya asi yang terbaik untuk buah hati anda tanpa

efek samping.

J. Penatalaksaan/Pengobatan pada Stunting

Pengobatan pada stunting antara lain:

1. Pemberian makanan tambahan dan tablet penambah darah pada ibu hamil

2. Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) setelah melahirkan

3. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan

4. Pemberian ASI didampingi oleh MPASI pada usia anak 6-24 bulan

5. Imunisasi lengkap untuk anak

6. Konsumsi yang mengandung Kalsium

Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi,

pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium

antara lain: ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.

7 . Konsumsi yang mengandung Yodium

Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid

mengatur mefabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.


Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan

makanan sumber yodium: ikan laut, udang, dan kerang.

8. Konsumsi yang mengandung Zink

Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka,

fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki. Bahan

makanan sumber zink: hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.

9. Konsumsi yang mengandung Zat Besi

Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan

otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur,

ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.

10. Konsumsi yang mengandung Asam Folat

Asam folat terutama bertungsi pada periode pembelahan dan

pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia.

Sumber asam folat antara lain: bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia

dan sayur-sayuran.

K. Peran perawat pada anak stunting

1. Pemberi perawatan

Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan

keperawatan kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai

dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana

sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan

adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi

makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.

2. Sebagai Advocat keluarga


Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu

klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai

pemberi pelayanan dan informasi yang diperlukan untuk mengambil

persetujuan (infom concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapat ditunjukkan

dengan memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan pengukuran

pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan

indikasi kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak

memadai.

3. Pendidik

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu

keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan

lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan

adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah

satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan

sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Memberi penyuluhan kesehatan tentang penanganan stunting (bayi

pendek) merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai pendidik (

health educator )

4. Konseling

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi


klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi

ini merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling

diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman

kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan

pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan

pola interaksi).

Anda mungkin juga menyukai