Anda di halaman 1dari 30

Pengertian sel secara umum

Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dan tak kasat mata. Ada yang hanya
1-10 mikron, ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapa
sentimeter. Didalam ukuran yang sangat kecil bentuk yang bermacam-macam
tersebut, sel memiliki bagian-bagian sel yang memiliki fungsi masing-masing.
Antar bagian sel itu melakukan interaksi dan salingt ketergantungan. Oleh karena
itu sel dipandang sebagai dasar kehidupan makhluk hidup.

Dalam pembagiannya sel terdiri dari Eukariot(eu=sejati, karyon=inti) yang


memiliki membrane inti dan Prokariot(pro=sebelum, karyon=inti) yang tidak
memiliki membrane inti dan pada umumnya makhluk hidup uniseluler.

1. SEL

A. Pengertian Sel

Sel berasal dari kata ‘cella’ yang berarti ruangan berukuran kecil maka sel
merupakan unit (kesatuan, zahrah) terkecil dari makhluk hidup, yang dapat
melaksanakan kehidupan. Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-
sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun
jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme
(Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi
untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
Ada empat teori tentang sel, yaitu:

– unit struktural terkecil makhluk hidup (Schleiden & T. Schwann)

– unit fungsional terkecil makhluk hidup (Max Schultze)

– unit pertumbuhan terkecil makhluk hidup (Rudolf Virchow)

– unit hereditas terkecil makhluk hidup (Penemuan akhir abad XIX)

B. Sel Prokariot dan Sel Eukariot

Sel prokariotik mempunyai membran plasma, sitoplasma yang mengandung


ribosom, mesosom, kromator (pigmen) dan materi inti (DNA dan RNA). Sel
prokariotik tidak mempunyai membran inti dan sistem endomembran seperti
retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu tidak memiliki mitokondria
dan kloroplas. Yang termasuk sel prokariotik adalah bakteri dan alga biru.

Berikut bagian struktur sel bakteri Escherichia coli:

– Pilus

– Ribosom

– Kapsul
– Dinding Sel

– Membrane Plasma

– DNA

– Mesosom

– Flagela

Berikut gambar struktur sel prokariot

Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Berikut


struktur sel eukariotik:

– Membran Plasma Tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).

Fungsi: melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat dan sebagai penerima
rangsang dari luar sel.
– SitoplasmaTersusun atas cairan(sitosol) dan padatan(organela-organela)

Fungsi: tempat berlangsungnya reaksi metabolisme sel.

– Nukleus Merupakan organel terbesar, berbentuk bulat, membran rangkap.


Di dalam nukleus terdapat nukleoplasma, yang terdiri atas benang ‘kromatin’ yang
tersusun atas DNA, RNA dan protein. Selain itu terkadang terbentuk nucleolus.

Fungsi: pengendali seluruh aktivitas sel, pengatur pembelahan sel dan pembawa
informasi genetik.

– Sentriol Hanya dimiliki sel hewan.

Fungsi:menarik kromosom menuju ke kutub.

– Retikulum Endoplasma (RE) Berbentuk benang-benang jala meliputi:

RE kasar: terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis protein.

RE halus: tidak terdapat ribosom, berfungsi untuk transpor dan sintesis lemak
dan steroid.

– Ribosom Tersusun dari protein dan RNA, berbentuk bulat dan tidak
bermembran.
Fungsi: tempat berlangsungnya sintesis protein.

– Kompleks Golgi Terdiri atas membran berbentuk kantong pipih. Pada sel
tumbuhan, kompleks golgi disebut diktiosom.

Fungsi: sekresi polisakarida, protein & lendir (musin).

– Lisosom Merupakan membran berbentuk kantong kecil berisi enzim


hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasel. Fungsi lain:

-mencerna materi yang diambil secara endositosis.

-menghancurkan organela sel lain yang sudah tidak berfungsi (autofage).

-menghancurkan selnya sendiri(autolisis).

– Mitokondria Memiliki membran rangkap (luar & dlm). Membran dalam


berlekuk-lekuk membentuk krista.

– Mikrotubulus Tersusun atas protein tubulin Fungsi: punyusun spindel,


sentriol, silia dan flagela.

– Mikrofilamen Tersusun atas protein aktin. Fungsi: dalam gerakan sel,


sitoplasma, kontraksi otot dan pembelahan sel.

– Dinding Sel Tersusun atas protein selulose, hemiselulose, pektin dan


lignin. Fungsi: memberi bentuk sel, melindungi bagian sebelah dalam, dan
mengatur transportasi zat.
– Badan mikro Terdiri:

-Peroksisom:mengandung enzim katalase.

-Glioksisom: mengandung enzim katalase dan oksidase.

– Plastida

Organela yang mengandung pigmen, meliputi:

– Kloroplas: plastida yang mengandung pigmen klorofil/hijau.

– Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen merah, jingga, kuning.

– Leukoplas: plastida yang tidak mengandung pigmen.

– Vakuola

Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap.

Fungsi: tempat menyimpan cadangan mkanan, pigmen, minyak atsiri dan sisa
metabolisme.

C. Perbedaan Sel Hewan dengan Sel Tumbuhan

– Sel Hewan

1. tidak memiliki dinding sel

2. tidak memiliki plastida

3. memiliki lisosom

4. memiliki sentrosom

5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen


6. bentuk tidak tetap

7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit

– Sel Tumbuhan

1. memiliki dinding sel dan membran sel

2. umumnya memiliki plastida

3. tidak memiliki lisosom

4. tidak memiliki sentrosom

5. timbunan zat berupa pati

6. bentuk tetap

7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak

Gambar sel hewan dan sel tumbuhan

Sel hewan
Sel tumbuhan

2. REPRODUKSI SEL

Sel – sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam
melakukan pembelahannya, ada sel – sel yang mampu melakukan pembelahan
secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan
sama sekalisetelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel – sel
germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk
menggantikan sel – sel kulit yang rusak atau mati. Akan tetapi sel – sel yang ada
pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel – sel saraf
pada jaringan saraf yang sama sekali tidak tidak mampu melakukan pembelahan
setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan
pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga haya dalam waktu beberapa jam
saja dapat dihasilkan ribuan, bahkan jutaan sel bakteri. Sama dnegan bakteri,
protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu
singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinium, dan euglena.

A. Amitosis

Pembelahan Amitosis merupakan pembelahan sel secara langsung, tanpa


fase-fase dan pembentukan kromosom. Ini dilakukan oleh makhluk hidup sel satu
(Protozoa, Bakteri, Alga biru) untuk tujuan reproduksi.
B. Mitosis

Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan yang jumlah kromosomnya


sama dengan jumlah kromosom sel induknya, pembelahan mitosis terjadi pada sel
somatic (sel penyusun tubuh). Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu
kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti
yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase.
Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak
hasil pembelahan.

Kariokinesis selama mitosis menunjukkan cirri yang berbeda – beda pada tiap
fasenya. Beberapa aspek yang dapat dipelajari selama proses pembagian materi
inti berlangsung adalah berubah – ubah pada struktur kromosom,membran inti,
mikro tubulus dan sentriol. Cirri dari tiap fase pada kariokinesis adalah.

a) Profase

1. Benang – benang kromatin berubah menjadi kromosom. Kemudian setiap


kromosom membelah menjadi kromatid dengan satu sentromer.

2. Dinding inti (nucleus) dan anak inti (nucleolus) menghilang.

3. Pasangan sentriol yang terdapat dalam sentrosom berpisah dan bergerak


menuju kutub yang berlawanan.

4. Serat – serat gelendong atau benang – benang spindle terbentuk diantara


kedua kutub pembelahan.

b) Metafase

Setiap kromosom yang terdiri dari sepasang kromatida menuju ketengah sel dan
berkumpul pada bidang pembelahan (bidang ekuator), dan menggantung pada
serat gelendong melalui sentromer atau kinetokor.
c) Anaphase

Sentromer dari setiap kromosom membelah menjadi dua dengan masing – masing
satu kromatida. Kemudian setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan
menuju kekutub yang berlawanan. Pada akhir nanfase, semua kroatida sampai
pada kutub masing – masing.

d) Telofase

Pada telofase terjadi peristiwa berikut:

Kromatida yang berada jpada kutub berubah menjasadi benang – benangkromatin


kembali.

Terbentuk kembali dinding inti dan nucleolus membentuk dua inti baru.

Serat – serat gelendong menghilang.

4. Terjadi pembelahan sitoplasma (sitokenesis) menjadi dua bagian, dan


terbentuk membrane sel pemisah ditengah bidang pembelahan. Akhirnya ,
terbentuk dua sel anak yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan
kromosom induk.

Hasil mitosis:

1. Satu Sel induk yang diploid (2n) menjadi 2 sel anakan yang masing – masing
diploid.

2. Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induknya.

Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi dua melalui
terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan miosin pada bagian
tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing – masing sel anak yang
terbentuk ini mengandung inti sel, beserta organel – organel selnya. Pada
tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah ditengah –
tengah sel. Tahap sitokinesis ini biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.

C. Meiosis

Pembelahan Meiosis disebut juga pembelahan reduksi, karena terjadinya


pengurangan jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. Menghasilkan
sel anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induknya.
Contoh, sel induk gamet jantan (spermatogonium) merupakan sel yang diploid (2n)
setelah membelah, sel anak yang terbentuk (spermatozoa) merupakan sel yang
haploid (n). Dalam pembelahan Meiosis terjadi dua kali pembelahan sel secara
berturut –turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan
meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid (n).

Meiosis I

Ada 6 tahap :

Ø Leptoten : kromosom banyak seperti benang halus, diploid, tunggal

Ø Zigoten : kromosom hormolog saling mendekat dan berpasangan (membentuk


sinapsis)

Ø Pakhiten : kromosom menebal dan memendek (tahap berpasangan) dan


membelah membujur menghasilkan 4 kromatida

Ø Diploten : terjadi pelekatan antara kromatida pada suatu tempat (titik). Titik
pelekatan disebut khiasma. Dengan perlekatan tersebut kromatida sulit untuk
memisahkan diri.

Ø Diakinesis : pasangan kromatida menjadi sangat pendek dan menyusun diri


dibagian tepi inti. Pada fase akhir fase ini selaput inti pecah, anak inti
menghilang, terbentuk benang spindle seperti mitosis.
1. Profase I

a. Leptoten

Kromatin menebal membentuk kromosom.

b. Zygoten

Kromosom yang homolog mulai berpasangan, kedua sentriol bergerak menuju ke


kutub yang berlawanan.

c. Pakiten

Tiap kromosom menebal dan mengganda menjadi dua kromatida dengan satu
sentromer.

d. Diploten

Kromatida membesar dan memendek, bergandengan yang homolog dan menjadi


rapat.

e. Diakenesis

Ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian kromosom yang
telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,, yang dapat
mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. nucleolus dan dinding inti menghilang.
Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat gelendong
diantara dua kutub.
2. Metafase 1

Pada tahap ini, tetrad menempatkan dirinya pada bidang ekuator. Membrane inti
sudah tidak tampak lagi dan sentromer terikat oleh spindel pembelahan.

3. Anafase I

Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad)
ke kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil
crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetic yang berbeda.

4. Telofase I

Pada tahap ini, membrane sel membentuk sekat sehingga terbentuk dua sel anak
yang bersifat haploid, tetapi setiap kromosom masih mengandung dua kromatid
(siser cromatid) yang terhubung melalui sentromer.
Meiosis II

1. Profase II

a. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.

b. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami duplikasi lagi.

c. Nucleolus dan dinding inti menghilang.

d. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan.

e. Serat – serat gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

2. Metafase II

Kromosom kebidang ekuator menggantung pada serat gelendong melalui


sentromernya.

3. Anafase II

Kromatida berpisah dari homolognya, dan bergerak menuju ke kutub yang


berlawanan.

4. Telofase II

a. Kromosom berubah menjadi benang – benang kromatin kembali.

b. Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

c. Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.


Hasil meiosis :

1.) Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing
haploid (n)

2.) Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya.

3.) Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel
gamet seperti sperma dan ovum (sel telur)
BAB 2 STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
DAN HEWAN

Jaringan Tumbuhan dan Hewan

Jaringan Tumbuhan dan Hewan - Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, jaringan hampir dimiliki oleh makhluk hidup
bersel banyak (multisluler). Setiap makhluk hidup berasal dari perkembangbiakan
secara kawin (generatif) ataupun secara tak kawin (vegetatif) pada
perkembangbiakan secara kawin terjadi percampuran antara sel ovum dan
sperma membentuk satu sel zigot.

Jaringan Tumbuhan dan Hewan - Zigot membelah terus-menerus sehingga


terbentuk embrio, dan embrio berkembang menjadi individu baru. Sel zigot
membelah berkali-kali, mula-mula membentuk sel yang seragam (blastula). Sel-sel
tersebut belum mempunyai fungsi khusus. Pada saat perkembangan embrio, sel-
sel tersebut berkembang menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai
dengan fungsinya. Sel mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Jadi dari sel yang
seragam berubah menjadi berbagai jenis sel yang bentuknya sesuai dengan
fungsinya.

Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dan hewan.

1. Jaringan Tumbuhan

Berdasar sifatnya, jaringan tumbuhan kita bedakan menjadi dua macam, yaitu
jaringan merestematik dan jaringan permanen. Jaringan merestematik (jaringan
embrional) terdiri dari kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan
jaringan yang lain. Contoh jaringan meristematik adalah jaringan meristem pada
pucuk batang dan akar serta jaringan cambium. Jaringan meristem pada ujung
batang dan akar ngakibatkan tumbuhan bertambah tinggi.

Jaringan kambium menghasilkan jaringan pembuluh kayu dan pembuluh tapis yang
menyebabkan tumbuhan bertambah besar. Hasil pembelahan jaringan
meristematik disebut jaringan permanen, karena tidak mengalami diferensiasi
lagi. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan permanen dibedakan menjadi
berikut ini:

Jaringan penutup atau pelindung, yaitu epidermis dan jaringan gabus.

Jaringan pengisi, yaitu parenkima.

Jaringan penguat, yaitu kolenkima dan sklerenkima.

Jaringan pengangkut, yaitu xylem dan floem.

2. Jaringan Hewan

Pada tubuh hewan tungkat tinggi (Vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan
yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan merismatik, jaringan epithelium,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

a. Jaringan Meristematik

Jaringan meristematik adalah jaringan yang sel-selnya selalu membelah. Jaringan


ini terdapat pada fase embrio. Pada tubuh manusia dan hewan vertebrata,
jaringan meristematik terdapat hanya pada bagian tertentu. Misalnya, pada
ujung tulang pipa yang masih muda dan pada sumsum tulang belakang yang
membentuk sel-sel darah.

b. Jaringan Epitel atau Jaringan Kulit

Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi jaringan lain. Jaringan ini
meliputi epitel sederhana dan epitel berlapis. Jaringan epitel sederhana hanya
terdiri dari satu lapis sel. Contohnya adalah jaringan epitel pipa sebelah dalam.
Jaringan epitel berlapis terdiri atas beberapa lapis sel. Contohnya epitel usus
dan saluran pernafasan.

Jaringan epitel ada yang bersilia, misalnya pada saluran pernafasan. Silia
tersebut berguna untuk menerima rangsangan dari luar, misalnya jika ada debu
kita akan bersin. Epitel yang berada di luar tubuh biasanya disebut epidermis
(epi = tepi, dan derm = kulit) misalnya pada kulit. Sebaiknya, epitel yang menutupi
bagian dalam organ tubuh disebut endodermis.

c. Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu
dengan jaringan yang lain. Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :

Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.

Membungkus organ.

Mengisi rongga di antar organ.

Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain.

Mengangkut sisa-sisa metabolisme kea lat pengeluaran.

Menghasilkan kekebalan.
Jaringan ikat dapat dikelompokkan menjadi jaringan ikat biasa, jaringan ikat
khusus, jaringan ikat penyokong, dan jaringan ikat penghubung.

1. Jaringan ikat biasa

Jaringan ikat biasa dibedakan menjadi jaringan ikat padat dan jaringan ikat
longgar. Jaringan ikat padat misalnya jaringan pada tendon otot. Tendon otot
adalah ujung berkas otot yang melekat pada tulang. Jaringan ikat longgar
merupakan jaringan pengisi ruangan di antara organ-organ.

2. Jaringan ikat khusus

Jaringan ikat khusus mempunyai fungsi khusus, misalnya menyimpan energi dalam
bentuk lemak, menahan goncangan, dan membentuk darah. Contoh jaringan ikat
khusus adalah jaringan lemak yang ada di bawah kulit.

3. Jaringan ikat penyokong

Jaringan ikat penyokong terdiri dari jaringan tulang rawan dan jaringan tulang
sejati. Jaringan tulang sejati juga berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah
(eritrosit).
4. Jaringan ikat penghubung

Jaringan ikat penghubung terdiri atas darah dan limfa. Jaringan darah terdiri
atas plasma darah dan butiran darah. Butiran darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit). Jaringan
darah berfungsi mengangkut oksigen, karbondioksida, sari makanan, zat-zat sisa,
dan hormon. Jaringan limfa terdiri dari cairan limfa yang beredar pada pembuluh
limfa. Cairan limfa berfungsi untuk mengangkut lemak

d. Jaringan Otot

Jaringan otot terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot jantung. Jaringan
otot berfungsi sebagai penggerak. Jaringan otot rangka terdiri atas sel-sel otot
yang apabila diamati dengan mikroskop memiliki garis gelap dan terang
berselang-seling. Karena itu sel otot rangka dikenal pula sebagai sel otot lurik
atau sel otot bergaris melintang.

Sel otot rangka mempunyai banyak inti. Sel otot lurik bekerja karena pengaruh
kehendak kita. Sel otot polos terdapat pad organ dalam, misalnya di usus dan
pembuluh darah. Serabut kontraktil otot polos tidak memiliki garis gelap dan
terang. Sel otot polos berbentuk gelondong dan berinti satu. Kerja otot polos
tidak dipengaruhi kehendak kita. Otot jantung terdiri dari sel-sel yang memiliki
garis gelap dan terang seperti otot lurik, tapi bekerja di luar kehendak kita.
e. Jaringan Saraf

Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) dan serabut saraf. Jaringan
saraf berfungsi sebagai penghantar rangsang, yakni membawa rangsang dari alat
penerima rangsang (reseptor) ke otak kemudian diteruskan ke otot. Jaringan
saraf hanya dimiliki hewan dan manusia.

sel-sel membentuk jaringan (suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya
sama), beberapa macam jaringan membentuk sebuah sistem organ tumbuhan, dan
beberapa sistem organ membentuk tumbuhan tersebut. Dengan demikian yang
dimaksud dengan jaringan adalah tiap-tiap kumpulan protoplas yang mempunyai
dinding atau merupakan suatu kumpulan sel bentuk dan fungsinya sama. Jaringan
Tumbuhan dan Hewan.

D. Jaringan Hewan

1. Jaringan Epitelium

Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam
tubuh. Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang
antarsel.

Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi


( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka
mekanis, bahan – bahan kimia, mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel lainnya
berfungsi untuk absorpsi ( misalnya, lapisan dalam usus halus ), transportasi
( misalnya, tubulus ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi
( misalnya, berupa lendir pada kelenjar buntu ), dan merespons
rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).

Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :

a) Epitel Pipih Selapis

Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus )
untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam
proses difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.

b) Epitel Kubus Selapis


Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan
absorpsi.

c) Epitel Batang Selapis

Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan
aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.

d) Epitel Batang Berlapis Semu

Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang
mencapai permukaan apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian
dalam saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat
pada lendir dari paru – paru.

e) Epitel Pipih Berlapis

Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah.
Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk
melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada
rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.

f) Epitel Kubus Berlapis

Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di
tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam
proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak,
ovarium dan buah zakar.

g) Epitel Batang Berlapis

Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada
selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.

h) Epitel transisi

Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang


berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung
kemih, eretra.

i) Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin

2. Jaringan Ikat

Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi
tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat
tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan
dasar sesuatu melekat.

Sel-sel jaringan ikat:

- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein


untuk membentuk matriks

- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi


fagositosis

- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak

- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk


meghasilkan antibody.

- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine

Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :

a) Jaringan Ikat Longgar

Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di
antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan
makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar
terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas dan

makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.

Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:

a) mengelilingi berbagai organ;

b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan


ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;

c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;


d) menyokong jaringan dan organ.

b) Jaringan Ikat Padat

Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat
dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun
rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas
serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada tendon,
ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan pengikat
yang menghubungkan tulang-tulang).

Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi,


menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan
tulang ke tulang (pada ligamen).

1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)

Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks
elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring,
trakea,lempeng intervertebral,permukaan hubungan tulang, an ujung tulang
rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan
kondirin

Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada
embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago
dibedakan menjadi tiga, yaitu :

- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan,


dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat
embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang
persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang
dada.

- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan


serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga
bersifat keras.

- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen


yang berbentuk seperti jala.

2. Jaringan Tulang Keras (osteon)


Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit.
Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat
dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini
banyak terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi
organ-organ tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan
mengikat otot-otot.

3. Jaringan Darah

Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa
metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).

- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung


hemoglobin.

- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua,
yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.

- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh


permukaan yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan
dalam pembekuan darah.

4. Limfe (Jaringan Getah Bening)

Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang
menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.

3. Jaringan Otot

Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang)
aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot
memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.

Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :

a) Otot Lurik

Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka
karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini
memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti
banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan
kuat, mudah lelah.

b) Otot Polos

Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti
satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos,
mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini
juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar.
Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,

bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk
berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot
polos terdapat pada organ dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.

c) Otot Jantung

Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini
memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang
tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai
dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot
jantung seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus,
dan tidak mudah lelah.

4. Jaringan Saraf

Struktur Sel Saraf (Neuron)

Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh
dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi
membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma
tungga. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson
dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel
Schwann.

Jenis Sel Saraf

a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)

Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang


(reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang
berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan
menuju ke jaringan saraf pusat.

b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)

Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke
bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor
menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.

c) Saraf Konektor (Asosiasi)

Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik.


Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu
dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui
titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain,
yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel
saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk
empermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.

E. Organ Pada Hewan

Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi
dan tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-
bagian luar, sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan
lain-lain. Semua bagian-bagian tersebut dinamakan organ.

Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang bekerja sama


menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam yang
tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam rangka
menjalankan fungsi usus sebagai alat penyerapan.

Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama untuk
melakukan suatu fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk
individu.
Organ Tumbuhan

1. Akar

Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, walaupun
pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah,
misalnya pada tumbuhan anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan
dibagi dalam dua kategori, yaitu akar primer dan akar liar. Akar primer mulai
tumbuh sejak tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada selama
tumbuhan itu hidup. Akar primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar
bisa berdiri tegak di atas tanah, menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan
menyimpan makanan.

Akar liar muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat
permanen atau hanya temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi.
Akar liar ada yang setelah mencapai tanah

Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang melintang


akar muda, susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah epidermis,
korteks, endodermis, dan stele.

Epidermis

Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel
berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan
ini, sel-sel berdiferensiasi membentuk rambut-rambut akar yang tersusun dari
satu sel yang memanjang yang berfungsi untuk memperluas permukaan bagian
penyerapan akar dan untuk pegangan akar pada tanah. Epidermis akar biasanya
dijumpai saat akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah
mengalami kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks
yang disebut eksodermis.

Korteks

Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut
tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak
melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir –
butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai tempat pnyimpanan makanan.

Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele (perisikel).
Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke dalam stele.

Stele ( Silinder Pusat )

Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele
disebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh
kambium, sedangkang pada tumbuhan monokotil tida terdapat kambium.

2. Batang

Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh


serta menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke
dalam adalah epidermis, korteks, dan stele.

Epidermis

Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat tanpa
ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang berfungsi
untuk melindungi batang dri kekeringan

Korteks

Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.

Stele ( Silinder Pusat )

Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di
sebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xilem dan floem.

3. Daun

Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah jaringan
dermal ( epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan pembuluh ( berkas
pembuluh ).

Epidermis

Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya terdiri dari
satu lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin ( kutikula ) atau
lignin. Pada bagian bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua sel penutup
yang mengatur membuka dan menutupnya stomata.

Mesofil

Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak tuang
– ruang antarsel.

Jaringan Pengangkut

Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh pada
bagian tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada daun
ini merupakan lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.

C. Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi

Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.


Terknik perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman,
seperti daun dan mata tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan
yang kayanutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini,
bagian – bagian tanaman yang berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi
tanaman yang utuh sebagai suatu individu.

Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi


yang terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa
sel yang dapat tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan
pertama kali ditemukan oleh F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat sifat
totipotensi pada jaringan floem dari akar tanaman wortel

Anda mungkin juga menyukai