3. Sistem Rhesus
Pada tahun 1946, Landsteiner dan A.S. Weiner menentukan antigen tertentu dalam
darah Maccacus rhesus, yang diberi nama antigen thesus (Rh). Antigen ini juga
ditemukan dalam sel darah merah manusia.
Berdasarkan ada atau tidaknya antigen mesus ini, darah manusia dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan Rh, apabila dalam sel darah
merahnya ditemukan antigen rhesus, dan golongan Rh, apabila
dalam sel darah merahnya tidak ditemukan antigen rhesus. Adanya antigen rhesus
Rh di dalam darah dikendalikan oleh gen I+, yang dominan terhadap I-. Sehingga,
genotipe orang menurut sistem Rh ini dapat dibedakan seperti tampak pada tabel
berikut.
Fenotip Genotip Macam gamet
Rhesus + I+I+, I+I- I+, I+
Rhesus - I-I- I-
Seorang ibu yang Rh- dapat mengandung embrio bergolongan Rh+ atau
Rh-. Anaknya, mungkin akan lahir dengan selamat, dalam arti, tidak terjadi
gangguan carah karena faktor Rh.
Tetapi, pada ibu yang bergolongan darah Rh-
a. Apabila mengandung embrio Rh-, maka embrio tidak akan mengalami
gangguan apapun dan mungkin lahir dengan selamat, dan
b. Apabila mengandung embrio Rh+, maka kemungkinan embrio kandungan
pertama akan lahir dengan selamat, artinya tidak mengalami gangguan
karena sistem Rh ini. Tetapi pada waktu bayi Ini lahir dari rahim Ibu
kemungkinan akan tertinggal antigen Rh yang dapat ikut poredaran darah
ibu, sehingga dalam tubuh ibu akan terbentuk zat anti Rh. Zat anti Rh ini
akan terus meningkat. Zat anti ini dapat masuk ke dalam sistem peredaran
darah janin.
Apabila embrio kedua yang dikandung ibu tergolong Rh-, maka anak ini
tidak mengalami gangguan darah. Tetapi, apabila embrio kedua yang dikandung
ibu ini bergolongan Rh+, maka anak tersebut akan mengalami penyakit anemia
berat yang disebut erythroblastosis foetalis dengan tanda tanda tubuh
menggembung oleh cairan, hati dan limpa membengkak, dalam darah banyak
eritroblas (eritrosit yang belum masak) yang daya ikatnya terhadap oksigen rendah,
dan kulit berwarna kuning keemasan.
Hal ini dapat terjadi karena zat anti Rn dari ibu masuk ke dalam sistem
peredaran anak, sehingga zat anti Rh tersebut bertemu dengan antigen Rh. Bayi
yang mengalami gangguan ini biasanya tidak berumur panjang. Namun dapat
ditolong dengan jalan mengganti seluruh darahnya dengan darah yang normal.
MUTASI
Pengertian
Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yangdiwariskan
kepada keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materigenetika
selama pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapatterjadi
selama proses meiosis. Terdapat dua jenis mutasi, yaitu:
1. Mutasi gen (Point mutation )
Mutasi gen ialah perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalamsatu gen
tunggal yang menyebabkan perubahan sifat individu tanpa perubahan jumlah dansusunan
kromosomnya. Mutasi gen dapat terjadi melalui berbagai cara, diantaranya :
Penggantian/substitusi pasangan basa; terjadi karena penggantian satu
nukleotidadengan pasangannya di dalam untaian DNA komplementer dengan
pasangannukleotida lain. Contoh; anemia bulan sabit.
Gambar 1.
Mutasi yang terjadi karena adanya penggantian basa Timin oleh adenine sehingga terjadi
penggantian satu tempat yaitu asam amino glutamat digantikan oleh valin. Mutasi ini
menyebabkan hemoglobin bulan sabit (Sumber: Campbell I)
Insersi dan delesi; Insersi merupakan penyisipan atau penambahan satu atau
lebihnukleotida ke dalam rantai polinukleotida. Delesi adalah pengurangan satu
atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen saat replikasi DNA.
Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada kromosom yang disertaidengan
perubahan struktur dan jumlah kromosom. Mutasi kromosom dibedakan ke dalamdua jenis,
yaitu :
a). Perubahan struktur kromosom (aberasi kromosom).
Mutasi ini menyebabkan kerusakan (aberasi) pada bentuk kromosom, diantaranya:
1. Translokasi adalah pemindahan sebagian dari segmen kromosom ke
kromosomlainnya yang bukan kromosom homolognya
2. Duplikasi terjadi karena adanya segmen kromosom yang mengakibatkan
jumlahsegmen kromosom lebih banyak dari kromosom aslinya. Berikut ini contoh
duplikasi.
3. Delesi adalah mutasi yang terjadi karena sebagian segmen kromosom
lenyapsehingga kromosom kekurangan segmen.
4. Inversi adalah mutasi yang terjadi karena selama meiosis kromosom terpilin
danterjadinya kiasma, sehingga terjadi perubahan letak/kedudukan gen-gen.
b). Perubahan Jumlah Kromosom
1. Mutasi yang terjadi ditandai dengan perubahan jumlah kromosom individual atau
dalam jumlah perangkat kromosom.
2. Euploid terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan perangkat
kromosom(genom). Contoh: haploid, diploid, triploid, tetraploid, poliploid dll.
3. Aneuploid terjadi karena adanya perubahan salah satu kromosom dari
genomindividu Contoh; monosomik, Nullisomik Trisomik dan Tetrasomik