Gambar 1.6 Sebuah inti sel. Terdapat sistem membran inti sel yang bersatu dengan membran
retikulum endoplasma.
Nukleus merupakan struktur yang jelas terlihat pada saat sel belum membelah diri. Nukleus
terlibat dalam pembentukan ribosom–suatu organel sel yang berperan dalam pembentukan
protein. Nukleus mengatur sintesis protein dalam sitoplasma dengan mengirimkan pesan
genetik dalam bentuk ribonucleic acid (RNA). RNA ini disebut messenger RNA (mRNA).
Pembentukan mRNA terjadi di nukleus berdasarkan instruksi yang diberikan DNA. Setelah itu,
mRNA membawa pesan genetik ke sitoplasma melalui pori membran inti untuk diterjemahkan
di ribosom menjadi protein. Protein ini akan digunakan untuk menggantikan protein yang
hilang, membentuk enzim, atau mengirimkan sinyal pada bagian sel yang lain. Membran inti
memiliki struktur yang sama dengan struktur membran sel. Di membran inti, terdapat pori
atau lubang-lubang yang memungkinkan keluar-masuknya benda atau zat tertentu. Dengan
kata lain, melalui lubanglubang tersebut, inti sel ‘berkomunikasi’ dengan bagian-bagian sel
serta sel yang lain.
3. Struktur Fungsi Ribosom.
Pada permukaan dalam membran retikulum endoplasma sel eukariotik tersebar organel-
organel. Salah satu organel tersebut adalah ribosom. Ribosom berperan penting dalam proses
pembentukan protein. Pada sel yang aktif, terdapat ribosom dalam yang banyak. Selain di RE,
ribosom banyak terdapat juga di anak inti (nukleolus). Perhatikan Gambar 1.7.
5. Struktur Fungsi Mitokondria.
Mitokondria adalah organel berbentuk lonjong yang berada di sitoplasma. Mitokondria
memiliki dua lapis membran yang terpisah dengan membran inti, membran sel, dan RE.
Membran bagian dalam membentuk lipatan-lipatan. Struktur ini disebut krista (Gambar 1.9).
Pada krista, terdapat berbagai enzim yang berperan dalam respirasi aerobik. Mitokondria
berperan dalam proses respirasi aerobik. Banyaknya jumlah mitokondria dalam sel,
bergantung pada seberapa aktif sel-sel tersebut. Misalnya, pada sel otot, memiliki mitokondria
lebih banyak dibandingkan sel yang pasif. Semakin banyak mitokondria, semakin tinggi
frekuensi proses respirasi.
Mitokondria merupakan organela penghasil energi dalam suatu sel. Mitokondria memiliki
bentuk bulat tongkat dan berukuran panjang antara 0,2-5 mikrometer dengan diameter 0,5
mikrometer. Dengan bantuan mikroskop cahaya, keberadaan mitokondria dapat terlihat, tetapi
untuk dapat melihat struktur dasarnya harus menggunakan mikroskop elektron. Mitokondria
disusun oleh bahan-bahan antara lain fosfolipid dan protein. Mitokondria mempunyai dua
lapisan membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Permukaan pada membran luar
halus, sedangkan pada membran dalam banyak terdapat lekukan-lekukan ke dalam yang
disebut krista. Adanya lekukan-lekukan ini akan dapat memperluas bidang permukaannya.
Krista berperan dalam penyerapan oksigen untuk respirasi.
Dari proses respirasi inilah dapat dihasilkan energi. Jadi, mitokondria berfungsi untuk tempat
respirasi sel atau sebagai pembangkit energi. Mitokondria mempunyai enzim yang dapat
mengubah energi potensial dari makanan kemudian disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah
yang merupakan sumber energi sebagai bahan bakar untuk melakukan proses kegiatan untuk
hidup.
Sel-sel mana saja yang banyak terdapat mitokondria pada tubuh manusia? Tentu saja sel-sel
yang banyak melakukan aktivitas kerja. Pada bagian organ mana dalam tubuh Anda yang paling
aktif dan giat bekerja? Misalnya jika seorang olahragawan melakukan aktivitas berolahraga,
maka bagian tubuh yang paling aktif bekerja adalah otot. Otot akan selalu berkontraksi ketika
seseorang bergerak. Bahkan, ketika Anda tidur pun sel selalu melakukan pemecahan ATP. Coba
analisalah kegunaan ATP ketika kita dalam keadaan tidur. Kegunaan ATP yaitu sebagai energi
yang digunakan untuk mengganti sel-sel yang rusak, untuk memompa jantung, dan lain-lain.
Mitokondria banyak terdapat pada bagian tubuh antara lain otot, hati, jantung, ginjal, karena
bagian tubuh tersebut paling aktif melakukan kerja dan menghasilkan energi. Struktur
mitokondria dapat dilihat pada Gambar.
Organel-organel yang telah diuraikan sebelumnya adalah organelorganel yang dimiliki oleh sel
hewan dan sel tumbuhan. Beberapa organel berikutnya, hanya ditemukan pada sel hewan atau
sel tumbuhan saja.
6. Struktur Fungsi Lisosom.
Lisosom adalah organel yang hanya ditemukan pada sel-sel hewan. Lisosom berbentuk
kantung yang dibatasi oleh membran. Di dalam lisosom terdapat enzim yang berperan dalam
dekomposisi atau penguraian sebagian besar sel. Lisosom digunakan oleh sel untuk mencerna
molekul-molekul besar. Pada makhluk hidup satu sel, seperti Amoeba, vakuola makanan
bersama lisosom bersatu. Kemudian, enzim yang terdapat dalam lisosom mencerna makanan
tersebut. Pada saat sel mati, membran yang menutupi kantung lisosom akan terdegradasi
sehingga enzimnya akan keluar dan menguraikan bagian-bagian sel. Oleh karena itu, lisosom
juga sering disebut sebagai “kantung bunuh diri” (suicide pack).
7. Struktur Fungsi Sentriol.
Sentriol terdapat pada sel hewan dan jamur. Sel-sel tumbuhan tinggi tidak memiliki sentriol.
Sentriol adalah dua buah organel yang berperan dalam pembelahan sel. Setiap sentriol terdiri
atas sembilan triplet mikrotubulus yang susunannya membentuk cincin (Gambar 1.10).
Mikrotubulus merupakan serabut berbentuk silindris yang berperan dalam pembelahan sel,
pergerakan kromosom, dan pergerakan organel. Sentriol mulai terlihat pada tahap profase
(salah satu tahap pada pembelahan sel). Sentriol bergerak ke arah kutub-kutub yang
berlawanan, kemudian dua anak sel akan terbentuk.
8. Struktur Fungsi Plastida.
Salah satu organel yang khas pada tumbuhan adalah plastida. Plastida merupakan organel
menyerupai kantung yang dibatasi oleh dua lapis membran. Plastida terdapat beberapa
macam, yaitu kloroplas, kromoplas, dan leukoplas. Ketiganya dibedakan berdasarkan
pigmen yang dikandungnya. Kloroplas memiliki pigmen-pigmen fotosintesis, di antaranya
klorofil (zat hijau daun) dan karotenoid (zat warna kuning atau oranye). Pigmenpigmen
tersebut berperan penting dalam proses fotosintesis, yaitu sebagai penangkap gelombang
cahaya.
Klorofil beserta enzim-enzim yang berperan dalam reaksi terang (satu dari dua reaksi pada
fotosintesis) berada di dalam struktur membran yang disebut grana (tunggal: granum).
Granum terbentuk dari tilakoid, yang merupakan kantung-kantung pipih yang bertumpuk.
Sementara itu, stroma adalah matriks cairan di bagian luar sistem membran grana. Pada
stroma terdapat enzim-enzim yang berperan dalam reaksi gelap pada fotosintesis (Gambar
1.11). Masih ingatkah Anda tentang proses fotosintesis?
Gambar 1.11 (a) Kloroplas dilihat dengan mikroskop elektron dan (b) diagram tiga dimensi
kloroplas.
Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen warna selain hijau. Biasanya
kromoplas berwarna kuning, merah, oranye, atau cokelat. Sejauh ini, belum ditemukan fungsi
yang pasti dari kromoplas, terutama pada tanaman tinggi. Diperkirakan, kromoplas yang
banyak terdapat di bunga dapat menarik serangga untuk mendatangi bunga dan
menyerbukinya. Sementara itu pada tumbuhan rendah, seperti alga, pigmen pada kromoplas
berfungsi sebagai pigmen fotosintetik. Leukoplas merupakan plastida yang tidak memiliki zat
warna. Berbeda dengan dua tipe plastida yang lain, leukoplas tidak menyimpan pigmen, tetapi
menyimpan bahan-bahan makanan cadangan. Umumnya, berupa pati (karbohidrat) atau
minyak. Leukoplas banyak terdapat di bagian tumbuhan yang tidak terkena cahaya, seperti
akar dan umbi.