Stunting atau perawakan pendek merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan
oleh masalah nutrisi kronis sejak bayo dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya
tampak setelah ank berusia 2 tahun. Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui
bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan
hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang seharusnya selalu dipantau pada setiap
kunjungan ke dokter. Pemantauan pertumbuhan anak biasanya dilakukan dengan memplot berat badan
dan tinggi badan ke dalam suatu kurva pertumbuhan. Seorang anak dikatakan pendek jika tinggi badan
atau panjang badan menurut usia lebih dari dua standar deviasi di bawah median kurve standar
pertumbuhan anak WHO.
Seorang anak diklasifikasikan sebagai perawakan pendek jika panjang badan atau tinggi badan menurut
umur berada dibawah Zscore –2 WHO Growth Standard. Perawakan sangat pendek jika panjang badan
atau tinggi badan menurut umur berada dibawah Zscore –3 WHO Growth Standard. Stunting jika
perawakan pendek tersebut disebabkan oleh kondisi kesehatan atau nutrisi yang suboptimal. Stunting
harus dibedakan dengan perawakan pendek lainnya oleh dokter spesialis anak untuk menentukan
tatalaksana selanjutnya. Terkadang perawakan pendeng yang bukan perawakan pendek memerlukan
terapi pemanjangan tungkai, sulih hormone atau sulih enzim.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN ORANG TUA UNTUK MENGANTISIPASI PERAWAKAN PENDEK PADA ANAK?
1.Upaya tindakan antisipasi perawakan pendek sebaiknya dimulai dari masa kehamilan. Bagi ibu hamil,
upaya yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari asap
rokok dan memenuhi nutrisi yang baik selama masa kehamilan antara lain dengan menu sehat
seimbang, asupan zat besi, asam folat, yodium yang cukup.
2.Melakukan kunjungan secara teratur ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan lainnya untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu :
3.Memberikan ASI eksklusif sampai anak anda berusia 6 bulan dan pemberian MPASI yang memadai
3. Pemenuhan gizi
Sayangnya, stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan seperti semula.
Maksudnya, ketika seorang anak sudah stunting atau pendek sejak ia masih balita, maka
pertumbuhannya akan terus lambat hingga ia dewasa. Saat puber, ia tidak dapat mencapai
pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di waktu kecil. Meskipun, Walaupun diberikan
makanan yang kaya akan gizi, namun tetap saja pertumbuhannya tidak dapat maksimal.
Namun, tetap penting bagi orangtua memberikan berbagai makanan yang bergizi tinggi agar mencegah
kondisi si kecil semakin buruk dan gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin parah. Oleh karena itu,
sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang maksimal saat awal-awal
kehidupannya, yaitu 1.000 hari pertama kehidupan.
KESIMPULAN
Stunting adalah perawakan pendek yang diakibat oleh kondisi kesehatan yang suboptimal terutama
kuantitas dan kualitas asupan makanan yang salah. Stunting akan berdampak pada kecerdasan anak
serta risiko timbulnya penyakit degeneratif (obesitas, DM, penyakit jantung koroner, dll) dikemudian
hari. Stunting dapat dicegah dengan memperhatikan kuantitas dan kualitas protein yang dikonsumsi
balita. Batita dianjurkan mengonsumsi 1,1 g protein/kg BB yang berkualitas tinggi (mengandung asam
amino esensial lengkap) setiap hari, yang didapat dari sumber hewani, yaitu daging (sapi,ayam,ikan),
telur atau susu.