Anda di halaman 1dari 9

Stanting adalah masalah gizi kronis

yang disebabkan oleh asupan gizi


yang kurang dalam waktu lama,
umumnya karena asupan makan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat
anak berusia dua tahun.
Penyebab Stunting
Stunting berkembang dalam jangka panjang karena
kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor
berikut:
1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama
2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total
asupan kalori
4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering menderita infeksi di awal
kehidupan seorang anak.
Menurut World Health Organization (WHO), Stunting merupakan penyakit
dari hasil interaksi kompleks yang ada dalam rumah tangga, lingkungan,
aspek sosio ekonomi, hingga pengaruh budaya. Stunting biasanya
diidentifikasi dengan menilai panjang atau tinggi anak (panjang anak saat
telentang untuk anak usia dibawah dua tahun atau tinggi saat berdiri untuk
anak usia diatas dua tahun), dan membandingkannya dengan pengukuran atas
standar-standar tertentu yang dapat diterima. Berdasar kesepakatan
internasional, anak dinilai terhambat pertumbuhannya apabila tinggi badan
mereka dibawah 2 standar deviasi dari standar median pertumbuhan anak
dibanding dengan rata-rata anak seumuran dan sejenis kelamin. Lebih lanjut,
anak dikatakan mengidap stunting akut apabila mereka berada dibawah 3
standar deviasi dari tolak ukur diatas.
Apa Dampaknya?
Salah satu dampak stunting yang paling mudah dilihat adalah tinggi dan berat badan
si Kecil yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, stunting juga bisa
berdampak sebagai berikut:
1.Membuat si Kecil mudah terserang penyakit. Anak yang mengidap stunting pada
umumnya memiliki sistem imun yang lebih jelek sehingga mereka gampang terserang
penyakit mulai dari pneumonia, diare, meningitis, tuberkulosis hingga hepatitis.
2.Mempunyai postur tubuh kecil ketika dewasa.
3.Resiko terserang penyakit kronis lebih tinggi pada usia dewasa. Studi menunjukkan
penderita stunting memiliki relasi dengan tekanan darah tinggi, disfungsi ginjal, dan
metabolisme glukosa yang buruk.
4.Menyebabkan kematian pada usia dini. Hal ini tentunya berkaitan dengan bagaimana
stunting berdampak pada imunitas dan resiko terserang penyakit kronis. Anak yang
yang terkena stunting identik dengan malnutrisi yang jika berlangsung secara terus-
menerus dalam waktu yang lama tidak menghindari risiko kemungkinan berujung pada
kematian pada usia dini.
1.Ukuran lingkar kepala anak lebih kecil dibanding ukuran normal anak
seusianya yang menandakan bahwa otaknya tidak berkembang dengan
baik.
2.Jika otak tidak berkembang dengan baik, maka dapat mempengaruhi
kecerdasan.
3.Si Kecil kemungkinan akan sulit belajar dan menyerap informasi, baik
secara akademik maupun non akademik. Dalam beberapa kasus mereka
telah menunjukkan keterlambatan perkembangan semenjak kecil seperti
baru dapat belajar merangkak, berjalan diwaktu yang lebih lambat.
4.Badan anak terlalu kurus atau bisa jadi malah kegemukan akibat terlalu
banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula.
5.Saat dewasa, penderita stunting wanita akan memiliki resiko tinggi saat
menghadapi kehamilan.
Penyebab Stunting
Setelah mengetahui apa itu stunting, inilah beberapa faktor utama yang menjadi
penyebab stunting yang wajib Ibu ketahui:
1.Ibu kurang mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi selama hamil dan
menyusui. Misalnya, kekurangan nutrisi yang mengandung Protein, Asam Folat,
Kalsium, Zat Besi, Omega 3, dan Serat.
2.Si Kecil tidak mendapat ASI eksklusif dan jumlah serta kualitas MPASI-nya
tidak mencukupi kebutuhan si Kecil ketika berusia 6 bulan ke atas.
3.Lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Misalnya, kekurangan air bersih dan
tidak mempunyai saluran pembuangan limbah mandi, mencuci, atau membuang
kotoran yang baik. Akibatnya, si Kecil, terutama saat berusia kurang dari 2 tahun,
lebih rawan terkena infeksi maupun bermacam penyakit.
4.Kurangnya fasilitas kesehatan untuk ibu dan anak dari masa kehamilan hingga
kelahiran dan pertumbuhan.
5.Kurangnya stimulasi psikososial melalui hubungan orang tua-anak semasa
perkembangan anak.
6.Faktor keturunan. Penderita stunting kemungkinan besar juga akan melahirkan
anak yang menderita stunting.
beberapa langkah pencegahan stunting yang bisa Ibu coba lakukan:
1.Selama hamil, Ibu memang harus makan lebih banyak sekaligus lebih bergizi
supaya janin dalam kandungan turut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh
kembangnya. Penting bagi kedua orang tua untuk menyadari bahwa selama masa
kehamilan, konsumsi ibu selama masa kehamilan juga menjadi sumber nutrisi utama
bagi janin tidak hanya bagi ibu sendiri. JIka diperlukan ibu dapat mengkonsultasikan
asupan nutrisi kepada ahli untuk memastikan konsumsi nutrisi janin terpenuhi
dengan baik.
2.Rutin melakukan kontrol kandungan ke bidan atau dokter kandungan untuk
mengetahui tumbuh kembang janin. Di masa sekarang ini dokter dan rumah sakit
telah dilengkapi dengan berbagai macam perangkat medis yang didukung oleh
teknologi yang canggih untuk membantu para ibu hamil memantau kondisi janin
mereka. Tidak ada salahnya memanfaatkan teknologi ini dengan baik untuk
memastikan janin tumbuh dan berkembang dengan baik sebagaimana mestinya.
1.Mengonsumsi suplemen penambah darah dan asam folat.
2.Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayi. ASI eksklusif merupakan sumber nutrisi yang sangat
penting bagi masa-masa awal perkembangan bayi oleh karenanya penting bagi ibu untuk memberikan ASI secara
eksklusif. Selain itu, ibu juga perlu memastikan kualitas ASI dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang
bergizi dan membantu menopang kebutuhan produksi ASI bagi sang anak.
3.Memberikan MPASI setelah bayi berusia 6 bulan dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usia bayi.
Meskipun 6 bulan, ibu diharapkan masih tetap diharapkan memberikan ASI sebagai sumber utama nutrisi anak.
Namun disamping itu ibu juga sudah mulai dapat memberikan asupan tambahan seperti susu formula atau bubur
bayi yang dapat membantu memenuhi asupan anak.
4.Rajin mencari informasi tentang makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada si Kecil
sesuai usianya.
5.Memberi si Kecil asupan gizi yang cukup, terutama protein dan kalsium. Hapus kebiasaan mengkonsumsi nasi
dengan porsi banyak, tapi protein sedikit. Asupan yang terpenting justru adalah protein yang dapat menunjang
tumbuh kembang si Kecil.

Anda mungkin juga menyukai