Anda di halaman 1dari 3

1

MATERI PENYULUHAN TENTANG STUNTING

1. Pengertian Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan nutrisi dalam
waktu lama. Anak stunting umumnya bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya. Seorang
anak yang bertahan dengan kondisi ini, cenderung memiliki kemampuan belajar yang rendah dan
lebih rentan terhadap penyakit.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan
pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2
tahun
stunting adalah kondisi yang sering tidak diakui di masyarakat di mana kondisi
pendek adalah sesuatu yang normal dan sering kali tidak menjadi perawatan kesehatan
primer.
 
2. Penyebab Stunting
Adapun penyebab stunting adalah hal yang dapat dilakukan sejak janin di dalam
kandungan. Berikut adalah penyebab stunting yang harus Anda tahu, di antaranya:
a. asupan nutrisi ibu
Penyebab stunting yang pertama dipengaruhi oleh asupan nutrisi ibu hamil. Ibu hamil
yang kurang mengonsumsi makanan bergizi seperti asam folat, protein, kalsium, zat
besi, dan omega-3 cenderung melahirkan anak dengan kondisi kurang gizi. Kemudian
saat lahir, anak tidak mendapat ASI eksklusif dalam jumlah yang cukup dan MPASI
dengan gizi yang seimbang ketika berusia 6 bulan ke atas.
b. Kurangnya Asupan Makanan Sehat dan Bergizi sebagai Makanan Pendamping
ASI
Pemberian makanan pendamping yang tidak cukup dan kekurangan nutrisi penting di
samping asupan kalori murni adalah salah satu penyebab pertumbuhan pada anak
terhambat. Anak-anak perlu diberi makanan yang memenuhi persyaratan minimum
dalam hal frekuensi dan keragaman makanan untuk mencegah kekurangan gizi.
c. Kebersihan Lingkungan
Ada kemungkinan besar hubungan antara pertumbuhan linier anak-anak dan praktik
sanitasi rumah tangga. Kontaminasi jumlah besar bakteri fecal coliform oleh anak-
anak ketika meletakkan jari-jari kotor atau barang-barang rumah tangga di mulut
mengarah ke infeksi usus.
Kondisi ini memengaruhi status gizi anak dengan cara mengurangi nafsu makan,
mengurangi penyerapan nutrisi , dan meningkatkan kehilangan nutrisi.
2

d. Penyakit-penyakit yang berulang seperti diare dan infeksi cacing usus (helminthiasis)
yang keduanya terkait dengan sanitasi yang buruk telah terbukti berkontribusi
terhadap terhambatnya petumbuhan anak.

Enviromental enterophaty adalah infeksi usus halus pada anak yang disebabkan


oleh sanitasi yang buruk. Infeksi kronis yang terjadi akibat lingkungan yang kotor dan
sanitasi buruk menyebabkan fungsi usus halus terganggu.
Selain beberapa penyebab stunting seperti di atas, hal-hal lainnya yang bisa
berkontribusi pada stunting adalah konflik sosial, kondisi iklim, harga dan ketersediaan
pangan yang pada gilirannya berkontribusi menyebabkan stunting.
 
3.      Dampak Stunting pada anak
Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita, khususnya
usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal apakah anak mengalami
stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa terlihat antara lain:

a. Mengganggu Pertumbuhan Tinggi dan Berat anak


Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek dibandingkan
dengan rata-rata anak seusianya. Berat badannya pun cenderung jauh di bawah rata-rata
anak sebayanya.
b. Tumbuh Kembang Anak Tidak Optimal
Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak di mana anak menjadi terlambat
jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.
c. Memengaruhi Kecerdasan dan Kemampuan Belajar Anak
Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak akan sulit belajar dan
berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.
d. Mudah Terserang Penyakit
jika anak mengalami stunting kemungkinan besar anak akan mengalami kondisi yang
membuat anak mudah terserang penyakit dan berisiko terkena berbagai penyakit saat
dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke. Bahkan stunting pada anak juga bisa
berujung pada kematian usia dini.
e. Stunting dan Terganggunya Proses Persalinan
Selain mengganggu perkembangan seorang anak ketika sudah dilahirkan, stunting juga
bisa meningkatkan risiko kematian janin saat melahirkan jika ibu hamil ternyata
mempunyai riwayat stunting. Hal ini bisa terjadi karena ibu yang memiliki riwayat
stunting umumnya memiliki tinggi badan di bawah normal, sehingga cenderung memiliki
ukuran panggul yang kecil, dan akhirnya kondisi ini mempersempit jalan lahir.
3

f. dengan tinggi di bawah normal cenderung memiliki ukuran panggul yang kecil.
Kondisi ini kemudian mempersempit jalan lahir bayi.
Akibat proporsi ukuran yang tidak sesuai inilah, mengakibatkan ibu dengan postur tubuh
yang pendek sulit untuk melakukan persalinan normal. Jika dipaksakan, kondisi ini bisa
meningkatkan risiko kematian dan gangguan kesehatan pada bayi jangka pendek maupun
jangka panjang

 4.      Pencegahan Stunting pada anak


Guna mencegah anak stunting, ibu bisa mencegahnya sejak masa kehamilan.
Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting adalah:
1. Memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama kehamilan.
2. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan asam folat untuk
mencegah cacat tabung saraf.
3. Memastikan anak mendapat asupan gizi yang baik khususnya pada masa kehamilan
hingga usia 1000 hari anak.
4. Selain itu stunting adalah gangguan yang juga dapat dicegah dengan meningkatkan
kebersihan lingkungan dan meningkatkan akses air bersih di lingkungan rumah. Hal
penting yang harus dipahami, tidak ada solusi sederhana untuk mencegah stunting.
Namun, berfokus pada rentang waktu antara kehamilan ibu dan ketika anak berusia dua
tahun adalah kunci untuk memastikan perkembangan anak yang sehat
 

Anda mungkin juga menyukai