Anda di halaman 1dari 3

STUNTING

Stunting adalah gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan


nutrisi dalam waktu lama. Sehingga anak yang terkena stunting umumnya
bertubuh lebih pendek dibanding anak seusianya. Di Indonesia,
angka stunting cukup tinggi, yaitu sekitar 7,8 juta dari 23 juta balita atau
sekitar 35,6 persen. Angka ini menyebabkan WHO menetapkan Indonesia
sebagai negara dengan status gizi buruk untuk balita dan anak-anak.

Dampak Stunting pada Anak


Umumnya stunting adalah gangguan yang sering ditemukan pada balita,
khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, ibu dapat mengenal
apakah anak mengalami stunting atau tidak. Dampak stunting yang bisa
terlihat antara lain:

1. Mengganggu Pertumbuhan tinggi dan berat anak

Stunting adalah salah satu dari berbagai penyebab anak lebih pendek
dibandingkan dengan rata-rata anak seusianya. Berat badannya pun cenderung
jauh di bawah rata-rata anak sebayanya.

2. Tumbuh kembang anak tidak optimal

Stunting juga bisa terlihat pada tumbung kembang anak dimana anak menjadi
terlambat jalan atau kemampuan motoriknya kurang optimal.

3. Memengaruhi kecerdasan dan kemampuan belajar anak

Menurut sebuah penelitian, stunting adalah salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap IQ anak lebih rendah dibanding anak seusianya. Anak akan sulit
belajar dan berkonsentrasi akibat kekurangan gizi.

4. Mudah terserang penyakit

Penderita stunting dapat mudah terserang penyakit dan berisiko terkena


berbagai penyakit saat dewasa seperti diabetes, jantung, kanker dan stroke.
Bahkan stunting juga bisa berujung pada kematian usia dini.
Penyebab Stunting pada Anak
Meski gejala stunting baru dapat terlihat ketika balita, namun sebenarnya
untuk memahami penyebab stunting adalah hal yang dapat dilakukan sejak
bayi masih di dalam kandungan:

1. Nutrisi ibu

Ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan bergizi seperti asam folat,
protein, kalsium, zat besi, dan omega-3 cenderung melahirkan anak dengan
kondisi kurang gizi. Kemudian saat lahir, anak tidak mendapat ASI eksklusif
dalam jumlah yang cukup dan MPASI dengan gizi yang seimbang ketika berusia
6 bulan ke atas.

2. Cara pemberian makan

Pemberian makanan pelengkap yang tidak cukup dan kekurangan nutrisi


penting di samping asupan kalori murni adalah salah satu penyebab
pertumbuhan pada anak terhambat. Anak-anak perlu diberi makanan yang
memenuhi persyaratan minimum dalam hal frekuensi dan keragaman makanan
untuk mencegah kekurangan gizi.

3. Kebersihan lingkungan

Ada kemungkinan besar hubungan antara pertumbuhan linier anak-anak dan


praktik sanitasi rumah tangga. Kontaminasi jumlah besar bakteri fecal oleh
anak-anak kecil ketika meletakkan jari-jari kotor atau barang-barang rumah
tangga di mulut mengarah ke infeksi usus. Ini memengaruhi status gizi anak-
anak dengan mengurangi nafsu makan, mengurangi penyerapan nutrisi, dan
meningkatkan kehilangan nutrisi.

Penyakit-penyakit yang berulang seperti diare dan infeksi cacing usus


(helminthiasis) yang keduanya terkait dengan sanitasi yang buruk telah
terbukti berkontribusi terhadap terhambatnya petumbuhan anak. Enteropati
lingkungan adalah sindrom yang menyebabkan perubahan pada usus kecil
orang dan dapat terjadi karena kurangnya fasilitas sanitasi dasar dan terkena
kontaminasi feses dalam jangka panjang.

Penelitian pada tingkat global telah menemukan bahwa proporsi stunting yang
dapat dikaitkan dengan lima atau lebih episode diare sebelum usia dua tahun
adalah 25%. Karena diare terkait erat dengan air, sanitasi dan kebersihan
(WASH), ini merupakan indikator yang baik untuk hubungan antara WASH dan
pertumbuhan yang terhambat.

Sejauh mana peningkatan dalam keamanan air minum, penggunaan toilet dan
praktik mencuci tangan yang baik berkontribusi untuk mengurangi stunting
tergantung pada seberapa buruk praktik-praktik ini sebelum intervensi.

Pencegahan Stunting pada Anak


Untuk mencegah anak stunting, ibu bisa mencegahnya sejak masa kehamilan.
Beberapa tips yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah stunting adalah:

1. Memperbaiki pola makan dan mencukupi kebutuhan gizi selama


kehamilan
2. Memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi dan
asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf.
3. Memastikan anak mendapat asupan gizi yang baik khususnya pada
masa kehamilan hingga usia 1000 hari anak.
4. Selain itu stunting adalah gangguan yang juga dapat dicegah dengan
meningkatkan kebersihan lingkungan dan meningkatkan akses air
bersih di lingkungan rumah.

Anda mungkin juga menyukai