Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AJENG PUSPITASARI

NIM : AK0322005
S1 ADMINISTRASI KESEHATAN

TUGAS INDIVIDU DASAR GIZI


A. Jelaskan mengenai stunting pada balita
1. Apa itu stunting?
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar, bisa mengakibatkan anak gagal tumbuh karena kekurangan nutrisi kronis,
terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dimulai sejak masa janin hingga usia 2 tahun,
berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa
keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit
kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-stunting-anak
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
https://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/subdit-penyakit-diabetes-melitus-dan-
gangguan-metabolik/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-indonesia
2. Jelaskan dampak stunting!
a. Gangguan Pertumbuhan Fisik: Dampak paling jelas dari stunting adalah gangguan
pertumbuhan fisik, yang dapat menghasilkan tubuh yang lebih pendek atau berat badan
yang lebih rendah daripada yang seharusnya pada usia tertentu. Hal ini dapat membuat
anak-anak lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan.
b. Penurunan Daya Tahan Tubuh: Anak-anak yang mengalami stunting cenderung
memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap
infeksi dan penyakit. Mereka mungkin sering sakit dan memerlukan perawatan medis
lebih sering.
c. Keterlambatan Perkembangan Kognitif: Stunting juga dapat memengaruhi
perkembangan kognitif anak-anak, termasuk kemampuan berpikir, belajar, dan
memecahkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam pendidikan dan
perkembangan akademis.
d. Dampak Sosial dan Ekonomi pada Masyarakat: Tingginya prevalensi stunting dalam
suatu populasi dapat memiliki dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan sosial suatu negara. Anak-anak yang mengalami stunting cenderung
memiliki produktivitas yang lebih rendah saat dewasa.
3. Jelaskan faktor risiko stunting!
Risiko terjadinya stunting pada anak bisa meningkat jika ibu hamil memiliki beberapa
kondisi atau faktor berikut:
a. Perawakan pendek.
b. Berat badan ibu tidak naik selama kehamilan.
c. Tingkat pendidikan rendah.
d. Kemiskinan.
e. Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak mendapatkan akses untuk air
bersih.
f. Intrauterine growth restriction (IUGR).
Sedangkan pada anak, beberapa kondisi yang meningkatkan risikonya mengalami stunting
adalah:
a. Mengalami penelantaran.
b. Tidak mendapatkan ASI eksklusif.
c. Mendapatkan gizi MPASI yang berkualitas buruk.
d. Menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti penyakit TBC,
anemia, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis, serta sindrom malabsorbsi.
e. Rendahnya akses terhadap makanan bergizi.
f. Rendahnya asupan vitamin dan mineral, dan
g. Buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1529/faktor-faktor-penyebab-kejadian-stunting-
pada-balita
https://dppkbpppa.pontianak.go.id/informasi/berita/penyebab-dan-faktor-risiko-stunting
4. Jelaskan pencegahan stunting!
Cara mencegah stunting dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa upaya berikut ini:
a. Memastikan anak makan buah dan sayur yang sehat.
b. Mencukupi asupan gizi sejak pembuahan sel telur hingga anak berusia 2 tahun,
Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk
mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu
yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun
suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses
kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
c. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan
ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi
mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI
Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang
terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi
yang terbilang rentan.
d. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan
makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang
dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI
untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan
nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan
produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
e. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi
dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik
khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal
gangguan dan penanganannya.
f. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama
kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung
meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School
menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan
tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk
ke dalam tubuh manusia.
Semoga informasi ini membantu para ibu mencegah stunting dan meningkatkan
kualitas kesehatan anak.
https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

B. Jelaskan mengenai overnutrition


1. Apa itu overnutrition?
Overnutrition merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat
badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk
cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan
kegemukan.
Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan munculnya
penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi,
gangguan ginjal dan masih banyak lagi (Soerjodibroto, 1993).
Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan obesitas. Batas IMT untuk
dikategorikan overweight adalah antara 25,1 – 27,0 kg/m2 , sedangkan obesitas adalah ≥
27,0 kg/m2 .
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-overnutrition/5878
2. Jelaskan macam-macam overnutrition!
a. Obesitas: Kondisi ketika seseorang memiliki berat badan yang signifikan lebih tinggi
dari yang seharusnya akibat penumpukan lemak tubuh yang berlebihan.
b. Kelebihan gula: Mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan, seperti yang terdapat
dalam minuman manis dan makanan olahan, dapat menyebabkan peningkatan berat
badan dan risiko diabetes.
c. Kelebihan lemak jenuh: Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan, khususnya dari
makanan tinggi lemak hewani, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
d. Kelebihan natrium: Mengonsumsi natrium (garam) dalam jumlah berlebihan dapat
menyebabkan tekanan darah tinggi dan masalah kardiovaskular.
3. Jelaskan faktor risiko overnutrition!
Kebiasaan makan yang buruk, Pola makan cepat, makan berlebihan, dan konsumsi
makanan olahan yang tinggi gula dan lemak seringkali menjadi faktor risiko overnutrition.
Kurangnya aktivitas fisik, Gaya hidup yang tidak aktif atau kurangnya aktivitas fisik dapat
berkontribusi pada akumulasi kalori berlebih dan obesitas.
4. Jelaskan pencegahan overnutrition!
Mengadopsi pola makan seimbang, dengan Mengonsumsi makanan yang mencakup
berbagai nutrisi dengan membatasi asupan kalori, gula, lemak jenuh, dan natrium.
Berolahraga secara teratur dengan Aktivitas fisik membantu membakar kalori berlebih dan
menjaga berat badan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai