Anda di halaman 1dari 16

1

2.1 Anatomi Payudara

Payudara adalah pelengkap organ reproduksi wanita dan pada masa laktasi akan

mengeluarkan ASI. Payudara terletak pada fasia supervisialis diantara sternum dan

axilla melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Payudara terdiri dari corpus

mamae, puting dan aerola corpus payudara terletak dari jaringan kelenjar, ductus

tubulus alveolus dan jaringan ikat, lemak pembuluh darah, pembuluh limfe dan sara.

Corpus payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Tiap lobus terdiri dari 20 - 40

lobulus dan tiap lobulus teridi dari 10 - 100 alveolus. Masing-masing kelenjar tubulo

alveolus tersebut bermuara ke duktus laktiferus yang kemudian agak melebar fungsi

payudara.

2.1.1 Untuk pengeluaran ASI pada masa laktasi

2.1.2 Simbol kewanitaan (sek apeal)

Pertumbuhan payudara dimulai sejak pubertas yang dipengaruhi oleh

pengeluaran hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, lama

kelamaan payudara akan berkembang penuh penimbunan lemak akan

menimbulkan pembesaran yang tetap.

Besarnya payudara, berbentuk serta ukurannya dipengaruhi oleh nutrisi,

keturunan dan hormon-hormon wanita yang dihasilkan. Pada saat akan

menstruasi estrogen akan merangsang hyperplasi dan sekresi , saat itu

payudara akan dirasakan penuh, tegang dan berat. Setelah menstruasi terjadi

penurunan sel steroid dan keadaan payudara kembali normal. Demikian pula

pada saat kehamilan akan terbentuk hormon estrogen, progesteron, kortiko


2

streoid, hormon-hormon hypophyse dan laktogen placenta. Pada saat nifas

setelah placenta lahir maka kadar estrogen menurun dengan cepat dan terjadi

peningkatan prolaktin yang merangsang pengeluaran air susu.

Selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan

fungsinya untuk menyediakan makanan bayi baru lahir. Setelah melahirkan

ketika hormon yang dihasilkan placenta tidak ada lagi, untuk menghambatnya

kelenjar pitvitari mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik) sampai hari

ketiga setelah melahirkan terbukti adanya efek prolaktin pada payudara.

Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah menyebabkan

hangat, bengkak dan rasa sakit. Sel-sel yang menghasilkan ASI mulai

berfungsi dan ASI mulai mencapai puting melalui saluran susu menggantikan

kolostrum yang telah mendahuluinya dan kemudian laktosi dimulai. (Asuhan

kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI 1993).

Tabel di bawah ini menggambarkan komposisi


zat gizi yang terkandung dalam ASI.

Kolostrum ASI Transisional ASI Matur


(1-3 hari) (peralihan ) 3 - 10 Setelah 10 hari
(K kal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa ( g / 100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak ( g / 100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein ( g / 100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral ( g / 100 ml) 0,3 0,3 0,2
Imunoglobin (Mg/100 ml) 19 A 335,9 119,6
1g B 5,9 2,9
1 gM 17,1 2,9
Lisosim ( Mg / 100 ml) 14,2 - 16,4 24,3 - 27,5
Laktoferin 420 - 520 250 - 270
3

2.2 Fisiologi Laktasi

Dua faktor yang diatur oleh hormon terlihat yaitu produksi air susu (prolaktin)

dan pengeluaran air susu (oksitosin).Dalam fisiologi laktasi, prolaktin suatu suatu

hormon yang disekresi oleh gradula pitvitari anterior, penting untuk produksi air susu

ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama

kehamilan. Bekerjanya hormon ini dihambat oleh hormon placenta pada akhir proses

persalinan, maka kadar estrogen dan progresteron beranggsur-anggsur turun sampai

tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin..

Terjadi suatu kenaikan pemasokan darah yang beredar lewat payudara dan

dapat diekstraksi bahan penting untuk pembentukan air susu. Globulin, lemak dan

molekul-molekul protein dari dasar-dasar sel sekretoris akan membengkakkan acini

dan mendorongnya menuju ketubuli laktifer.

Kenaikan kadar prolaktin akan menghambat ovulasi dengan demikian juga

mempunyai fungsi kontrasepsi, tetapi itu perlu memberikan air susu 2 sampai 3 kali

setiap jam agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar prolaktin paling tinggi adalah

pada malam hari, dan penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam

hari, yang biasa memang demikian, maka metode-metode konstrasepsi yang lebih

realibel harus dipakai apabila ingin menghindari kehamilan.

Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke

papila mamae yaitu tekanan dari belakang dan refleks neurohormonal. Tekanan

globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli tersebut ke dalam

tubuli laktifer dan penghisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak.
4

Apabila bayi yang disusui, maka gerakan penghisap yang berirama akan

menghasilkan rangsangan yang terdapat di dalam glandula pitvitari posterior. Akibat

langsung reflek ini adalah dikeluarkannya oksitosim dari piutitari posterior. Hal ini

akan menyebabkan sel-sel nieopitel (asel-sel keranjang atau sel-sel laba-laba)

disekitar alveoli akan berkonstraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam vasa

laktifer. Dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir kedalam

ampullae (Anatomi & fisiologi terapan dalam kebidanan edisi 3, 1997).

Sedangkan dari buku lain dijelaskan bahwa setelah bayi dilahirkan, hilangnya

sekresi estrogen dan progresteron oleh placenta yang tiba-tiba memungkinkan efek

laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam

memproduksi air susu. Ketika bayi menghisap pertama kali, bayi sebenarnya tak

menerima susu. Implus sensori harus ditransmisikan melalui saraf somatik dari

puting susu ke mendula spinalis dan kemudian ke hipothalamus dan menyebabkan

sekresi oxitosin pada saat yang bersamaan ketika hipothalamus menyekresi prolaktin.

Oksitosin kemudian dibawa dalam darah ke kelanjar payudara, dimana oxitosin

menyebabkan sel-sel mioepitel yang menggelilingi dinding luar alveoli berkontraksi

dengan demikian mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus, kemudian

hisapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan sap payudara air susu. Jadi dalam

waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi mengisap payudara air susu mulai

mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu/ pengeluaran (let - down) air susu

(fisiolagi kedokteran, edisi 9, 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu adalah :

a) rangsangan otot-otot buah dada


5

b) keteraturan akan menghisap

c) keadaan ibu dan

d) makanan, juga istirahat ibu

2.3 Penatalaksanaan ASI

Persiapan pembentukan ASI sudah dimulai sejak awal kehamilan. Status nutrisi

ibu dalam kehamilan mempengaruhi proses laktasi. Walaupun nutrisi itu penting

dalam kehamilan, ada faktor lain yang turut menentukan keberhasilan proses laktasi

seperti faktor psikologis ibu dan keadaan buah dada khususnya puting susu.

a) Manfaat ASI

- ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi

dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuahan bayi.

- ASI mengandung antibodi / zat penolak yang dapat melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi.

- ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan langsung

kemungkinan tercermar zat berbahaya lebih kecil.

- Temperatur ASI sesuai dengan temperatur tubuh bayi.

- Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta

laktoglobulin.

- ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik.

- ASI dapat dipakai sebagai perantara untuk menjalin hubungan kasih

sayang antara ibu dan bayi.

- ASI ekonomis, praktis setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam

keadaan segar.
6

- Kemungkinan bayi tersedak ASI kecil sekali karena payudara ibu

telah diciptakan sedemikian rupa.

- Proses laktasi dapat membantu menjarangkan kehamilan.

b) Aspek kejiwaan pada laktasi

Aspek kejiwaan dalam pemberian ASI pada anak akan menghasilkan kepuasan

fisik yaitu ASI diperlukan untuk pertumbuhan anak, kepuasana psikis/rasa aman

untuk mengembangkan kualitas perilaku dan kepribadian serta kemampuan

dirinya, proses belajar karena bayi harus berjuang dalam menyesuaikan mulutnya

dengan payudara ibu, mulai dari mencapai puting payudara, kemudian

menghisapnya. Bayi harus mengerahkan tenaga dan mengatur lidah dan

rahangnya agar dapat menghisap ASI dengan kuat. Pada sisi lain, ibu yang

berhasil menyusui bayinya akan menimbulkan hal - hal sebagai berikut :

- Puas, bangga dan bahagia, karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya

sendiri.

- Naluri keibuan tersalurkan

- Kesempatan terbaik untuk mendidik anak karena ibulah yang merupakan

orang pertama yang berhubungan dengan bayinya.

c) Menyusui dan tumbuh kembang anak

Pentingnya menyusui bayi sudah tidak diragukan lagi. Karena ASI telah diakui

dan terbukti merupakan makanan tunggal ideal untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi sampai usia 4-6 bulan pertama dan selanjutnya ASI tetap

diberikan terus sampai anak berusia 2 tahun


7

2.4 Reflek Mengisap

Ketika bayi menghisap puting susu ibu, maka akan terjadi reflek pada ibu itu

sendiri, yaitu :

2.4.1 Reflek Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung saraf sensoris puting susu

dikirim ke hipothalamus yang akan memacu keluarnya hormon prolaktin yang

kemudian merangsang sel kelenjar memproduksi ASI. Meyusukan dengan

kerap adalah cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah banyak.

2.4.2 Let Down Reflek

Keluarnya ASI karena interaksi mioepitel sekeliling ductus lactiferus dengan

pengaruh oksitosin, terjadi reflek ini dipengaruhi oleh jiwa ibu. Melalui reflek

ini terjadi pula kontraksi pendarahan, oleh karena itu setelah dilahirkan bayi

perlu segera disusukan pada ibunya jika mungkin.

Ketika ASI dialirkan karena hisapan bayi dengan memompa, sel-sel laktasi

terang untuk menghasilkan ASI lebih banyak. Proses ini dapat berlanjut

sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Bila ASI tetap berada dalam

ductus, menyebabkan tekanan balik meningkat, maka hanya sedikit ASI yang

berbentuk dan pada akhirnya tidak terdapat sama sekali dan hal ini terjadi

secara alamiah.

Reflek tidak hanya terjadi pada ibu saja, tetapi terjadi juga pada bayi, yaitu :

2.4.2.1 Roting Reflek


8

Bayi baru lahir disentuh pipinya akan menoleh kearah sentuhan. Bila

bibirnya dirangsang/disentuh, dia akan membuka mulut dan berusaha

mencari puting untuk menyusu.

2.4.2.2 Reflek Menghisap

Dimulai bila sesuatu menyentuh langit-langit (palatum durum) bayi,

biasanya papila mamae untuk merangsang langit-langit tersebut, maka

areola mamae harus sebanyak mungkin ditangkap untuk mulut bayi.

Areola harus jatuh diantara gusi (setinggi sinus lactiferus yang terletak

dibawah areola). Akan ditekan dan ASI tertekan keluar, lidah juga

berperan untuk mengurut areola dan puting susu sehingga ASI keluar

dan ditelan oleh bayi.

2.4.2.3 Reflek Menelan

Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

2.5 Pengertian Massage Payudara

Bagi ibu yang menyusui bayinya, perawatan puting susu merupakan suatu hal

yang sangat penting yang harus diketahui. Payudara harus dibersihkan dan diteliti

setiap hari selama mandi dan sekali lagi ketika hendak menyusui. Hal ini dilakukan

agar kolostrum yang kering/sisa susu terangkat dan membantu mencegah akumulasi

dan masuknya bakteri ke puting susu maupun ke mulut bayi. Selain itu, perlu diingat

bahwa bukan hal itu saja yang perlu dilakukan, tetapi perawatan payudara lainnya

yaitu massage payudara juga harus dilakukan (dasar-dasar keperawatan maternitas

edisi 6, persis Marry, 1995)


9

Adapun yang dimaksud dengan massage payudara adalah suatu prosedur

perwatan payudara mencakup pengurutan payudara dengan tujuan untuk

memperlancar sirkulasi darah dan mencegah saluran-saluran sehingga memperlancar

pengeluaran ASI

2.6 Tujuan Massage Payudara

Tujuan dari dilakukannya tindakan massage peyudara selama menyusui adalah :

2.6.1 Untuk memelihara kebersihan payudara

2.6.2 Memperbanyak dan memperlancar produksi ASI

2.6.3 Mencegah komplikasi

(Asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI. 1993)

2.6.4 Mempertahankan kesehatan ibu dan anak

2.6.5 Untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat dengan jalan mencegah

terjadinya kelainan-kelainan/komplikasi pada wanita post partum/nifas.

2.6.6 Mencegah komplikasi pada manajemen laktasi

- Melakukan perawatan payudara secara benar dan teratur

- Menyusui bayi sesegera mungkin setelah bayi lahir

2.6.7 Membawa ibu ke dalam pengertian dan pengetahuan yang lebih luas pada

prosedur perawatan payudara.

( Perawatan Kebidanan, ZR. Cristina, 1997 )

2.7 Teknik/Prosedur dalam melakukan perawatan Payudara (Massage Payudara)

adalah :

2.7.1 Persiapan Alat


10

- Kapas

- Minyak kelapa

- Handuk bersih

- Waslap

- Air hangat dalam baskom

- Air dingin dalam baskom

2.7.2 Posisi Ibu

Posisi ibu yaitu duduk di kursi, handuk ditempatkan di bahu/ diatas paha.

2.7.3 Persiapan Puting Susu

Kompres puting susu sampai areola mamae dengan kapas yang telah

dibasahi minyak selama 2 - 3 menit, tujuannya untuk memperlunak kotoran /

kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah untuk dibersihkan.

2.7.4 Pengurutan

2.7.4.1 Pengurutan Pertama

Pada pengurutan pertama menggunakan telapak tangan :

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai rata

-Kedua tangan ditempatkan diantara kedua payudara, pengurutan

dimulai ke arah atas, kesamping, telapak tangan kiri ke daerah sisi

kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan. Pengurutan dilanjutkan

ke bawah/ kesamping, selanjutnya tangan dilepas dari payudara.

2.7.4.2 Pengurutan Kedua

Pada pengurutan kedua menggunakan jari-jari tangan :


11

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai rata

-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri kemudian jari-jari

tangan kanan saling dirapatkan.

-Sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari pangkal

payudara ke arah puting susu, demikian pula pada payudara kanan.

-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama 5 menit.

2.7.4.3 Pengurutan Ketiga

Pada pengurutan ketiga menggunakan sendi jari-jari tangan

-Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak sampai rata

-Telapak tangan kiri menopang payudara kiri

-Jari-jari tangan kanan dikepalkan, kemudian tulang-tulang kepalan

tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting susu. Demikian

juga dengan payudara sebelah kanan.

-Lakukan gerakan 20 - 30 kali tiap satu payudara selama 5 menit.

2.7.4.4 Perangsang Payudara

-Rangsang payudara dengan menggunakan air hangat dan dingin.

-Siram/kompres menggunakan waslap dengan air hangat terlebih

dahulu kemudian air dingin.

-Siram/kompres bergantian selama 5 menit.

2.7.4.5 Perawatan pada puting susu tenggelam

2.7.4.5.1 Persiapan Alat

- Kapas
12

- Minyak yang dihangatkan

- Pompa puting

- Handuk

2.7.4.5.2 Teknik / Prosedur

- Kompres puting susu sampai areola mamae dengan kapas

yang telah dibasahi minyak selama 2 - 3 menit, tujuan

untuk memperlunak kotoran/kerak yang menempel pada

puting susu sehingga mudah untuk dibersihkan.

- Basahi kedua telapak tangan dengan minyak.

- Kedua puting susu dipegang lalu ditarik bersama dan

diputar kedalam dan kemudian keluar sebanyak 20 kali.

- Apabila dengan prosedur di atas tidak berhasil, puting

susu ditarik dengan menggunakan pompa puting.

2.7.5 Hal - hal yang harus diperhatikan dalam perawatan payudara

- Pelaksanaan perawatan payudara pada post partum dimulai sedini mungkin

yaitu 1 - 2 hari sesudah bayi lahir, dilakukan 2 x sehari / sebelum mandi.

- Perawatan dilakukan secara teratur

- Kebersihan sehari-hari dijaga.

- Ibu merasa nyaman dan santai / menyangga payudara (Askep anak dalam

konstek keluarga, Depkes RI. 1993)

2.8 Komplikasi

2.8.1 Puting Lecet


13

Dapat disebabkan oleh teknik menyusui yang salah/perawatan yang tidak

betul pada payudara. Infeksi monilla juga dapat mengakibatkan lecet.

2.8.1.1 Pengobatan

- Teknik menyusui yang benar

- Puting harus kering

- Pemberian lanolin dan vitamin E

- Menyusui pada payudara tidak lecet

- Bila lecetnya hebat maka menyusui dapat ditunda 24 - 48 jam.

ASI dikeluarkan dengan ekspresi dengan tangan / dipompa.

2.8.1.2 Pencegahan

- Jangan membersihkan puting dengan sabun dan zat pembersih

lainnya hanya dengan air.

- Teknik menyusui harus benar

- Puting susu dan areola harus kering setelah menyusui

- Jangan memakai lapisan plastik pada BH.

2.8.2 Payudara Bengkak

Disebabkan karena pengeluaran ASI tidak lancar karena bayi tidak cukup

sering menyusui/terlalu cepat disapih. Dapat pula disebabkan adanya

gangguan let down reflek.

2.8.2.1 Pengobatan

- Menyusui lebih sering

- Kompres hangat
14

- ASI dikeluarkan dengan pompa pemijatan dapat dilakukan tetapi

sering dirasakan sakit.

- Analgetika

2.8.3 Saluran Tersumbat

Terjadi scasis pada saluran ASI (duktus laksliferus) secara lokal,

sehingga timbul benjolan lokal.

2.8.3.1. Pengobatan

- Terus menyusui, sebaliknya menyusui dengan payudara yang sakit

dahulu.

- Pemijatan (massage) bagian yang sakit

- Kompres hangat

2.8.3.2. Pencegahan

- Menyusui yang sering

- Memakai BH memadai (menopang/menyangga payudara)

- Hindari tekanan lokal pada payudara.

2.8.4 Infeksi payudara / Mastitis

Suatu proses infeksi pada payudara yang dapat menimbulkan reaksi

sitemik ibu, misalnya demam payudara. Payudara tampak bengkak,

kemerahan dan dirasakan nyeri. Biasanya terjadi beberapa minggu setelah

gangguan.

2.8.4.1. Pengobatan
15

- Jangan berhenti menyusui, teruskan dengan mulai menyusui atau

dipompa, jangan dimassage/pijat

- Istirahat cukup

- Kompres hangat/dingin

- Minum banyak

- Antibiotika dan analgetika

2.8.5 Abses Payudara

Dapat terjadi sekunder pada mastitis, saluran tersumbat/ luka pada

payudara yang terinfeksi.

2.8.5.1. Pengobatan

- Stop menyusui pada payudara yang ada absesnya, ASI harus tetap

dipompa

- Insisi abses

- Istirahat

- Antibiotika dan analgetika

(Ilmu kebidanan edisi ketiga, Hanifa Wiknsosastro, 1997)


16

Anda mungkin juga menyukai