Anda di halaman 1dari 12

D

OLEH :

PPKBD : YESI KHAIRANI

KELURAHAN : HUTAGODANG

STUNTING PADAANAK

Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Pasalnya, tinggi badan anak
termasuk faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum. Lalu,
apa itu stunting dan apa penyebabnya?
Apa itu stunting?
Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi
yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.Mudahnya, stunting
adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek
ketimbang teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi.Banyak yang tidak tahu kalau
anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat
bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.Anak masuk ke dalam
kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD).
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal merupakan akibat dari kondisi kurang gizi
yang telah berlangsung dalam waktu lama.
Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi badan anak terhambat sehingga mengakibatkan dirinya
tergolong stunting.Namun, anak dengan tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Kondisi ini
hanya terjadi ketika asupan nutrisi harian anak kurang sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.
Apa penyebab stunting pada anak?
Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu. Berbagai faktor
tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat
badan lahir rendah (BBLR).
Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja, melainkan bisa
dimulai sejak ia masih di dalam kandungan.
Di bawah ini dua poin utama yang menjadi faktor penyebab stunting pada anak.
1. Kurang asupan gizi selama hamil
WHO atau badan kesehatan dunia menyatakan bahwa sekitar 20% kejadian stunting sudah terjadi saat bayi
masih berada di dalam kandungan.Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan
berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan
mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran. Oleh karena itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi
penting selama hamil.
2. Kebutuhan gizi anak tidak tercukupi
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun yang tidak
tercukupi, seperti posisi menyusui yang kurang tepat, tidak diberikan ASI eksklusif, hingga MPASI (makanan
pendamping ASI) yang kurang berkualitas.Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga
bisa menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung protein serta
mineral zinc (seng) dan zat besi ketika anak masih berusia balita.Melansir buku Gizi Anak dan Remaja, kejadian ini
umumnya sudah mulai berkembang saat anak berusia 3 bulan.
Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh kelompok usia 2 – 3 tahun dan anak dengan usia
lebih dari 3 tahun.Pada anak yang berusia di bawah 2 – 3 tahun, rendahnya pengukuran grafik tinggi badan menurut
usia (TB/U) bisa menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung.Sementara pada anak yang berusia lebih
dari itu, kondisi tersebut menunjukkan kalau kegagalan pertumbuhan anak memang telah terjadi stunting.
3. Faktor penyebab lainnya
Selain itu yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan stunting pada anak,
yaitu:
 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
 Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan).
 Kurangnya akses air bersih dan sanitasi.
 Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Untuk mencegahnya, ibu hamil perlu menghindari faktor di atas.
Ciri-ciri stunting pada anak
Perlu dipahami bahwa tidak semua anak balita yang berperawakan pendek mengalami stunting. Masalah
kesehatan ini merupakan keadaan tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku pengukuran tinggi badan
menurut usia dari WHO.Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi
badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah
normal.Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa
hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
 Pertumbuhan melambat
 Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya

 Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya
 Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
 Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).
 Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Apa dampak masalah kesehatan ini pada anak?

Stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari
kehamilan sampai usia 24 bulan.

Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak ditangani dengan baik sedini mungkin berdampak:
 Menurunkan kemampuan perkembangan kognitif otak anak
 Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
 Risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan
 Penyakit jantung
 Penyakit pembuluh darah
 Kesulitan belajar

Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang
rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja.Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, ia berisiko untuk
mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.Hal tersebut biasanya
terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena mengalami stunting sejak kecil.Ibu hamil
yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal stunting) akan mengalami perlambatan aliran darah ke janin serta
pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut berdampak pada kondisi bayi yang
dilahirkan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis faktor-faktor determinan
kejadian stunting pada balita di Kecamatan Wonosegoro Boyolali, dapat disimpulkan faktor determinan kejadian
stunting terdapat 2 faktor yaitu faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Faktor pertama yang menjadi penyebab
kejadian stunting pada balita adalah faktor pendidikan dimana memiliki angka eigenvalue sebesar 2,858 dan
mempunyai pengaruh sebesar 47,595% dari total, artinya bahwa faktor ini mampu menjelaskan sebesar 47,595% dari
keseluruhan variabel manifest. Faktor ini merupakan faktor terbesar yang menjadi penyebab kejadian stunting pada
balita di Kecamatan Wonosegoro. Faktor yang kedua setelah pendidikan yaitu faktor ekonomi dimana memiliki
angka eigenvalue sebesar 1,082 dan mempunyai pengaruh sebesar 18,033% dari varibel total, yang artinya bahwa
faktor ini mampu menjelaskan sebesar 18,033% dari keseluruhan variabel manifest. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendidikan berperan sangat penting dalam hal percepatan penuruan stunting oleh karena itu perlu
adanya edukasi untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua terutama ibu dalam pemenuhan gizi untuk
keluarganya untuk mencegah kejadian stunting pada anak. Kemudian status sosial ekonomi sebagai strategi kontrol
dalam pencegahan stunting juga perlu ditingkatkan. Pada dasarnya stunting disebabkan pada kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang yang terjadi selama masa periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu dari janin hingga
anak berusia 24 bulan. Oleh karena itu pendidikan dan pengetahuan ibu terkait pemenuhan asupan nutrisi pada anak
sangatlah penting, demikian pula dengan status ekonomi yang baik dapat memenuhi kebutuhan gizi anak dengan
baik.

Saran
Faktor yang mempunyai pengaruh terbesar dalam penelitian ini adalah faktor pendidikan yang mempunyai
signifikasi paling besar mengenai penyebab terjadinya stunting, oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan
stunting dengan melakukan penyuluhan atau membuat suatu komunitas pada remaja dimana di dalamnya
memberikan informasi dan pengetahuan mengenai stunting, mencegah perkawinan usia anak dan meningkatkan
capaian tingkat pendidikan. Kemudian faktor kedua yaitu faktor ekonomi, daerah penelitian ini 45 cenderung
memiliki tingkat pendapatan yang rendah oleh karena itu perlu adanya peningkatan status ekonomi sebagai strategi
kontrol pencegahan stunting.

Hutagodang, Februari 2023


Disetujui oleh Dibuat Oleh
PLKB PPKBD
ERMIDAH YESI KHAIRANI

Mengetahui Oleh

PKB
KECAMATAN ULU PUNGKUT

IRSAN MATONDANG
NIP.19730304 200906 1 003
D

OLEH :

PPKBD : YESI KHAIRANI

KELURAHAN : HUTAGODANG
ALAT KONTRASEPSI IMPLANT

Implan adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif, hampir 100%mencegah kehamilan.
Penelitian menunjukkan bahwa pada tahun kesatu dan duaterjadi sebanyak 0,2 kehamilan per seratus
wanita selama tahun pemakaian. Padatahun ketiga, angka kehamilan pada pemakaian norplan adalah 0,9
per seratus wanita selama tahun pemakaian dan selama tahun ke empat dan kelima, angka kehamilan 0,5
dan 1,1 per seratus wanita selama tahun pemakaian.

Keuntungan :
1. Efektivitas tinggi.
2. Setelah dipasang tidak perlu melakukan apa-apalagi sampai saat pengeluaran implantnya.
3. Sistem “6” memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak ada efek samping yang disebabkan estrogen.
5. Efek kontrasepsi segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan.
6. Implant melepaskan progrestin dengan kecepatan rendah dan konstan sehingga terhindar dari dosis
awal yang tinggi pada kontrasepsi suntikan ataupun puncak harian dari hormon pada kontrasepsi
peroral.
7. Norplan dapat membantu mencegah terjadinya anemia.
Kerugian :
1. Membutuhkan seseorang professional terlatih untuk memasang dan melepas implant.
2. Perdarahan menstruasi tidak teratur seperti amenore perdarahan bercak.
3. Efek samping minor seperti sakit kepala, jerawat dan sebagainya.
4. Hipoestrogenisme.
5. Kemungkinan rasa tidak nyaman atau injeksi pada tempat pemasangan.
Implanon adalah batang tunggal berisi 68 mg etonogestrel yang dipasangsecara sub dermal dan
mendapat lisensi selama 3 tahun. Panjang batang tersebut 4 cm dan berdiameter 2 mm dan dilengkapi
aplikator steril yang sudah diisi.Implanon mencegah kehamilan dengan menghambat ovulasi,
mengentalkan lendir serviks, juga mempunyai efek pada endometrium.

Indikasi Pemasangan Implant.


1. Pemakaian KB yang jangka waktu lama.
2. Masih berkeinginan punya anak lagi tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain.

Kontra Indikasi Pemasangan Implant.


1. Hamil atau diduga hamil, perdarahan vagina tanpa sebab.
2. Wanita dalam usia reproduksi.
3. Telah atau belum memiliki anak.
4. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena).
5. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
6. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
7. Pasca keguguran.
8. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap.
9. Riwayat kehamilan ektopik.
10. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan darah atau anemia .
11.Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil.
13. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
14. Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.

Efek Samping.
1. Nyeri atau gatal pada tempat pemasangan.
2. Sakit kepala.
3. Mual.
4. Muntah.
5. Perubahan mood.
6. Perubahan berat badan.
7. Jerawat.
8. Nyeri dan nyeri tekan pada payudara.
9. Rambut rontok.
10. Vaginitis.

KB Implant (Susuk)
KB Impalnt (susuk) adalah KB Implant terbaru yang saat ini mulai digunakan oleh tenaga medis
kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang ingin berKB Implant.
a. Pengertian
KB implan susuk adalah tabung plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api, yang berisi hormon untuk
mencegah kehamilan. Tabung ini (yang sering disebut susuk) akan dimasukkan (atau diimplan) ke dalam
kulit lengan atas.
Dengan pemakaian yang benar, sekali pasang KB implan sudah dapat mencegah kehamilan selama tiga
tahun.
b. Cara Kerja KB Implant (susuk)
Susuk yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan hormon progestin dengan kadar
rendah untuk mencegah kehamilan. Cara kerjanya adalah dengan mencegah ovulasi (pelepasan sel telur
dalam siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak berovulasi, ia tidak bisa hamil karena tidak ada sel telur
untuk dibuahi. Progestin yang dilepaskan oleh KB implan juga akan menebalkan lendir disekitar leher
rahim (serviks). Ini akan mencegah sperma untuk memasuki rahim.Progestin juga akan menipiskan lapisan
dinding rahim, sehingga jika ada spermayang berhasil membuahi sel telur, telur tersebut akan sulit
menempel pada dinding rahim untuk memulai kehamilan.
Efek Samping KB Implant (susuk)
Efek samping KB implan alias KB susuk yang paling lazim adalah perubahan pada siklus
menstruasi. Berikut ini adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan KB implan.
1. Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali.
2. Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit.
3. Flek/bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid.
4. Berat badan bertambah.
5. Sakit kepala.
6. Jerawat.
7. Payudara nyeri.
8. Rasa sakit, infeksi dan bekas luka di kulit tempat susuk dimasukkan (diimplan).
9. Depresi.

Cara Pemasangan KB Implant (susuk)


Proses pemasangan KB implan (susuk) akan dimulai dengan memberi obat bius pada bagian lengan
yang akan dimasukkan susuk supaya anda tidak merasa sakit. Dokter kemudian akan menggunakan jarum
kecil untuk memasukkan tabung susuk di bawah kulit yang sudah dibuat baal tersebut. Keseluruhan
prosesnya hanya berlangsung beberapa menit saja. Setelah susuk dipasang, anda dianjurkan untuk tidak
mengangkat barang berat dulu selama beberapa hari.Anda harus kembali datang ke
dokter/klinik/puskesmas untuk mengganti susuk dengan yang baru, setelah 3 tahun atau sesuai dengan
anjuran dokter. Saat sudah lewat masanya, susuk akan berhenti berfungsi dan tidak lagi melindungi anda
dari kehamilan.
Untuk mengeluarkan susuk, kulit anda akan dibius lagi. Kemudian dibuat sayatan kecil untuk
menarik keluar susuk. Anda sebenarnya tak perlu menunggu sampai 3 tahun untuk mengganti atau
mengeluarkan KB implant sehingga kapanpun anda ingin melepasnya ini bisa dilakukan. Namun ingat,
jangan pernah melepas KB implan sendiri Prosedur ini harus dilakukan oleh tenaga medis.
A. Kesimpulan

1. Distribusi umur responden pengguna kontrasepsi hormonal terbanyak terdapat pada umur 31-40 tahun. Tingkat
pendidikan responden paling banyak lulusan dasar (SD/SMP). Sedangkan jenis pekerjaan sebagian besar responden
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Adapun penghasilan keluarga tiap bulan yang didapatkan sebagian besar
responden kurang dari Upah Minimal Regional (UMR) yang ditetapkan di kabupaten Gunungkidul, responden
memiliki IMT normal, dan penggunaan kontrasepsi hormonal sebagian besar menggunakan kurang dari 5 tahun.

2. Ada hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan peningkatan tekanan darah sistol. 3. Rata-rata tekanan
darah responden 2 tahun pertama menggunakan kontrasepsi hormonal 111/72 mmHg dan rata-rata tekanan darah
responden setelah 2 tahun menggunakan kontrasepsi hormonal 113/73 mmHg. 4. Rata-rata peningkatan tekanan
darah sistol responden 2 tahun menggunakan kontrasepsi hormonal 2 mmHg dan rata-rata tekanan darah responden
setelah 2 tahun menggunakan kontrasepsi hormonal 1 mmHg. 5. Menganalisis perbedaan peningkatan tekanan darah
antar jenis alat kontrasepsi hormonal. a. Ada peningkatan tekanan darah sistol dan diastole pada kontrasepsi suntik
kombinasi dan pil kombinasi. 62 b. Tidak ada peningkatan tekanan darah sistol dan diastole pada kontrasepsi suntik
progestin, pil progestin, dan implan.

B. Saran

1. Bagi Masyarakat/Keluarga Khususnya pasangan suami istri yang akan mengikuti program Keluarga Berencana
dan merencanakan menggunakan kontrasepsi hormonal dapat meminta petunjuk kepada tenaga medis atau kader
kesehatan mengenai cara penggunaan serta komplikasinya terhadap berbagai permasalahan kesehatan wanita
terutama kaitannya dengan kejadian peningkatan tekanan darah, disarankan untuk akseptor yang mempunyai riwayat
hipertensi atau mempunyai faktor resiko hipertensi untuk menghindari pemakaian kontrasepsi jenis pil dan suntik
kombinasi. Apabila telah dan ingin menggunakan kontrasepsi hormonal dalam pemakaian sebaiknya penggunaan
kurang dari 2 tahun, atau batas pemakaian maksimal 5 tahun.

2. Bagi Instansi Puskesmas Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan mengenai perbedaan
peningkatan tekanan darah pada akseptor kontrasepsi hormonal, sehingga dapat menjadi tambahan bahan masukan
dalam pengambilan kebijakan dan tindakan seperti mendukung gerakan program Keluarga Berencana, membangun
kerjasama lintas sektor, penyuluhan alat kontrasepsi, dan screening awal pada akseptor baru oleh tenaga medis guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Hutagodang, Maret 2023
Disetujui oleh Dibuat Oleh
PLKB PPKBD

ERMIDAH YESI KHAIRANI

Mengetahui Oleh

PKB
KECAMATAN ULU PUNGKUT

IRSAN MATONDANG
NIP.19730304 200906 1 003

Anda mungkin juga menyukai