A. Latar belakang
Gizi buruk masih menjadi masalah besar di seluruh dunia, terutama bagi
masyarakat di kawasan negara berkembang. Kendati banyak terjadi di negara
berkembang hingga negara miskin, tak menutup kemungkinan pula terjadi di negara
maju. Kasus gizi buruk umumnya menyerang anak-anak dan balita. Dalam dunia
medis, gizi buruk dikenal dengan istilah kwashiorkor (salah satu bentuk malnutrisi).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), risiko kematian anak yang menderita gizi
buruk sekitar 13 kali lebih besar dibandingkan anak normal.
Pucat, kurus, perut cembung, dan kehilangan massa otot pada keempat anggota
geraknya
Anak terlihat sering gelisah
Terjadi gangguan pertumbuhan meliputi berat badan dan tinggi badan
Rambutnya menjadi mudah tercabut, tampak kusam, kering, dan sering terjadi
perubahan warna
Dapat pula terjadi perubahan pada kulit, kulit menjadi bersisik, terdapat bercak-
bercak putih dan merah muda dengan tepi kehitaman
Anak juga akan menderita anemia akibat kekurangan nutrien seperti zat besi dan
vitamin B kompleks.
Untuk mengatasi gizi buruk atau kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi berupa kalori
dan protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut harus dilakukan
secara bertahap.
Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya
tanpa melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi,
barulah asupan protein nisa mulai diberikan.
Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang rendah yang secara bertahap terus
ditambah. Hal ini dilakukan supaya saluran cerna penderita tidak kaget bila langsung
diberi asupan tinggi kalori tinggi protein.
Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang
bagi anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin dan mineral.
Namun ingatlah untuk memberikannya secara perlahan dan terkontrol. Untuk tahap
awal, pastikan Anda melibatkan bantuan dokter dalam mengontrol kondisi anak dengan
gizi buruk atau kwashiorkor yang Anda rawat.
Untuk mencegah terjadinya gizi buruk atau kwashiorkor pada anak Anda, berikanlah
makanan dengan gizi yang seimbang. Cukupi kebutuhan karbohidrat, lemak dan
proteinnya.
Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti susu,
keju, daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan protein nabati yang
didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai
Itulah sebabnya kasus gizi buruk atau kwashiorkor banyak terjadi di negara
berkembang. Selain dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian, kurangnya
pengetahuan orangtua akan nutrisi yang diperlukan tubuh anak juga turut
memengaruhi.
Slogan 'lebih baik mencegah daripada mengobati' mungkin tepat dalam menyikapi
masalah gizi buruk yang marak terjadi di sekitar kita saat ini.
Pencegahan gizi buruk harus dilakukan sedari dini. Dalam hal ini, keluarga merupakan
pondasi kuat agar gizi buruk tidak dialami oleh generasi berikutnya.
Itulah tadi ulasan seputar gizi buruk pada anak, mulai dari gejala, penyebab, penanganan,
hingga pencegahan yang dapat dilakukan.
Nah, dalam rangka Hari Gizi Nasional, 25 Januari 2020 ini, harapannya kita semua
semakin peduli dengan apa yang selama ini kita konsumsi.
Sehingga, kasus gizi buruk yang saat ini masih terus menjadi perbincangan, tidak dialami
oleh kita maupun keluarga di rumah.
hi-