PENDAHULUAN
Ketika seorang wanita hamil mengalami gizi buruk, maka kemungkinan anaknya akan
lahir dengan berat badan rendah dan beresiko untuk tidak selamat. Anak-anak yang
mengalami gizi buruk juga sering mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah.
Untuk diagnosa terjadinya gizi buruk, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan:
1. Memeriksa tinggi dan berat badan pasien untuk menentukan BMI (body mass index)
2.Melakukan pemeriksaan darah untuk melihat ketidak normalan
3.Melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memeriksa apakah ada kelainan pada tulang dan
organ tubuh lain
4. Memeriksa penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk.
Untuk penanganan gizi buruk. Dokter atau ahli gizi biasanya akan mengusulkan untuk
pengaturan pola makan, termasuk jenis dan jumlah makanan. Bila diperlukan dapat juga
diberikan suplemen atau vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin yang kurang
tersebut. Apabila penyebab gizi buruk karena penyakit atau kondisi medis tertentu maka,
terapi lain disarankan untuk menanganinya.
- MARASMUS
Marasmus berasal dari kata marasmos (bahasa jerman) yang berarti sekarat. Mal nutrisi
jenis ini biasanya biasanya berupa kelambatan pertumbuhan, hilangnya lemak di bawah kulit,
mengecilnya otot, menurunnya selera makan dan keterbelakangan mental.Marasmus adalah
salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering ditemui pada balita penyebabnya
antara lain karena masukan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir,
prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan.
Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran sbb: berat
badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa rendah karena
lapisan penahan panas hilang, dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya
tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk
terlihat menonjol, anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)), Otot-
otot melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan,
perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil.
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada
Balita.Penyebabnya multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor
penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan
keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis; untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan penyakit lain.Pencegahan
terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan
penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi
protein dan penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian
dan rehabilitasi.
PENYEBAB MARASMUS
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan
hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.Selain faktor
lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga
berpengaruh terhadap terjadinya marasmust.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:
- KWASHIORKOR
Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi akibat
kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti
"kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada
seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face)
terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan
meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus
sehingga ukuran Lingkar Lengan Atas LILA-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam
berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi,
anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan
akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita
"busung lapar".
Kwashiorkor atau busung lapar adalah suatu sindrom yang diakibatkan defisiensi
protein yang berat. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Cecily Williams bagi kondisi
tersebut yang diderita oleh bayi dan anak balita. Nama ini berasal dari daerah di Pantai Emas,
Afrika yang berarti anak terlantar.Defisiensi ini sangat parah, meskipun konsumsi energi atau
kalori tubuh mencukupi kebutuhan. Biasanya, Kwashiorkor ini lebih banyak menyerang bayi
dan balita pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Usia paling rawan terkena defisiensi ini
adalah dua tahun. Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau
makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu
dan kandungan proteinnya sangat rendah.
Ciri-ciri anak menderita kwashiorkor adalah hambatan pertumbuhan, perubahan pada
pigmen rambut dan kulit, edema, dan perubahan patologi pada hati. Hal ini terutama terlihat
pada infiltrasi lemak, nekrosis, dan fibrosis. Temuan lain adalah apati, cengeng, atrofi
pankreas, gangguan saluran cerna, anemia, kadar albumin serum yang rendah, dan
dermatosis.Kulit penderita terlihat menjadi gelap.
Pada ekstremitas dan punggung, timbul bercak-bercak menebal yang dapat mengelupas.
Kulit di bawahnya berwarna merah muda yang hampir seperti pelagra.Soal terjadinya edema,
biasanya diawali akibat turunnya kadar albumin serum. Ini mengakibatkan turunnya tekanan
osmotik daerah. Cairan daerah akan menerobos pembuluh darah dan masuk ke dalam cairan
tubuh.Anak-anak yang mengalami hal ini biasanya kehilangan nafsu makan, rewel, diare, dan
sikap apatis. Biasanya pula, mereka menderita infeksi lambung dan perubahan psikomotor.
Wajahnya bengkak. Pada orang dewasa, keadaan ini bisa terjadi, dan yang terparah adalah
busung lapar.
Kwashiorkor dianggap ada hubungannya dengan marasmus marasmick. Ini adalah satu
kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Cirinya adalah dengan penyusutan
jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan juga ditambah dehidrasi.
- Marasmic – Kwashiorkor
Gabungan dari marasmus dan kwashiorkor ini sangat berbahaya dan mengakibatkan
kematian. Sementara itu, di Indonesia hanya ada satu istilah untuk marasmus, kwashiorkor
dan gabungan keduanya, yaitu busung lapar.
Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak
lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus. Biasanya dijumpai tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.
3.1. Kesimpulan
Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa
diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat
ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang
terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein,
energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
3.2. Saran
Gizi buruk saat ini sudah menjadi madalah nasional yang harus segera ditindaklanjuti
dan menyadarkan berbagai pihak agar tak lepas yangan dengan masalah ini. Para orang tua
dan pemerintah hendaknya menyadari betapa berbahayanya gizi buruk ini.
Untuk itu para orang tua hendaknya melakukan hal-hal dibawah untuk
meminimalisirnya,antara lain :
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak
mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total
kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
4. Makan dengan Gizi seimbang
5. Minum tablet besi selama hamil
6. Mengkonsumsi garam beryodium
7. Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A
Selain orang tua,pemerintahpun juga harus jeli dengan melakukan hal-hal serupa
seperti:
1. Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat
2.Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3.Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
5. Meningkatkan anggaran kesehatan sesuai standar minimal dari WHO.
1. Anonim. 2007. Ciri-ciri Kurang Gizi. Diakses 15 Desember 2008: Portal Kesehatan
Online.
2. Anonim. 2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses 15 Desember 2008:
Republika Online.
3. Nasar, dkk. Ped Tata Kurang Protein. pkm-IDAI
4. Nency, Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Inovasi
Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.
5. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan
ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.
6. http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
7. http://muhsakirmsg.blogspot.com 2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
8. http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/