Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Seperti yang kita ketahui bersama beberapa bulan terakhir media massa di tanah air
dipenuhi berita-berita tentang busung lapar. Meskipun busung lapar bukanlah hal baru di
Indonesia tetapi tetap saja membuat hati miris bila mendengarnya.
Busung lapar yang terjadi sekarang merupakan efek dari krisis ekonomi di negara kita yang
berkepanjangan yang menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk membeli bahan
makanan yang baik dari segi jumlah dan mutu. Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang makanan yang bergizi merupakan penyebab lain timbulnya busung lapar. Paling
banyak yang terkena busung lapar adalah anak-anak.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah gizi buruk itu ?


2. Apa yang menjadi faktor penyebab gizi buruk ?
3. Apakah jenis dari gizi buruk ?
4. Apakah yang menjadi faktor pencegahan dari gizi buruk ?

1.3. Tujuan Pembahasan

1. Menjelaskan tentang gizi buruk ?


2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab dari gizi buruk ?
3. Menjelaskan tentang jenis-jenis gizi buruk ?
4. Menjelaskan tentang usaha pencegahan gizi buruk ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Gizi Buruk


Apasih busung lapar atau bahasa kerennya gizi buruk itu?. Busung Lapar atau gizi
buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG).
Ada beberapa cara untuk mengetahui seorang anak terkena busung lapar (gizi buruk)
yaitu :
Pertama, dengan cara menimbang berat badan secara teratur setiap bulan . Bila
perbandingan berat badan dengan umurnya dibawah 60% standar WHO-NCHS, maka dapat
dikatakan anak tersebut terkena busung lapar (Gizi Buruk).
Kedua, dengan mengukur tinggi badan dan LIngkar Lengan Atas (LILA) bila tidak sesuai
dengan standar anak yang normal waspadai akan terjadi gizi buruk.
Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau
dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang
dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurang
Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita.
Untuk KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang bisa dijumpai pada anak adalah
berupa kondisi badan yang tampak kurus.
Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa
diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat
ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang
terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein,
energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena
kelebihan gizi (overnutrisi).
Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat
gizi esensial.
Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:
1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu,
yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.
Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan
untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada
masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
Gizi buruk berbeda dengan kelaparan.Orang yang menderita kelaparan biasanya karena
tidak mendapat cukup makanan dan kelaparan yang diderita dalam jangka panjang dapat
menuju ke arah gizi buruk. Walaupun demikian, orang yang banyak makan tanpa disadari
juga bisa menderita gizi buruk apabila mereka tidak makan makanan yang mengandung
nutrisi, vitamin dan mineral secara mencukupi. Jadi gizi buruk sebenarnya dapat dialami oleh
siapa saja, tanpa mengenal struktur sosial dan faktor ekonomi.
Orang yang menderita gizi buruk akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
untuk tumbuh atau untuk menjaga kesehatannya. Seseorang dapat terkena gizi buruk dalam
jangka panjang ataupun pendek dengan kondisi yang ringan ataupun berat. Gizi buruk dapat
mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Orang yang menderita gizi buruk akan mudah
untuk terkena penyakit atau bahkan meninggal dunia akibat efek sampingnya. Anak-anak
yang menderita gizi buruk juga akan terganggu pertumbuhannya, biasanya mereka tidak
tumbuh seperti seharusnya (kerdil) dengan berat badan di bawah normal.
Orang akan menderita gizi buruk jika tidak mampu untuk mendapat manfaat dari
makanan yang mereka konsumsi, contohnya pada penderita diare, nutrisi berlebih, ataupun
karena pola makan yang tidak seimbang sehingga tidak mendapat cukup kalori dan protein
untukpertumbuhantubuh.
Beberapa orang dapat menderita gizi buruk karena mengalami penyakit atau kondisi tertentu
yang menyebabkan tubuh tidak mampu untuk mencerna ataupun menyerap makanan secara
sempurna. Contohnya pada penderita penyakit seliak yang mengalami gangguan pada saluran
pencernaan yang dipicu oleh sejenis protein yang banyak terdapat pada tepung yaitu gluten.
Penyakit seliak ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi sehingga terjadi
defisiensi.
Kemudian ada juga penyakit cystic fibrosis yang mempengaruhi pankreas, yang
fungsinya adalah untuk memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.
Demikian juga penderita intoleransi laktosa yang susah untuk mencerna susu dan produk
olahannya.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, gizi buruk dapat terjadi apabila tubuh tidak
mendapatkan cukup makanan dan nutrisi, seperti pada kasus kelaparan. Defisiensi 1 jenis
vitamin pun dapat di kategorikan sebagai gizi buruk. Pada beberapa kasus gizi buruk dapat
menunjukkan gejala yang sangat ringan atau bahkan tanpa gejala. Tetapi pada kasus lain yang
berat gizi buruk dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang tetap walaupun telah
diselamatkan.
Saat ini gizi buruk tetap menjadi masalah yang cukup signifikan di seluruh dunia, terutama
pada anak-anak. Kemiskinan, bencana alam, masalah politik dan peperangan dapat
menyebabkan terjadinya gizi buruk dan kelaparan, bahkan di belahan dunia manapun.
Gizi buruk dapat mempengaruhi kesehatan tubuh baik fisik dan mental. Semakin berat
kondisi gizi buruk yang diderita (semakin banyak nutrisi yang kurang) akan memperbesar
resiko terjadinya masalah kesehatan secara fisik.
Pada gizi buruk yang berat dapat terjadi kasus seperti marasmus (lemah otot) akibat defisiensi
protein dan energi, kretinisme dan kerusakan otak akibat defisiensi yodium, kebutaan dan
resiko terkena penyakit infeksi yang meningkat akibat defisensi vitamin A, sulit untuk
berkonsentrasi akibat defisiensi zat besi.
Tanda dan gejala dari gizi buruk tergantung dari jenis nutrisi yang mengalami defisiensi.
Walaupun demikian, gejala umum dari gizi buruk adalah :

• Kelelahan dan kekurangan energi


• Pusing
• Sistem kekebalan tubuh yang rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan untuk melawan
infeksi)
• Kulit yang kering dan bersisik
• Gusi bengkak dan berdarah
• Gigi yang membusuk
• Sulit untuk berkonsentrasi dan mempunyai reaksi yang lambat
• Berat badan kurang
• Pertumbuhan yang lambat
• Kelemahan pada otot
• Perut kembung
• Tulang yang mudah patah
• Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh.

Ketika seorang wanita hamil mengalami gizi buruk, maka kemungkinan anaknya akan
lahir dengan berat badan rendah dan beresiko untuk tidak selamat. Anak-anak yang
mengalami gizi buruk juga sering mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran di sekolah.
Untuk diagnosa terjadinya gizi buruk, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan:
1. Memeriksa tinggi dan berat badan pasien untuk menentukan BMI (body mass index)
2.Melakukan pemeriksaan darah untuk melihat ketidak normalan
3.Melakukan pemeriksaan X-Ray untuk memeriksa apakah ada kelainan pada tulang dan
organ tubuh lain
4. Memeriksa penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk.
Untuk penanganan gizi buruk. Dokter atau ahli gizi biasanya akan mengusulkan untuk
pengaturan pola makan, termasuk jenis dan jumlah makanan. Bila diperlukan dapat juga
diberikan suplemen atau vitamin untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin yang kurang
tersebut. Apabila penyebab gizi buruk karena penyakit atau kondisi medis tertentu maka,
terapi lain disarankan untuk menanganinya.

2.2. Dampak Busung Lapar (Gizi Buruk)


Dampak dari gizi buruk (busung lapar) pada anak bukan hanya tubuh yang kurus tetapi
lebih dari itu. Gizi buruk dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kecerdasan anak, rabun
senja dan penderita gizi buruk lebih rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Berbagai sistem tubuh bisa dipengaruhi oleh kelainan gizi:
1. Sistem saraf bisa terkena oleh kekurangan niasin (pelagra), beri-beri, kekurangan atau
kelebihan vitamin B6 (piridoksin) dan kekurangan vitamin B12
2. Pengecapan dan pembauan bisa dipengaruhi kekurangan seng
3. Sistem pembuluh darah jantung bisa dipengaruhi oleh :
- beri-beri
- kegemukan (obesitas)
- makanan tinggi lemak menyebabkan hiperkolesterolemi dan penyakit jantung koroner
- makanan kaya garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi
4. Saluran pencernaan dipengaruhi oleh pelagra, kekurangan asam folat dan banyak minum
alkohol
5. Mulut (lidah, bibir, gusi dan membran mukosa) dipengaruhi oleh kekurangan vitamin B
dan vitamin C
6. Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kekurangan iodium
7. Kecenderungan mengalami perdarahan dan gejala pada kulit seperti ruam kemerahan, kulit
kering dan pembengkakan karena penimbunan cairan (edema) bisa terjadi pada kekurangan
vitamin K, kekurangan vitamin C, kekurangan vitamin A dan beri-beri
8. Tulang dan sendi dapat terkena ricketsia, osteomalasia, osteoporosis dan kekurangan
vitamin C.

2.3. Penyebab Gizi Buruk


Terdapat dua faktor yang terkait langsung dengan masalah gizi khususnya gizi buruk
atau kurang, yaitu intake zat gizi yang bersumber dari makanan dan infeksi penyakit. Kedua
faktor yang saling mempengaruhi tersebut terkait dengan berbagai faktor penyebab tidak
langsung yaitu ketahanan dan keamanan pangan, perilaku gizi, kesehatan badan dan sanitasi
lingkungan.
Ketahanan pangan merupakan salah satu isu utama upaya peningkatan status gizi
masyarakat yang paling erat kaitannya dengan pembangunan pertanian. Situasi produksi
pangan dalam negeri serta ekspor dan impor pangan akan menentukan ketersediaan pangan
yang selanjutnya akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di tingkat wilayah.
Sementara ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga, akan ditentukan pula oleh daya daya
beli masyarakat terhadap pangan.
Seperti yang tersaji dalam, ketahanan pangan sebagai isu penting dalam pembangunan
pertanian menuntut kemampuan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan pangan yang
diperlukan secara sustainable (ketersediaan pangan) dan juga menuntut kondisi yang
memudahkan masyarakat memperolehnya dengan harga yang terjangkau khususnya bagi
masyarakat lapisan bawah (sesuai daya beli masyarakat).
Menyeimbangkan antara ketersediaan pangan dan sesuai dengan daya beli masyarakat
dengan meminimalkan ketergantungan akan impor menjadi hal yang cukup sulit dilaksanakan
saat ini. Pada kenyataannya, beberapa produk pangan penting seperti beras dan gula, produksi
dalam negeri dirasa masih kalah dengan produk impor karena tidak terjangkau oleh daya beli
masyarakat kita.
Kebijakan yang ada pun tidak memberi kondisi yang kondusif bagi petani sebagai produsen,
untuk dapat meningkatkan produktivitasnya maupun mengembangkan diversifikasi pertanian
guna mengembangkan keragaman pangan.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk :
• Pola makan yang tidak seimbang kandungan nutrisinya
• Terdapat masalah pada sistem pencernaan
• Adanya kondisi medis tertentu

2.4. faktor Penyebab Gizi Buruk

- Penyebab tak langsung


Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit infeksi,
cacat bawaan, dan menderita penyakit kanker.
- Penyebab langsung
Ketersediaan pangan rumah tangga, perilaku, pelayanan kesehatan.
Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi juga merupakan Masalah Utama
Gizi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah, Ketersediaan pangan dan kesempatan
kerja. Oleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor.
Factor lainnya yang juga berpengaruh adalah rendahnya anggaran kesehatan oleh pemerintah
kita.

2.5. Jenis Gizi Buruk

- MARASMUS
Marasmus berasal dari kata marasmos (bahasa jerman) yang berarti sekarat. Mal nutrisi
jenis ini biasanya biasanya berupa kelambatan pertumbuhan, hilangnya lemak di bawah kulit,
mengecilnya otot, menurunnya selera makan dan keterbelakangan mental.Marasmus adalah
salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering ditemui pada balita penyebabnya
antara lain karena masukan makanan yang sangat kurang, infeksi, pembawaan lahir,
prematuritas, penyakit pada masa neonatus serta kesehatan lingkungan.
Marasmus sering dijumpai pada anak berusia 0 - 2 tahun dengan gambaran sbb: berat
badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh bisa rendah karena
lapisan penahan panas hilang, dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya
tampak bagai tulang terbungkus kulit, tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk
terlihat menonjol, anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)), Otot-
otot melemah, atropi, bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan,
perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air kecil.
Marasmus adalah salah satu bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada
Balita.Penyebabnya multifaktorial antara lain masukan makanan yang kurang, faktor
penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk memilih makanan yang bergizi dan
keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis; untuk menentukan penyebab perlu anamnesis makanan dan penyakit lain.Pencegahan
terhadap marasmus ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan
penyuluhan yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi
protein dan penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap penyesuaian
dan rehabilitasi.

PENYEBAB MARASMUS
Marasmus ialah suatu bentuk kurang kalori-protein yang berat. Keadaan ini merupakan
hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan penyakit infeksi.Selain faktor
lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga
berpengaruh terhadap terjadinya marasmust.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:

1. Masukan makanan yang kurang


Marasmus terjadi akibat masukan kalori yang sedikit,pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan yang dianjurkan akibat dari ketidaktahuan orang tua si anak; misalnya
pemakaian secara luas susu kaleng yang terlalu encer.
2. Infeksi
Infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus,terutama infeksi enteral misalnya
infantil gastroenteritis,bronkhopneumonia, pielonephritis dan sifilis kongenital.
3. Kelainan struktur bawaan
Misalnya: penyakit jantung bawaan, penyakit Hirschprung,deformitas palatum,
palatoschizis, micrognathia, stenosis pilorus, hiatus hernia,hidrosefalus, cystic fibrosis
pancreas.
4. Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus
Pada keadaan-keadaan tersebut pemberian ASI kurang akibat reflek mengisap yang
kurang kuat.
5. Pemberian ASI
Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup.
6. Gangguan metabolik
Misalnya: renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance.
7. Tumor hypothalamus
Jarang dijumpai dan baru ditegakkan bila penyebab marasmus yang lain telah
disingkirkan
8. Penyapihan
Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang akan
menimbulkan marasmus.
9. Urbanisasi
Urbanisasi mempengaruhi dan merupakan predisposisi untuk timbulnya marasmus;
meningkatnya arus urbanisasi diikuti pula perubahan kebiasaan penyapihan dini dan
kemudian diikuti dengan pemberian susu manis dan susu yang terlalu encer akibat dari tidak
mampu membeli susu; dan bila disertai dengan infeksi berulang, terutama gastro enteritis
akan menyebabkan anak jatuh dalam marasmus.
Ciri-ciri / tanda marasmus :
• Tampak sangat kurus
• Cengeng, rewel
• Perut cekung
• Biasanya diderita bayi berumur kurang dari 1 tahun, bila ditimbang berat badannya kurang
dari 60% dari berat badan standar usia tersebut.
• Kulit keriput dan lapisan lemak dibawah kulit sangat tipis sehingga kulit mudah diangkat
• Wajah seperti orang tua
• Otot daging sangat menyusut dan lembek yang dapat diliat dipaha dan lengan atas yang
seharusnya tebal dan kencang.
• Iga gambang (terlihat jelas seperti alat musik gambang)
• Sering disertai dengan penyakit kronisberulang seperti diare kronis atau sembelit

- KWASHIORKOR
Kwashiorkor merupakan suatu istilah untuk menyebutkan gangguan gizi akibat
kekurangan protein. Kwashiorkor berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti
"kekurangan kasih sayang ibu". Tanda yang khas adalah adanya edema (bengkak) pada
seluruh tubuh sehingga tampak gemuk, wajah anak membulat dan sembab (moon face)
terutama pada bagian wajah, bengkak terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan
meninggalkan bekas seperti lubang, otot mengecil dan menyebabkan lengan atas kurus
sehingga ukuran Lingkar Lengan Atas LILA-nya kurang dari 14 cm, timbulnya ruam
berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas, tidak bernafsu makan atau kurang, rambutnya menipis berwarna merah seperti
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sering disertai infeksi,
anemia dan diare, anak menjadi rewel dan apatis perut yang membesar juga sering ditemukan
akibat dari timbunan cairan pada rongga perut salah salah gejala kemungkinan menderita
"busung lapar".
Kwashiorkor atau busung lapar adalah suatu sindrom yang diakibatkan defisiensi
protein yang berat. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Cecily Williams bagi kondisi
tersebut yang diderita oleh bayi dan anak balita. Nama ini berasal dari daerah di Pantai Emas,
Afrika yang berarti anak terlantar.Defisiensi ini sangat parah, meskipun konsumsi energi atau
kalori tubuh mencukupi kebutuhan. Biasanya, Kwashiorkor ini lebih banyak menyerang bayi
dan balita pada usia enam bulan sampai tiga tahun. Usia paling rawan terkena defisiensi ini
adalah dua tahun. Pada usia itu berlangsung masa peralihan dari ASI ke pengganti ASI atau
makanan sapihan. Pada umumnya, kandungan karbohidrat makanan tersebut tinggi, tapi mutu
dan kandungan proteinnya sangat rendah.
Ciri-ciri anak menderita kwashiorkor adalah hambatan pertumbuhan, perubahan pada
pigmen rambut dan kulit, edema, dan perubahan patologi pada hati. Hal ini terutama terlihat
pada infiltrasi lemak, nekrosis, dan fibrosis. Temuan lain adalah apati, cengeng, atrofi
pankreas, gangguan saluran cerna, anemia, kadar albumin serum yang rendah, dan
dermatosis.Kulit penderita terlihat menjadi gelap.
Pada ekstremitas dan punggung, timbul bercak-bercak menebal yang dapat mengelupas.
Kulit di bawahnya berwarna merah muda yang hampir seperti pelagra.Soal terjadinya edema,
biasanya diawali akibat turunnya kadar albumin serum. Ini mengakibatkan turunnya tekanan
osmotik daerah. Cairan daerah akan menerobos pembuluh darah dan masuk ke dalam cairan
tubuh.Anak-anak yang mengalami hal ini biasanya kehilangan nafsu makan, rewel, diare, dan
sikap apatis. Biasanya pula, mereka menderita infeksi lambung dan perubahan psikomotor.
Wajahnya bengkak. Pada orang dewasa, keadaan ini bisa terjadi, dan yang terparah adalah
busung lapar.
Kwashiorkor dianggap ada hubungannya dengan marasmus marasmick. Ini adalah satu
kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori, maupun protein. Cirinya adalah dengan penyusutan
jaringan yang hebat, hilangnya lemak subkutan, dan juga ditambah dehidrasi.

Ciri-ciri / tanda kwashiorkor :


• Biasanya diderita anak umur 1-3 tahun
• Otot dagingnya menyusut dan lembek, tetapi masih ada lapisan lemak dibawah kulit
• Terjadi pembengkakan (Oedem) terutama dikaki bagian bawah
• Bentuk muka seperti bulan (moon face) dan pandangan mata sayu.
• Wajah tampak murung, rewel dan apatis
• Warna kulit pucat karena menderita anemia. Selain itu, bisa terjadi kelainan kulit, yaitu
bercak-bercak merah muda yang terus meluasdan berubah warna menjadi cokelat kehitaman
dan mudah mengelupas
• Rambut berubah. Jika normalnya berwarna hitam bisa berubah menjadi cokelat, coklat
kemerahan (pirang) seperti rambut jagung, atau abu-abu dan sangat mudah dicabut tanpa rasa
sakit. Selain itu, rambut yang keriting bisa menjadi lurus.
• Terjadi pembesaran hati
• Tidak mempunyai nafsu makan sehingga sulit diberi makan
• Sering disertai penyakit infeksi, anemia, diare

- Marasmic – Kwashiorkor
Gabungan dari marasmus dan kwashiorkor ini sangat berbahaya dan mengakibatkan
kematian. Sementara itu, di Indonesia hanya ada satu istilah untuk marasmus, kwashiorkor
dan gabungan keduanya, yaitu busung lapar.
Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak
lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus. Biasanya dijumpai tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

2.6. Pencegahan Gizi Buruk


Status gizi seseorang dapat ditentukan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel standar.
2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter).
Indeks massa tubuh antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit
Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi lengan,
sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan
jangka lengkung (kaliper).
Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk memperkirakan
jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh yang tidak berlemak).

Usaha pencegahan gizi buruk :

- Lingkungan harus disehatkan misalnya dengan mengupayakan pekarangan rumah menjadi


taman gizi.
- Perilaku harus diubah sehingga menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS).
PHBS Bidang Gizi yang harus diperhatikan adalah:
• Makan dengan Gizi seimbang
• Minum tablet besi selama hamil
• Memberi bayi ASI eksklusif
• Mengkonsumsi garam beryodium
• Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) dapat merupakan titik pangkal bagi
terciptanya lingkungan sehat dan hilangnya pengganggu kesehatan. Hal ini dikarenakan
dalam praktiknya kedua hal tersebut diupayakan melalui perilaku manusia. Lingkungan akan
menjadi sehat, jika manusia mau berperilaku hidup bersih dan sehat. Pengganggu kesehatan
juga akan dihilangkan jika manusia mau berperilaku untuk mengupayakannya. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa penyebab utama timbulnya masalah-masalah Gizi dalam bidang
kesehatan adalah masalah perilaku. Misalnya untuk mencegah terjadinya kekurangan Protein
pada balita, maka perilaku ibu dalam memberi makan balitanya harus diubah, sehingga
menjadi pola makan dengan gizi seimbang. Perilaku keluarga dalam memanfaatkan
pekarangan juga harus diubah, sehingga pekarangan menjadi taman gizi.

Strategi Departemen Kesehatan untuk penanganan Gizi Buruk:


• Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
• Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
• Meningkatkan pembiayaan kesehatan
Menimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk pertumbuhan dan
kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang tua memperhatikan hal-hal yang dapat
mencegah terjadinya kondisi gizi buruk pada anak. Berikut adalah beberapa cara untuk
mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu,
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai
dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total
kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai, segera
konsultasikan hal itu ke dokter.
4. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas
pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
5. Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi
dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa diberikan
setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak.
Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting lainnya. Penanganan dini sering kali
membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan
meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa
gejala kelainan fisik yang permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
Tabel Berat dan Tinggi Badan Menurut Umur
(usia 0-5 tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Gizi buruk atau malnutrisi dapat diartikan sebagai asupan gizi yang buruk. Hal ini bisa
diakibatkan oleh kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat
ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang
terserapnya nutrisi dari makanan. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein,
energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

3.2. Saran
Gizi buruk saat ini sudah menjadi madalah nasional yang harus segera ditindaklanjuti
dan menyadarkan berbagai pihak agar tak lepas yangan dengan masalah ini. Para orang tua
dan pemerintah hendaknya menyadari betapa berbahayanya gizi buruk ini.
Untuk itu para orang tua hendaknya melakukan hal-hal dibawah untuk
meminimalisirnya,antara lain :
1. Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak
mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan
tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak,
vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total
kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
4. Makan dengan Gizi seimbang
5. Minum tablet besi selama hamil
6. Mengkonsumsi garam beryodium
7. Memberi bayi dan balita kapsul vitamin A
Selain orang tua,pemerintahpun juga harus jeli dengan melakukan hal-hal serupa
seperti:
1. Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat untuk hidup Sehat
2.Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
3.Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan
5. Meningkatkan anggaran kesehatan sesuai standar minimal dari WHO.

Dengan adanya masalah ini diharapkan perhatian Pemerintah Kabupaten/Kota untuk


menindaklanjuti masalah-masalah Gizi buruk dilapangan. Dan juga diharapkan adanya
kerjasama Lintas Sektor terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Sosial , Perindustrian, dan
Dinas Pendidikan, BAPPEDA, serta sektor-sektor lain yang berkaitan dengan masalah Gizi
dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2007. Ciri-ciri Kurang Gizi. Diakses 15 Desember 2008: Portal Kesehatan
Online.
2. Anonim. 2008. Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk. Diakses 15 Desember 2008:
Republika Online.
3. Nasar, dkk. Ped Tata Kurang Protein. pkm-IDAI
4. Nency, Y dan Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. Inovasi
Edisi Vol. 5/XVII/November 2005: Inovasi Online.
5. Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cetakan
ke-2. Jakarta: Rineka Cipta.
6. http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
7. http://muhsakirmsg.blogspot.com 2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/
8. http://almawaddah.wordpress.com/2009/02/07/cara-mendeteksi-gizi-buruk-pada-balita/

Anda mungkin juga menyukai