1. Menganalisis Faktor-faktor yang Memicu Terjadinya Masalah Gizi Remaja, Dewasa dan
Manula serta Penanganan dari Pemerintah terhadap Permasalahan Tersebut!!
JAWAB:
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah gizi
timbul karena terjadi suatu ketidak seimbangan atau gangguan antara asupan yang
diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidak seimbangan tersebut bisa berarti kelebihan
maupun kekurangan gizi
Saat ini di masalah gizi di Indonesia semakin kerap terjadi dan harus ditangani dengan
serius. Beberapa faktor penyebab masalah gizi di Indonesia, antara lain :
Konsumsi makanan yang tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat gizi yang
memenuhi syarat gizi seimbang.
Penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian penyakit menular
terutama diare, cacingan dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Hal ini terjadi
karena lingkungan dan kualitas hidup yang kurang sehat.
Ketersediaan pangan di keluarga, pola asuh, dan juga akses informasi mengenai
gizi dan kesehatan.
Tingkat kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Anak-anak hingga remaja tetap membutuhkan nutrisi yang seimbang untuk
memaksimalkan pertumbuhannya. Karena terjadi perubahan fisiologis saat remaja yang
mempengaruhi kebutuhan gizi. Sangat disayangkan bila generasi muda bangsa sudah
mengalami masalah gizi. Padahal mereka lah yang diharapkan menjadi calon pemimpin
bangsa di kemudian hari yang sehat dan juga produktif.
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia akibat masalah gizi yang
kurang seimbang, antara lain :
Anemia : Menurut data, sekitar 12 persen remaja laki-laki dan 23 persen remaja
perempuan mengalami anemia yang dikarenakan kekurangan zat besi. Untuk
mencegah anemia, harus konsumsi makanan yang tinggi akan zat besi, asam folat,
vitamin A, vitamin C dan zink.
Stunting : tinggi badan yang pendek atau dibawah rata-rata. Berdasarkan standar
WHO, laki-laki akan lebih pendek 12,5 cm dan perempuan sebanyak 9,8 cm.
Stunting juga dapat menimbulkan penurunan fungsi kognitif, fungsi kekebalan
tubuh, dan gangguan sistem metabolisme.
Kurang Energi Kronis : remaja yang kekurangan energi kronis atau kurus
disebabkan karena kurangnya gizi dari asupan. Kondisi seperti ini berisiko
terkena berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak buruk
bagi kesehatan.
Obesitas : Obesitas atau kegemukan diakibatkan kurangnya konsumsi sayur dan
buah dan juga kurangnya olahraga serta pola hidup yang tidak sehat. Obesitas
dapat dicegah dengan mengatur pola dan porsi makan dan minum, hindari stress
dan juga cukup tidur.
l Lanjut usia risiko tinggi (≥ 70 tahun atau usia ≥ 60 tahun dengan masalah kesehatan)
Banyakan orang dewasa yang kekurangan gizi akan mengalami penurunan berat badan, tetapi
mungkin saja berat badannya sehat atau bahkan kelebihan berat badan dan tetap saja kekurangan
gizi. Misalnya, hal ini bisa terjadi jika kamu tidak mendapatkan cukup nutrisi, seperti beberapa
jenis vitamin dan mineral akibat pola makan yang buruk. Kamu bisa disebut kekurangan gizi
jika:
- Secara tidak sengaja kehilangan 5 sampai 10 persen dari berat badan dalam waktu 3
sampai 6 bulan.
- Indeks massa tubuh (BMI) di bawah 18,5 (meskipun orang dengan BMI di bawah 20 juga
bisa berisiko), gunakan kalkulator BMI untuk menghitung BMI.
- Pakaian, ikat pinggang, dan perhiasan tampaknya menjadi lebih longgar seiring waktu
- Penyakit. Peradangan dan penyakit terkait penyakit dapat berkontribusi pada penurunan
nafsu makan dan perubahan dalam cara tubuh memproses nutrisi.
- Penurunan Kemampuan Makan. Kesulitan mengunyah atau menelan, kesehatan gigi yang
buruk, atau kemampuan yang terbatas dalam menggunakan peralatan makan dapat
menyebabkan malnutrisi.
- Demensia. Masalah perilaku atau ingatan akibat penyakit Alzheimer atau demensia
terkait dapat mengakibatkan lupa makan, tidak membeli bahan makanan, atau kebiasaan
makan tidak teratur lainnya.
- Pengobatan. Beberapa obat dapat memengaruhi nafsu makan atau kemampuan menyerap
nutrisi.
- Diet yang Ketat. Pembatasan diet untuk mengelola kondisi medis (seperti batasan garam,
lemak, atau gula) mungkin juga berkontribusi pada pola makan yang tidak memadai.
- Penghasilan Terbatas. Orang dewasa yang lebih tua mungkin kesulitan membeli bahan
makanan, terutama jika mereka minum obat yang mahal.
- Mengurangi Kontak Sosial. Orang dewasa yang lebih tua dan makan sendiri mungkin
tidak menikmati makanan seperti sebelumnya dan kehilangan minat untuk memasak dan
makan.
- Akses Terbatas ke Makanan. Orang dewasa dengan mobilitas terbatas mungkin tidak
memiliki akses ke makanan atau jenis makanan yang tepat.
- Depresi. Kesedihan, kesepian, kesehatan yang memburuk, kurangnya mobilitas dan
faktor-faktor lain dapat menyebabkan depresi yang kemudian mengarah pada hilangnya
nafsu makan.
- Alkoholisme. Terlalu banyak alkohol dapat mengganggu pencernaan dan penyerapan
nutrisi. Penyalahgunaan alkohol dapat mengakibatkan kebiasaan makan yang buruk dan
keputusan yang buruk tentang nutrisi.
- Ada juga beberapa hal lain yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi, yaitu seperti
menjalani diet terlalu ketat, karena bisa membuat kita kekurangan kalori dan berbagai
nutrisi penting.
- Kondisi kesehatan yang membuat tubuh tidak bisa menyerap nutrisi dari makanan dengan
baik, atau membuat kita tidak nafsu makan.
Pada dasarnya, penanganan kurang gizi akan berbeda-beda dari satu orang dengan orang
lainnya. Ini semua tergantung pada keparahan yang dialami, dan penyakit penyerta
(komplikasi) juga yang timbul. Ahli gizi biasanya akan memberikan rencana penanganan
yang sangat spesifik untuk tiap orangnya.
Perubahan pola makan adalah intervensi atau solusi paling utama yang diberikan oleh ahli
gizi. Jika Anda kurang gizi, maka akan diminta untuk meningkatkan jumlah makanan bergizi
dalam diet Anda, atau menggunakan suplemen tertentu.
Makan makanan yang lengkap mengandung kalori serta bergizi, bukan hanya tinggi kalori
saja.
- Makan sedikit-sedikit tapi sering.
- Makan snack di antara waktu makan besar.
- Minum minuman yang juga mengandung kalori.
Jika kondisi memang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi secara oral (melalui
mulut), akan diberikan:
- Tabung kecil sebagai saluran untuk memasukan zat gizi langsung ke sistem pencernaan.
Ini disebut juga dengan proses nasogastric tube. Tabung ini bisa dipasang di perut atau
usus.
- Infus untuk memberikan zat gizi dan cairan langsung ke pembuluh darah.
Setelah diberikan program khusus, biasanya akan dilakukan monitoring lagi untuk
melihat kemajuan berat badan dan kemampuan makannya. Pemantauan rutin dapat
membantu memastikan bahwa asupan kalori dan zat gizinya sudah tepat atau belum.