Anda di halaman 1dari 15

KEBUTUHAN NUTRISI LANSIA

Pengertian lansia
Secara umum, seseorang dikatakan lanjut
usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas.
Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk
kategori lansia. Lansia adalah keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk
mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan
dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara
individual (Efendi, 2009).
Batasan Usia Lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO),
batasan umur lansia ada empat tahap :
1) usia pertengahan yang berkisar antara 45
sampai 59 tahun.
2) lansia yang berkisar antaara 60 sampai 74 tahun.
3) lansia tua yang berkisar antara 75 sampai 90
tahun.
4) usia sangat tua yang berkisar lebih dari 90
tahun.
Menurut Depkes (2011), batasan usia lansia
meliputi:
1. Pra lansia
kelompok usia antara 45 sampai 59 tahun
2. Lansia
kelompok usia 60 sampai 69 tahun
3. Lansia beresiko
kelompok usia lebih dari 70 tahun.
Proses Menua
Proses menua adalah suatu tahapan
hilangnya kemampuan jaringan secara perlahan-
lahan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan fungsi yang normal. Ada
beberapa macam teori yang berkaitan dengan
proses penuaan menurut Darmojdo, antara lain
Teori Genetik Clock, Teori Mutasi somatik, Teori
Rusaknya Sistem Imun Tubuh, Teori Radikal
Bebas, Teori Menua Akibat Metabolisme.
Perubahan Sistem Pencernaan
penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi buruk.
Indera pengecap menurun.
adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera
pengecap (80%).
hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa
manis, asin, asam, dan pahit.
Esofagus (kerongkongan) melebar.
Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).
asam lambung menurun.
peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi atau sembelit.
Liver (hati) semakin mengecil dan menurunnya tempat
penyimpanan serta berkurangnya aliran darah.
Kebutuhan Nutrisi pada Lansia
Zat gizi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu zat energi, zat
pembangun dan zat pengatur.
1. zat energi. Dalam bahan makanan, zat energi ini mengandung
karbohidrat dan lemak. Bahan makanan yang mengandung
karbohidrat seperti beras, jagung, ubi, roti dll. Sedangkan bahan
makanan yang mengandung lemak seperti santan, mentega,
minyak dll.
2. zat pembangun. Dalam bahan makanan, zat pembangun ini
mengandung protein. Bahan makanan yang mengandung protein
seperti tempe, tahu, ikan, daging dll.
3. Ketiga, zat pengatur. Dalam bahan makanan, zat pengatur ini
mengandung vitamin dan mineral. Bahan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral seperti buah, sayur dll.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi
pada Lansia

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan


gizi pada lansia antara lain
kerusakan gigi (ompong) sehingga kemampuan
mencerna makanan berkurang.
menurunnya cita rasa terhadap makanan karena
melemahnya indera pengecap, pelebaran yang
terjadi pada kerongkongan (oesophagus), asam
lambung dan rasa lapar menurun, gerakan usus
yang lemah, dan menurunnya penyerapan
makanan di usus.
Masalah Gizi pada Lansia

Gizi Kurang Kekurangan


Vitamin

Gizi Berlebih
Pemantauan Status Gizi

Penimbangan Kekurangan
Berat Badan Kalori Protein

Kekurangan
Vitamin D
Asupan Makanan pada Lansia
Gangguan pengaturan nafsu makan dan
asupan energi berhubungan juga dengan proses
penuaan yang dapat menimbulkan anoreksia
atau obesitas. Untuk anoreksia disarankan untuk
mempertimbangkan tambahan energi dari
minuman, sedangkan obesitas harus
mengkonsumsi makanan berbentuk padat.
Gizi Tepat untuk Lansia
Gizi yang tepat bagi lansia antara lain:
memperhatikan prinsip kebutuhan gizi, gizi yang
disajikan dalam menu harus seimbang,
penyesuaian tekstur dan bentuk makanan,
mengurangi makanan berlemak tinggi,
mengurangi atau menghindari mengkonsumsi
makanan yang mengandung garam natrium
tinggi, serta Memperbanyak makan buah, sayur,
dan air putih.
Perencanaan Makanan
Untuk Lansia
perencanaan makan bagi lansia, perlu
diperhatikan beberapa hal, seperti makanan harus
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur. Kemudian memperhatikan porsi makanan,
jangan terlalu kenyang. Lalu, mengurangi konsumsi garam
dan memperbanyak minum. Selain itu, membatasi
makanan manis, berlemak serta membatasi menum kopi
atau teh, memperbanyak konsumsi makanan yang
mengandung zat besi, serta disarankan pengolahan
makanan yang dikukus, direbus, maupun dipanggang
serta kurangi makanan yang digoreng.

Anda mungkin juga menyukai