Disusun Oleh:
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan makanan medik.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh makanan medik
3. Untuk mengetahui komposisi dari berbagai macam makanan medik.
BAB II
ISI
Karbohidrat
Karbohidrat adalah bahan bakar penting. Hampir semua orang dapat
dengan efisien mencerna dan menyerap semua sumber karbohidrat kecuali
laktosa. Asupan karbohidrat yang cukup penting untuk pasien yang membutuhkan
diet protein terbatas seperti orang yang berpenyakit ginjal atau hati. Karbohidrat
termasuk dalam formula medik tetapi tidak digunakan sebagai sumber energi
yaitu kelompok serat makanan seperti selulosa, hemiselulosa, pektin, gum dan
mucilage. Serat larut air memiliki respon fisiologi yaitu menurunkan kolesterol
plasma dan modifikasi respon glisemik. Mengkonsumsi serat larut dan tak larut
sering diasosiasikan dengan kesehatan saluran pencernaan bagian bawah.
Adanya serat dalam diet mempengaruhi fungsi usus besar melalui
pengurangan waktu transit, meningkatkan berat feses dan frekuensi buang air
besar, melarutkan kandungan usus besar,, menyediakan substrat yang dapat
difermentasi oleh mikroflora usus. Hasil fermentasi tersebut adalah amonia dan
asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti asam asetat, butirat, propionate yang
dapat diabsorbsi kembali dan berkontribusi pada kalori. Disamping itu dihasilkan
pula gas karbondioksida, hidrogen, dan metana.
Frukto-oligosakarida (FOS) adalah ingredien karbohidrat lain yang dapat
ditemukan pada makanan medik tertentu. FOS tidak dapat dicerna tetapi dapat
difermentasi oleh mikroba usus. Secara alami, FOS terdapat pada bawang merah,
pisang, bawang putih, dan tomat. FOS juga merupakan substrat untuk koloni
bakteri yang menghasilkan SCFA. FOS membantu menjaga keseimbangan
mikroflora usus dengan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
bakteri baik yaitu bifidobakteria tetapi tidak mendukung pertumbuhan bakteri
patogen. FOS memainkan peran penting dalam menjaga flora usus normal selama
terapi antibiotik. FOS dalam produk nutrisi medik adalah mekanisme efisien
dengan memodifikasi mikroflora usus yang diinginkan .
Lemak
Lemak makanan penting untuk menyediakan energi, asam lemak esensial
(Linoleat, omega-6, linolenat, omega-3), pembawa vitamin larut lemak dan
meningkatkan palatabilitas. Lemak terdiri dari campuran kompleks triasilgliserol
yang dapat sangat berbeda sifat fisik dan kimianya. Perbedaan sifat triasilgliserol
dan asam lemak penyusunnya harus diperhitungkan pada efektivitasnya sebagai
ingredien padamakanan medik
Rekomendasi untuk komposisi untuk masyarakat umum tidak hanya
terfokus pada jumlah lemak (total kalori) dalam diet tetapi juga jenis dan jumlah
asam lemak. Asosiasi Jantung Amerika (The American Heart Association)
merekomendasikan asupan asam lemak jenuh 10% dari total kalori dan asam
lemak tak jenuh ganda tidak melebihi 10% total kalori. Rekomendasi ini konsisten
dengan Asosiasi Diabetes Amerika untuk penderita diabetes mellitus yang
menyatakan 10 – 20 % total kalori harus berasal dari protein, kurang dari 10 %
dari asam lemak tak jenuh ganda, kurang dari 10 % berasal dari asam lemak jenuh
dan sisanya dari karbohidrat dan lasam lemak tak jenuh tunggal.
Lemak merupakan sumber energi yang sangat berguna bagi pasien yang
tidak toleran terhadap glukosa. Absorpsi karbohidrat dan lemak berbeda ketika
nutrien ini dicerna dalam bentuk cair dibandingkan dengan bentuk makanan
padat. Cairan yang mengandung karbohidrat konsentrasi tinggi secara cepat
diserap dan dengan lebih cepat meningkatkan glukosa darah dibandingkan jika
sebagian karbohidratnya diganti dengan lemak. Nutrien cair untuk enteralfeeding
maupun infus tube feeding bagi penderita diabetes meksi CO2 yang tinggi dapat
menyebabkan kegagalan respirasi pada pasien penyakit kronis.
Lemak merupakan sumber energi yang sangat berguna bagi pasien yang
tidak toleran terhadap glukosa. Absorpsi karbohidrat dan lemak berbeda ketika
nutrien ini dicerna dalam bentuk cair dibandingkan dengan bentuk makanan
padat. Cairan yang mengandung karbohidrat konsentrasi tinggi secara cepat
diserap dan dengan lebih cepat meningkatkan glukosa darah dibandingkan jika
sebagian karbohidratnya diganti dengan lemak. Nutrien cair untuk enteralfeeding
maupun infus tube feeding bagi penderita diabetes meksi CO2 yang tinggi dapat
menyebabkan kegagalan respirasi pada pasien penyakit kronis.
Trigliserida rantai sedang (medium chain triglycerides; MCT) memiliki
kelebihan bila digunakan sebagai sumber lemakuntuk penderita malabsorpsi atau
maldigesti. MCT membantu pengosongan lambung karena dapat diserap oleh usus
halus tanpa diemulsifikasi dengan asam empedu. Usus halus mempnyai kapasitas
yang lebih besar untuk menyerap MCT dibandingkan trigliserida rantai panjang
dan asam lemak hasil hidrolisis MCT ditransportasikan oleh vena porta. Karena
mudah diserap, MCT diformulasikan untuk penyakit stress metabolik, trauma
akut, dan kondisi malabsorpsi. Penggunaan terbaru MCT dikombinasikan dengan
minyak ikan menjadi trigliserida struktural (STG). Minyak ikan merupakan
sumber berlimpah asam lemak omega 3 termasuk EPA dan DHA. Fungsi EPA
adalah sebagai prekursor protaglandin dan leukotriene yang memiliki sifat anti
radang. STG memberikan sifat absorpsi terbaik kombinasi minyak standar untuk
mengantarkan asam lemak omega 3. Minyak ikan /lipid struktural MCT
merupakan formula khusus untuk kondisi malabsorpsi seperti penyakit Crohn,s
karena keuntungan potensial dengan peningkatan absorpsi dan efek anti radang
dari EPA. Lipid struktural adalah ingredien baru yang hebat yang banyak
menjanjikan untuk formulasi produk dutrisi medik pada masa datang.