DOSEN PEMBIMBING :
OLEH
Kelompok 2 :
D3 KEPERAWATAN PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan karunia,
rahmat, dan hidayah-nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah ini terselesaikan tepat
pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Gizi dan Diet. Kami berusaha
menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II
BAB III
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diet disesuaikan dengan kondisi penyakit, tentunya diet berbeda antara satu
penderita dengan lainnya.Hati dikenal sebagai organ yang mempunyai kemampuan
regenerasi (pembentukan kembali) terbesar di dalam tubuh. Untuk proses regenerasi
ini diperlukan protein esensiel dan vitamin dalam jumlah yang memadai. Hati (liver)
merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi proses-proses
penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan
asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang
masuk dalm tubuh .
Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi
secara optimal. Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi),
dan gula, mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi
kolesterol. Empedu yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan
menyerap zat gizi penting. Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun
serta memetabolisme alkohol, membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan
bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat dibayangkan akibat yang akan timbul apabila
terjadi kerusakan pada hati.
B. Rumusan Masalah
4
1. Bagaimana diet penyakit hati ?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Hati merupakan salah satu anggota badan yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein serta vitamin daan mineral. Hati juga berfungsi untuk
mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-obatan
dan racu-racun.
a. Hepatitis
Hepatitis adalah suatu pennyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus
atau karena keracunan toksin tertentu. Penyakit hepatitis ini dapat bersifat akut dan
kronis.
b. Sirosis Hati
Sirosis adalah proses difus yang ditandai oleh fibrosis dan perubahan struktur hepar
yang normal menjadi nodula- nodula yang abnormal. Hasil akhirnya adalah destruksi
hepatosit dan digantikan oleh jaringan fibrin serta gangguan atau kerusakan vaskular
5
c. Koma Hepatik ( ensefalopati hepati )
Sindroma neuropsikiatri pada penderita penyakit hati berat. Sindrom ini ditandai oleh
kekacauan mental, tremor otot dan flapping tremor yang dinamakan asteriksis.2
Perubahan mental diawali dengan perubahan kepribadian, hilang ingatan dan iritabilitas
yang dapat berlanjut hingga kematian akibat koma dalam.
Koma hepatik (ensefalopati sistem portal, ensefalopati hepatik) suatu kelainan dimana
fungsi otak yang mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam
keadaan normal dibuang oleh hati.
Timbul tiba-tiba dengan perjalanan penyakit yang pendek, sangat cepat memburuk
dan jatuh dalam kondisi koma, sering kurang dari 24 jam. Tipe ini antara lain hepatitis
virus fulminan, hepatitis karena obat 3 (halotan dan asetaminofen) dan racun, sidroma
reye dan dapat pula pada sirosis hepatis. Pejalanan penyakit eksplosif ditandai dengan
delirium, kejang disertai dengan edema otak. Kematian terutama disebabkan edema
serebral yang patogenesisnya belum jelas, kemungkinan akibat adanya perubahan
permeabilitas sawar darah otak dan inhibisi neuronal (Na dan K) ATP-ase serta
perubahan osmolar karena metabolisme amonia.
2. Tujuan Diet
6
b. Mempercepat pemulihan fungsi hati
3. Prinsip diet yang paling utama yaitu Energi yang tinggi akan protein namun dengan
pemberian secara bertahap. Syarat-Syarat Diet :
d. Bila mengalami steatorhea gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang
f. Bila perlu diberikan suplay vit. B kompleks, C dan K, mineral seng dan zat besi
bila terjadi anemia.
a. Diet Hati I
Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien,
makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi
(30g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan
asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin,
7
isoleusin, dan valin dapat digunakan. Bila ada asites dan diuresis belum sempurna,
pemberian cairan maksimal 1 L/hari. Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat
besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I
Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik,
diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain makanan
per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
b. Diet Hati II
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien
dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25%
dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup
mengandung energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II
rendah garam. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet
Rendah garam I.
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada
pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati
yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan
vitamin tapi tinggi karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
Bahan Makanan
Bahan makan yang boleh diberikan Bahan makana yang tidak boleh diberikan
1. Roti, kentang, mie, macaroni, 1. ubi, tape, kue yang gurih: cake, tarcis
bihun, gula
2. Daging yang berlemak, daging
2. Daging yang tidak berlemak, ikan kambing.
8
direbus/ dikukus sawi, lobak.
4. Sayur yang tidak banyak serat, 4. Sayur yang banyak serat, Daun
bayam, labu, wortel. Dimasak singkong, Daun papaya, selada air, dll
hingga lunak
5. Semua goreng-gorengan, santan
5. mentega, margarine dalam jumlah kental, kelapa
terbatas
Tahap 3 : Bila 1-2 hari melena masih ada, diberikan makanan lunak rendah protein.
Nasi/tim
Telur rebus
Pagi
Tumis bayam
Jam 10.00
Teh manis
Siang Nasi/tim
Jam 16.00
Tim tahu telor
Asam-asam buncis
Pisang
9
Teh manis
Nasi/tim
Daging smoor
Tempe bacem
Sore Papaya
Ca : -wortel
-Labu siam
-Pepaya
c. Fungsi cairan empedu untuk membantu pencernaan serta absorbsi lemak dan
vitamin larut lemak (Vit. A, D, E, K), mineral besi dan kalsium.
a. Kolelitiasis
10
1) Terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam saluran empedu
menimbulkan penyumbatan & kram.
3) Jenis batu empedu antara lain batu kolesterol & batu pigmen.
4) Faktor resiko :
b. Kolesistisis
1) Merupakan peradangan kandung empedu.
3) Dapat disertai dengan Jaundice karena cairan empedu yang tidak bisa masuk
ke saluran cerna berubah warna menjadi bilirubin yang berwarna kuning &
masuk ke peredaran darah.
2. Manajemen Nutrisi
a. Tujuannya adalah untuk mencapai & mempertahankan status gizi optimal serta
untuk
memberi istirahat pada kandung empedu.
c. Syarat diet :
11
2. Protein agak tinggi, yaitu 1 – 1,25 g/kg BB
d. Lemak
2. Pada keadaan kronis dapat diberikan 20-26% dari kebutuhan energi total
e. Bila mengalami steatorhea (lemak feses >25g/24 jam), gunakan lemak dalam
bentuk asam lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyseride/MCT) karena
dapat mengurangi lemak feses dan mencegah kehilangan vitamin & mineral
g. Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam
empedu dalam saluran cerna
h. Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman
k. Makanan yang menimbulkan gas, misal ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak,
ketimun, durian & nangka
a. Diet lemak rendah I diberikan kepada pasien pasien kolesistitis dan kolelitiasis
dengan kolikakut. Makanan yang diberikan berupa buah-buahan dan minuman
manis. Makanan ini rendah energi dan semua zat gizi kecuali vitamin A dan
Sebaiknya diberikan selama 1-2 hari saja.
b. Diet lemak Rendah II diberikan secara berangsur bila keadaan akut sudah dapat
diatasi dan perasaan mual sudah berkurang atau kepala pasien penyakit saluran
empedu kronis yang terlalu gemuk. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan
dalam bentuk cincang, lunak, atau biasa. Makanan ini rendah energi, kalsium, dan
tiamin.
12
c. Diet Lemak Rendah III diberikan kepada pasien penyakit kandung empedu yang
tidak gemuk dan cukup mempunyai nafsu makan. Menurut keadaan pasien
diberikan bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup energi dan semua zat besi.
Artikel
Data ini terungkap setelah muncul kabar mengenai virus hepatitis A yang menjangkiti
sebanyak 40 siswa dan 3 guru SMP Negeri 20 Depok pada beberapa waktu lalu.
Hepatitis A merupakan salah satu penyakit hati yang paling umum. Penyakit radang hati ini
disebabkan oleh virus yang umumnya ditularkan melalui konsumsi makanan dan minuman
yang terinfeksi.
13
Meski dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa pekan, bukan berarti hepatitis A tak
memerlukan penanganan yang tepat. Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati,
pasien hepatitis A perlu memerhatikan pola makan yang tepat.
"Pasien hepatitis hanya perlu mengikuti pola makan sehat untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut pada hati," ujar ahli diet dari American Dietetic Association, Keri Gans,
mengutip Everyday Health.
Pola makan sehat pasien hepatitis A melingkupi konsumsi banyak buah, sayur, dan biji-
bijian. Selain itu, pasien juga perlu mengonsumsi sumber protein tanpa lemak seperti ikan
dan putih telur, produk susu rendah lemak, serta lemak sehat seperti yang ditemukan pada
kacang, alpukat, dan minyak zaitun.
"Seperempat piring makan harus mengandung sumber karbohidrat yang tinggi serat,
sementara seperempat lainnya mengandung sumber protein tanpa lemak. Sisanya, lengkapi
dengan sayur dan buah-buahan," ujar Gans.
Untuk membantu tubuh memproses makanan dengan lebih baik, Anda juga disarankan
mengonsumsi air mineral dengan cukup. Air mineral lebih baik daripada minuman berkafein
seperti kopi. Setiap orang disarankan untuk mengonsumsi air mineral sebanyak dua liter per
hari. Yang Harus Dihindari Perlu diketahui, pola makan yang tidak sehat dapat berkontribusi
pada kerusakan liver lebih lanjut. Konsumsi makanan tinggi kalori atau berpemanis hanya
akan memicu penumpukan lemak pada hati. Selain berpotensi memicu sirosis, lemak yang
menumpuk juga akan mengganggu efektivitas pengobatan hepatitis A.
Anda disarankan untuk menghindari kandungan lemak jenuh seperti pada mentega, produk
susu tinggi lemak, daging berlemak, dan makanan-makanan yang digoreng. Hindari pula
makanan berpemanis, kandungan garam tinggi seperti pada makanan olahan, dan minuman
beralkohol.
Banyak pakar juga menyarankan agar pasien hepatitis A dapat menghindari masakan mentah.
Masakan mentah dapat menjadi sarang bagi virus dan bakteri
14
Senin, 10 September 2018 19:08 WIB
Kandung empedu juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Kantung
empedu adalah organ kecil berbentuk seperti buah pir dan terletak di sebelah kanan perut.
organ ini memiliki fungsi cairan empedu yang berguna bagi tubuh untuk digunakan untuk
mencerna lemak. Kandung empedu juga bertanggung jawab atas sekresi makanan.
Menurut Ashley Barrient, ahli gizi dan penasihat medis di Northwestern Memorial Hospital,
makanan olahan seperti kentang goreng, donat, gorengan mengandung trans fat dan lemak.
Zat-zat ini dapat dengan mudah memberikan tekanan pada kantong empedu dan memicu
pembentukan batu di kandung empedu kamu.
15
Daging berlemak tinggi seperti daging merah, babi, daging sapi, dan sosis dapat mengganggu
fungsi kantong empedu. American Dibetetic and Dietary Committee merekomendasikan
untuk menghindari daging berlemak dan menggantinya dengan protein lengkap.
c. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan dalam roti putih, tepung halus akan merangsang tubuh untuk menyimpan
lemak, meningkatkan kolesterol dan menyebabkan pembentukan batu empedu. Selain itu,
mengkonsumsi sejumlah besar makanan ini juga meningkatkan risiko gangguan kandung
empedu. Orang dapat mengganti makanan kaya karbohidrat dengan makanan lain seperti
pasta gandum, roti gandum dan beras merah.
d. Telur
Sebuah penelitian dari University of Maryland Medical Center mengatakan bahwa telur
memiliki kolesterol tinggi. Konsumsi telur terlalu banyak juga buruk bagi tubuh karena
memengaruhi kantung empedu dan meningkatkan risiko batu empedu.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu. Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis,
sedangkan batu di dalam saluran empedu disebut koledokolitiasis. Hati yang sehat bisa
menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara optimal. Bila hati sakit,
otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit serius
Orang-orang dengan penyakit hati harus makan lebih banyak makanan berserat. Hal
ini juga baik bagi mereka jika mereka memeluk terutama vegetarian dan memiliki lebih
banyak sayuran dalam diet mereka. Sayuran berdaun hijau segar dan berbagai jenis buah-
buahan yang sangat baik untuk orang-orang dengan kondisi hati. Ikan adalah salah satu
jenis daging yang dianggap baik untuk hati. Juga, mereka harus benar-benar menghindari
garam dan pergi pada diet bebas garam.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2004.
Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Mardalena, Ida dan Eko Suryani. 2016. Ilmu Gizi Jakarta : BPPSDM Kemkes RI
Almatsier, S. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
18