Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

“ANAMNESA PADA PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULER”

Dosen pembimbing :

Ns. Sila Dewi Anggreni, S.Pd, M.Kep, Sp.KMB

OLEH :

TINEZIA TRI AGYANI

193110158

KELAS

2A

D3 KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunianya, saya diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Meskipun dalam pembuatannya banyak hambatan yang penulis alami, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan tepat waktu.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada ibu/bapak dosen yang telah
memberikan arahan serta motivasi dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua yang senantiasa mengucap doa, keluarga
yang telah memberikan kontribusi ide yang baik, dan teman-teman yang telah memberikan
dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini dengan
tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas mengenai konsep
dokumentasi.

Selasa, 28 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

B. Asuhan Keperawatan pada Sistem Kardiovaskuler

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat ini dan wktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya ( Potter,Perry,2009:838 ).

Pengkajian adalah usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari
klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Muttagin, Arif : 2010:2).
Anamnesis berasal dari kata Yunani artinya mengingat kembali. Anamnesa adalah cara
pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara baik langsung pada pasien (Auto anamnese)
atau pada orang tua atau sumber lain ( Allo anamnese ). 80% untuk menegakkan diagnosa
didapatkan dari anamnese.

Sedangkan kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac
yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup
sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat
peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang
berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler ?

2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Sistem Kardiovaskuler ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

2. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Sistem Kardiovaskuler


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Sistem Kardiovaskuler

1. Ruang Jantung Terbagi atas 4 ruang:

a. Atrium kanan
Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh melalui vena kava superior
(kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena kava (kaki dan dada lebih rendah).
Simpul sinoatrial mengirimkan impuls yang menyebabkan jaringan otot jantung dari
atrium berkontraksi dengan cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup
trikuspid yang memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah de-oksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan
b. Ventrikel kanan.
Ventrikel kanan menerima darah de-oksigen sebagai kontrak atrium kanan.
Katup paru menuju ke arteri paru tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel
dengan darah. Setelah ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel
kanan, menutup katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid
mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup paru
memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.
c. Atrium kiri
Menerima darah beroksigen dari paru-paru melalui vena paru-paru. Sebagai
kontraksi dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup
mitral ke ventrikel kiri.
d. Ventrikel kiri
Menerima darah yang mengandung oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah
melewati katup mitral ke ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup,
memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh,
mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup
aorta terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium kiri
dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta dan mengalir ke
seluruh tubuh.
2. Katup jantung
a. Katup Trikuspid
Katup trikuspidalis berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel
kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium
kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya,
katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
b. Katup Pulmonal
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan
melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis
kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada
pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup
yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan
relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri
pulmonalis.
c. Katup Bikuspid

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju
ventrikel kiri..Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi
ventrikel.Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
d. Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini
akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

3. Pembuluh darah dalam jantung

a.Arteri Koroner

Karena Jantung adalah terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang terus
menerus kontrak dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang konstan dan
nutrisi. Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang membawa oksigen dan
darah kaya nutrisi ke jaringan otot jantung. Darah meninggalkan ventrikel kiri keluar
melalui aorta, yang arteri utama tubuh. Dua arteri koroner, disebut sebagai “Kiri” dan
“kanan” arteri koroner, muncul dari awalaorta, di dekat bagian atas jantung.
b.Vena kava superior

Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kepala dan tubuh
bagian atas umpan ke v. kava superior, yang bermuara di atrium kanan jantung.
c.Vena Kava Inferior
Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang
membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari kaki dan umpan dada
rendah ke v. kava inferior, yang bermuara di atrium kanan jantung
d.Vena Pulmonalis
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut oksigen yang kaya dari paru ke
atrium kiri. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua urat membawa darah
de- oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena
yang membawa darah ke jantung
e. Aorta

Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah kira-kira
diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya oksigen dari ventrikel
kiri ke berbagai bagian tubuh.
f. Arteri Pulmonalis
Arteri paru adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari ventrikel kanan
ke paru-paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua arteri membawa
darah yang kaya oksigen. Hal ini lebih tepat untuk mengklasifikasikan sebagai
pembuluh arteri yang membawa darah dari jantung.

4. Siklus Jantung

Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi
(diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.Kontraksi jantung
mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh
utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah
yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.

5. Frekuensi Jantung

Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per menit,
dengan rata- rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan seperti itu, siklus
jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi 100 denyut per
menit. Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per
menit

6. Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per
menit.Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit.Volumenya kurang
lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 % pada
perempuan.

7. Cara Kerja Jantung


Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastol).Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung (disebut sistol).Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara
bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah
yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam
serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam
bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang
sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap
oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang
kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium
kiri disebut sirkulasi pulmoner.
B. Pengkajian keperawatan sistem kardiovaskuler

Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskuler adalah salah satu komponen


proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali masalah klien. Pengkajian
keperawatan dilakukan dengan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan.

  Pengkajian keperawatan yang komprehensif secara umum meliputi anamnesa pada


klien keluarga dan perawat lainnya, pemeriksaan kesehatan, meninjau catatan atau rekam
medis klien untuk menentukan pemeriksaan diagnostik yang akan dilakukan, konsultasi
dengan anggota tim kesehatan lain dan meninjau literatur terkait dengan keadaan  klien. Data
pengkajian hal meliputi pengkajian fisik, emosi, pertumbuhan, sosial, kebudayaan, intelektual
dan aspek spiritual klien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi,  anamnesa dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan proses pengkajian proses keperawatan.

1. Anamnesis

Anamnesis atau wawancara dalam pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskular


merupakan hal utama yang harus dilaksanakan  perawat karena 80% diagnosis masalah klien
dapat ditegakkan pada anamnesis. Sebagian besar masalah sistem kardiovaskuler dapat
tergali melalui anamnesis yang cermat dan teratur. Oleh karena itu, seorang perlu 
maluangkan  waktu yang cukup untuk melakukan anamnesis dan menjadikannya suatu
kebiasaan pada setiap pengkajian keperawatan.

a. keluhan utama

Keluhan utama di peroleh dengan menanyakan tentang gangguan yang paling


dirasakan klien hingga klien memerlukan pertolongan. Keluhan utama pada klien dengan
gangguan sistem kardiovaskular secara umum antara lain sesak napas, batuk, nyeri dada,
pingsan, berdebar-debar, cepat lelah,  edema ekstremitas, dan lain sebagainya.

1) Nyeri dada

  Nyeri dada kardiovaskular merupakan salah satu keluhan utama yang sering
dikemukakan klien saat meminta pertolongan kesehatan. Perawat perlu mengkaji lebih jauh
tentang karakteristik nyeri dada yang berhubungan dengan gangguan pada sistem
kardiovaskuler. Rasa nyeri yang dirasakan berbeda dari satu client ke client yang lain,
bergantung pada ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-masing client. sifat-sifat nyeri
yang perlu diketahui  dapat dikaji secara PORST: 

a) provoking incident 

Apa ada peristiwa yang menjadi  faktor penyebab nyeri, Apakah nyeri berkurang dengan 
beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila beraktivitas (Agravation).

(1) Quality of Pain

Setiap apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan  klien.  Sifat nyeri (karakter  nyeri).
Dalam hal ini perlu  ditanyakan pada klien arti keluhan yang dirasakan klien. Jika klien
mengeluh pusing apakah yang dimaksud kan kan adalah ruangan berputar (vertigo) atau
merupakan perasaan pening?. Apakah salah cerna(Indigestion)  berarti nyeri perut,
kembung, atau perubahan kebiasaan buang air besar?  Jika terdapat nyeri, apakah sifat
nyerinya tajam, tumpul, seperti ditusuk-tusuk, menjemukan, seperti terbakar atau
kram?  untuk di ingat selalu bahwa kebanyakan deskripsi sifat nyeri sulit ditafsirkan. 

(2) Region  Radiation,  Relief

Lokasi nyeri harus ditunjukan dengan tepat oleh klien. Apakah nyeri dapat  mereda,
apakah nyeri menjalar atau menyebar, dan dimana nyari terjadi. Nyeri lain yang disebut
nyeri kiriman atau referred pain adalah nyeri yang dirasakan pada suatu area akibat
adanya gangguan pada area lain.

(3)  Severity ( Scale ) of Pain

Seberapa berat nyeri yang dirasakan klien dan seberapa berat  nyeri mempengaruhi
kegiatan klien. Klien dapat menjelaskan nyeri yang dirasakan menggunakan skala nyeri
atau gradasi.  Berat ringannya suatu keluhan nyeri bersifat subjektif.  Cara terbaik untuk
menilai berat ringannya adalah menanyakan kepada klien Apakah gejala atau keluhan
tersebut mempengaruhi kegiatan Normal atau tidur. klien dapat ditanyakan dengan
menggunakan rentang 0-4 atau rentang 0 -10  skala analogi visual (visual analogue
scale )  dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang dirasakan.

(4) Time

Kapan dan berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari.  Tentukan sifat mula timbulnya nyeri (onset), apakah gejala
timbul mendadak, perlahan-lahan, atau seketika itu juga. Tanyakan apakah nyeri timbul
secara terus menerus atau hilang timbul(intermittent). Tanyakan apa yang sedang yang
dilakukan klien pada waktu nyeri timbul. Tentukan lama timbulnya( durasi), tentukan
kapan nyeri tersebut pertama kali timbul dan usahakan menentukan waktu seteliti
mungkin. Tanyakan kepada klien apakah nyeri yang pertama kali dirasakan sebagai
“ tidak biasa” atau “tidak enak”. Tanyakan apakah klien pernah menderita nyeri yang
sama sebelumnya, tanyakan juga kapan klien terakhir merasa sangat sehat. 

2) Sesak nafas 

Keluhan utama yang biasa muncul adalah sesak nafas. Nafas pendek dapat disebabkan
oleh penyakit jantung. Dyspnea cardiac terjadinya secara khas pada kegiatan yang
memerlukan energi dan disebabkan oleh kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang
meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri gagal
meningkatkan curah jantung saat melakukan kegiatan fisik. Pada penyakit jantung kronis,
dyspnea cardiac dapat timbul pada saat istirahat. Sesak nafas sering juga berkaitan dengan
ortopnea yaitu dispnea yang yang terjadi pada waktu berbaring terlentang.

Ortopnea terjadi karena darah terkumpul pada kedua paru pada posisi terlentang,
menyebabkan pembuluh darah pulmonal mengalami kongesti secara kronis dan aliran balik
vena yang meningkat tidak di injeksikan oleh ventrikel kiri. 

Dyspnea nokturnal proksimal merupakan dispnea yang berat. Klien sering terbangun
dari tidurnya atau bangun, duduk  lalu berjalan menuju jendela kamar yang terbuka sambil
terengah-engah. Hal ini terjadi karena ventrikel kiri secara mendadak gagal mengeluarkan
curah jantung, sehingga tekanan vena dan kapiler pulmonalis meningkat menyebabkan
transudasi cairan ke dalam jaringan interstisial yang meningkatkan kerja pernapasan.
Kejadian ini dapat di presipitasi melalui mekanisme  resorpsi  edema pergelangan kaki  pada
malam hari saat klien berbaring terlentang.

a) Riwayat penyakit

Pengkajian lainnya yang dilakukan dengan  anamnesis adalah mengkaji riwayat


penyakit klien.  Pada anamnesis awal perawat berusaha memperoleh gambaran umum
status kesehatan klien. Perawat memperoleh data subjektif dari klien mengenai awal
masalahnya nya dan bagaimana penanganan yang sudah dilakukan oleh klien.
Persepsi dan harapan klien  terhadap masalah kesehatan dapat mempengaruhi
perbaikan kesehatan.

(1)  Riwayat penyakit saat ini

Riwayat penyakit saat ini merupakan serangkaian wawancara yang dilakukan


perawat untuk mengenali masalah klien  mulai dari timbulnya keluhan utama pada
gangguan sistem kardiovaskuler sampai pada saat pengkajian dilakukan. 

Riwayat penyakit saat ini (RPS) yang berkaitan dengan kardiovaskular dapat
diketahui dengan menanyakan tentang perjalanan penyakit sejak timbul keluhan
hingga klien  meminta pertolongan. Misalnya sejak kapan keluhan dirasakan,
berapa lama dan berapa kali keluhan tersebut terjadi, bagaimana sifat dan berat
keluhan, di mana pertama kali keluhan timbul, apa yang sedang dilakukan  ketika
keluhan terjadi, keadaan apa yang memperberat atau memperingan keluhan,
adakah usaha mengatasi keluhan ini sebelum meminta pertolongan, berhasil atau
tidakkah usaha tersebut, dan lainnya.

Setiap keluhan utama harus ditanyakan kepada klien secara mendetail dan
didokumentasikan.  Hal yang umumnya harus ditanyakan pada setiap gejala adalah
lama timbulnya(durasi),  lokasi penjalarannya, terutama untuk nyeri sifat keluhan
(karakteristik), berat ringannya, mula timbulnya(onset), faktor-faktor yang
meringankan atau memperberat, dan gejala yang menyertai keluhan. Minta klien
menjelaskan keluhan-keluhannya  pada saat gejala awal sampai sekarang

Tanyakan kepada klien apakah baru-baru ini klien mendapatkan tablet atau
obat-obatan. Klien seringkali menjelaskan warna atau ukuran tablet daripada nama
dan dosis tablet. Minta klien untuk memperlihatkan semua tablet yang digunakan
jika klien membawanya dan catat. Masalah ini menjadi petunjuk yang bermanfaat
untuk melengkapi pengkajian.

(2) Riwayat penyakit dahulu

Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami klien


sebelumnya. Misalnya apakah kalian pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit
apa, apakah pernah mengalami sakit yang berat dan lain sebagainya.
(3)  Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi

Adakah  beberapa obat yang diminum oleh  klienpada masa yang lalu  yang
masih relevan dengan kondisinya saat ini. obat-obat ini meliputi kartikosteroid dan
obat-obat antihipertensi. Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu. 
tanyakan juga alergi terhadap obat dan reaksi alergi yang timbul. Seringkali klien
menafsirkan suatu alergi dengan efek samping obat.

(4) riwayat keluarga

Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga,


anggota keluarga  yang meninggal dan penyebab kematian. Tanyakan penyakit
menurun yang dialami anggota keluarga. Penyakit jantung iskemik pada orang tua
yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit
jantung iskemik pada keturunannya. Beberapa penyakit diturunkan secara langsung
misalnya hemofilia.

(5) Riwayat pekerjaan dan pola hidup

Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungannya. Kebiasaan


sosial, tanyakan kebiasaan dan pola hidup lain seperti minum alkohol atau obat
tertentu. Tanyakan tentang kebiasaan merokok,  berapa lama,  berapa batang per
hari dan jenis rokok. Dalam mengajukan pertanyaan kepada klien hendaknya
perhatikan kondisi klien. Bila kondisi klien mengalami kesulitan dalam melakukan
komunikasi, maka  pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan terbuka tetapi
pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang jawabannya adalah ya atau tidak. Atau
pertanyaan yang dapat dijawab dengan gerak tubuh yaitu mengangguk atau
menggelengkan kepala saja sehingga tidak memerlukan energi yang besar. 

3) Pengkajian psycho sosial dan spiritual

Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan kan


perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku
klien perawat harus melakukan pengkajian awal klien tentang kapasitas fisik dan intelektual
saat ini ini yang menentukan perlunya pengkajian pada psikososial spiritual yang seksama.

Kemampuan  koping normal, pengkajian mekanisme koping klien yang penting untuk
menilai respon emosi klien terhadap penyakit  yang di deritanya dan perubahan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam keluarga maupun masyarakat. Apakah ada dampak yang timbul pada kelainan
seperti ketakutan atau  kecacatan, rasa cemas , rasa ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas secara optimal, dan pandangan klien terhadap dirinya yang salah ( ganggu citra
tubuh).

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kesan Umum
Kesan umum adalah gambaran kondisi klien yang terobservasi oleh perawat seperti tingkat
ketegangan atau kelelahan, warna kuli, tingkat kesadaran kualitatif maupun kuantutatif
dengan penilaian skor Glasgow Scale (GCS), pola napas, posisi klien, dan respons verbal
klien.
b. Tanda Tanda Vital

1) Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diperiksa dengan posisi yang berbeda dengan metode
sphygmomanometri. Penting sekali mencatat posisi klien (duduk, berdiri, atau berbaring)
saat pengukuran tekanan darah. Dengan perubahan posisi (terlentang ke duduk), fluktuasi
normal tekanan darah dan denyut jantung meningkat ringan (sekitar 5mmHg untuk
tekanan sistolik dan diastolik, sedangkan denyut nadi meningkat 5-10 denyut per menit).
Setelah klien duduk dari posisi baring, berikan waktu 1-3 menit sebelum pengukuran
tekanan darah.

c. Ekstremitas dan integument Inspeksi

1) Warna kulit

a) Kuning pucat adalah tanda asidosis metabolic

b) Kuning jaundice (ikterik)merupakan tanda penurunan faal hepar pada gagal


jantung.

c) Kebiruan (sianosis)pada kuku/kulit ujung jari adalah akibat penurunan aliran


darah keperifer akibat vasokontriksi pembuluh darah perifer.
d) Sianosis terlokalisir pada satu ekstremitas menandakan obstruksi vena atau arteri
pada sisi ekstremitas yang bersangkutan.

e) Pucat pada dasar kukudan jari tangan adalah tanda anemia.

f) Putih pucat pada kuku dan ujung jari merupakan tanda penyakit Raynauld.

2) Purpure / ptechiae pada sela jari, telapak tangan atau kaki di sebut juga Osler’s nodes
atau janeway lesion adalah tanda subacute bacterial endocarditis (SBE)atau infeksi
virus.

3) Eritema nodusum pada kulit di area tibia merupakan tanda endokarditis karena
streptococcus.\

4) Splinter Hemorrhagic pada kuku merupakan tanda subakut bacterial endokarditis.

5) Capillary Refill time (CRT)pada jari tangan dan kaki sebagai indicator sirkulasi
perifer.pengisian kembali kapiler normal <3 detik.jika pengisian kembali kapiler lebih
dari 3 detik,kerusakan sirkulasi mungkin terjadi karena insufisiensi arteri akibat
aterosklerosis atau spasme.

6) Clubbing fingers dan toes(sudut kuku>180)karena hipoksia kronis pada dasar jaringan
kuku.hal ini umum terjadi pada klien dengan penyakit paru obstruktif menahun pada
PPOM(Chronic Obstruktif Pulmonal Disease),defek jantung congenital,dan cor
pulmonal.

7) Edema (akumulasi cairan di jaringan interstitial ekstremitas).edema kaki bilateral


menandakan klien mengalami gagal jantung kongesti(CHF)atau insufisiensi vena
kronis.edema yang terlokalisir pada satu kaki menandakan obstruksi vena
(thrombosis)atau hambatan aliran limfe ekstremitas (lymphedema)

d. Palpasi

1) Pitting edema,umumnya ditemukan di ektremitas bawah.pitting edema terkaji jika


terjadi akumulasi cairan di jaringan interstitial khususnya kaki.

2) Suhu ekstremita..

Suhu ekstremitas yang dingin terjadi akibat vasokontriksi atau penurunan aliran darah
ke jaringan perifer.
3) Nyeri

Homan’s sign adalah rasa nyeri dengan posisi dorso fleksi akibat tromboplebitis vena
kaki atau deep vein thrombosis (DVT).

4) Denyut nadi perifer di temporal, carotid, brakial, radialis, femoral, popliteal,


posterotibial, dan dorsalis pedis. Aspek yang di kaji pada nadi perifer meliputi
keadaan pembuluh darah arteri, frekuensi. Irama, ciri denyutan, dan isi nadi.

a) Keadaan pembuluh darah

Pembuluh arteri normal bersifat kenyal dan elastic,sedangkan pembuluh arteri


abnormal mengalami pengerasaan atau sklerosis.

b) Frekuensi

Frekuensi denyut nadi normal adalah 60-100 denyut per menit (bpm).jika lebih dari
100 bpm di sebut takikardia (Pulsus frekuensi),sedangkan frekuensi denyut nadi
kurang dari 60 bpm de sebut bradikardi (pulsus Rasus).

c) Irama

Irama normal denyut nadi adalah regular (teratur) atau ireguler (disritmia sinus).irama
abnormal umumnya terjadi pada gangguan hantaran konduksi jantung.

d) Ciri denyutan

- Pulsus anakrot adalah denyut nadi lemah dengan gelombang berpuncak


tumpul dan rendah.jenis denyut ini di dapat kan pada stenosis aorta.

- Pulsus seller adalah denyut nadi meloncat/meningkat tinggi dan menurun


dengan cepat.jenis denyut ini didapatkan pada insufisiensi aorta.

- Pulsus paradox adalah denyut nadi yang mana pada saat inspirasi semakin
melemah sampai menghilang pada akhir inspirasi kemudian

e) Isi nadi/amplitude nadi


Amplitude denyut nadi menggambarkan kualitas denyut nadi terkait dengan
kesempurnaan dan kekuatan kontraksi ventrikel kiri yang dapat di rasakan akibat
aliran darah pada vascular.Amplitudo denyutan yang normal di rasakan sama kuat
di mana pun denyut arteri diraba.

 Pulsus magnus atau hyperkinetic pulse adalah denyut nadi kuat,lebar,terasa


mendorong jari pemeriksa.Disebabkan oleh peningkatan ejeksi darah yang
menandakan curah jantung yang tinggi.Teraba pada klien yang
beraktivitas,tirotoksikosis (thyrotoxicosis) atau peningkatan aktivitas
system simpatis (demam,nyeri,dan cemas)

 Pulsus parvus atau hypokinetik pulse adalah denyutan terasa lemah atau
gelombang nadi kecil yang mengindikasikan sempitnya tekanan
nadi.Teraba pada klien perdarahan/hipovolemia,infark miokard,penurunan
curah jantung,dan stenosis aorta.

 Pulsus alternans merupakan suatu kondisi dimana denyut nadi yang kuat
(bounding pulse) dan lemah (weak pulse) muncul bergantian meskipun
dalam denyut jantung normal.jenis denyut ini didapatkan pada infark
miokard dan dekompensasi kordis.

3. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Nyeri akut iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.

b. Intoleransi aktivitas ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan kebutuhan


tubuh.

c. Kecemasan(uraikan tingkatannya) ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-


ekonomi; ancaman kematian.

d. (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan
kerusakan septum.
e. (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan penurunan/sumbatan aliran darah
koroner.
4. Intervensi

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

1. Nyeri akut iskemia Setelah di lakukan a. Pantau nyeri


miokard akibat tindakan selama ..x (karakteristik, lokasi,
sumbatan arteri koroner. 24 jam di harapkan intensitas, durasi),
Nyeri akut membaik catat setiap respon
dengan kriteria: verbal/non verbal,
1. Mempertahankan perubahan hemo-
curah jantung dinamik.
adekuat guna b. Berikan lingkungan
meningkatkan yang tenang dan
perfusi jaringan otak, tunjukkan perhatian
paru, ginjal, jantung, yang tulus kepada
dan ekstremitas. klien.
2. Keluhan nyari c. Bantu melakukan
dada, mual, teknik relaksasi (napas
muntah, sesag dalam/perlahan,
nafas, serta distraksi, visualisasi,
pusing berkurang bimbingan imajinasi)
atau hilang. d. Kolaborasi pemberian
3. Diaforesik hilang, obat sesuai indikasi:
tidak pucat, akral
hangat, tekanan
darah dan frekuensi
nadi dalam batas
normal.

2. Kecemasan (uraikan Setelah di lakukan a. Pantau respon verbal


tingkatannya) tindakan selama ..x dan non verbal yang
ancaman/perubahan 24 jam di harapkan menunjukkan
kesehatan-status sosio- Kecemasan membaik kecemasan klien
ekonomi; ancaman dengan kriteria: b. Dorong klien untuk
kematian. a. Klien dan keluarga mengekspresikan
mampu perasaan marah,
mengekspresikan cemas/takut terhadap
rasa takut atau situasi krisis yang
kecemasan secara dialaminya.
positif sehingga
c. Orientasikan klien dan
mekanisme koping
orang terdekat terhadap
efektif dan
prosedur rutin dan
kecemasan
aktivitas yang
atau rasa takut hilang
diharapkan.
2. Klien mampu
d. Kolaborasi pemberian
mengekspresikan
agen terapeutik anti
rasa takut atau
cemas/sedativa sesuai
cemasnya secara
indikasi
wajar serta merasa
(Diazepam/Valium,
optimis bahwa
kondisi fisiknnya
dapat dipulihkan.
3. Klien mampu
mendiskusikan
pengaruh
penyakitnya
terhadap perubahan
gaya hidup.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler. Cardiac yang berarti
jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah
atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang berdenyut
secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari
jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan
kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Pengkajian keperawatan yang komprehensif secara umum meliputi anamnesa pada klien
keluarga dan perawat lainnya, pemeriksaan kesehatan, meninjau catatan atau rekam medis
klien untuk menentukan pemeriksaan diagnostik yang akan dilakukan, konsultasi dengan
anggota tim kesehatan lain dan meninjau literatur terkait dengan keadaan klien. Data
pengkajian hal meliputi pengkajian fisik, emosi, pertumbuhan, sosial, kebudayaan, intelektual
dan aspek spiritual klien. Keahlian dalam melakukan observasi, komunikasi,  anamnesa dan
pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan proses pengkajian proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif.2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika

Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Irawati. Edis Jakarta:
EGC.

Udjianti, Wajan Juni, S.Kep.,ETN.,2010. Keperawatan Kardiovaskuler,Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai