PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Dewi Nafisyah
(13211170008)
Disusun Oleh:
Dewi Nafisyah
13211170008
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
ridho-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Proposal Skripsi
yang berjudul “pengaruh penmbahan tepung kedelai terhadap daya terima dan
kadar protein pada nugget ikan tongkol".
Penulisian ini menyadari bahwa dalam menyelesaikan proposal skripsi ini
tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Hanari Fajarini,S.Farm.,M.H.Kes.,Apt selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
2. Ibu Anggray Divita Wahyani, M.Gizi selaku Ketua Program Studi
Ilmu Gizi Universitas Muhadi Setiabudi Brebes.
3. Ibu Diah Ratnasari,S.Pd., M.Gizi. selaku pembimbing 1
4. Ibu Rifatul Masrikhiyah, S.P.,M.Gizi. selaku pembimbing 2
5. Kedua Orang tuaku, dan adik tercinta yang sangat saya sayangi,
yang telah mendukung dan mendoakan saya, terima kasih atas
pengorbanan dan kesabarannya.
6. Teman-teman gizi tahun angkatan 2017.
7.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang pangan, pengolahan makanan semakin berkembang
dan jenisnya juga sudah sangat beragam sekali, sehingga menghasilkan
beragam produk olahan yang beredar di pasaran. Selain itu, pola konsumsi
masyarakat telah mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari
kecenderungan masyarakat dalam memilih makanan yang praktis,
ekonomis dan cepat didapatkan untuk dikonsumsi. Di daerah perkotaan,
makanan siap saji lebih diterima oleh masyarakat dibandingkan dengan
kebiasaan pola makan sehat.[1]
Pola konsumsi indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang mencapai 270,20 juta
jiwa.[2] Hal tersebut mengakibatkan tingkat konsumsi semakin meningkat
pula. Tingkat konsumsi yang semakin meningkat harus diimbangi pula
dengan gizi yang mencukupi salah satunya protein.
Pengolahan biji kacang kedelai menjadi tepung telah lama dikenal
oleh masyarakat di indonesia maupun di dunia, namun diperlukan
sentuhan teknologi untuk meningkatkan mutu tepung kedelai yang
dihasilkan. Pembuatan tepung kedelai dapat dilakukan dengan cara
mengeringkannya di bawah sinar matahari. Kacang kedelai kering
kemudian dilepas kulitnya, disangrai, digiling dan diayak menjadi tepung.
[3]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat
diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan nugget ikan tongkol dari percobaan
perlakuan yang ditinjau dari aspek warna, rasa, aroma, dan tekstur?
2. Bagaimana kandungan protein pada nugget ikan tongol?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan nugget ikan tongkol dengan penambahan
tepung kedelai.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui perbedaan nugget ikan tongkol dari
percobaan perlakuan yang ditinjau dari aspek warna, rasa,
aroma dan tekstur.
b. Untuk mengetahui kandungan kalsium pada nugget ikan
tongkol.
D. Manfaat Peneliian
1. Untuk Ilmu Pengetahuan
Memberi informasi tentang kandungan protein pada pembuatan
nugget ikan tongkol sehingga dapat digunakan sebagai rujukan
penelitian selanjutnya.
2. Untuk Masyarakat
a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang
kandungan protein pada nugget ikan tongkol.
b. Memberikan sumbangan inovasi pada masyarakat dan
produsen / penjual ikan tongkol.
3. Bagi Universitas Muhadi Setiabudi
Hasil dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
referensi bagi kajian untuk penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai "Pengaruh penambahan tepung kedelai
terhadap daya terima dan kadar protein pada nugget ikan tongkol" belum
pernah dilakukan sebelumnya. Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian
terkait dengan nugget, ikan tongkol, tepung kedelai diantaranya yaitu:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kedelai
1. Definisi Kedelai
Kedelai (Glycine max L.Merrill) merupakan jenis tanaman
kacang-kacangan dari famili leguminoceae yang dijadikan sebagai
bahan makanan tambahan karena memiliki kandungan protein
tinggi. Kacang kedelai biasa digunakan sebagai bahan olahan
pembuatan tempe, tahu, kecap dan tepung kedelai.[11]
Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merril) diperkirakan
berasal dari Cina bagian Utara, Mancuria, dan Korea. Kemudian
kacang kedelai mulai menyebar ke negara-negara lain di sekitarnya
yaitu Jepang, Taiwan, Cina bagian Selatan, Thailand, India bagian
Utara, dan Indonesia. Namun kacang kedelai di Indonesia masih
jauh di atas harga Internasional.[12]
Kacang kedelai (Glycine max (L.) Merril) termasuk
kedalam famili kacang-kacangan (Leguminosae). Tanaman kacang
kedelai termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:
Spesies :Glycine Max
Genus :Glycine
Ordo :Pobypetales
Famili :Leguminosae
Sub-Famili :Papilionoideae
Kelas :Dikotiledont
Sub divisi :Angiospermae
Divisi :Spermatophyta
Varietas :Ringgit, Orba, Lokon, Davros, dan Wilis
3. Jenis Kedelai
Jenis-jenis kedelai tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
a) Kedelai putih, merupakan kedelai yang bijinya berwarna
kuning, atau putih atau juga hijau apabila dipotong
melintang memperlihatkan warna kuning pada irisan
kepingnya. Kedelai inilah yang biasanya dijadikan susu
atau bubuk kedelai.
b) Kedelai hijau, merupakan kedelai yang kulit bijinya
berwarna hijau yang apabila dipotong melintang
memperlihatkan warna hijau pada irisan kepingnya.
c) Kedelai hitam, merupakan kedelai yang bijinya berwarna
hitam. Kedelai inilah yang biasanya dijadikan kecap.
d) Kedelai cokelat, merupakan kedelai yang kulit bijinya
berwarna cokelat. Kedelai merupakan sumber protein
nabati yang efisien, dalam arti bahwa untuk memperoleh
jumlah protein yang cukup diperlukan kedelai dalam
jumlah yang kecil. Nilai protein kedelai jika difermentasi
dan dimasak akan memiliki mutu yang lebih baik, biji
kedelai tidak dapat dimakan langsung karena mengandung
tripsin inhibitor dan melalui proses pemasakan tripsine
inhibitor dapat dinetralkan, selain anti tripsine, senyawa
antigizi lain yang terkandung dalam kedelai antara lain
hemaglutinin, asam fitat, dan oligosakarida penyebabm
flatulensi, yaitu timbulnya gas dalam perut sehingga perut
menjadi kembung. [18]
B. Tepung Kedelai
1. Definisi Tepung Kedelai
Tepung kedelai merupakan produk setengah jadi yang
merupakan bahan dasar industri pangan. Tepung kedelai cukup
umum digunakan sebagai bahan makanan campuran (BMC) dalam
formulasi suatu bentuk makanan seperti roti, kue kering, kue, sosis,
roti daging, donat, dan produk olahan pangan lainnya. Tepung
kedelai dapat meningkatkan nilai gizi pada suatu produk pangan. [19]
Tepung kedelai merupakan partikel-partikel kedelai berukuran
kecil. Tepung kedelai memiliki banyak manfaat, di antaranya
untuk membuat biskuit, makanan bayi, dan susu kedelai.
Terkadang tepung kedelai dikemas sebagai minuman kesehatan
yang sering disebut kedelai instan.[20]
2. Kandungan Tepung Kedelai
b) Marasmus
Marasmus berasal dari kata yunani
yang bearti wasting (merusak). Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi
(12 bulan pertama), karena terlambat diberi
makanan tambahan. Marasmus adalah
penyakit kelaparan dan terdapat banyak
diantara kelompok sosial ekonomi rendah di
sebagian besar negara sedang berkembang
dan lebih banyak dari kwashiorkor.[32]
2) Akibat kelebihan protein
Jika terlalu berlebihan mengkomsumsi protein juga
akan sangat membebani kerja ginjal. Protein secara
berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang
tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga
menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering
dianjurkan untuk menurunkan berat badan berkurang
beralasan. Kelebihan protein pada bayi dapat memberatkan
ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat
menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amonia
darah, kenaikan ureum darah, dan demam.[33]
D. Nugget
1. Definisi Nugget