Anda di halaman 1dari 18

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas

laut dan jumlah pulau yang besar. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181

km dengan luas wilayah laut 5,4juta km2, mendominasi total luas teritorial

Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut menempatkan Indonesia

sebagai negara yang dikaruniai sumberdaya kelautan yang besar termasuk

kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar. Peluang

pengembangan usaha kelautan dan perikanan Indonesia masih memiliki prospek

yang baik. Potensi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan yang berada di

bawah lingkup tugas Kementerian Kelautan dan Perikanan dan dapat

dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi diperkirakan sebesar US$82

miliar per tahun. Potensi tersebut meliputi: potensi perikanan tangkap sebesar

US$15,1miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US$46,7 miliar per

tahun, potensi perairan umum sebesar US$1,1 miliar per tahun,potensi budidaya

tambak sebesar US$10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar

US$5,2 miliar per tahun dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US$ 4 miliar

per tahun (DKP Banten, 2014).

Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan

yang cukup populer di masyarakat. Ikan ini berasal dari benua Afrika dan

pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Lele dumbo termasuk

ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena berbagai kelebihannya.

Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya yang cepat, memiliki

kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan

kandungan gizinya cukup tinggi serta harganya murah. Komposisi gizi ikan lele

1
meliputi kandungan protein sebesar (17,7 %), lemak sebesar (4,8 %), mineral

sebesar (1,2 %), dan air (76 %) (Astawan, 2008).

Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu jenis ikan yang

saat ini sudah banyak dibudidayakan oleh petani ikan. Ikan lele yang memiliki

nama ilmiah Clarias sp ini perkembangan produksinya secara nasional sangat

baik. Selama lima tahun terakhir produksi lele terus meningkat. Pada tahun 2005

produksi nasional ikan lele sebesar 69,386 ton, tahun 2006 sebesar 77,332 ton,

tahun 2007 sebesar 91,735 lalu tahun 2008 meningkat menjadi 114,371 ton dan

pada tahun 2009 terus meningkat menjadi 144,755. Tahun 2010, angka

sementara yang dipublikasikan produksi ikan lele dari hasil budidaya sebesar

273.554 ton (Apriyana, 2014).

Setiap tahunnya terjadi peningkatan pengembangan usaha ikan lele di

Indonesia. Hal itu terjadi sejak pertama kali ikan lele masuk ke Indonesia pada

tahun 1985. Pembudidayaan ikan lele membutuhkan lahan yang terbatas dengan

padat tebar tinggi, mudah diterapkan mesyarakat dan pemasaran yang relative

murah membuat ikan lele dijadikan komoditas diunggulkan. Permintaan

konsumen yang meningkat mendorong pembudidaya memproduksi ikan lele

sampai ukuran konsumsi. Agar ikan lele yang dihasilkan akan banyak dan

memenuhi permintaan konsumen maka pembudidaya melakukan budidaya ikan

lele dalam lahan yang terbatas dengan padat tebar tinggi (Aquarista et al., 2012).

Ikan lele menjadi salah satu komoditi hasil perikanan yang sangat digemari

oleh berbagai macam kalangan masyarakat Indonesia. Ikan lele merupakan

salah satu ikan yang banyak dikosumsi masyarakat. Komoditi ini membuat ikan

lele memiliki prospek yang sangat menjanjikan, baik dari segi permintaan

maupun harga jualnya (Az-Zarnuji, 2011).

Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah

kaya akan leusin dan lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial

2
yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga

keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan

pembentukan protein otot. Sedangkan lisin merupakan salah satu dari 9 asam

amino esensial yang dibutuhkan untukpertumbuhan dan perbaikan jaringan. Lisin

termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak (Zaki, 2009).

Diversifikasi produk perikanan merupakan salah satu cara alternatif

pengolahan ikan untuk mengantisipasi kelimpahan ataupun penganekaragaman

produk perikanan. Pemanfaatan ikan lele sendiri masih berkutat pada

pengolahan yang sistemnya tradisional. Biasanya digunakan di warung-warung

atau rumah makan seperti pecel lele, lele goreng, lele tumis serta lainnya.

Padahal ikan lele sendiri memiliki potensi untuk dilakukannya diversifikasi

produk. Nilai tambah dan keanekaragaman produk bisa didapatkan secara lebih.

beberapa contohnya adalah dijadikan kaki naga, nugget, otak-otak, nastar, dan

lain sebagainya.

Tujuan dari adanya diversifikasi produk salah satunya ialah untuk

memperoleh nilai masa simpan yang tahan lama dan dapat dikenal banyak oleh

masyarakat. Akhir-akhir ini, beberapa produk yang sedang populer ialah otak-

otak dan kaki naga ikan. Kedua produk tersebut sudah banyak dikenal oleh

masyarakat luas. Setelah kemunculan produk ini, masyarakat semakin banyak

yang menggandrungi dan menyukainya.

Kaki naga merupakan salah satu produk modern yang banyak digemari

masyarakat. Produk ini disimpan dalam kondisi beku. Kaki naga pada umumnya

dibuat dengan bahan baku ikan. Kaki naga juga sangat digemari masyarakat

karena bergizi dan dapat disimpan untuk waktu yang lama karena makanan

beku. Produk ini memiliki rasa gurih, berwarna coklat keemasan an memiliki

3
tekstur yang renyah setelah digoreng, sehingga dapat disajikan sebagai lauk

bersama nasi (Heng, 2003).

Otak-otak ikan, menurut Agustini et al. (2006), merupakan produk gel dari

daging ikan yang dicampur dengan tapioka dan bumbu-bumbu seperti garam,

gula, santan kental, bawang putih, bawang merah, dan lada. Produk otak-otak

ikan berasal dari daerah Sumatra, kemudian berkembang ke daerah lain. Produk

otakotak ikan yang paling terkenal adalah otak-otak ikan terbuat dari ikan

tenggiri. Fungsi teknologi pembuatan otakotak ikan adalah sebagai upaya

diversifikasi produk olahan ikan berbentuk gel yang diharapkan memiliki nilai

tambah. Tujuan dari pembuatan otak-otak adalah untuk mendapatkan produk gel

yang memiliki cita rasa khas dan digemari oleh masyarakat.

Salah satu tempat yang memproduksi kaki naga dan otak-otak ikan lele

dumbo adalah POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo. POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo

terletak di Karang Kepoh 05/01, Tanjungsari, Kecamatan Banyudono Kabupaten

Boyolali, Jawa Tengah. POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo memulai produksi pada

akhir tahun 2011, POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo sudah mendistribusikan

olahannya dengan merek dagang Al-Fadh ke semua wilayah Boyolali, Soloraya

hingga Yogyakarta. Ide pengolahan lele lahir karena banyaknya ikan lele yang

tidak laku dikarenakan ukurannya yang kelewat besar. Kegiatan pengolahan lele

ini juga merupakan pengembangan dari program desa minapolitan, yang

terintegrasi melalui kegitan pembibitan dan budidaya lele di Desa Tanjungsari,

Banyudono, Boyolali.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam memadukan

teori dari perkuliahan dengan keadaan sebenarnya di lapangan dan mempelajari

studi proses pembuatan kaki naga dan otak-otak ikan lele dumbo (Clarias

4
gariepinus) di Kelompok Pengolah dan Pemasar (POKLAHSAR) Kelompok

Wanita Tani (KWT) Ngudi Mulyo Al-Fadh Kabupaten Boyolali-Jawa

Tengah.Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah:

a. Untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam proses

pembuatan kaki naga dan otak-otak ikan lele dumbo (Clarias

gariepinus)mulai dari penerimaan awal hingga produk akhir serta

mendapatkan data-data yang berkaitan dengan proses pengolahan.

b. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperolehselama kuliah pada praktek kerja magang.

c. Mengetahui dan melakukan tahap-tahap proses pembuatan otak-otak dan

kaki naga ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) serta dapat memecahkan

permasalahan yang timbul baik selama proses produksi maupun setelah

proses produksi.

1.3 Kegunaan

Hasil dari pelaksanaan PKM ini diharapkan dapat berguna bagi :

a. Mahasiswa, yaitu agar dapat menerapkan ilmu yang dimiliki ketika berada

di lapang dengan harapan dapat dibandingkan dengan pengetahuan yang

sudah didapat di bangku kuliah.

b. Perusahaan yang bersangkutan, yaitu sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam meningkatkan dalam mengembangkan usahanya di

masa yang akan datang.

c. Lembaga akademis atau perguruan tinggi, yaitu dapat digunakan sebagai

informasi keilmuan dan bahan penelitian selanjutnya.

1.4 Tempat dan Waktu

Waktu pelaksanaan praktek kerja magang di POKLAHSAR Kelompok

Wanita Tani Ngudi Mulyo Al-Fadh, Boyolali, Jawa Tengah pada 18 Juli – 27

Agustus 2016.

5
2. METODE DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA

2.1 Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Magang adalah metode

deskriptif. Pada metode ini sasarannya adalah mengumpulkan sejumlah data

dengan observasi langsung terhadap gejala-gejala objek yang diteliti, wawancara

dan partisipasi aktif meliputi data primer dan data sekunder. Data kualitatif

meliputi mutu bahan baku, asal bahan baku, alur proses pembuatan otak-otak

dan kaki naga ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Sedangkan data kuantitatif

meliputi jumlah bahan baku, lama waktu produksi, jumlah tenaga kerja dan

jumlah produksi.

2.1.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh

peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam

penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal menggunakan metode

pengumpulan data berupa survei atau obesrvasi (Hermawan, 2012). Data primer

dalam Praktek Kerja Magang ini diperoleh secara langsung dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan hasil observasi, wawancara dan observasi

partisipasi.

2.1.1.1 Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Proses observasi dimulai dengan

mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti (Semiawan, 2010).

Dalam Praktek Kerja Magang dilakukan observasi secara langsung

mengenai proses pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele dumbo dengan

pengamatan sarana produksi yang digunakan, cara penanganan awal bahan

6
baku, cara melakukan proses pengolahan, dan peralatan yang digunakan dalam

produksi. Kegiatan observasi yang dilakukan meliputi:

1. Bahan baku, yang meliputi:

 Bahan yang digunakan yaitu ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)

 Persyaratan atau kriteria bahan baku baik secara fisik (meliputi

ukuran, penampakan dan lain sebagainya), kimia dan biologi

 Asal bahan baku atau tempat memperoleh bahan baku

 Jumlah bahan baku per hari/per bulan/per tahun

 Jarak bahan baku dengan tempat pengolahan

 Cara penanganan bahan baku dari penerimaan hingga siap diolah

2. Bahan tambahan, yang meliputi:

 Macam-macam bahan tambahan

 Spesifikasi bahan tambahan

 Jumlah bahan tambahan yang digunakan

 Fungsi bahan tambahan

3. Sarana dan prasarana, yang meliputi:

 Letak dan tempat proses pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan

lele dumbo (Clarias gariepinus) dimulai dari penerimaan bahan

baku, proses hingga pengepakan

 Tata letak ruangan pabrik

 Fasilitas yang mendukung proses pengolahan

4. Peralatan, yang meliputi:

 Jenis dan jumlah peralatan yang digunakan

 Ukuran peralatan (dimensi dan kapasitas)

 Fungsi peralatan yang digunakan

 Cara penggunaan alat, tata letak peralatan dan pemeliharaan

7
5. Proses pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele dumbo (Clarias

gariepinus) yang meliputi:

 Metode pembuatan produk

 Diagram alir

 Tahapan proses

 Fungsi dan cara kerja tiap tahapan

 Lama proses tiap tahapan

 Perubahan-perubahan yang terjadi tiap tahapan

6. Pengemasan, yang meliputi:

 Jenis bahan pengemas

 Ukuran produk tiap kemasan

 Cara mengemas produk

 Sistem Labelling (Merek dagang, nama produk, ijin edar,

komposisi bahan, berat/isi, keterangan halal, petunjuk

penyimpanan, nama dan alamat produsen, tanggal, bulan dan

tahun kadaluarsa).

7. Penyimpanan, yang meliputi:

 Alat dan jenis ruang penyimpanan yang digunakan

 Cara penyimpanan

 Kapasitas penyimpanan

 Suhu yang digunakan dalam penyimpanan

 Jangka waktu penyimpanan

8. Pemasaran produk, yang meliputi:

 Cara dan strategi pemasaran

 Daerah pemasaran

8
 Harga per kemasan

 Transportasi yang digunakan

9. Sanitasi dan hygine, yang meliputi:

 Sanitasi dan hygiene bahan baku dan bahan tambahan:

- Kondisi bahan baku dan bahan tambahan

- Frekuensi pembersihan

- Keadaan bahan saat proses

- Alat dan bahan pembersih setelah proses

- Frekuensi pembersihan tiap kali proses

 Sanitasi dan hygiene peralatan:

- Kondisi peralatan

- Kebersihan alat

- Bahan pembersih peralatan

- Cara pembersihan peralatan

- Frekuensi pembersihan

 Sanitasi dan hygiene pabrik:

- Kondisi pabrik

- Tata ruang pabrik

- Cara dan frekuensi pembersigan

 Sanitasi dan hygiene pekerja:

- Kondisi pekerja

- Peralatan yang dipakai pekerja

- Kesehatan pekerja

- Bahan pembersih yang dipakai setelah proses

- Aturan terkait dengan hygiene pekerja

 Sanitasi dan hygiene lingkungan sekitar usaha:

9
- Kondisi lingkungan usaha

- Tempat pembuangan sampah dan limbah

- Cara dan frekuensi pembersihan

- Kondisi toilet

10. Pengawasan mutu, yaitu meliputi:

 Pengawasan terhadap mutu bahan:

- Kriteria untuk mutu bahan

- Waktu pengawasan

- Jenis pengawasan mutu

- Sampling pengawasan bahan

 Pengawasan terhadap proses:

- Titik-titik pengawasan

- Frekuensi pengawasan

- Kriteria pengawasan

- Jenis pengawasan

- Skala pengawasan

 Pengawasan mutu produk:

- Kriteria mutu produk akhir

- Waktu pengawasan

- Jenis pengawasan mutu produk akhir

2.1.1.2 Wawancara

Wawancara Merupakan proses memperoleh keterangan dengan cara

bertanya langsung kepada pihak-pihak terkait. Metode wawancara ini dilakukan

untuk mengungkap fakta yang terjadi dilapangan dan memperoleh data

tambahan yang mendukung angket (queationnaire). Keunggulan dari wawancara

ini yaitu memperoleh data secara langsung (Arizona et al., 2013).

10
Wawancara yang dilakukan menyangkut keadaan umum lokasi

POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo, struktur organisasi, sarana dan prasarana yang

tersedia, sumber teknis pengadaan air, proses pembuatan otak-otak dan kaki

naga ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), serta permasalahan yang terkait

selama proses produksi berlangsung.

2.1.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi pada dasarnya adalah mengumpulkan berbagai data dan

informasi. Data yang dikumpulkan ada kemungkinan masih data mentah lalu data

tersebut disimpan. Bisa juga terjadi data yang dikumpulkan sudah diolah lalu

data tersebut disimpan oleh pengumpul informasi. Data yang dikumpulkan

tersebut lalu diklasifikasikan sehingga bisa dijadikan sebagai dukumen yang

dapat digunakan dalam berbagai keperluan (Sembiring, 2008). Teknik

dokumentasi bertujuan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui observasi,

wawancara dan partisipasi yang berupa gambar maupun foto hasil kerja lapang.

Teknik dokumentasi berupa pengambilan :

a. Lay out perusahaan:

 Denah pabrik

 Bagian produksi

b. Diagram alir serta gambar tentang proses pembuatan otak-otak dan kaki

naga ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) mulai tahap awal hingga

tahap akhir pembuatan produk.

c. Foto alat produksi produk pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele

dumbo (Clarias gariepinus).

d. Foto produk akhir pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele dumbo

(Clarias gariepinus).

11
2.1.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data historis mengenai variabel-variabel yang

telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data

sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (internal), berbagai

internet website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan. Data

sekunder ini terbagi kedalam dua jenis yaitu data sekunder eksternal dan data

sekunder internal (Hermawan, 2012).

Data sekunder dalam pelaksanaan praktek kerja magang dapat diperoleh

dariperusahaan, perpustakaan, internet, dan koran yang ada hubungan dengan

proses pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

Data sekunder meliputi:

a) Keadaan umum lokasi praktek kerja magang

b) Keadaan geografis wilayah

 Luas desa

 Batas desa

 Kondisi geografis

c) Keadaan penduduk dan mata pencaharian

 Kelompok umur tenaga kerja

 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

 Pembagian penduduk menurut tingkat pendidikan

d) Sejarah perusahaan

e) Struktur organisasi dan tenaga kerja

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustini, T.W, A.S. Fahmi, U. Amalia. 2006. Diversification of Fisheries Products.


Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Apriyana, I. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Ikan Lele (clarias sp)
dalam Pembuatan Cilok Terhadap Kadar Protein dan Sifat
Organoleptiknya. Fakultas Ilmu Keolahragaan. UNS. Semarang.

Arizona,D., H. Riniwati, N. Harahap. 2013. Analisis Pengaruh Gaya


Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap
Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten
Malang. APi Student Journal. 1(1): 1-11.

Astawan, M. 2008. Lele Bantu Pertumbuhan Janin.


http://wilystra2008.multiply.com/journal/item/62/Lele_Bantu_Pertumbuha
n_Janin. Diakses Pada Tanggal 4 Juni 2016.

Aquarista,F., Iskandar dan U. Subhan. Pemberian Probiotik dengan Carrier Zeolit


Pada Pembesaran Ikan Lele Dumbo (clarias gariepinus). Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan .UNPAD. Bandung.

Az-Zarnuji, A. T. 2011. Analisa Eisiensi Budidaya Ikan Lele di Kabupaten


Boyolali. Universitas Diponegoro. Semarang.

DKP Banten. 2014. Potensi.


http://www.dkp.bantenprov.go.id/read/page-detail/potensi/2/potensi.html.
Diakses pada Minggu, 4 Juni 2016, pukul 23.21 WIB.

Heng. 2003. Maksimalisasi Pemanfaatan kan Tangkapan Laut. Marine Fisheries


Research Department. South East Asian Fisheries Development Center.
Singapore.

Hermawan, A. 2012. Penelitian Bisnis-Paradigma Kuantitatif. Grasindo: Jakarta.


168 hlm.

Sembiring, S. 2008. Penelusuran Hukum Penting Bagi Pengemban Profesi


Hukun (Suatu Studi Tentang Profesi Advokad Sebagai Pengemban
Profesi Hukum). Lex Jurnalica. 6 (1) : 20-28

Semiawan, C. S. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan


Keunggulannya. Grasindo. Jakarta. 112-113 hlm.

Zaki. 2009. Budi Daya Ikan Lele (Clariasbatrachus).


http://wilystra2008.biologi.com/journal/item/54/Budi_Daya_Ikan_Lele(Cla
riasbatrachus). Diakses Pada Tanggal 4 Juni 2016.

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan Praktek Kerja Magang

JUDUL :

“Proses Pengolahan Otak-otak dan Kaki Naga Ikan Lele Dumbo (Clarias

gariepinus) di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh, Desa Tanjungsari,

Kecamatan Banyodono, Kabupaten Boyolali -Jawa Tengah”

1. Keadaan lingkungan tempat usaha

1.1. Keadaan Geografis

- Bagaimana Batas desa di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-

Fadh?

- Bagaimana Kondisi Geografis di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo

Al-Fadh?

1.2. Keadaan Penduduk dan Mata Pencaharian

- Bagaimana kelompok umur tenaga kerja di POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh?

- Berapa Jumlah Penduduk di wilayah POKLAHSAR KWT Ngudi

Mulyo Al-Fadh ?

- Berapa jumlah pendapatan per kapita di wilayah POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

14
2. Keadaan umum Tempat PKM

2.1. Sejarah Berdiri

- Kapan POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh didirikan?

- Siapa pendiri POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Tujuan POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh didirikan?

- Berapa Kapasitas awal produksi di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo

Al-Fadh ?

2.2. Lokasi dan Tata Letak Tempat Usaha

- Dimana Lokasi dari POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Berapa luas area dari POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Berapa luas gedung atau bangunan dari POKLAHSAR KWT Ngudi

Mulyo Al-Fadh ?

- Bagaimana pembagian tata letak di POKLAHSAR KWT Ngudi

Mulyo Al-Fadh ?

2.3. Susunan Organisasi

- Terdiri dari berapa bidang apa saja?

- Apa tugas pokok dan fungsi dari POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo

Al-Fadh ?

- Bagaimana manajemen POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

2.4. Tenaga Kerja dan Kesejahteraan

- Berapa jumlah tenaga kerja di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-

Fadh ?

- Berapa Jumlah Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap di

POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Darimana saja asal pekerja di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-

Fadh ?

15
- Bagaimana sistem pembagian tugas di POKLAHSAR KWT Ngudi

Mulyo Al-Fadh ?

- Bagaimana sistem pengupahan tenaga kerja di POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Berapa lama waktu kerja dan waktu istirahat di POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Apa saja Fasilitas yang didapat oleh pekerja di POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

2.5. Sarana Produksi

- Apa saja jenis peralatan yang digunakan di POKLAHSAR KWT

Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

- Apa fungsi dari alat yang digunakan?

- Bagaimana cara penggunaan alat dan pemeliharaan alat di

POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh ?

3. Proses pengolahan

3.1. Pengadaan Bahan Baku

- Darimana asal bahan yang digunakan di POKLAHSAR KWT Ngudi

Mulyo Al-Fadh ?

- Berapa jarak bahan baku dengan tempat pengolahan?

3.2. Proses Pembuatan

- Bagaimana proses persiapan bahan baku?

- Dimana tempat penampuangan bahan baku?

- Bagaimana cara agar bahan baku tidak tertukar?

3.3. Pengemasan

- Apa jenis bahan pengemas yang digunakan?

- Bagaimana cara mengemas produk?

- Apa saja label yang terdapat pada kemasan?

16
3.4. Pemasaran

- Bagaimana cara pemasaran produk?

- Dimana daerah pemasaran produk?

- Berapa harga per kemasan?

4. Sanitasi dan hygiene

4.1 Sanitasi ruang kantor

 Bagaimana menjalankan prinsip sanitasi pada ruang kerja?

 Bagaimana menjalankan prinsip sanitasi pada toilet perkantoran?

 Bagaimana menjalankan prinsip sanitasi pada dapur kantor?

4.2 Sanitasi ruang produksi

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis peralatan produksi?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis ruang penerimaan

bahan?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis ruang penyimpanan?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis toilet pada ruang

produksi?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis ruang salin pekerja?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis loker pekerja?

 Bagaimana keadaan kebersihan dan higienis cuci tangan dan cuci

kaki pekerja?

 Bagaimana prosedur pemeriksaan sanitasi dalam lab?

17
Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang

Jadwal pelaksanaan atau time schedule pelaksanaan praktek kerja magang

mengenai Proses Pengolahan Otak-Otak dan Kaki Naga Ikan Lele Dumbo

(Clarias gariepinus) di POKLAHSAR KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh Kabupaten

Boyolali -Jawa Tengah, sebagai berikut :

Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Magang


No Kegiatan
Bulan Juli Bulan Agustus
1 Mempelajari keadaan
umum perusahaan
2 Mempelajari sistem
manajemen perusahaan
3 Mempelajari penyediaan
bahan dasar
4 Mempelajari proses
pengolahan
5 Mempelajari mesin dan
peralatan yang
digunakan
6 Mempelajari produk
akhir
7 Mempelajari sanitasi
industri
8 Mempelajari
pengawasan mutu

18

Anda mungkin juga menyukai