4.1 Bahan
Bahan baku merupakan bahan yang dipergunakan dalam perusahaan untuk diolah
menjadi bagian dari produk tertentu. Proses produksi akan terhambat apabila bahan baku
dalam suatu perusahaan tidak cukup tersedia. Maka diperlukan persediaan yang nantinya akan
Persediaan bahan baku menurut Yuliana dan Oktavia (2001), harus dapat memenuhi
kebutuhan rencana produksi, karena jika persediaan bahan baku tidak dapat dipenuhi, akan
konsumen dapat merugikan perusahaan dalam hal image yang kurang baik.Sedangkan jika
persediaan bahan baku berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan, kerusakan, dan
Klasifikasi ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) menurut Hassanuddin Saanin dalam
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus Burchell) menurut Puspowardoyo dan Djarijah
(2002), memiliki morfologi yang mirip dengan lele lokal (Clarias batrachus). Bentuk tubuh
memanjang, agak bulat, kepala gepeng dan batok kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit
licin, mulut besar, warna kulit badannya terdapat bercak-bercak kelabu seperti jamur kulit
manusia (panu). Ikan lele dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish.
Sebagaimana ikan jenis lele, lele dumbo memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan
tidak bersisik. Jika terkena matahari, warna tubuh berubah menjadi pucat dan jika terkejut
warna tubuhnya otomatis menjadi loreng seperti mozaik hitam putih. Mulut lele dumbo relatif
lebar, yaitu ¼ dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lainnya dari lele dumbo adalah kumis
di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan otak-otak dan kaki naga adalah ikan lele
dumbo. Menurut Zaki (2009), keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya
adalah kaya akan leusin dan lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin
juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan lisin merupakan
salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam
Bahan baku yang digunakan adalah ikan lele dumbo yang masih dalam keadaaan baik.
Ikan dikatakan baik menurut FAO (1995), jika masih dalam kondisi segar. Ikan segar adalah
ikan yang baru ditangkap atau ikan yang masih memiliki sifat-sifat seperti ikan yang baru
ditangkap dan belum mengalami kerusakan. Tingkat kesegaran ikan adalah tolok ukur untuk
membedakan ikan yang mempunyai nilai mutu yang baik dan nilai mutu yang jelek
Bahan baku pembuatan otak-otak dan kaki naga adalah ikan lele yang didapat dari
daerah Kelurahan Sawit yang berada tidak jauh dari tempat usaha. Harga ikan lele dumbo yper
kilogramnya adalah sekitar Rp. 17.000,00. Untuk satu resep kaki naga maupun otak-otak
Bahan tambahan menurut Suhartanti (2009), adalah bahan yang ditambahkan dalam
proses produksi yang jumlahnya sedikit, dan bahan penolong adalah bahan-bahan yang tidak
termasuk dalam ingredient produk tetapi digunakan dalam proses produksi. Bahan tambahan
dalam pembuatan otak otak adalah tepung tapioka, bawang putih, bawang merah, wortel, daun
bawang, santan, garam, gula pasir, telur, penyedap rasa, dan lada. Sedeangkan bahan
tambahan untuk kaki naga adalah tepung tapioka, tepung terigu, telur, stick es krim, bawang
putih, bawang merah, daun bawang, wortel, tepung roti, garam, gula pasir dan lada.
1. Tepung tapioka
Tepung tapioka digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan adonan otak-otak dan
kaki naga ikan lele. Tepung tapioka berfungsi untuk menambah volume/ isi otak-otak dan kaki
naga juga menjadi pengikat antar bahan-bahan yang lain agar tidak pecah, membuat tekstur
otak-otak dan kaki naga lebih halus dan kenyal. Selain itu tepung taioka juga dapat berfungsi
sebagai sumber karbohidrat pada makanan. Jumlah tepung taipoka yang digunakan dalam
Tepung tapioka yang dibuat dari ubi kayu menurut Sediaotama (2000), mempunyai
banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri. Dibandingkan
dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung tapioka
cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tekstur adonan. Tepung tapioka banyak digunakan
sebagai bahan pengental, bahan pengisi dan bahan pengikat dalam industri makanan, seperti
dalam pembuatan puding, sop, makanan bayi, es krim, pengolahan sosis daging, industri
2. Wortel
Wortel pada pembuatan otak-otak dan kaki naga berfungsi sebagai bahan pengisi.
Selain itu, kandungan vitamin pada wortel dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai gizi pada
otak-otak dan kaki naga. Pada pembuatan otak otak, untuk 1 kg daging membutuhkan 150
gram wortel. Pada pembuatan kaki naga, untuk 1 kg daging dibutuhkan wortel sebanyak 75
Wortel termasuk ke dalam famili dari Apiaceae merupakan tumbuhan jenis sayuran umbi
yang bewarna jingga dengan tekstur serupa kayu. Bagian yang dapat dimakan dari wortel ini
adalah bagian umbi atau akarnya (Dalimartha, 2006). Setiap 100 g wortel mengandung 87-91 g
air, 1 g protein, 6-9 g karbohidrat, 1g serat, 6-20 mg beta karoten, 5-10 mg vitamin C, 40 mg
kalsium, 1 mg zat besi (Siemonsma and Kasem Piluck, 1994). Wortel mengandung senyawa
antioksidan yang berasal dari jenis non enzimatik, terdiri dari mikronutrien yang berupa vitamin.
Beberapa vitamin yang terdapat pada wortel berfungsi sebagai antioksidan antara lain vitamin C
3. Bawang daun
Bawang daun pada pembuatan kaki naga berfungsi sebagai bahan pengisi. Selain itu,
kandungan pada daun kucai dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai gizi pada kaki naga.
Pada pembuatan otak otak untuk 1 kg daging dibutuhkan daun bawang sebanyak 100 gram.
Pada pembuatan kaki naga, untuk 1 kg daging dibutuhkan daun bawang sebanyak 175 gram.
Bawang daun merupakan salah satu jenis sayuran daun yang dibudidayakan sebagai
bahan sayuran (daun dan batang) dan bahan obat (akar, batang dan daun) (Cahyono, 2005).
Ditambahkan oleh Yusdian et al (2016), bawang daun juga dapat digunakan sebagai bahan
penyedap rasa (bumbu) dan bahan campuran berbagai makanan populer di Indonesia.
4. Telur
Telur pada pembuatan otak-otak dan kaki naga berfungsi untuk merekatkan adonan kaki
naga maupun otak-otak sehingga dapat tercampur dengan baik dan tidak pecah. Selain itu,
telur juga dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai gizi pada oak-otak dan kaki naga. Untuk 1
Telur menurut Oktavianingsih (2008), memiliki fungsi yang cukup banyak dalam dunia
pangan. Disamping nilai gizinya yang cukup tinggi (kaya akan protein), telur juga memiliki sifat
fungsional yang dibutuhkan dalam pengolahan makanan yaitu dapat mengembangkan adonan.
Fungsi itu adalah salah satu sifat fungsional yang dimiliki telur. Sifat utama yang ada pada telur
adalah fungsinya sebagai emulsifier atau bahan pembuat emulsi. Emulsi adalah campuran
antar lemak dan air yang membentuk sebuah campuran yang tiadak terpisahkan.
Pada kuning telur memiliki kandungan leusin yang berfungsi sebagai emulsifier yang
memiliki kemampuan untuk berikatan dengan air maupun lemak, karena terdapat ikatan hidrofil
dan hidrofob (Winarno, 1997). Emulsifier akan berada pada permukaan antara (interface) face
minyak dan face air. Adanya emulsifier ini akan mencegah terjadinya penggabungan partikel-
partikel kecil (droplet) terdisersi hingga membentuk agregat. Hal inilah yang dapat
menyebabkan pemecahan emulsi, sehingga terbentuk stabilitas emulsi yang baik. Emulsifier ini
biasanya cocok untuk menstabilkan emulsi tipe O/W, dimana bagian hidrofobik akan
berasosiasi dengan fase minyak dan molekul yang bersifat ionik akan terekspos keluar
Telur menurut Setiawan at al (2014), pada bagian kuning telurnya mengandung bagian
yang bersifar surface active yaitu lesitin, kolestrol, dan lesitoprotein. Lesitin mendukung
terbentuknya emulsi minyak dalam air (o/w), sedangkan kolestrol cenderung untuk membentuk
emulsi air dalam minyak (w/o). Fosfatidilkolin (lesitin) kuning telur merupakan emulsifier yang
lebih terikat pada air atau lebih larut dalam air (polar), sehingga dapat lebih membantu
mendispersikan minyak dalam air dan terjadilah emulsi minyak dalam air (o/w). Winarno (1997)
menambahkan emulsifier mampu membentuk sebuah selaput (film) disekeliling butiran minyak
5. Lada
Merica atau lada dalam pembuatan otak-otak dan kaki naga digunakan sebagai
penyedap sekaligus dapat memperpanjang daya awet makanan. Selain itu, karena rasanya
yang pedas merica juga berfungsi sebagai penambah cita rasa pedas pada otak-otak dan kaki
naga. Untuk 1 kg daging ikan lele membutuhkan merica sebanyak 5 gram. Lada yang
Merica atau lada (Paper nigrum) menurut Hidayati (2002) termasuk divisi
spermatophyte yang sering ditambahkan dalam bahan pangan. Tujuan penambahan merica
adalah sebagai penyedap rasa masakan serta memperpanjang daya awet makanan. Lada
sangat digemarii karena memiliki 2 sifat yang penting yaitu rasa pedas dan aroma yang khas.
Rasa pedas merica disebabkan oleh adanya zat piperin dan piperanin serta chavicia yang
6. Bawang putih
Bawang putih digunakan untuk memperkaya cita rasa dan menambah aroma sedap
pada otak-otak dan kaki naga. Hal ini karena bawang putih memiliki aroma yang khas dan rasa
yang dapat membuat makanan menjadi sedap. Jumlah bawang putih yang digunakan dalam
pembuatan otak-otak dan kaki naga untuk 1 kg daging ikan lele adalah 100 gram
Bawang putih berfungsi sebagai penambah aroma dan untuk meningkatkan cita rasa
produk yang dihasilkan. Bawang putih merupakan bahan alami yang bisa ditambahkan ke
dalam bahan makanan sehingga diperoleh aroma yang khas guna meningkatkan selera makan
(Eritha, 2006)
7. Bawang merah
Seperti halnya bawang putih, bawang merah juga digunakan untuk memperkaya cita
rasa dan aroma otak-otak dan kaki naga. Bawang merah memiliki aroma dan rasa yang khas
sehingga dapat membuat makanan menjadi sedap. Pada pembuatan otak-otak, untuk 1 kg
daging membutuhkan bawang merah sebanyak 50 gram. Pada pembuatan kaki naga, untuk 1
Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang penting dan dikonsumsi
sebagai bumbu penyedap masakan (Limbongan dan Maskar, 2003). Bawang merah (Allium
ceva var. ascalonicum) berfungsi sebagai aroma pada makanan. Senyawa yang menimbulkan
aroma pada bawang merah adalah senyawa sulfur yang akan menimbulkan bau jika sel
Bawang merah sebagian besar terdiri dari air sekitar 80-85%, protein 1.55%, lemak
0,3% dan karbohidrat 9.2%. Selain itu dalam umbi bawang merah juga terdapat suatu senyawa
yang mengandung ikatan asam amino yang tidak berbau, tidak berwarna dan dap at larut
dalam air (Wibowo, 1999). Bawang merah cukup banyak mengandung vitamin B dan vitamin C
dan biasanya bawang merah digunakan sebagai bumbu dan obat-obatan tradisional (Ashari,
1995 dalam Jauhari, 1997). Salah satu bahan kimia yang terdapat pada baawang merah adalah
8. Garam
Garam pada pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan lele sebagai bahan penunjang
dan memberikan rasa asin serta gurih. Selain itu, garam juga berfungsi mengurangi bau amis
ikan, melarutkan protein dan menahan air dalam daging agar tidak keluar. Jenis garam yang
digunakan berbentuk haluskarena garam halus sifatnya lebih mudah tercampur dengan bahan
lain. Garam yang digunakan ini sesuai selera. Namun untuk 1 kg daging atau satu resep
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%)serta senyawa
lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain. Garam
mempunyai sifat / karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density
(tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010C. Garam natrium
klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan
menambahkan 5 g NaI per kg NaCl) yang merupakan padatan kristal berwarna putih, berasa
asin, tidak higroskopis dan apabila mengandung MgCl2 menjadi berasa agak pahit dan
Garam digunakan sebagai bumbu untuk memberikan cita rasa dan salah satu bahan
pengawet makanan. Garam dapur ini diketahui merupakan bahan pengawet yang paling tua.
Garam dapur juga beperan sebagai salah satu penghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen, termasuk Clostridium botollinum yang dapat dihambat pada konsentrasi garam 10-
12% (Falahuddin,2009).
Gula pasir pada pembuatan otak-otak dan kaki naga berfungsi untuk mengurangi
dominasi rasa asin dari garam. Hal ini karena rasa manis dari gula dapat bercampur sehingga
menghasilkan rasa yang lebih disukai konsumen. Untuk pembuatan otak-otak dengan bahan 1
kg daging ikan lele dibutuhkan gula pasir sebanyak 30 gram. Untuk pembuatan kaki naga
dengan bahan 1 kg daging ikan lele dibutuhkan gula pasir sebanyak 25 gram.
Gula pasir adalah salah satu bahan pemanis alami yang kita konsumsi setiap hari, tentu
saja kita telah engetahui asal gula pasir tersbut adalah dari tanaman tebu (Kusumo et al.,
2008). Fungsi dari penambahan gula ialah untuk memberikan rasa manis. Rasa manis terjadi
karena adanya ikatan hydrogen antara gugus OH yang satu dengan gugus –OH yang lain atau
gugus-gugus OH dengan gugus oksigen. Gugus –OH ini mengandung proton dengan ikatan
Gula pasir menurut Menurut Fenemma (1976) berfungsi sebagai sumber nutrisi dalam
makanan, sebagai pembentuk tekstur dan pembentuk flavor melalui reaksi pencoklatan.
Sedangkan Buckle, dkk (1985) mengatakan bahwa daya larut yang tinggi dari gula dan daya
mengikatnya air merupakan sifat-sifat yang menyebabkan gula sering digunakan dalam
pengawetan bahan pangan. Konsentrasi gula yang cukup tinggi pada olahan pangan dapat
rasa. Sehingga diharapkan rasa otak-otak kaki naga menjadi lebih sedap. Untuk pembuatan
adonan otak-otak dan kaki naga dengan 1 kg dging ikan lele membutuhkan penyedap rasa
didefinisikan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau
mempertegas rasa dan aroma. Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat
memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik (Widyalita et al., 2011).
11. Santan
Santan pada pembuatan otak-otak berfungsi sebagai pemberi rasa gurih. Selain itu
santan juga dapat digunakan sebagai emulsifier pada adonan. Untuk 1 kg daging ikan lele,
dibutuhkam 1 bungkus santan instan pada pembuatan otak-otak. Sedangkan pada pembutan
Santan merupakan emulsi lemak dalam air yang diperoleh dari ekstraksi daging kelapa
dengan atau tanpa penambahan air yang mengandung lemak, ir, karbohidrat, protein, dan abu
dengan air dan lemak merupakan komponen utama (Tiprivaramkoon, 2009). Santan murni
mengandung 54% air, 35% lemak dan 11% padatan bukan lemak. Kemampuan emulsifikasi
protein dalam santan disebabkan protein dalam santan dapat berinteraksi dan menyelimuti
globula-globula lemak sehingga dapat menghambat terjadinya pemisahan fase (Raghavendra
Santan kelapa secara umum merupakan komponen yang berfungsi untuk memperoleh
tekstur, rasa maupun aroma. Minyak dalam santan tergolong triglisrida rantai asam lemak
medium yang terdiri dari asam-asam lemak rantai sedang sehingga mudah diserap tubuh
sebagai sumber tenaga. Woodroof (1970) menjelaskan bahwa asam lemak terbesar dalam
santan kelapa adalah asam laurat (45%), miristat (18%), palmitat (9.5%), oleat (8.2%), kaproat
(7.7%) dan stearat (5%). Santan juga memilki kandungan lemak sebesar 27-39.77%, protein
2.6-4.4%, kadar abu 1-1.22%, kadar karbohidrat 4-5.6%, dan kadar air 47-54%. Asam amino
yang dominan sebagai penyusun protein santan adalah asam aspartat, glutamate, lisin, histidin,
dan rginin. Protein dalam santann menggumpal pada suhu 80.60C dan terkoagulasi secara
Seperti halnya bawang putih dan bawang merah, bawang bombay berfungi sebagai
penguat rasa dan aroma pada pembuatan kaki naga. . Hal ini karena bawang bombay memiliki
aroma yang khas dan rasa yang dapat membuat makanan menjadi sedap. Jumlah bawang
bombay yang digunakan dalam pembuatan kaki naga untuk 1 kg daging ikan lele adalah 1 butir
besar dari bawang putih atau pun bawamg merah. Penggunaan bawang bombay sebagai
penguat rasa. Mineral yang menonjol dalam bawang bombai adalah kalium, sedangkan mineral
lain jumlahnya relatif kecil. Bawang bombai memiliki kandungan garam yang rendah (Lingga,
2011).
Minyak goreng pada pembuatan kaki naga berfungsi untuk menggoreng bawang
bombay. Hal ini karena sebelum dihaluskan bawang bombay perlu digoreng. Minyak goreng
yang dibutuhkan adalah secukupnya karena hanya dipergunakan untuk menggoreng bawang
bombay
Minyak goreng mengandung vitamin A, D, dan E. Namun, yang patut dimengerti adalah
karena fungsi minyak goreng adalah sebagai penghantar panas, maka vitamin-vitamin yang
ada pada minyak itu akan hilang atau rusak dalam proses penggorengan. Fungsi minyak
goreng sebagai media penghantar panas serta menambah cita rasa dari bahan adonan
(Winarno, 2002).
Gambar 14. Minyak goreng (KWT Ngudi Mulyo, 2016)
Tepung terigu pada pembuatan kaki naga berfungsi untuk mengikat dan
mengembangkan adonan. Selain itu tepung terigu ini juga dapat dimanfaatkan untuk
menambah nilai giizi pada kaki naga khususnya karbohidrat. tepung terigu yang dibutuhkan
sebanyak 150 gram untuk 1 kg daging. Tepung terigu ini sebagai bahan pembuatan butter mix
Tepung terigu merupakan hasil ekstraksi dari proses penggilingan gandum yang
tersusun oleh 67-70 karbohidrat, 10-14 protein, dan 1-3% lemak (Riganakos dan kontominas,
1995 dalam Fitasari, 2009). Menurut Damodaran et al., (1997 dalam Fitasari, 2009) pada
sebagian besar produk makanan, pati teerigu terdapat dalam bentuk granula kecil (1-40 μm)
dan dalam suatu sistem, contohnya adonan, pati terigu terdispersi dan berfungsi sebagai bahan
pengisi.
Gambar 15. Tepung terigu (KWT Ngudi Mulyo, 2016)
Selain tepung tapioka dan tepung terigu, pada pembuatan kaki naga juga memerlukan
tambahn berupa tepung panir. Tepung panir atau tepung roti ini berfungsi sebagai perenyah
kaki naga setelah mengalami penggorengan. Tepung panir yang dibutuhkan sebanyak 1 kg
untuk 1 kg daging.
Tepung roti dibuat dari roti tawar dengan cara memangggangnya dengan atau tanpa
kulit dalam oven atau membuatnya dengan jalan menjemurnya dibawah sinar matahari hingga
kering, setelah itu roti tawar dihancurkan hingga halus. Fungsi penggunaan tepung ini adalah
melapisi produk akhir atau sejenisnya yang kemudian mengalami tahap pembekuan (Winnike,
2002). Nugget dan kaki naga merupakan salah satu olahan yang menggunakan tepung panir
Stik es krinm pada pembuatan kaki naga berfungsi sebagai melekatnya adonan. Seperti
diketahui bahwa bentuk kaki naga memiliki bentuk seperti nugget yang diberi pegangan. Maka
dari itulah diperlukan stick es krim. Untuk pembuatan kaki naga dengan 1 kg daging
4.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan merupakan
peralatan rumah tangga dan peralatan modern. Peralatan yang digunakan berjumlah 18,
adapun peralatan yang digunakan selama pembuatan otak-otak dan kaki naga ikan yaitu:
1. Pisau
Pisau yang digunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari stainless dengan
bagian ganggang terbuat dari bahan plastik. Pisau yang terdapat di Poklahsar ini terdapat
beberapa ukuran yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Ukuran yang berbeda ini disesuaikan
dengan fungsinya masing-masing. Pisau ukuran besar digunakan untuk membunuh ikan lele,
pisau ukuran sedang digunakan untuk memfillet daging ikan lele sehingga terpisah dari durinya
dan pisau ukuran kecil digunakan untuk memotong maupun mengupas bahan-bahan lain yang
relatif kecil ukurannya seperti untuk mengupas bawang putih, bawang merah, serta untuk
memotong wortel dan bawang daun. Masing-masing ukuran terdapat dua buah pisau.
2. Gunting
Gunting yang digunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat 2 jenis. Gunting yang
terbuat dari stainless dengan ganggang terbuat dari plastik dan gunting yang terbuat dari besi
dengan ganggang yang terbuat dari plastik. Walaupun berbeda bahan, kedua gunting ini
memiliki ukuran yang sama yaitu sekitar 8 cm. Gunting yang berbeda ini digunakan sesuai
fungsinya masing-masing. Gunting dengan bahan dari besi digunakan untuk memoting sirip
ikan lele sedangkan gunting dengan bahan dari stainless digunakan untuk pekerjaan yang lebih
3. Tang Jepit
Tang jepit yang diigunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari besi dengan
ganggang plastik. Sedangkan ukuran yang dipilih adalah ukuran sedang. Tang ini berfungsi
untuk menarik kulit ikan lele dari tubuh lele. Sehingga didapat badan lele tanpa kulit. Di
4. Talenan
Talenan yang digunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari bahan plastik.
Talenan ini digunakan sebagai alas saat memfillet ikan. Selain itu talenan ini juga digunakan
alas saat memotong bahan-bahan yang diperlukan dalam ukuran kecil. Sehingga bahan dapat
terhindar dari kontaminasi mikroba. Di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat 3 buah talenan.
5. Timbangan digital
Timbangan digital yang digunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo adalah timbangan
digital dengan satuan gram dan ketelitian 5 gram. Timbangan digital berfungsi dalam hal-hal
yang berkaitan tentang berat. Seperti menimbang berat ikan dan berat bahan-bahan tambahan
sebelum dilakukan proses pengolahan. Selain itu juga digunakan untuk menimbang berat kaki
naga dan otak-otak pasca pengolahan untuk dilakukan pengemasan. Timbangan di Poklahsar
6. Blender
sebagai bahan tambahan pada kaki naga dan otak-otak ikan lele. Bumbu-bumbu ini dihaluskan
agar lebih mudah tercampur dengan bahan-bahan lain. Sehingga didapatkan hasil adonan
sesuai dengan yang diinginkan. Blender di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat 1 buah.
Penggiling daging di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo digunakan untuk menggiling daging
ikan lele yang telah difillet. Hal ini digunakan untuk menghasilkan tekstur daging yang halus.
Tekstur daging yang halus akan mudah bercampur dengan bahan tambahan dan bumbu yang
digunakan sehingga didapatkan hasil adonan sesuai yang diiinginkan. Penggiling daging di
8. Pengaduk adonan
daging, tepung, bumbu dan bahan tambahan lain agar tercampur secara merata. Sehingga
didapatkan hasil adonan sesuai yang diiinginkan. Pengaduk adonan ini menggunakan mesin
dengan tenaga listrik. Pengaduk adonan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat 1 buah.
Baskom di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat dua jenis yaitu baskom yang terbuat
dari bahan plastik dan bahan yang terbuat dari bahan alumunium. Baskom plastik biasanya
digunakan untuk bahan bahan yang ditimbang dalam jumlah cukup banyak maupun sebgai
tempat bahan-bahan lain. Sedangkan baskom alumunium digunakan sebagai wadah bagian
adonan yag telah jadi. Terkadang juga digunakan sebagai wadah perebusan. Untuk masing-
10. Loyang
Loyang yang digunakan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari bahan alumunium
berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang sekitar 18 cm dengan lebar 8cm. Pemilihan
loyang dari alumunium ini karena lebih muadah dibersihkan, tahan terhadap panas dan awe.
Loyang ini merupakan wadah bagi otak-otak dan kaki naga yang telah dibentuk. Loyang di
11. Wajan
Wajan di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari allumunium. Bahan allumunium
dipilih karena dianggap lebih ekonomis, mudah dibersihkan dan relatif cepat menghantarkan
panas.Wajan ini digunaakan sebagai tempat menggoreng bawang bombay. Wajan di Poklahsar
Kompor gas yang digunakan di Poklahsar KWT Ngui Mulyo menggunakan sumber
bahan bakar dari gas LPG berukuran 3 kg. Penggunaan gas LPG 3kg dianggap dapat menekan
biaya produksi. Kompor gas ini berfungsi sebagai sumber panas atau sumber api dalam
pembuatan kaki naga dan otak-otak ikan lele terutama dalam proses perebusan dan
13. Serok
Serok di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari bahan alumunium dengan pangkal
atau pegangan dari kayu. Serok ini digunakan untuk mengangkat otak-otak saat proses
perebusan. Serok juga digunakan untuk mengangkat bahan-bahan yang yelah digoreng seperti
14. Spatula
Spatula di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari allumunium. Spatula ini berfungsi
saat menggoreng bawang bombay sebelum di blender. Spatula diperlukan untuk membolak-
balikkan bawang bombay agar tidak gosong. Spatula di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat 1
buah.
Panci pengukus di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo tebuat dari bahan allumunium. Bahan
allumunium dipilih karena dianggap lebih ekonomis, mudah dibersihkan dan relatif cepat
menghantarkan panas. Panci ini berfungsi untuk mengukus kaki naga yang telah dilumuri
tepung roti.
16. Sealer
Sealer yang digunakan berfungsi untuk menutup kemasan kaki naga ikan, otak-otak ikan
dan produk olahan lainnya. Sealer ini digunakan dengan cara memijak dengan kaki bagian
bawah sealer. Pada bagian atas mesin merupakan tempat untuk power mesin sealer. Sealer di
17. Freezer
Freezer di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terdapat dua jenis yaitu freezer biasa dan
freezer etalase. Freezer biasa digunakan untuk menyimpan bahan baku yang belum diolah.
Sedangkan freezer etalasae digunakan menyimpan sekaligus menampilkan produk basah yang
18. Piring
Piring di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo terbuat dari bahan plastik. Piring ini digunakan
karena lebih ringan dan tidak mudah pecah sehingga lebih awet. Piring ini digunakan untuk
wadah pada saat menimbang bahan-bahan dalam jumlah kecil. Piring ini juga digunakan untuk
wadah bumbu-bumbu sebelum dan setelah dihaluskan. Piring di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo
terdapat 4 buah.
Gambar 35. Piring (KWT Ngudi Mulyo, 2016)
Otak otak menurut Nurjanah et al. (2005), merupakan modifikasi produk olahan antara
bakso dan kamaboko. Masyarakat pada umumnya telah mengenal otak-otak ikan karena
rasanya yang enak dan cara pengolahannya yang cukup sederhana. Umumnya ikan yang biasa
digunakan untuk membuat otak-otak ikan adalah ikan laut. Pembuatan otak-otak ikan tidak jauh
berbeda dengan pembuatan makanan yang berbahan dasar surimi, seperti bakso, nugget,
Otak-otak ikan menurut Agustini et al., (2006) merupakan produk gel dari daging ikan
yang dicampur dengan tapioka dan bumbu-bumbu seperti garam, gula, santan kental, bawang
putih, bawang merah, dan lada. Produk otak-otak ikan berasal dari daerah Sumatra, kemudian
berkembang ke daerah lain. Produk otakotak ikan yang paling terkenal adalah otak-otak ikan
terbuat dari ikan tenggiri. Fungsi teknologi pembuatan otakotak ikan adalah sebagai upaya
diversifikasi produk olahan ikan berbentuk gel yang diharapkan memiliki nilai tambah. Tujuan
dari pembuatan otak-otak adalah untuk mendapatkan produk gel yang memiliki cita rasa khas
dan digemari oleh masyarakat. Produksi otak-otak ikan dapat dilakukan dalam skala rumah
4.3.1.1 Formulasi Produk Otak-Otak Ikan Lele di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh
Proses pembuatan otak-otak ikan lele di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo dilakukan dengan
berbagai formulasi yang sudah ditentukan pada setiap proses produksi. Formulasi Nugget keju
Pembuatan otak-otak ikan dilakukan dengan cara persiapan bahan baku yaitu ikan
Kurisi dicuci, disiangi, dicuci kembali, lalu pengambilan daging kemudian digiling hingga
menjadi lumat. Lumatan daging ikan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam food processor
untuk dicampur dengan bumbu-bumbu dan bahan tambahan yang dibutuhkan sehingga
menjadi adonan otak-otak ikan yang telah tercampur rata. Penambahan karagenan dilakukan
pada tahap air setelah bahan yang lain telah tercampur rata. Adonan yang telah tercampur rata
lalu dipindahkan ke dalam baskom untuk dicetak menjadi otak-otak ikan. Proses pencetakan
adonan dilakukan bersamaan dengan proses perebusan, sehingga otak-otak ikan yang telah
dicetak langsung dimasukan ke dalam panci perebusan. Suhu yang digunakan dalam
perebusan berkisar antara 60 - 90 °C, lama proses perebusan otak-otak berkisar antara 10 - 15
menit. Otak-otak ikan direbus hingga matang dengan ciri otak-otak ikan telah mengapung di
permukaan air rebusan dan lunak. Otak-otak ikan yang telah matang segera diangkat lalu
Proses pengolahan Otak-Otak di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo dapat dilihat pada
gambar 37.
Perncampuran bahan-bahan
Perebusan
Pengemasan
Penyimpanan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan otak-otak ikan lele adalah ikan lele
dumbo. Pembelian lele dilakukan setiap satu kali dalam seminggu. Ikan lele yang akan
digunakan harus dipuasakan dahulu selama 1 hari di kolam penampungan dengan tujuan untuk
mengosongkan isi perut ikan. Ikan kemudian diangkat dan ditampung di sebuah tong. Didalam
tong ikan diberi es untuk meembuat ikan pingsan sehingga lebih mudah dibunuh. Ikan lele
dimatikan dengan cara mengiris pada bagian kepala dengan pisau sehingga cepat mati.
Setelah mati, kemudian dialkukan penyiangan ikan. Sirip-sirip ikan dipotong lalu
dihilangkan isi perut, insang dan kulitnya. Tujuan dari penyiangan adalah mengurangi
mikroorganisme baik yang bersumber dari lingkungan maupun yang terdapat dalam tubuh ikan
sendiri seperti isi perut, lendir, dan insang yang merupakan tempat kontaminasi. Menurut Pandit
et al., (2006) ikan merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat, untuk mengkonsumsi ikan perlu pengetahuan masyarakat bahwa ikan merupakan
suatu bahan pangan yang cepat mengalami proses pembusukan (perishable food), hal ini
disebabkan karena beberapa hal seperti kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan
yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikrobia pembusuk. Adapun kondisi lingkungan
tersebut seperti suhu, pH, oksigen, waktu simpan, dan kondisi kebersihan sarana prasarana.
Ikan yang telah disiangi lalu dipisahkan bagian badan dengan kepala. Sehingga hanya
didapat daging ikan saja. daging inilah yang natinya digunakan sebahgai bahan pembuatan
otak-otak. Sedangkan kulit ikan lele dan sirip biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan
Ikan yang telah dibersihkan dari sumber kontaminasi selanjutnya dibersihkan dengan air
mengalir. Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan darah dan kotoran serta lendir
yang melekat pada ikan tersebut. Air yang digunakan mengalir dari penampungan air yang
berasal dari sumur bor yang dihubungkan dengan pipa dan dialirkan dengan keran. Air keran
itulah yang digunakan untuk mencuci daging ikan. Pencucian dilakukan minimal 2 kali.
dengan cara air mengalir, dengan air mengalir kotoran yang melekat pada permukaan kulit
dapat terikut bersamaan dengan aliran air dan mengurangi jumlah mikroorganisme. Terdapat 3
(tiga) pusat konsentrasi bakteri pada ikan yaitu pada isi perut, insang dan kulit, teknik yang
paling baik adalah dengan cara menyemprot ikan terutama bagian dalam yang sudah disiangi
dengan air yang terus mengalir untuk mencegah mengumpulnya bahan pencemar (Ilyas,1983).
Gambar 38. Pencucian Bahan Baku
3. Pemfilletan
Badan ikan yang telah dicuci lalu difillet menggunakan pisau. Adapun cara memfillet ikan
dimulai dari sirip punggung ikan menuju ekor ikan secara diagonal. Lalu ikan dibalik dan
dilakukan hal yang sama pada sisi satunya. Perlu berhati-hatii dalam memfillet ikan agar tidak
ada duri yang ikut pada daging mengingat cukup banyak tulang pada ikan lele. Setelah
dipisahkan, daging diproses lebih lanjut untuk pembuatan kaki naga sdangkan tulang biasanya
digunakan sebagai bahan untk pembuatan stick tulang lele. Pemfilletan ini bertujuan
adalah untuk membuang isi perut dan insang yang merupakan sumber kontaminasi.
membersihkan darah maupun kotoran yang mungkin melekat pada daging ikan. Hal ini
dikarenakan pada pemfilletan, daging beresentuhan langsung dengan tangan manusi sehingga
dikhawatirkan terdapat kotoran yang menempel pada daging ikan. Menurut Vatria (2010), tujuan
pencucian ke 2 (dua) adalah untuk menghilangkan kotoran, lendir , isi perut dan insang yang
Bahan baku kaki naga berupa fillet daging ikan lele kemudian dilumatkan atau
dihaluskan. Pelumatan daging ini bertujuan untuk mempermudah daging lele bercampur
dengan bahan-bahan tambahan yang lain. Penghalusan atau pelumatan daging ikan lele ini
menggunakan mesin penggiling daging. Tujuan penggilingan menurut Garnida et al., (2014)
Bahan tambahan bumbu yang masih berbentuk partikel padatan atau kasar seperti
bawang putih, bawang merah, gula pasir, garam dapur, merica serta bawang bombay yang
telah diiris dan digoreng terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memudahkan bumbu tercampur
7. Pencampuran bahan-bahan
Setelah semua bahan baku dan bahan tambahn sudah dihaluskan, langkah selanjutnya
adalh pencampuran adonan. Untuk pencampuran yang pertama adalah daging dengan bumbu.
Setelah itu dimasukkan wortel dan daun kucai yang telah dipotong kecil-kecil. Penambahan
wortel dan daun kucai bertujuan untuk menambah volume kaki naga sekaligus memperkaya
nilai gizi dari kaki naga. Kemudian ditambahkan telur untuk mengikat adonan agar tidak pecah
Setelah itu ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit guna membuat adonan lebih
kenyal. Pencampuran adonan ini dilakukan menggunakan mesin. Seteleh merata, adonan
dipindahkan ke baskom.
Adonan yang telah merata kemudian dibentuk. Pembentukan otak-otak ini masih
menggunakan tenaga manusia. Sebeleum dibentuk, adonan ditimbang dulu seberat 15 gram
lalu dibentuk. Adonan dibentuk agak melonjong sebagaimana otak-otak pada umumnya.
Caranya, adona dibentuk bulat terlebih dahulu kemudian dipilin dengan kedua telapak tangan
hingga agak melonjong. Pada pemilinan diusahakan tidak terlalu memberi tekanan agar adonan
9. Perebusan
Adonan yang telah dibentuk kemuadian direbus. Perebusan dilakukan pada air mendidih
kurang lebih selama 10-15 menit pada suhu sekitar 70 ºC. otak-otak ikan direbus hingga
matang dengan ciri otak-otak mengapung di permukaan air rebusan dan menjadi lunak.
Perebusan ini bertujuan untuk mematangkan adonan otak-otak dan mempertahankan bentuk
otak-otak. Setelah direbus, otak-otak diangkat dan ditiriskan untuk menghilangkan air dan
Metode perebusan ini sesuai dengan Putra et al., (2015) yang menjelaskan bahwa Suhu
yang digunakan dalam perebusan berkisar antara 60 - 90 °C, lama proses perebusan otak-otak
berkisar antara 10 - 15 menit. Otak-otak ikan direbus hingga matang dengan ciri otak-otak ikan
telah mengapung di permukaan air rebusan dan lunak. Otak-otak ikan yang telah matang
10. Pengemasan
Pengemasan pada otak-otak harus menunggu otak-otak dingin terlebih dahulu. Karena
apabila otak-otak dikemas dalam keadaan panas akan mengeluarkan uap air. Uap air inilah
yang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang akan menurunkan daya simpan
naga sebanyak 150 gram. Setelah itu plastik disealer menggunakan hand sealer. Tujuan
penggunaan sealer adalah agar produk di dalam plastik tidak bersinggungan dengan udara luar
yang akan menyebabkan produk mengalami oksidasi sehingga tidak tahan lama.
Penggunaan label pada otak-otak ikan lele berupa stiker yang dipasang dibagian depan
kemasan plastik yang telah disealer tersebut. Didalam label terdapat keterangan nama produk,
tempat produksi, komposisi bahan, logo halal, PIRT, dinas perikanan dan kelautan dan tanggal
kadaluarsa. Dalam keadaan kemasan yang belum terbuka dan masih baik dapat bertahan
selama 6 bulan.
Tujuan pengemasan selain untuk mencegah terjadinya kontaminasi dari luar juga untuk
menarik konsumen.Disamping itu juga untuk mencegah terjadinya dehidrasi produk akibat
penyimpanan beku. Dehidrasi diakibatkan adanya penarikan kandungan air dari dalam produk
akibat perbedaan kelembaban. Akibat terjadinya penarikan air atau dehidrasi menyebabkan
11. Penyimpanan
Langkah terakhir pada pembuatan otak-otak ikan lele dumbo adalah penyimpanan pada
freezer. otak-otak ikan lele yang telah dikemas, disimpan pad freezer dengan suhu -5 0C.
Tujuan penyimpanan adalah agar daya awet ikan tetap dijaga, di dalam penyimpanan
suhu beku, sehingga produk akhir tidak mengalami pembusukan, dengan penyimpanan beku
mikro organisme jenis psycrophillic dapat dihambat, jenis meso phillis dan thermophillic
sampai 10 CC dan diatas 80pertumbuhan golongan mesophillic dan thermopihllic adalah 10
sampai 80 (Fardiaz,1988). Penyimpanan dengan suhu -18ºC atau lebih rendah,akan tetapi
perkembangan enzym masih berjalan walaupun lambat suhu pertumbuhan enzym berkisar
Kaki naga adalah salah satu jenis olahan dari surimi dengan penambahan tepung dan
bumbu yang dibentuk bulat dan diberi tusuk satai atau batang serai, kemudian dibalurkan pada
tepung panir. Kaki naga merupakan produk popular dan telah diperdagangkan secara
komersial dipasar lokal dengan variasi bahan baku dari ikan maupun ikan. Kaki naga atau
sering juga dikenal dengan istilah drum stick karena lebih mirip stik drum bentuknya (Saimima,
2015).
4.3.2.1 Formulasi Produk Kaki Naga Ikan Lele di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh
Proses pembuatan kaki naga ikan lele di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo dilakukan dengan
berbagai formulasi yang sudah ditentukan pada setiap proses produksi. Formulasi Nugget keju
Tabel 6. Formulasi Produk Kaki Naga Ikan Lele di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo Al-Fadh
No Jenis Bahan Jumlah
1 Daging ikan lele dumbo 1000 gram
2 Tepung tapioka 650 gram
3 Bawang putih 100 gram
4 Bawang merah 35 gram
5 Garam 30 gram
6 Lada 5 gram
7 Telur 1 butir
8 Penyedap rasa 1 bungkus
9 Bawang daun 75 gram
10 Wortel 75 gram
11 Gula pasir 25 gram
12 Tepung terigu 150 gram
13 Tepung panir 500 gram
14 Bawang bombay 1 butir kecil
Proses produksi pembuatan kaki naga ikan dimulai dari penerimaaan bahan bakub
erupa fillet ikan, kemudian dilanjutkan dengan proses penggilingan, pengadukan adonan,
Proses pengolahan kaki naga di Poklahsar KWT Ngudi Mulyo dapat dilihat pada gambar
49.
Persiapan bahan baku
Perncampuran bahan-bahan
Pengukusan
Penyimpanan
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan kaki naga ikan lele adalah ikan lele
dumbo. Pembelian lele dilakukan setiap satu kali dalam seminggu. Ikan lele yang akan
digunakan harus dipuasakan dahulu selama 1 hari di kolam penampungan dengan tujuan untuk
mengosongkan isi perut ikan. Ikan kemudian diangkat dan ditampung di sebuah tong. Didalam
tong ikan diberi es untuk meembuat ikan pingsan sehingga lebih mudah dibunuh. Ikan lele
dimatikan dengan cara mengiris pada bagian kepala dengan pisau sehingga cepat mati.
Setelah mati, kemudian dialkukan penyiangan ikan. Sirip-sirip ikan dipotong lalu
dihilangkan isi perut, insang dan kulitnya. Tujuan dari penyiangan adalah mengurangi
mikroorganisme baik yang bersumber dari lingkungan maupun yang terdapat dalam tubuh ikan
sendiri seperti isi perut, lendir, dan insang yang merupakan tempat kontaminasi. Ditambahkan
oleh Hadiwiyoto (1993), tahapan penyiangan, dilakukan pembuangan isi perut, sisik dan insang,
karena merupakan sumber kontaminasi bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukkan
Ikan yang telah dibersihkan dari sumber kontaminasi selanjutnya dibersihkan dengan air
mengalir. Proses pencucian bertujuan untuk menghilangkan darah dan kotoran serta lendir
yang melekat pada ikan tersebut. Air yang digunakan mengalir dari penampungan air yang
berasal dari sumur bor yang dihubungkan dengan pipa dan dialirkan dengan keran. Air keran
itulah yang digunakan untuk mencuci daging ikan. Pencucian dilakukan minimal 2 kali.
Pencucian sendiri bertujuan untuk membebaskan daging ikan dari bakteri. Menurut Faridz et al.
(2007), tahap pencucian adalah tahap awal dari pengolahan ikan. Penangan dari proses
pencucian ini diawali dengan pencucian air tawar yang relatif belum mengalami perlakuan.
3. Pemfilletan
Badan ikan yang telah dicuci lalu difillet menggunakan pisau. Adapun cara memfillet ikan
dimulai dari sirip punggung ikan menuju ekor ikan secara diagonal. Lalu ikan dibalik dan
dilakukan hal yang sama pada sisi satunya. Perlu berhati-hatii dalam memfillet ikan agar tidak
ada duri yang ikut pada daging mengingat cukup banyak tulang pada ikan lele. Setelah
dipisahkan, daging diproses lebih lanjut untuk pembuatan kaki naga sdangkan tulang biasanya
digunakan sebagai bahan untk pembuatan stick tulang lele. Pemfilletan ini bertujuan
Fillet adalah daging ikan tanpa sisik atau kulit dan tulang yang disebut skinless fillet
(Moeljanto, 1992). Fillet ikan merupakan produk hasil perikanan yang bersifat high perishable
sehingga memerlukan penanganan yang baik dari segi penyimpanan dan penanganan fillet
Daging yang telah bersih dari tulang kemudian dicuci. Hal ini bertujuan untuk
membersihkan darah maupun kotoran yang mungkin melekat pada daging ikan. Hal ini
dikarenakan pada pemfilletan, daging beresentuhan langsung dengan tangan manusi sehingga
dikhawatirkan terdapat kotoran yang menempel pada daging ikan. Melalui tahap pencucian ini
maka sebagian besar bakteri telah terbuang (Murniyati dan Sunarman, 2000). Tahap pencucian
ini sebenarnya mampu mengurangi populasi dari jutaan mikroorganisme sampai ratusan juta
Bahan baku kaki naga berupa fillet daging ikan lele kemudian dilumatkan atau
dihaluskan. Pelumatan daging ini bertujuan untuk mempermudah daging lele bercampur
dengan bahan-bahan tambahan yang lain. Penghalusan atau pelumatan daging ikan lele ini
Bahan tambahan bumbu yang masih berbentuk partikel padatan atau kasar seperti
bawang putih, bawang merah, gula pasir, garam dapur, mericaserta bawang bombay yang telah
diiris dan digoreng terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memudahkan bumbu tercampur
7. Pencampuran bahan
Setelah semua bahan baku dan bahan tambahn sudah dihaluskan, langkah selanjutnya
adalh pencampuran adonan. Untuk pencampuran yang pertama adalah daging dengan bumbu.
Setelah itu dimasukkan wortel dan daun kucai yang telah dipotong kecil-kecil. Penambahan
wortel dan daun kucai bertujuan untuk menambah volume kaki naga sekaligus memperkaya
nilai gizi dari kaki naga. Kemudian ditambahkan telur untuk mengikat adonan agar tidak pecah
Setelah itu ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit guna membuat adonan lebih
kenyal. Pencampuran adonan ini dilakukan menggunakan mesin. Seteleh merata, adonan
dipindahkan ke baskom.
Gambar 55. Pencampuran Bahan-Bahan
Adonan yang telah merata kemudian dibentuk. Pembentukan kaki naga dilakukan
dengan cara membentuk adoan agak lonjong atau mirip paha ayam dan dikepalkan ke stik es
krim. Setelah menyatu dnengan stik es krim, beri tekanan sedikit pada adonan sehingga
adonan menjadi sedikit pipih. Menurut Nuridho dan Basirun (2014), Kaki naga ikan adalah salah
satu produk diversifikasi yang telah diperdagangkan secara komeengan variasi menggunakan
bahan baku udang atau ikan. Produk ini bebentuk bulat lonjong ditusuk sebagai pegangan.
Butter mix dibuat dengan cara mencampurkan tapioka 150 gram dengan terigu 150 gram
dengan sedikit air. Tepung dan air tersebut diaduk hingga merata. Butter mix ini berfungsi untuk
Kaki naga ikan lele yang telah dilumuri butter mix kemudian dilakukan pelumuran tepung
panir. Pelumuran tepung panir ini bertujuan untuk melapisi kaki naga agar terlihat lebih menarik.
Selain itu, tepung panr dapat menciptakan rasa renyah pada kaki naga tersebut setelah
dogoreng.
Mutu olahan kaki naga yang baik adalah ketika tekstur kaki naga yang dihasilkan adalah
kenyal, rasa olahan kaki naga tersebut gurih dan renyah karena adanya proses pelumuran
tepung roti yang memberikan kerenyahan produk, aromanya menunjukkan khas ikan serta
11. Pengukusan
Kaki naga yang telah dilaisi tepung panir kemudian dikukus. Pengukusan ini
menggunakan panci pengukus dengan api sedang. Pengukusan dilakukan kira-kira sema 15
menit hingga matang. Tanda kaki naga matang adalah apabila dipegang kaki naga akan terasa
empuk. Pengukkusan bertujuan untuk mempertahankan bentuk dari kaki naga. Agar air Selesai
dikukus, kaki naga ditiriskan untuk menghilangkan air sisa rebusan dan menurunkan suhu kaki
naga. Menurut Sipayung et al., (2014), pengukusan (steaming) merupakan salah satu metode
pemasakan yang menggunakan panas. Pemasakan dengan metode ini dapat mempertahankan
cita rasa alami dari bahan makanan dengan terjadinya perpindahan panas secara konveksi
12. Pengemasan
Pengemasan pada kaki harus menunggu kaki naga dingin terlebih dahulu. Karena
apabila bila kaki naga dikemas dalam keadaan panas akan mengeluarkan uap air. Uap air inilah
yang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang akan menurunkan daya simpan
naga sebanyak 150 gram. Setelah itu plastik disealer menggunakan hand sealer. Tujuan
penggunaan sealer adalah agar produk di dalam plastik tidak bersinggungan dengan udara luar
yang akan menyebabkan produk mengalami oksidasi sehingga tidak tahan lama.
Penggunaan label pada kaki naga ikan lele berupa stiker yang dipasang dibagian depan
kemasan plastik yang telah disealer tersebut. Didalam label terdapat keterangan nama produk,
tempat produksi, komposisi bahan, logo halal, PIRT, dinas perikanan dan kelautan dan tanggal
kadaluarsa. Dalam keadaan kemasan yang belum terbuka dan masih baik dapat bertahan
selama 6 bulan.
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi lingkungan yang tepat
bagi bahan pangan (Buckle et al, 1987). Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan, atau pengepakan yang memegang peranan penting dalam pengawetan dan
pengolahan bahan hasil perikanan seperti ikan, udang, kerang-kerangan dan kepiting.
Pengemasan bahan pangan termasuk hasil perikanan tidak dapat memperbaiki mutu, tetapi
13. Penyimpanan
Langkah terakhir pada pembuatan kaki naga ikan lele dumbo adalah penyimpanan pada
freezer. Kaki naga ikan lele yang telah dikemas, disimpan pad freezer dengan suhu -5 0C.
Menurut Supardi dan Sukamto (1999) proses pembusukan ikan oleh bakteri dan fungi
dapat dihambat dengan penyimpanan ikan pada suhu 0°C atau lebih rendah lagi. Fungi
memiliki aktivitas air (aw) pada 0,87-0,80. Penyimpanan pada suhu dingin dapat
mempertahankan mutu (jangka pendek atau beberapa hari) dan apabila disimpan pada suhu
beku dapat bertahan dalam jangka waktu sampai selama satu tahun. Penyimpanan dengan
suhu dingin dan beku juga dapat menghancurkan mikroba-mikroba pembusuk. Pada suhu
dingin dan beku, terjadi kenaikan konsentrasi padatan intraseluler sehingga mengakibatkan
perubahan fisik dan kimia sel-sel bakteri dan fungi penyebab busuk (Khomsan 2004).
Gambar 61. Penyimpanan