0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan10 halaman
Ikan gabus merupakan sumber protein yang baik karena mengandung protein lebih tinggi daripada ikan air tawar lainnya. Ikan gabus juga kaya akan zat gizi penting seperti mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Protein ikan gabus berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial dan nonesensial dalam jumlah yang seimbang.
Ikan gabus merupakan sumber protein yang baik karena mengandung protein lebih tinggi daripada ikan air tawar lainnya. Ikan gabus juga kaya akan zat gizi penting seperti mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Protein ikan gabus berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial dan nonesensial dalam jumlah yang seimbang.
Ikan gabus merupakan sumber protein yang baik karena mengandung protein lebih tinggi daripada ikan air tawar lainnya. Ikan gabus juga kaya akan zat gizi penting seperti mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Protein ikan gabus berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial dan nonesensial dalam jumlah yang seimbang.
Ikan gabus merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar Indonesia yang memiliki kandungan protein tinggi (Moedjiharto, 2007). Ikan Gabus (Channa striata) merupakan jenis ikan air tawar dari genus Channa yang bernilai ekonomis yang sudah lama dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi (Jangkaru, 1999). Ikan gabus disebut snakehead atau ikan kepala ular karena memiliki kepala besar dan agak gepeng, mulut besar dengan gigi-gigi besar dan tajam serta memiliki sisik besar diatas kepalanya. Tubuhnya berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh berwarna putih, mulai dari dagu sampai ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret coret) yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan disekitarnya (Ardianto, 2015). Ikan gabus dapat hidup pada daerah perairan tawar atau sungai, perairan payau, serta rawa-rawa. Ikan gabus termasuk kedalam kelompok ikan karnivora yang buas dan agresif (Chaoesare, 1981 dalam Anuwar, 2010).
Gambar 1. Ikan Gabus
Menurut Ardianto (2015), klasifikasi ikan gabus (Channa striata) adalah
sebagai berikut. Kingdom : Animalia Filum : Chordata Subilum : Vertebrata Superclas : Pisces Class : Actinopterygii Superordo : Teleostei Ordo : Perciformes Subordo : Channoidae Family : Channidae Genus : Channa Species : Channastriata Tabel 1. Perbedaan organoleptis ikan gabus betina dan jantan Variabel Induk Betina Induk Jantan Kepala Membulat Lonjong Badan Tebal membulat Tidak membulat Warna tubuh Lebih terang Lebih gelap Alat genital Berwarna merah Berwarna kemerahan Perut Membesar kearah anus Ramping Bila perut diraba Terasa lunak Biasa Bila perut dipijat Tidak mengeluarkan Mengeluarkan cairan sesuatu putih Gerakan Lamban Lincah dan garang
2.2 Komposisi dalam Ikan Gabus
Ikan gabus mengandung gizi yang tinggi, yaitu 70% protein dan 21% albumin, asam amino yang lengkap serta mikronutrien zink, selenium dan iron) (Fadli, 2010). Menurut Dirjen Perikanan (1996), komposisi gizi ikan gabus dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Komposisi Kandungan Ikan Gabus Komposisi Jumlah (%) Air 77,40 Protein 19,30 Lemak 1,30 Karbohidrat 1,00 Mineral 1,00 Sumber: Dirjen Perikanan (1996) Dalam bukunya Ansar (2010) menyatakan bahwa dalam 100 gram ikan gabus terkandung energi 74 kkal, lemak 1,7 gram, kalsium 62 mg, phospor 176 mg, besi 0,9 mg. Tabel 3. Kandungan zat gizi ikan gabus tiap 100 gram ikan gabus segar Kandungan Zat Gizi Satuan Jumlah Energi kkal 74,00 Protein g 25,20 Lemak g 1,70 Karbohidrat g 0,00 Kalsium mg 62,00 Fosfor mg 176,00 Fe mg 0,90 Vitamin A SI 150 Vitamin B1 mg 0,04 Viitamin C mg 0,0 Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, 2005
2.3 Protein dalam Ikan Gabus
Ikan gabus kaya akan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, terutama protein. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh (Almatsier, 2004). Protein dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, mengatur proses metabolisme tubuh serta menyediakan energi bagi tubuh. Protein harus terdapat dalam jumlah yang sesuai agar diperoleh gizi yang cukup (Astawan, 2007). Menurut Suwandi et al, (2014) kandungan protein yang diperoleh pada ikan gabus dengan jenis kelamin yang berbeda tidak menunjukkan nilai yang besar. Kadar abu yang terkandung dalam daging ikan gabus dipengaruhi oleh kandungan mineral yang terdapat pada habitat hidup dari ikan gabus tersebut. Ikan gabus diketahui mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya. Kadar protein ikan gabus mencapai 25,5%, lebih tinggi dibandingkan protein ikan bandeng (20,0%), ikan emas (16,05%), ikan kakap (20,0%), maupun ikan sarden (21,1%). Kadar albumin ikan gabus bisa mencapai 6,22% (Carvalo, 1998; Nugroho, 2013). Ikan gabus juga mengandung albumin yang tidak dimiliki oleh ikan lainnya seperti ikan lele, ikan gurami, ikan nila, ikan mas dan sebagainya. Albumin adalah protein yang dapat larut air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Ikan gabus mempunyai kandungan albumin sebesar 62,24 g/kg. Kandungan asam amino esensial dan asam amino nonesensial pada ikan gabus memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari telur (Yuniarti dkk, 2012). Kadar protein yang dimiliki ikan gabus kering dapat dihitung dari setiap gram bagian yang dapat dimakan (BDD) ikan tersebut. Setiap 100 gram BDD ikan gabus kering mengandung protein sebesar 58 gram, yang berarti lebih tinggi kadar proteinnya daripada jenis ikan lainnya. Perbandingan komposisi protein ikan gabus segar dan kering dengan beberapa ikan air tawa lainnya ditampilkan dalam tabel berikut ini. Tabel 5. Perbandingan kadar protein ikan gabus segar dengan beberapa ikan air tawar lainnya per 100 gram bagian yang dapat dimakan No Nama bahan (Ikan segar) Protein (gram) 1 Gabus 25,2 2 Ikan belida 16,5 3 Ikan mas 16 4 Ikan mujahir 18,7 5 Ikan lele pencok 7,8 6 Ikan seluang 10 Sumber: DKBM 2005 Tabel 6. Perbandingan kadar protein ikan gabus kering dengan ikan air tawar lainnya per 100 gram bagian yang dapat dimakan No Nama bahan (Ikan Kering) Protein (gram) 1 Gabus 58 2 Ikan teri 33,4 3 Ikan asin kering 42 Sumber: DKBM 2005 Saat ini ikan gabus menjadi alternatif sumber protein dalam asupan makanan. Kandungan nutrisi dalam ikan gabus dapat dilihat pada tabel berikut (Asfar dkk, 2014); Tabel 7. Kandungan nutrisi ikan gabus (Channa striata) Kandungan Satuan Kadar Protein Persen (%) 13, 9 Asam Amino Phenylalanine g/100AA 4.734 Isoleucine g/100AA 5.032 Leucine g/100AA 8.490 Methionine g/100AA 3.318 Valine g/100AA 5.128 Threonine g/100AA 5.039 Lysine g/100AA 9.072 Histidine g/100AA 2.857 Aspartic g/100AA 9.571 Glutamic g/100AA 14.153 Alanine g/100AA 5.871 Proline g/100AA 3.618 Arginine g/100AA 8.675 Serine g/100AA 4.642 Gylicine g/100AA 4.815 Cyysteine g/100AA 0.930 Tyrosine g/100AA 4.100 Lemak Persen (%) 5.9 Asam Lemak (AL) % dari total AL 30.39
2.4 Manfaat Ikan Gabus
Ikan gabus kaya akan kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, terutama protein. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh (Almatsier, 2004). Protein dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, mengatur proses metabolisme tubuh serta menyediakan energi bagi tubuh. Ditambahkan oleh Astawan (2007), protein harus terdapat dalam jumlah yang sesuai agar diperoleh gizi yang cukup. Selain protein yang cukup tinggi, Mustafa et al. (2013), dalam penelitiannya menemukan ikan gabus mengandung Cu, Fe, Ca dan Zn. Protein memiliki fungsi yang sangat penting dalam tubuh manusia (Sediaoetama, 2004), yaitu : 1. Protein sebagai zat pembangun 2. Untuk fungsi pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan 3. Menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai. 4. Mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik yang datang dari luar yang masuk ke tubuh. 5. Mengatur proses-proses metabolisme tubuh dalam bentuk enzim dan hormone. 6. Sebagai salah satu sumber energy bersama-sama dengan karbohidrat dan lemak. 7. Dalam bentuk kromosom, protein berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen. Kanetro (2009) menyatakan bahwa mutu protein dari suatu bahan pangan ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya. Protein bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino dalam proporsi yang sesuai untuk pertumbuhan. Terdapat 15 jenis asam amino yang ditemukan pada protein ikan gabus, yang meliputi 9 jenis asam amino esensial yaitu histidin, treonin, arginin, metionin, valin, fenilalanin, isoleusin, leusin, dan lisin. Dahlan et al. (2010) menyatakan bahwa ikan gabus juga memiliki kandungan asam amino yang lengkap seperti fenilalanin, isoleusin, leusin, metionin, valin, arginin, glisin, alanin, prolin, serin, sistein, tirosin, treonin, histidin, lisin, glutamat dan asam aspartat. Zuraini et al. (2005) menyatakan bahwa asam amino tersebut merupakan komponen penyusun protein memiliki potensi sebagai sumber biofarmaka. Protein pada ikan gabus memiliki potensi untuk dijadikan sumber biofarmaka. Tawali et al. (2012) menyatakan bahwa potensi protein ikan gabus dapat mempercepat penyembuhan penyakit infeksi dan peningkatan kadar albumin penderita hipoalbuminemia dan anti inflamasi. Ghassem et al. (2011) menyatakan bahwa hidrolisat protein myofibril ikan gabus memiliki kandungan peptida yang digunakan sebagai antihipertensi. Mustafa et al. (2012) menyatakan bahwa protein dan mineral seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan besi (Fe) yang terkandung dalam ikan gabus juga mendukung aktivitas antioksidan. Protein ikan gabus diduga mempunyai aktivitas penghambatan terhadap ACE yang digunakan untuk menghambat terjadinya hipertensi. Pendugaan tersebut didukung oleh hasil penelitian Nahariah et al. (2014) yang menunjukkan protein albumin pada putih telur memiliki potensi sebagai antihipertensi. Aktivitas antihipertensi pada protein albumin pada putih telur tersebut adalah 13,55% pada telur ayam kampung, telur itik 12,77% dan telur ayam ras petelur 7,23%. Ikan gabus merupakan sumber albumin yang potensial. Albumin merupakan bagian dari protein yang sangat penting untuk tubuh. Albumin berada dalam darah dan berfungsi mengatur keseimbangan air dalam sel, memberikan gizi pada sel, dan mengeluarkan produk buangan. Selain itu albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan cairan dalam tubuh (Harianti, 2011). Menurut Ulandari et al. (2011), ikan gabus memiliki manfaat antara lain meningkatkan kadar albumin dan daya tahan tubuh, mempercepat proses penyembuhan luka dalam atau luka luar. Selanjutnya dijelaskan oleh Suprayitno (2003), bahwa ikan gabus jenis C. striata sangat kaya akan sumber albumin, salah satu jenis protein penting yang diperlukan tubuh manusia setiap hari. Sumber albumin ikan gabus sangat baik digunakan bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan penyembuhan luka pasca operasi maupun luka bakar. Para praktisi kesehatan telah memanfaatkan ekstrak ikan gabus sebagai makanan tambahan (menu ekstra) untuk penderita terindikasi hipoalbuminemia, luka bakar, dan diet setelah operasi. Dari berbagai studi kasus dan penelitian diketahui bahwa ekstra ikan gabus secara nyata dapat meningkatkan kadar albumin pada kasus-kasus albuminemia dan mempercepat proses penyembuhan luka pada kasus pasca operasi (Nugroho, 2013). Tabel 8. Kadar asam amino dalam albumin yang terdapat 100 gram BDD ikan gabus. No Jenis Asam Amino Albumin Ikan Gabus (%) 1 Fenialanin 7,5 2 Isoleusin 8,34 3 Leusin 14,98 4 Metionin 0,81 5 Valin 8,66 6 Treonin 8,34 7 Lisin 17,02 8 Histidin 4,16 9 Asam Aspartat 17,02 10 Asam Glutamate 30,93 11 Alanin 10,07 12 Prolin 5,19 13 Serin 11,02 14 Glisin 6,99 15 Sistein 0,16 16 Tirosin 7,49 Sumber: Suprayitno, 2003 Dari tabel diketahui bahwa asam amino terkandung dalam albumin ikan gabus yang paling tinggi komposisinya adalah asam glutamate yaitu sebesar 30,93 gram yang kedua adalah lysine dan asam aspartat yaitu sebesar 17,02 gram sedangkan asam amino yang terendah adalah sistein yaitu sebesar 0,16 gram. Lisin merupakan 1 dari 10 asam amino essensial yang tidak dapat disintesis dalam jumlah cukup dalam tubuh sehingga harus diperoleh dalam asupan makanan sedangkan asam glutamate, asam aspartat dan sistein merupakan asam amino essensial (Guyton, 2008). Dechii (2010) menjelaskan bahwa lisin berfungsi memperkuat sistem sirkulasi dan mempertahankan pertumbuhan sel- sel normal. Kekurangannya menyebabkan mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan terhambat dan kelainan reproduksi. Asam glutamate merupakan bahan bakar utama sel-sel otak bersama glukosa dan menstabilkan kesehatan mental. Asam aspartat fungsinya sebagai pembangkit neurotransmisi di otak dan saraf otak. Aspartat juga berperan dalam daya tahan terhadap lelah. Membantu perubahan karbohidrat menjadi energi sel. Melindungi hati dengan membantu mengeluarkan ammonia berlebihan dari tubuh.
2.5 Pengolahan Ikan Gabus
Ikan termasuk dalam kategori makanan yang cepat busuk sehingga nilai mutu kesegaran merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan. Hal ini disebabkan karena daging ikan merupakan substrat kehidupan yang baik bagi pertumbuhan mikroba (Hasanal, 2017). Masa penyimpanan spesies ikan gabus sangat terbatas (< 1 hari), sehingga dibutuhkan teknik pengawetan tertentu untuk menunda proses pembusukan oleh bakteri dekomposer. Berbagai teknik pengawetan dapat dilakukan antara lain dengan cara penggaraman maupun pengasapan (Hasanal, 2017). Penggaraman yang masih tradisional hanya dikerjakan dengan cara menaburkan kristal garam pada permukaan ikan atau campuran antara kristal garam dan larutan garam. Sedangkan pada penggaraman yang sudah maju digunakan alat yang dapat memasukkan larutan garam ke dalam daging ikan. Cara penggaraman dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu metode penggaraman kering dan metode penggaraman basah (Muchtadi dan Sugiyono, 2013). Pengasapan adalah salah satu teknik pengawetan makanan, terutama daging dan ikan. Bahan pangan diasapi dengan panas dan asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu dan tidak diletakkan dekat dengan api agar tidak terpanggang atau terbakar (Suryanto, 2009). Melihat kandungan ikan gabus dan manfaatnya, ikan gabus sangat berpotensi diolah menjadi produk olahan dan pengolahan ikan gabus sebagai makanan kesehatan. Produk olahan ikan gabus berupa abon, biskuit, amplang, nugget, otak-otak, bakso, dan empek-empek ikan gabus. Pengolahan ikan gabus dapat berupa masakan Pallu Kacci (bugis-makassar), Pakumpe (Makassar) Nasu Parape (Bugis), Woku (Gorontalo) dan Pepes Ikan Gabus dan lain-lain (Asfar dkk, 2014). Ikan gabus dengan kandungannya yang lengkap dan bermanfaat bagi tubuh tersebut, harus dilakukan penanganan dan pengolahan yang tepat agar dapat diperoleh manfaatnya. Pengolahan ikan gabus dalam bentuk konsentrat protein akan memberikan kemudahan konsumsi orang yang tidak menyukai mengkomsumsi ikan gabus segar. Namun, pengolahan dalam bentuk konsentrat protein menyebabkan hilangnya atau berkurangnya beberapa kandungan penting lainnya seperti asam lemak dan mineral. Sehingga, akan lebih baik apabila dapat mengolah dan mengkomsumsi ikan gabus dalam bentuk segar bukan dalam bentuk konsentrat atau kapsulnya (Asfar dkk, 2014). Pemanfaatan ikan gabus yang lebih optimal yaitu dengan cara pembuatan tepung ikan gabus sebagai makanan tambahan (Food Suplement) dan salah satu sumber pangan fungsional. Untuk membuat tepung ikan gabus dapat digunakan tiga metode yaitu dengan perebusan, pengukusan, dan pengukusan serta ekstraksi lemak (Fatmawati, 2014).