I. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki potensi sumber daya ikan yang sangat besar, tetapi
kebutuhan akan protein hewani bagi masyarakat. Ikan sebagai sumber protein
hewani dapat dimanfaatkan dalam bentuk ikan maupun sudah diolah kedalam
bentuk lain. Semakin banyak produk olahan hasil perikanan yang dapat
Siomay adalah nama lain dari bakso ikan yang terbuat dari campuran
daging ikan yang ditumbuk atau digiling halus dengan tepung tapioka. Jika
dilihat dari namanya siomay diduga berasal dari Cina, makanan ini merupakan
dan populer di daerah Bandung, Jawa Barat (Muthohar dan Isna, 2004).
Untuk bahan baku pembuatan siomay adalah ikan gabus (Channa striata)
dilihat dari kandungan gizinya ikan gabus sangat baik, keunggulan adalah
membantu jaringan sel baru. Ikan ini juga sangat mudah di temukan di
perairan umum sehingga tidak menjadi kendala untuk bahan baku pembuatan
siomay.
oleh siapa saja, dilihat dari pasarnya, usaha pengolahan siomay tampil sebagai
sosok bisnis yang menarik. Pasar dalam negeri pun cukup besar, bahkan
2001).
mempopulerkan siomay yang berasal dari bahan baku ikan gabus (Channa
Kingdom : Animalia
Phlum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Labyrinthici
Family : Channidae
Genus : Channa
Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai dan saluran air hingga sawah-sawah.
(Sumatra, Jawa dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus
Ikan gabus memiliki ciri bentuk tubuh silindris dan bagian belakang
kepala menyerupai ular sehingga dinamai (snakehead), sisi atas tubuh dari
kepala hingga ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan, terdapat
dua buah garis hitam yang sejajar membujur disepanjang sisi tubuhnya. Ikan
gabus tergolong ikan karnivora yaitu pemakan daging memiliki mulut besar
dengan gigi-gigi besar dan tajam. Ikan gabus hidup diperairan tawar hingga
payau, ikan ini mampu hidup di daerah yang minim oksigen ini dikarenakan
ikan gabus memiliki alat pernapas tambahan yaitu labirin (Djuhanda, 1981).
Dilihat dari kandungan gizinya ikan gabus tidak kalah dengan ikan air
tawar lainya yang cukup popular seperti : ikan mas, patin, nila dan bahan
pangan lainya. Keunggulan ikan gabus adalah kandungan protein yang cukup
tinggi. Keunggulan protein lainya adalah kaya akan albumin, jenis protein
didalam tubuh sangat penting yaitu membantu jaringan sel baru. Nilai cerna
protein ikan juga sangat baik yaitu mencapai lebih dari 90%. Komposisi dari
daging ikan gabus adalah protein 15-24%, lemak 0,1-22%, karbohidrat 1-3%,
2.2. Siomay
5
Asal mula siomay tidak diketahui dengan jelas. Jika dilihat dari
namanya, siomay diduga berasal dari Cina. Awalnya, makanan ini merupakan
dan populer di daerah Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, jajanan ini menyebar
Siomay ikan yang terbuat dari campuran daging ikan yang dihaluskan
tercampur rata dibentuk bulat dan dikukus. Semua jenis ikan dapat digunakan
sebagai bahan baku siomay, tetapi ikan yang paling baik untuk digunakan
kembang kol, pare, telur atau bahan lain yang sesuai dengan selera. Semua
2004).
Gambar 2. Siomay
6
Tepung tapioka atau yang dikenal dengan tepung kanji adalah tepung
yang diperoleh dari ubi kayu (Manihot sp) segar yang telah melalui proses
(Herman, 1968).
cadangan energi dalam bentuk karbohidrat. Singkong dapat pula diparut dan
yang termasuk golongan karbohidrat adalah pati, seperti yang terdapat pada
tepung tapioka. Yang termasuk golongan karbohidrat adalah pati, seperti yang
pada ubi kayu. Dalam tepung tapioka selain pati sebagai karbohidrat juga
terdapat protein dan lemak yang relatif sedikit jumlahnya. Penambahan pati
akhir, mengikat air, memberi wana, dan membentuk tekstur. Pati juga
oleh pati maupun protein. Secara singkat sifat fisika-kimia pati tapioka dapat
berumur kurang lebih satu tahun, karena serat zat kayunya masih sedikit tapi
kadar patinya masih banyak. Daya ikat tapioka yang tinggi diperoleh dengan
(Margono et al., 1993). Komposisi tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut :
8
Tepung maizena dalam pembuatan sosis jamur tiram berfungsi ganda sebagai
bahan pengikat atau bahan pengisi. Menurut Tanikawa dan Motohiro (1985),
serta untuk memantapkan bentuk dan rupa Winarno, (1986). Bahan yang
mempunyai sifat antara lain, tidak mengandung zat-zat esensial didalam bahan
merah, bawang putih, merica dan air. Garam berfungsi sebagai penyedap rasa
dalam kadar yang tinggi dapat mengubah cita rasa makanan menjadi asam.
a. Garam
dapat melarutkan protein, memberikan cita rasa yang sangat disukai, dan
sebagai zat pengawet antibiotik. Bawang putih mempunyai bau khas dan tajam
membentuk rasa dan aroma yang khas yaitu pedas dan sedikit pahit, karena
adanya zat metil allien disulfida yang ber fungsi untuk mencegah atau
esensial yang baik untuk kesehatan tubuh dan berfungsi sebagai penyedap
atsiri dapat menimbulkan aroma yang khas dan memberikan cita rasa yang
sebagai pengawet karena sifatnya yang bakterisida dan fungsida untuk bakteri
d. Lada
dalam pengolahan makanan (Oktariza, 1988). Lada sering ditambah pada saat
memasak ikan atau daging. Lada mempunyai perana dalam dehidrasi sehinga
pangan.
e. Telur
yang telah dibuahi menjadi seekor anak ayam. Struktur fisik telur dapat dibagi
menjadi tiga bagian utama berturut-turut dari yang paling luar sampai yang
paling dalam adalah kerebang telur (egg shell),putih telur (albumin), dan
kuning telur (yolk) (Buckle et al., 1985). Pada dasarnya struktur telur terdiri
atas sel hidup yang dikelilingi oleh kuning telur sebagai cadangan makanan
1963).
mengandung protein dan lemak, telur juga mengandung semua vitamin kecuali
lengkap pada telur tidak dapat disamai oleh bahan makanan tunggal lainya,
13
kecuali susu. Mineral yang terkandung di dalam telur di antaranya besi, fosfor,
mempunyai citra rasa yang nyata, yaitu campuran manis dan asin yang terasa
enak di mulut, fungsi untuk meningkatkan rasa yang diinginkan (Syarif dan
Irawati, 1986).
g. Kulit pangsit
Kulit pangsit adalah yang dibuat dari adonan tepung terigu, air, dan
Setelah bisa dibuat sendiri, kulit pangsit bisa dibeli dalam kemasan berisi 10
a. Kadar air
Kadar air adalah presentase kandungan air suatu bahan dapat dikatakan
berdasarkan berat basah atau berat kering (Syarif dan Halid, 1995). Menurut
Wiryadi, (2007), kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan yang diyatakan dalam persen. Kadar air juga salah satu karakteristik
yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air dalam bahan
pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut,
kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya baktei, kapang, dan khamir
untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan.
media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri pembusuk terutama dari jenis
bakteri Protiase. Dengan mengurangi kadar air, di dalam tubuh ikan maka
(Ulfa Nazmi,2009).
Kadar Air = (A – B)
X 100%
Berat Sampel
b. Protein
semua mahluk hidup. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, dan
Umumnya protein dari bahan pangan hewani lebih tinggi mutunya dari
protein nabati. Bahan pangan hewani itu karena mutunya lebih aman dapat
dimakan tersendiri. Hanya pada umumnya bahan pangan hewani lebih mahal
harganya dari bahan pangan nabati. Ikan sebagai bahan makanan protein yang
protein ikan lebih tinggi dari daging sapi, ayam dan lain sebagainya. Karena
daging ikan mempunyai serat-serat protein yang lebih pendek dari pada serat-
(AOAC,2000)
bewarna hitam.
150 ml (dan ditensi dengan indikator metile red dan penolptalien ) dan
c. Lemak
antara gliserol, dan asam lemak pada tubuh ikan. Lemak berfungsi sebagai
adalah bentuk utama dari cadangan energi di tubuh hewan. Adiposit atau sel
kimia ikan.html)
(AOAC,2000)
sebanyak (A).
Kadar Lemak = (A – B)
X 100%
Berat Contoh
18
d. Karbohidrat
lemak menghasilkan energi lebih besar. Hal ini, disebabkan sumber bahan
kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.
Karbohidrat termasuk penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul
organik, yaitu molekul yang mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan
jumpai pada otot dan hati dan karbohirat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai
di dalam susu.
500 ml.
19
pendingin tegak.
larutan luff (dengan pipet) dan beberapa butir baut didih serta 15 ml air
suling.
% perlahan-perlahan .
serta dengan terus yang tereduksi. Kemudian lihat dalam daftar Luff
dipergunakan.
20
Kadar Glukosa = W1 x fp
X 100%
W
Dimana :
fp = faktor pengenceran
21
konsumen terhadap hasil yang kita olah. Faktor yang menetukan dalam uji
organoleptik yaitu seperti aroma, rasa, tekstur dan warna yang sangat erat
a. Warna
Warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak
diproses maupun bagi yang manufaktur. Bersama-sama dengan bau, rasa dan
b. Tekstur
Tekstur adalah sifat bahan yang diterima dengan indra peraba, tekstur
merupakan segi penting dari mutu makanan, kadang-kadang lebih penting dari
pada rasa, bau dan warna. Bahan tekstur mempengaruhi citra produk itu. Ciri
(Winarno, 1980).
22
c. Aroma
indra pambau. Untuk dapat menghasilkan bau, zat-zat bau yang dapat
d. Rasa
bukan suatu tanggapan melainkan campuran dari tanggapan, cicipan, bau dan
dari bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2016, sejak masa persiapan
uji kimia (uji kadar air, protein, lemak dan karbohidrat) akan dilaksanakan di
berikut :
a. Ikan gabus
f. Dinginkan
26
g. Siomay
Ikan Gabus
Dinginkan
Siomay
(Srigandono, 1981).
Xij = µ + αi + ∑𝑠ij
Keterangan :
∑𝑠ij = Error penyimpangan yang timbul secara acak yang dialami oleh
3.5. Hipotesis
Uji kimia meliputi uji kadar air, uji kadar protein, uji kadar lemak dan
lakukan sebanyak 15 (lima belas) orang panelis, dan untuk uji rasa
Hasil analisis data terhadap uji kimia dan uji organoleptik merupakan
PERLAKUAN
ULANGAN TOTAL
A B C D
I A1 B1 C1 D1 U1
II A2 B2 C2 D2 U2
III A3 B3 C3 D3 U3
TOTAL TA TB TC TD T
RATA-RATA RA RB RC RD R
30
Keterangan :
(Kontrol)
U = Ulangan
T = Jumlah / Total
R = Rata-rata
atau menolak pengujian normalitas atau ada tindaknya suatu distribusi data
Sumber F F Tabel
DB JK KT
Keragaman Hitung 5% 1%
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
t = Perlakuan
n = Ulangan
Jika F hitung < tabel 5 % berarti antara perlakuan tidak berbeda nyata,
Ho diterima dan H1.. ditolak. Jika F hitung > 1 % berarti antara perlakuan
perhitungan diperoleh F hitung > F tabel (5 %,1 %) maka lanjutkan dengan uji
lanjutan.
sebagai berikut :
X2 = {(n1 – n2) – 1 }2
n1 + n2
4.1 Hasil
(Channa striata) dalam penelitian ini meliputi uji kimia : uji kadar air, uji
kadar protein, uji kadar lemak dan uji kadar karbohidrat. Sedangkan untuk uji
Berikut adalah hasil rata-rata uji kimia dan organoleptik siomay ikan
Parameter
4.2 Pembahasan
A. Uji Kimia
Uji kimia yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengujian kadar
air, kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar lemak untuk mengetahui nilai
gizi ( kimia ) yang terkandung pada siomay ikan gabus pada masing-masing
perlakuan.
a. Kadar Air
Kadar air memiliki peranan yang penting dalam menentukan daya awet
Susanto,2015)
Hasil analisa secara kimiawi terhadap kadar air siomay ikan gabus
62.6
62.4
62.2
62 rata-rata
61.8
61.6
61.4
perlakuan A perlakuan B perlakuan C perlakuan D
62,4 61,92 62,5 62,7
Dari hasil analisis rata-rata kadar air, maka diperolehkan nilai rata-rata
perlakuan A dengan nilai 62,55 dan nilai rata-rata yang rendah adalah pada
Selanjutnya data hasil uji kadar air tersebut diuji normalitas dapat
dilihat pada lampiran 2. Dan uji homogenitas Levene dapat dilihat pada
lampiran 3.
keragaman tersebut diperoleh Fhit (2,050) < Ftab 5% (4,07) dan Fhit (2,050) <
b. Kadar protein
Protein adalah sumber asam amino, baik esensial maupun non esensial
(Winarno, 1980 dalam kusuma, 2013). Kadar protein dalam suatu bahan
pangan akan menentukan mutu bahan pangan itu sendiri (Winarno, 1980
Hasil analisis secara kimiawi terhadap kadar protein siomay ikan gabus
pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 10. Di lampiran 18.
30
25
20
15 rata-rata
10
0
perlakuan A perlakuan B perlakuan C perlakuan D
9,81 8,80 11,0 28,8
Dari hasil analisis rata-rata kadar air, maka diperoleh nilai rata-rata dari
yaitu 8,8.
38
Selanjutnya data hasil uji kadar protein tersebut diuji normalitas dapat
diliha pada lampiran 5. Dan uji homogenitas Levene dapat dilihat pada
lampiran 6.
2,917 sehingga Flevene (2,917) < Ftab 5% (4,07) dan Ftab 1% (7,59) maka H0
keragaman tersebut diperoleh Fhit (53,409) > Ftab 5% (4,07) dan Fhit (53,409)
> Ftab 1% (7,59) sehingga tolak H0, maka berbeda sangat nyata
Karena hasil analisis keragaman kadar air berbeda sangat nyata, maka
menghasilkan nilai < 5% perhit ungan uji lanjutan dapat dilihat pada lampiran
8.
Dilihat dari hasil uji BNJ atau Tukey diperoleh hasil bahwa perlakuan
c. Kadar Karbohidrat
organisme dalam berbagai bentuk. Pada hewan gula utama adalah glukosa dan
gabus pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 11. Di lampiran
19.
Dari hasil analisis nilai rata-rata karbohidrat, nilai yang tertinggi adalah
nilai 23.0 kemudian perlakuan C dengan nilai 21.52 dan nilai terendah pada
dapat dilihat pada lampiran 9. Dan uji homogenitas Levene dapat dilihat pada
lampiran 10.
2,854 sehingga Flevene (2,854) <Ftab 5% (4,07) dan Ftab 1% (7,59) maka H0
(ANOVA). Hasil analisis tersebut dapat dilihat lampiran 11. Dari analisis
keragaman tersebut diperoleh Fhit (20,308) > Ftab 5%(4,07) dan Fhit (7,59) >
nyata, maka uji lanjutan yang digunakan adalah BNJ, karena Koefisien
karbohidrat tertinggi.
d. Kadar Lemak
tetengikan yang terjadi karena aktivitas enzim yang kontak dengan udara dan
41
air. Lemak tidak mudah digunakan secara langsung oleh mikroba jika
dibandingkan protein dan air, namun khamir dan bakteri dapat kebutuhan
karbon anaerob pada media yang mengandung lemak yang mengubah lemak
Hasil analisis secara kimiawi terhadap kadar lemak siomay ikan gabus
pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 12. Di lampiran 20.
1.9
1.85
1.8
rata-rata
1.75
1.7
1.65
perlakuan A perlakuan B perlakuan C perlakuan D
1,76 1,84 1,89 1,93
Dari hasil analisis nilai rata-rata kadar lemak, nilai rata-rata tertinggi
dengan nilai 1.89 kemudian perlakuan B dengan nilai 1.84 dan nilai rata-rata
Selanjutnya data hasil uji kadar lemak tersebut diuji normalitas dapat
dilihat pada lampiran 13. Dan uji homogenitas Levene dapat dilihat pada
lampiran 14.
42
1,187 sehingga Flevene (1,187) < Ftab 5% (4,07) dan Ftab 1% (7,59) maka H0
(ANOVA). Hasil analisis tersebut dapat dilihat lampiran 15. Dari analisis
keragaman tersebut diperoleh Fhit (5,010) > Ftab 5% (4,07) dan Fhit (5,010) <
nyata, maka uji lanjutan yang digunakan adalah BNJ, karena Koefisien
lemak pada tepung maizena lebih tinggi dari pada tepung tapioka, sehingga
semakin banyak tepung maizena yang digunakan, semakin tinggi kadar lemak
tekstur, aroma dan rasa. Uji organoleptik ini bertujuan untuk mengetahui
Dari hasil uji organoleptik siomay ikan gabus diperoleh nilai rata-rata
tertinggi untuk warna adalah perlakuan D dengan nilai 6,33 dengan keterangan
suka dan sangat suka, nilai tekstur pada perlakuan D yaitu dengan nilai 6,33
dengan keterangan suka dan sangat suka, nilai aroma pada perlakuan D
penilaian rasa, nilai tertinggi adalah pada perlakuan D dengan nilai 6,53
a. Warna
warna memiliki arti dan peranan yang sangat penting pada makanan, diantara
peranan itu adalah sebagai daya tarik, tanda pengenalan dan atribut mutu.
Warna merupakan sifat produk yang dipandang sebagai sifat fisik dan sifat
organoleptik.
dengan nilai 6,2 dengan keterangan suka dan sangat suka dan nilai rata-rata
terendah dengan perlakuan A dan C dengan nilai 6,13 dengan keterangan suka
Dilihat dari hasil uji tanda, diperoleh hasil bahwa antar perlakuan telah
tertinggi. Hal ini disebabkan oleh berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui
bahwa panelis suka dan sangat suka terhadap siomay ikan gabus karena
b. Tekstur
mempengaruhi citra produk tersebut. Ciri yang paling sering diamati adalah
2006).
45
6.4
6.35
6.3
6.25 rata-rata
6.2
6.15
6.1
perlakuan A perlakuan B perlakuan C perlakuan D
6,2 6,4 6,26 6,33
perlakuan B dengan nilai 6,4 dengan keterangan suka dan sangat suka,
sangat suka sedangkan nilai rata-rata terendah pada perlakuan C dengan nilai
6,26 dengan keterangan suka sangat suka dan nilai rata-rata terendah adalah
pada perlakuan A dengan nilai 6,2 dengan keterangan suka sangat suka.
Dilihat dari uji tanda, diperoleh hasil bahwa antara perlakuan telah
c. Aroma
nilai 6,2 dengan keterangan suka sangat suka, kemudian diikuti perlakuan D
dengan nilai 6,13 dengan keterangan suka sangat suka, kemudian perlakuan B
dengan nilai 6,06 dengan keterangan suka sangat suka dan nilai rata-rata
terendah pada perlakuan A dengan nilai 5,93 dengan keterangan suka sampai
suka.
Dilihat dari hasil uji tanda, diperoleh hasil bahwa setiap perlakuan
d. Rasa
Umumnya makanan tidak hanya terdiri dari satu kelompok rasa saja, tetapi
47
rasa makanan yang enak. Rasa merupakan salah satu faktor yang
umum dapat dibedakan menjadi asin, manis, pahit dan asam (Winarno, 2004
perlakuan C dengan nilai 6,6 dengan keterangan suka sangat suka, kemudian
diikuti perlakua D dengan nilai 6,53 dengan keterangan suka sangat suka,
kemudian perlakuan B dengan nilai 6,4 dengan keterangan suka sangat suka,
sedangkan nilai rata-rata terendah adalah pada perlakuan A dengan nilai 6,2
dengan keterangan suka sangat suka. Dilihat dari uji tanda pada perlakuan C
5.1 Kesimpulan
berasal dari bahan baku ikan gabus (Channa striata) dengan penambahan
tepung maizena.
rata-rata urutan dari tertinggi adalah Rasa pada perlakuan D dengan nilai 6,60,
Tekstur pada perlakuan B dengan nilai 6,40, sedangkan Warna pada perlakuan
D dengan nilai 6,33 dan nilai yang paling terendah adalah Aroma dengan nilai
kadar Karbohidrat pada perlakuan B dengan nilai 23,3, sedangkan nilai rata-
rata tertinggi yaitu kadar Air pada perlakuan D dengan nilai 28,8, nilai rata-
rata tertinggi untuk Kadar Protein pada perlakuan D dengan nilai 28,8 dan
nilai rata-rata yang paling terendah untuk kadar Lemak pada perlakuan D
Siomay ikan gabus ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif produk
5.2 Saran
Kode Perlakuan
No Penilaian
A B C D
1 Warna
2 Tekstur
3 Aroma
4 Rasa
Skala Hedonik :
KadarAir
N 12
Positive .142
Negative -.131
Kolmogorov-Smirnov Z .493
KadarAir
1.307 3 8 .337
53
ANOVA
KadarAir
Total 2.717 11
54
KadarProtein
N 12
Positive .210
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z .728
KadarProtein
2.917 3 8 .100
56
ANOVA
KadarProtein
Total 7.339 11
57
Karena hasil uji ANOVA berbeda sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut
dengan menentukan nilai KK sebagai berikut:
√𝐾𝑇𝐸
𝐾𝐾 = × 100%
𝑌𝑖𝑗𝑘
√0,044
𝐾𝐾 = × 100%
10.61
0,209
𝐾𝐾 = × 100%
10,61
𝐾𝐾 = 0,019%
Karena nilai KK < 5% maka uji lanjut yang digunakan adalah uji BNJ atau
Tukey sebagai berikut:
Multiple Comparisons
KadarProtein
Tukey HSD
KadarLemak
N 12
Positive .124
Negative -.213
Kolmogorov-Smirnov Z .737
Lampiran 10. Perhitungan uji homogenitas kadar lemak siomay ikan gabus
KadarLemak
1.187 3 8 .374
60
Lampiran 11. Perhitungan analisa keragaman kadar lemak siomay ikan gabus
ANOVA
KadarLemak
Total .071 11
61
Lampiran 12. Perhitungan uji lanjutan kadar lemak siomay ikan gabus
Karena hasil uji ANOVA berbeda nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan
menentukan nilai KK sebagai berikut:
√𝐾𝑇𝐸
𝐾𝐾 = × 100%
𝑌𝑖𝑗𝑘
√0,003
𝐾𝐾 = × 100%
1.85
0,054
𝐾𝐾 = × 100%
1,85
𝐾𝐾 = 0,029%
Karena nilai KK < 5% maka uji lanjut yang digunakan adalah uji BNJ atau
Tukey sebagai berikut:
Multiple Comparisons
KadarLemak
Tukey HSD
KadarKarbohidra
t
N 12
Positive .149
Negative -.217
Kolmogorov-Smirnov Z .751
KadarKarbohidrat
2.854 3 8 .105
64
KadarKarbohidrat
Total 15.878 11
65
Karena hasil uji ANOVA berbeda sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut
dengan menentukan nilai KK sebagai berikut:
√𝐾𝑇𝐸
𝐾𝐾 = × 100%
𝑌𝑖𝑗𝑘
√0,230
𝐾𝐾 = × 100%
22.11
0,479
𝐾𝐾 = × 100%
22,11
𝐾𝐾 = 0,021%
Karena nilai KK < 5% maka uji lanjut yang digunakan adalah uji BNJ atau
Tukey sebagai berikut:
Multiple Comparisons
KadarKarbohidrat
Tukey HSD
Lampiran 17.
Tabel 9. Hasil uji kadar air siomay ikan gabus pada masing-masing
perlakuan.
Perlakuan
Ulangan A B C D
Lampiran 18.
Tabel 10. Hasil uji kadar protein siomay ikan gabus pada masing-
masing perlakuan.
Perlakuan
Ulangan A B C D
Lampiran 19.
Tabel 11. Hasil uji kadar karbohidrat siomay ikan gabus pada masing-
masing perlakuan.
Perlakuan
Ulangan A B C D
Lampiran 20.
Tabel 12. Hasil uji kadar lemak siomay ikan gabus pada masing-
masing perlakuan.
Perlakuan
Ulangan A B C D
Lampiran 21. Data nilai dan rata-rata uji organoleptik warna siomay ikan
gabus.
Warna
Panelis A B C D
1 6 7 6 6
2 6 6 6 6
3 6 7 6 7
4 6 6 6 6
5 7 6 7 6
6 7 7 6 7
7 6 6 6 6
8 6 6 7 7
9 7 7 7 7
10 7 7 7 7
11 6 6 6 5
12 5 5 6 7
13 5 5 5 6
14 6 6 5 6
15 6 6 6 6
Jumlah 92 93 92 95
Lampiran 22. Selisih Antar Perlakuan Uji Tanda Terhadap Warna Siomay
Ikan Gabus
1 1 0 0 -1 -1 0
2 0 0 0 0 0 0
3 1 0 1 -1 0 -1
4 0 0 0 0 0 0
5 -1 0 -1 1 0 1
6 0 -1 0 -1 0 -1
7 0 0 0 0 0 0
8 0 1 1 1 1 0
9 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0
11 0 0 -1 0 -2 1
12 0 1 2 1 2 -1
13 0 0 1 0 1 -1
14 0 -1 0 -1 0 -1
15 0 0 0 0 0 0
Positif 2 2 3 3 3 2
Negatif 1 2 2 2 2 5
70
X2 tabel 1% = 6,64
2 2
((2−1)−1) ((3−2)−1)
𝑥2 𝐵 − 𝐴 = = 0,00 𝑥2 𝐶 − 𝐵 = = 0,00
2+1 3+2
2 2
((2−2)−1) ((3−2)−1)
𝑥2 𝐶 − 𝐴 = = 0,25 𝑥2 𝐶 − 𝐷 = = 0,00
2+2 3+2
2 2
((3−2)−1) ((2−5)−1)
𝑥2 𝐷 − 𝐴 = = 0,00 𝑥2 𝐶 − 𝐴 = = 2,28
3+2 2+5
Hasil uji tanda terhadap nilai organoleptik dari warna siomay ikan gabus.
Kombinasi X2 tabel
Lampiran 23. Data nilai dan rata-rata uji organoleptik tekstur siomay ikan
gabus.
Tekstur
Panelis A B C D
1 5 6 7 4
2 6 7 6 7
3 5 7 5 6
4 6 6 6 7
5 6 6 5 5
6 7 7 6 7
7 7 7 7 7
8 6 6 7 7
9 7 6 6 7
10 7 7 6 6
11 7 7 7 7
12 6 6 7 7
13 7 7 7 7
14 6 6 5 5
15 5 5 7 6
Jumlah 93 96 94 95
Lampiran 24. Selisih Antar Perlakuan Uji Tanda Terhadap Tekstur Siomay
Ikan Gabus
1 1 2 -1 1 -2 3
2 1 0 1 -1 0 -1
3 2 0 1 -2 -1 -1
4 0 0 1 0 1 -1
5 0 -1 -1 -1 -1 0
6 0 -1 0 -1 0 -1
7 0 0 0 0 0 0
8 0 1 1 1 1 0
9 -1 -1 0 0 1 -1
10 0 0 -1 -1 -1 0
11 0 0 0 0 1 0
12 0 1 1 1 0 0
13 0 0 0 0 -1 0
14 0 -1 -1 -1 -1 0
15 0 2 1 2 1 1
Positif 3 4 6 4 5 2
Negatif 1 4 4 6 6 5
73
X2 tabel 1% = 6,64
2 2
((3−1)−1) ((4−6)−1)
𝑥2 𝐵 − 𝐴 = = 0,00 𝑥2 𝐶 − 𝐵 = = 0,9
3+1 4+6
2 2
((4−4)−1) ((2−5)−1)
𝑥2 𝐶 − 𝐴 = = 0,12 𝑥2 𝐷 − 𝐵 = = 2,28
4+4 2+5
2 2
((6−4)−1) ((3−1)−1)
𝑥2 𝐷 − 𝐴 = = 0,00 𝑥2 𝐶 − 𝐷 = = 0,25
6+4 3+1
Hasil uji tanda terhadap nilai organoleptik dari tekstur siomay ikan gabus.
Kombinasi X2 tabel
Lampiran 25. Data nilai dan rata-rata uji organoleptik aroma siomay ikan
gabus.
Aroma
Panelis A B C D
1 6 6 6 6
2 6 6 5 6
3 6 6 6 6
4 6 6 6 7
5 6 6 6 6
6 7 7 7 7
7 6 6 6 6
8 7 7 6 6
9 7 7 7 7
10 4 4 5 5
11 7 7 7 7
12 5 5 5 7
13 6 6 7 5
14 6 6 6 7
15 4 6 7 4
Jumlah 89 91 93 92
Lampiran 26. Selisih Antar Perlakuan Uji Tanda Terhadap Aroma Siomay
Ikan Gabus
1 0 0 0 0 0 0
2 0 -1 0 -1 0 1-
3 0 0 0 0 0 0
4 0 0 1 0 1 -1
5 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0
8 0 0 -1 -1 -1 0
9 0 0 0 1 0 0
10 0 1 1 0 1 0
11 0 0 0 0 0 0
12 0 0 2 0 2 0
13 0 1 -1 1 -1 2
14 0 0 1 0 1 -1
15 2 3 0 1 -2 3
Positif 2 3 4 3 4 2
Negatif 0 1 3 2 3 3
76
X2 tabel 1% = 6,64
2 2
((2−0)−1) ((3−2)−1)
𝑥2 𝐵 − 𝐴 = = 0,50 𝑥2 𝐶 − 𝐵 = = 0,00
2+0 3+2
2 2
((3−1)−1) ((4−3)−1)
𝑥2 𝐶 − 𝐴 = = 0,20 𝑥2 𝐷 − 𝐵 = = 0,00
4+1 4+3
2 2
((4−3)−1) ((2−3)−1)
𝑥2 𝐷 − 𝐴 = = 0,00 𝑥2 𝐶 − 𝐷 = = 0,80
4+3 2+3
Hasil uji tanda terhadap nilai organoleptik dari aroma siomay ikan gabus.
Kombinasi X2 tabel
Lampiran 27. Data nilai dan rata-rata uji organoleptik rasa siomay ikan gabus.
Rasa
Panelis A B C D
1 6 7 7 7
2 7 7 7 7
3 5 5 5 7
4 6 6 5 6
5 7 7 7 7
6 5 6 7 5
7 5 6 5 5
8 7 7 7 7
9 5 6 7 6
10 7 5 7 6
11 6 7 7 7
12 7 7 7 7
13 6 6 7 7
14 7 7 7 7
15 7 7 7 7
Jumlah 93 96 99 98
Lampiran 28. Selisih Antar Perlakuan Uji Tanda Terhadap Rasa Siomay Ikan
Gabus
1 1 1 1 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0
3 0 0 2 0 2 -2
4 0 -1 0 -1 0 -1
5 0 0 0 0 0 0
6 1 1 0 1 -1 2
7 1 0 0 -2 -1 0
8 0 0 0 0 0 0
9 -2 2 1 1 0 2
10 1 0 -1 -2 1 1
11 1 1 1 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0
13 0 1 1 1 1 0
14 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0
Positif 5 5 5 3 3 3
Negatif 1 1 1 3 2 2
79
X2 tabel 1% = 6,64
2 2
((5−1)−1) ((3−3)−1)
𝑥2 𝐵 − 𝐴 = = 1,50 𝑥2 𝐶 − 𝐵 = = 0,00
5+1 3+3
2 2
((5−1)−1) ((3−2)−1)
𝑥2 𝐶 − 𝐴 = = 1,50 𝑥2 𝐷 − 𝐵 = = 0,00
5+1 3+2
2 2
((5−1)−1) ((3−2)−1)
𝑥2 𝐷 − 𝐴 = = 1,50 𝑥2 𝐶 − 𝐵 = = 0,00
5+1 3+2
Hasil uji tanda terhadap nilai organoleptik dari rasa siomay ikan gabus.
Kombinasi X2 tabel