BAB I
PENDAHULUAN
gizi untk pertumbuhan dan perkembangannya. Mie basah yang beredar dipasaran
nutrisinya kurang baik, yaitu kadar airnya tinggi, protein rendah, vitamin rendah,
selain itu, mie basah kurang elastis dan agak lengket. Hal ini mendorong para
pengusaha untuk menggunakan berbagai bahan tambahan yang memungkinkan
terjadinya proses gelatinisasi pati-protein sempurna (Winarno, 1992).
Selama ini tinta cumi-cumi belum banyak dikenal padahal didalam tinta
cumi-cumi mengandung protein sekitar 10,88%, protein ini sama baik dengan
protein yang ada pada daging cumi-cumi, kadar abu tinta cumi-cumi adalah
2,74%, menyatakan bahwa kadar air tinta cumi-cumi (Loligo sp) rata-rata
78,46%. Dalam industri jasa boga, seperti Italia telah memanfaatkan tinta cumi-
cumi sebagai salah satu bumbu masakan pasta. Di Jepang, kantong tinta cumi-
cumi (Loligo sp) yang berwarna hitam dipakai untuk meningkatkan flavor dan cita
rasa, setiap warna yang terdapat pada bahan makanan dapat menunjukan adanya
senyawa fitokimia tertentu yang memiliki khasiat untuk mencegah berbagai
penyakit (Astawan, 2008).
Tinta cumi-cumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam
proses diservikasi produk. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil
judul “Rasio Penambahan Tinta Cumi-cumi (Loligo sp) Pada Produk Mie Basah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cumi-cumi dengan nama latin loligi sp adalah salah satu hewan yang
termasuk kedalam golongan tidak bertulang belakang (invertebrata), yang
termasuk kedalam kelompok Cephalopoda/jenis moluska yang hidup dilaut.
Cephalopoda dalam bahasa Yunani berarti “kaki kepala” hal ini karena cumi-cumi
terpisah dengan bagian kepala dan kaki (Meirina Kurnia, 2008).
Beberapa cumi-cumi melakukan reproduksi dengan seksual. Reproduksi
pada cumi-cumi secara seksual. Sistem reproduksi seksual apada cumi-cumi
terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning
telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis, pori genital dan penis
(Ahmad, 2012).
Cumi-cumi memiliki tentakel, lengat sebagai alat pengisap, insang,
rectum, penis, vena, pembul nadi, ginjal dan lain-lain. Cumi-cumi terdiri dari
kepala, leher dan badan. Bagian kepala berukuran besar dan ditutupi oleh
cangkang yang cukup keras di bandingkan dengan lainya. Selain itu,di bagian
terdapat mata yang berfungsi sebagai penglihatan yang tajam dan juga mulut yang
di lengkapi dengan alat penghisap yang tersusun atas tentakel (Kurnia M, 2008).
Menurut Ahmad (2012) cumi-cumi dapat diklasifikasi berdasarkan
kelompok tingkatan adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Pylum : Mollusca
Kelas : Chepalopoda
Sub kelas : Coidea
Super Ordo : Decapodiformes
Ordo : Decapod
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligi sp
4
Gambar 1. Cumi-Cumi.
Sumber : (Ahmad, 2012).
2.4 Mie
Dari segi kandungan airnya mie dapat dibedakan menjadi mie basah atau
segar dan mie kering. Mie basah digolongkan dalam produk “Intermediate
moisture food” (makanan semi basah), yaitu suatu makanan yang mempunyai
kadar air tidak terlalau tinggi dan juga tidak terlalu rendah antara 15-55% dengan
kisaran antara 0,65-0,85.
Menurut Astawan (2008), apabila ditinjau dari bahan utama yaitu tepung
terigu, mie bukan merupakan makanan asli Indonesia. Hampir seluruh dunia
mengenal produk mie, walaupun nama, bentuk, bahan penyusun dan cara
pembuatan berbeda. Dalam bahasa Inggris, mie dikenal dengan nama noodle,
dalam bahasa Jepang disebut ramen, udon dan kisimen, sedangkan dalam bahasa
Italia dikenal sebagai Spaghetti. Mie adalah salah jenis produk pasta yang
ditemukan pertama kali oleh bangsa Tionghoa dengan membuat dari beras tepung
kacang-kacangan.
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuat mie. Tepung terigu
diperoleh dari gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigu
diantara serealia lainnya adalah kemampuannya membentuk atau glutein pada
6
adonan mie penyebab mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses
pencetakan dan pemasakan (Widyaningsih, 2006).
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 86
Protein (g) 0,6
Lemak (g) 3,3
Karbohidrat (g) 14,0
Kalsium (mg) 14
Fosfor (mg) 13
Besi (mg) 0,8
Vitamin C (mg) 0
Air (g) 80
Sumber : (Widyaningsih, 2006).
7
BAB III
METODE PENELITIAN
Tinta cumi
P1 0 ml P2 0,5 ml P3 1 ml P4 1,5 ml P5 2 ml
Pembentukan Mie
Organoleptik
(Warna, Aroma, Tekstur, dan Rasa) dan Protein
3.4.1. Organoleptik
Yij = ai + µi + Bj + Eij
Dimana :
A = Pengaruh Perlakuan
I = Perlakuan
J = Ulangan
Pengujian ini dilakukan secara Uji Beda Nyata (BNJ) dengan rumus
sebagai barikut :
𝑲𝑻𝒂
𝑩𝑵𝑱 (𝜶) = 𝒒𝜶 (𝑨; 𝒅𝒃 𝒂𝒄𝒂𝒌)𝒙 √
𝒓𝒙𝒉
𝒓 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑼𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏
𝒂 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒓𝒍𝒂𝒌𝒖𝒂𝒏
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi terbaik
pada rasio penambahan tinta cumi-cumi pada produk mie basah terdapat pada
perlakuan P4, dengan nilai warna (3.32), P4 dengan nilai aroma (3.40), P3 dengan
nilai tekstur (4,28) dan P4 dengan nilai rasa (4.12).
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penambahan tinta cumi-
cumi (Loligo sp) pada produk mie basah yang pada komposis kimia Protein,
karbohidrat, lemak, terhadap daya simpan mie.
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriyono. 2006. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal.
Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta 21-26
Kurniawan. 2013. Hidrolisat Protein Tinta Cumi-cumi (Loligo sp) dengan Enzim
Papain. Skripsi. Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Indralaya.
Lubis, Indra Jaya Krisna Gede. (2014) Pengaruh citra merek, Kualitas produk,
persepsi harga dan Word Off Mouth Terhadap minat beli, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Unniversitas Negeri Yogyakarata.
Meirina Kurnia., 2008. Kajian Pengolahan Cumi-cumi (Loligo sp). Siap saji.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Widyaningsih, T.D. 2006. Pengganti Formalin dan Boraks pada Mie Basah.
Penebar Swadaya. Jakarta.