BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia terdapat beberapa jenis ikan bernilai ekonomis tinggi antara lain
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada data stastistik dari kementerian
produksi ikan tongkol komo pada triwulan l sampai triwulan lll pada tahun
sangat digemari masyarakat. Daging ikan tongkol komo memiliki cita rasa
yang enak dan memiliki kandungan gizi yang sangat dibutuhkan dan
bermanfaat bagi tubuh. Kandungan gizi daging ikan tongkol per 100 gram
yaitu terdiri dari air 69,40%, lemak 1,50%, protein 25,00% dan karbohidrat
0,03%. Protein pada ikan tongkol memiliki komposisi asam amino yang
magnesium, fosfor, yodium, fluor, zat besi, copper, zinc, kalsium dan
2012).
enzim, bakteri, dan oksidasi lemak. Kualitas ikan yang menurun dapat
konsumsi ikan melalui usaha mengolah ikan kedalam bentuk yang lebih
praktis dan menarik tanpa mengurangi nilai gizinya. Produk yang dapat
Kalimantan Timur berupa kerupuk yang terbuat dari ikan. Sama seperti
kerupuk ikan lainnya, amplang memiliki rasa ikan yang renyah dan gurih.
meruncing dan ada pula yang berukuran lebih kecil menyerupai kuku
macan. Kriteria hasil jadi amplang yang baik ialah memiliki warna putih
kecoklatan atau krem, memiliki aroma khas dari bahan baku utamanya
(Badarudin, 2009).
Kalimantan, ikan yang digunakan ialah ikan belida atau ikan pipih. Namun,
karakteristik ikan harus memiliki ciri daging tebal dan duri yang besar di
bagian tengah (Badarudin, 2009). Ikan yang mudah dijumpai dan memiliki
ciri daging tebal dan duri yang terdapat di bagian tengah, salah satunya
tapioka 75% dan tepung terigu 25%) dengan hasil analisa kimia kadar air
8,27%, kadar lemak 19,86%, kadar protein 13,48%, dengan skor uji
Jadi Amplang Ikan Lele (Clarias Sp.), Penggunaan jumlah tapioka dan
soda kue berpengaruh terhadap hasil jadi amplang ikan lele yang meliputi
udang jerbung, ikan lele, dan ikan patin bentuk seperti stik pada uji jenjang
hasil terbaik terdapat pada x2 (3,96) dengan kategori agak seperti stik
5
secara umum, bahwa Amplang tidak hanya diolah dengan bahan pengisi
tepung tapioka saja tetapi juga dapat diolah dengan menggunakan bahan
merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya guna dan nilai
ekonomis dari rumput laut. Salah satu usaha diversifikasi tersebut adalah
Tahu sumedang bahwa tepung rumput laut yang harus ditambahkan pada
produk tahu untuk memperoleh tahu dengan nilai terbaik dari segi
kekuatan gel adalah yang memiliki tingkat konsentrasi 0,25% dan 0,5%,
Nilai kandungan iodium pada penambahan tepung rumput laut 0%, 0,25%
6
aroma, tekstur dan rasa dapat diterima oleh panelis. Ekado yang dibuat
pada penelitian ini mengandung yodium paling tinggi yaitu ekado dengan
subtitusi tepung rumput laut 50% dengan kandungan yodium sebesar 9,63
µg/g (Listiyana, 2014). Pada olahan fishstick ikan toman diperoleh hasil
penambahan tepung rumput laut 5%; kadar serat tertinggi terdapat pada
merupakan salah satu sumber bahan pangan yang kaya akan iodium dan
Kandungan Kimia Tepung Rumput Laut adalah Kadar air (%) dengan nilai
1,42 ± 0,01, Kadar abu (%) dengan nilai 4,67 ± 0,02 Kadar protrein (%)
dengan nilai 2,15 ± 0,03, Kadar lemak (%) dengan nilai 0,16 ± 0,02, Kadar
karbohidrat (%) dengan nilai 91,61 ± 0,06 Serat pangan tidak larut (%)
7
dengan nilai 27,58 ± 0,13, Serat pangan larut (%) dengan nilai 40,60 ±
0,33, Serat pangan total(%) dengan nilai 68,18 ±0,46, Yodium (µg/g)
dengan nilai 3,86 ± 0,01. Kandungan pada setiap 125 gram tepung rumput
Oleh karena itu pada penelitian ini akan diuji cobakan untuk
dengan memanfaatkan hasil tangkapan ikan dan rumput laut yang cukup
B. Rumusan masalah
(Kappaphycus alvarezii).
8
C. Tujuan penelitian
D. Manfaat penelitian
pernah dimanfaaatkan.
penelitian Uji Hedonik dan karakteristik hasil jadi amplang ikan tongkol
(Kappaphycus alvarezii)
9
bermutu baik dari segi nutrisi, kesehatan, selera maupun daya saing