Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 3

Faisal Maulana Ibrahim


Farah Hafizah
Heni Khautsar
Salma Liska
Siti Nurfitriyani
Tahu merupakan panganan tradisional khas masyarakat Indonesia.
Tahu terbuat dari kacang kedelai yang diolah sedemikian rupa sehingga
didapatkan tekstur yang lembut dan berbentuk kotak. Namun, dalam proses
pembuatannya, perusahaan tahu di daerah Jawa Barat sebagian besar belum
memperhatikan kelestarian lingkungan. Hal tersebut mendorong kami untuk
melakukan observasi secara langsung pada salah satu pabrik tahu di daerah
Cimahi yakni pabrik tahu Sari Rasa yang beralamatkan di desa Cihanjuang
kecamatan kota Cimahi.
Tahu adalah makanan yang dibuat dari endapan
perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu berasal
dari Tiongkok, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan bakso.
Nama "tahu" merupakan serapan dari bahasa Hokkian (tauhu,
yang secara harfiah berarti "kedelai terfermentasi".

Tahu di Indonesia, Tahu telah mengalami indigenisasi di


Indonesia sehingga muncul berbagai varian tahu serta
panganan berbahan tahu.
Tahu Sutera
Tahu Kuning
Tahu Sumedang
Tahu Pong
Tahu Tasikmalaya (Tahu Bulat)
Banyaknya Tahu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Tahu yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 100 %
Jumlah Kandungan Energi Tahu = 68 kkal
Jumlah Kandungan Protein Tahu = 7,8 gr
Jumlah Kandungan Lemak Tahu = 4,6 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Tahu = 1,6 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Tahu = 124 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Tahu = 63 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Tahu = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Tahu = 0 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Tahu = 0,06 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Tahu =0
mg

Sumber Informasi Gizi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Mutu tahu. ditentukan oleh penampilan tahu yaitu bertekstur lembut,
empuk, bentuk seragam, saat dimakan terasa halus, dan berasa netral
Untuk mendapatkan mutu tahu seperti di atas maka diperlukan bahan
baku kedelai dengan biji besar, penggunaan air yang bersih,
pemberian cuka yang tidak berlebihan, penggunaan biang tahu
dengan perbandingan yang tepat, dan peralatan maupun lingkungan
kerja yang bersih.
Tahu memiliki daya simpan yang singkat dan cepat menjadi busuk. Tahu
memerlukan perendaman, sehingga mudah terkontamunasi oleh air
perendaman dan udara. Keadaan ini menjadikan tahu menjadi asam dan
busuk. Dengan demikian, masalah sanitasi air menjadi masalah besar dalam
menentukan mutu tahu.
Tahu yang baik memiliki kualitas sensoris dan mikrobiologis sesuai standar
mutu yang telah ditetapkan. Syarat mutu tahu menurut SNI 01-3142-1998
dapat dilihat pada Tabel berikut.
video
Dalam pengolahan tahu di pabrik tahu Sari Rasa, kedelai diproses melalui 5
tahapan besar yaitu perendaman, pencucian, penggilingan dan perebusan,
pencetakan, penggaraman dan pewarnaan.
Pabrik tahu Sari Rasa sampai saat ini belum memiliki IPAL sehingga
limbahnya langsung dibuang ke sungai
Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan tahu di pabrik tahu Sati
Rasa adalah limbah cair (CuSO4, Senyawa-senyawa Organik lainnya, air
garam) dan limbah gas (CO2, CO).
Limbah dari pengolahan tahu sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Untuk
limbah cair pengaruhnya adalah akan menaikan BOD sehingga kualitas
ekosistem perairan di sungai Cimahi menurun. Untuk limbah gas pengaruhnya
adalah membuat sesak nafas para pegawai dan pengunjung pabrik tersebut
akibat pembakaran kayu bakar di tungku pemanas
Berdasarka permasalahan tersebut maka dapat di tentukan beberapa opsi solusi
diantaranya :
Reducting (Pengolahan biologis, kimiawi, fisika)
Recycling (Pembuatan biogas oleh bakteri methanogen)
Reuse (Memanfaatkan limbah padat tahu sebagai pakan ternak)

Anda mungkin juga menyukai