Anda di halaman 1dari 27

KELAYAKAN AGROINDUSTRI GALENDO

USULAN PENELITIAN

Oleh:

REZQI TRI WAHYUDI


NPM 155009187

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “KELAYAKAN AGROINDUSTRI GALENDO” yang diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S-1) di
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian usulan penelitian ini
tidak terlepas dari bantuan, do’a dan motivasi serta kerjasama dari berbagai pihak
yang terkait. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Tedi Hartoyo, Ir., M.Sc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Hj., Enok Sumarsih
Ir., M.P. sebagai Anggota pembimbing, Dedi Darusman, Ir., M.Sc. sebagai Ketua
Jurusan Agribisnis dan Riantin Hikmahwidi, Ir., M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Agribisnis. Terimakasih juga kepada Dr. Hj. Ida Hodiyah, Ir., M.P. sebagai Dekan
Fakultas Pertanian dan seluruh Dosen, Staf Fakultas Pertanian Universitas
Siliwangi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Umar Sumarna dan
Kartini. S.Pd. selaku kedua orang tua yang selalu mendo’akan yang terbaik dan
membantu penulis baik secara moril maupun material, serta saudara-saudariku
tercinta Marini Agustina dan Rindu Taufiq Rahayu yang selalu mendukung serta
mendo’akan yang terbaik bagi penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada
bapak dan ibu kost yang selalu memberi semangat dan do’a terbaik serta bantuan
dalam segala hal apapun, dan terimaksih juga penulis sampaikan kepada sahabat
karib Diki Permana, Shendi Gunawan, Fanji Rachmat P, Ridan Rahmansyah, Ifan
Apipudin serta saudara seperjuangan di Kostan Puspasari yang sudah membuat
hari-hari penulis selama penyusunan usulan penelitian ini penuh dengan tawa.
Untuk saudara-saudariku seperjuangan Mahasiswa Fakultas Pertanian Angkatan
2015, adik-adik serta kakak-kakak tingkat tercinta terimakasih atas segala
dukungan dan bantuannya dalam penyususnan usulan penelitian ini.

i
Penulis menyadari dalam penyusunan usulan penelitian ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan penulisan usulan penelitian ini. Semoga usulan penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Tasikmalaya, Oktober 2019

Penulis

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Kelayakan Agroindustri Galendo

Nama : Rezqi Tri Wahyudi

NPM : 155009187

Jurusan : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Menyetujui Komisi Pembimbing


Ketua, Anggota,

Tedi Hartoyo, Ir., M.Sc. Hj. Enok Sumarsih., Ir., M.P.


NIDN 04-2607 6201 NIDN 04-0108 6402

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Jurusan Agribisnis Dekan Fakultas Pertanian

Dedi Darusman, Ir., M.Sc. Dr. Hj. Ida Hoduyah, Ir., M.P.
NIDN 04-2711 5901 NIP. 195811231986012001

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................v

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................3
1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN MASALAH


2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Agroindustri .................................................................................. 5
2.1.2 Galendo ......................................................................................... 6
2.1.3 Pengolahan Galendo.......................................................................7
2.1.4 Analisis Kelayakan........................................................................ 7
2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 8
2.3 Pendekatan Masalah ...............................................................................8

III. METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................................... 11
3.2 Metode Penelitian ................................................................................ 11
3.3 Jenis dan Teknik Pengambilan Data ..................................................... 12
3.4 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ................................................12
3.5 Kerangka Analisis ..................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iv
DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Data luas Areal dan Produksi Kelapa berdasarkan Menurut Kabupaten/Kota

di Jawa Barat............................................................................................. 2

2. Tahap dan Waktu Penelitian .................................................................... 11

v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan,
pertanian menyediakan berbagai kebutuhan manusia diantaranya sandang, pangan
dan papan yang merupakan kebutuhan pokok (primer). Indonesia merupakan
negara agraris dimana pertanian telah menjadi bagian dari budaya masyarakat
Indonesia. Pertanian terbagi menjadi lima subsistem yaitu sub sisstem pengadaan
sarana dan prasarana pertanian, subsistem usahatani, subsistem pengolahan hasil
subsistem peamasaran dan subsistem penunjang. Subsistem pengolahan hasil
(agroindustri) memeiliki peranan yang penting dalam peningkatan nilai tambah
produk-produk pertanian. Hal ini disebabkan karena pada umumnya produk
pertanian mudah mengalami kerusakan.
Indonesia beriklim tropis, sehingga memiliki aneka ragam ekologis dan
komoditas, terutama komoditas perkebunan. Kelapa merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang banyak dihasilkan di Indonesia. Kelapa merupakan
tumbuhan asli daerah tropis, yakni daerah yang terletak di sepanjang garis
khatulistiwa. Tanaman kelapa dapat ditemukan hampir diseluruh provinsi, dari
daerah pantai yang datar sampai ke daerah pegunungan yang kurang tinggi.
Tanaman kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari. Tidak
hanya buahnya, tetapi seluruh bagian tanaman mulai dari akar, batang, sampai ke
pucuk tanaman dapat dimanfaatkan (Warisno, 2003).
Pohon kelapa termasuk jenis Palmae berumah satu (monokotil). Batang
tanaman tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Dalam tata nama atau
sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman kelapa (Cocos nucifera L.)
dimasukkan ke dalam klasifikasi Kingdom Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisi
Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Sub-divisi Angiospermae (berbiji tertutup),
Kelas Monocotyledonae (biji berkeping satu), Ordo Palmales, Famili Palmae
(berumah satu/monokotil), Genus Cocos, dan Spesies Cocos nucifera L. Secara
morfologi bagian tanaman kelapa terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
Pada buah kelapa, semua bagian buah kelapa mulai dari kulit luar hingga daging
buah memiliki kegunaan tertentu.

1
2

Daging buah yang telah tua dapat dimanfaatkan menjadi minyak kelapa,
sedang limbahnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak (Warisno,
2003). Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar
kepala manusia. Buah kelapa terdiri atas sabut (eksokarp dan mesokarp) tempurung
(endokarp), daging buah (endosperm) dan air buah (Syah, 2005).
Menurut Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan (2017) luas
areal kebun kelapa Indonesia 3.473.230 Ha dengan produksi 2.854.300 Ton. Luas
areal kebun kelapa di provinsi Jawa Barat yaitu 156.796 Ha dengan produksi
92.777 Ton.

Tabel 1. Luas Areal Dan Produksi Kelapa Kabupaten Ciamis

Luas Areal Produksi


Kabupaten atau kota
(Hektar) (Ton)

Sukabumi 4.773 2.815

Cianjur 8.084 4.154

Bandung Barat 1.340 1.063

Garut 5.453 2.969

Tasikmalaya 31.020 27.654

Ciamis 32.647 19.731

Sumber : Badan Pusat Statistik 2017

Kabupaten Ciamis memiliki areal perkebunan kelapa seluas 32.647 Ha


dengan produksi 19.731 Ton. Buah kelapa yang melimpah mendorong kearifan
masyarakat dalam melakukan pengolahan agar buah kelapa dapat dimanfaatkan
dengan maksimal, salah satunya dengan mengolahnya menjadi galendo. Galendo
merupakan makanan yang terbuat dari residu dari proses pembuatan minyak kelapa,
pada tahun 1839-1886 Kabupaten Ciamis merupakan produsen kelapa terbesar di
Jawa Barat pemanfaatan buah kelpa yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat
3

pada saat itu adalah dengan membuatnya menjadi minyak kelapa. Awalnya galendo
merupakan hasil samping namun karena memiliki rasa yang manis dan gurih
galendo dimanfaatkan untuk panganan. Kini harga galendo lebih mahal dari minyak
kelapa.
Agroindustri galendo di Kabupaten Ciamis merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan pendapatan bagi pengrajin galendo, serta melestarikan pangannan
taradisional dan memperkenalkan galendo secara luas kepada wiasatawan dengan
menjadikannya produk buah tangan khas Kabupaten Ciamis. Munculnya usaha-
usaha baru dalam subsistem pengolahan kelapa membuat para pengrajin galendo
kesulitan dalam pengadaan buah kelapa sebagai bahan baku utama, sehingga
sebagian pengrajin galendo menggunakan kelapa dari luar pulau jawa dengan harga
yang lebih tinggi daripada kelapa lokal. Hal tersebut menimbulkan perubahan pada
biaya produksi yang dikeluarkan dan kelayakan usaha / Revenue Cost ratio (R/C
ratio)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertatrik untuk meneliti
kelayakan usaha Home Industri galendo di Kabupaten Ciamis yang berjudul
“Kelayakan Agroindustri Galendo”.

1.2. Indentifikasai Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana teknik pengolahan galendo yang dilakukan oleh responden ?


2. Berapa besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan agroindustry galendo ?
3. Bagaimana kelayakan Agroindustri galendo ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuia dengan masalah yang sudah diidentifikasi, maka tujuam penelitian adalah
untuk mengetahui :

1. Teknik pengolahan galendo.


2. Besarnya biaya, pendapatan dan penerimaan agroindustry galendo
3. Kelayakan agroindustri galendo.
4

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari kegiatan penelitian ini adalah sebgai berikut :

1. Peneliti, sebagai bahan informasi dan gambaran tentang kealayakan


agroindustri galendo.
2. Pelaku usaha, sebagai bahan referensi dalam menunjang kegiatan usaha
agroindustri galendo.
3. Pemerintah, sebagi pertimbangan dalam mengambil kebijakan mengenai
agroindustri galendo.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN MASALAH
2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Agroindustri

Agroindsutri adalah suatu perusahaan yang mengolah bahan baku pertanian,


termasuk tanah dan tanaman serta ternak menjadi produk olahan, baik produk
antara (intermediate product) maupun produk akhir (finish product) (Arifin, 2004).
Menurut Austin (1992), pengertian agroindustri adalah perusahaan yang
mengolah bahan-bahan yang berasal dari tanaman dan hewan. Istilah agroindustri
merujuk kepada suatu jenis industri yang bersifat pertanian,seperti halnya istilah
industri logam atau industri obat yang merujuk kepada suatu jenis industri tertentu
(Notohadiprawiro, 2005).
Menurut Soekartawi (2000) membagi pengertian agroindustri dalam dua
hal, yaitu pertama agroindustri sebagai industri yang berbahan baku utama dari
produk pertanian dan kedua agroindustri sebagai suatu tahapan pembangunan
sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian tetapi sebelum tahapan
pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri. Dan juga
menyebutkan bahwa agroindustri memiliki peranan yang sangat penting dalam
pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam hal
meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja, meningkatkan
perolehan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri lain.
Dari pandangan para pakar sosial ekonomi, agroindustri (pengolahan hasil
pertanian) merupakan bagian dari lima subsistem agribisnis yang disepakati, yaitu
subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan. usaha tani, pengolahan hasil,
pemasaran, sarana dan pembinaan. Agroindustri dengan demikian mencakup
Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan Dan Mesin
Pertanian (IPMP) dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP).
Soeharjo (1990) menyatakan bahwa agroindustri umumnya memiliki kaitan erat
dengan sisi hulu (input) dan hilir (pengolahan hasil), sehingga pengertiannya
mencakup dua jenis pengolahan, yaitu sebagai berikut.

5
6

1. Industri pengolahan input pertanian yang pada umumnya tidak berlokasi di


pedesaan, padat modal, dan berskala besar. Contoh : industri pupuk dan
pestisida.

2. Industri pengolahan hasil pertanian. Contoh: pengolahan pucuk teh menjadi


teh hijau atau teh hitam, pengalengan buah, pengalengan minyak kelapa,
dsb.

Menurut Soeharjo (1990), kegiatan agroindustri dapat berlangsung di tiga


tempat, yaitu :

1. Dalam rumah tangga yang dilakukan oleh anggota rumah tangga petani
penghasil bahan baku.

2. Dalam bangunan yang terpisah dari tempat tinggal tetapi masih dalam satu
pekarangan, dengan menggunakan bahan baku yang dibeli di pasar, dan
menggunakan tenaga kerja terutama dari keluarga.

3. Dalam perusahaan kecil, sedang, atau besar yang menggunakan buruh


upahan dan modal yang lebih intensif dibandingkan dengan industri rumah
tangga.

2.1.2 Galendo

Galendo adalah makanan khas dari Jawa Barat khususnya di


daerah Kabupaten Ciamis. meskipun keberadaan galendo berada di sejumlah
daerah di Priangan Timur tetapi makanan khas ini lebih terkenal di kabupaten
ciamis.
Pada masa lalu Ciamis merupakan sebuah produsen kelapa terbesar di Jawa
Barat. Orang yang berjasa mengembangkan kelapa di Ciamis adalah Raden Adipati
Aria Kusumadiningrat atau dikenal dengan Kangjeng Prebu, Bupati Galuh Ciamis
yang memerintah pada tahun 1839 - 1886.
Buah kelapa dimanfaatkan masyarakat untuk membuat minyak kelapa,
proses ini dilakukan dengan merebus santan kelapa selama berjam-jam, serbuk
yang dihasilkan kemudian ditekan untuk memisahkan minyak dengan ampas.
7

Minyak tersebutlah yang dinamakan minyak keletik (minyak kelapa) sedangkan


ampasnya dinamakan galendo. Awalnya galendo merupakan hasil samping saja,
karena utamanya menghasilkan minyak. Namun karena memliki cita rasa yang
manis dan gurih, akhirnya galendo dimanfaatkan sebagai panganan.

2.1.2.1 Pengolahan Galendo

Berikut langkah-langkah pengolahan galendo:

1. Langkah pertama yaitu kupas kelapa, kemudian cungkil bagian dagingnya


dan cuci bersih
2. Setelah dicuci bersih, selanjutnya parut kelapa
3. Peras kelapa yang sudah diparut, kemudian ambil bagian air santannya
4. Langkah selanjutnya masukkan air santan ke dalam wajan, kemudian
dimasak mendidih sampai kandungan air di dalamnya habis dan menjadi
residu menggumpal. Dan mendapatkan galendo yang masih bercampur
dengan minyak.
5. Selanjutnya masuk ke proses press untuk memisahkan serbuk galendo dan
minyak, menjadi galendo dan minyak keletik
6. Setelah dipisahkan dengan minyaknya, galendo sudah bisa dikonsumsi. Dan
minyak keletik dapat digunakan

2.1.3 Analisis Kelayakan Usaha

Kelayakan bisnis merupakan penelahan atau analisis tentang apakah suatu


kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan (Nurmalina,
2009). Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis telah
menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut
dapat memberikan manfaat bila bisnis dilakukan.
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan berhasil, analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah
suatu bisnis dapat memberikan manfaat atas investasi yang akan ditanamkan
(Husnan dkk, 2000).
8

Menurut Husein Umar (1997) menyatakan Studi Kelayakan Bisnis adalah


suatu penelitian layak atau tidaknya suatu proses besar yang biasanya merupakan
proyek investasi itu dilaksanakan.
Menurut Sutrisno (1982), Studi Kelayakan Bisnis merupakan studi atau
pengkajian apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha apabila dilaksanakan dapat
berjalan dan berkembang sesuai dengan tujuannya atau tidak.

2.2 Penelitian terdahulu

Penulisan penelitian kali ini menggunakan tiga penelitian dahulu yang


bermanfaat sebagai rujukan yang dilakukan oleh :

1. Tingga Sari Novi Prakaswati (2017), penelitian yang berjudul


“ANALISIS EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI
MINYAK KELAPA : Implementasi Data Emplovement Analysis
(DEA) dalam menganalisis Efisiensi Industri Makanan Galendo di
Kabupaten Ciamis”. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 1)
Faktor produksi yang digunakan dalam produksi industri makanan
galendo di Kabupaten Ciamis adalah modal, tenaga kerja, bahan baku,
bahan bakar, bahan penolong. Hasil produksi yang digunakan adalah
galendo. 2) Penggunaan faktor-faktor produksi galendo di Kabupaten
Ciamis dengan menggunakan pendekatan DEA belum mencapai
efisiensi optimum, dimana berdasarkan analisis model CRS < 1 dan
VRS < 1. 3) Skala produksi industri galendo di Kabupaten Ciamis
dengan metode DEA berada pada tahap produksi Decreasing Returns
to Scale dengan tingkat skala relatif sebesar 0,864%.
2. Sakilla Rahman, Vickky V.J. Palenewen, dan Femy H. Elly .
penelitian yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN
AGROINDUSTRI VIRGIN COCONUT OIL (STUDI KASUS
KELOMPOK TANI ANUGRAH KELURAHAN TANDURUSA
KECAMATAN ARTEMBAGA KOTA BITUNG)”. Hasil analisis
dan pembahasan menunjukkan bahwa total biaya variabel adalah
Rp. 81.960.000, /tahun dantotalbiayatetapadalahRp.8.295.000,-
/tahun sedangkantotal penerimaanadalahRp.249.600.000,-dan
BEPproduksiadalah61,75literdanBEPharga
yaituRp.12.343.750/tahun,serta Rp. 1,028.645,-/bulan dan Rp.
9

85,720,-/2hari.Total keuntungan/tahun adalah Rp. 159.345.000,-


/tahun. Dengan nilai R/C ratio adalah sebesar 3, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Agroindustri Virgin Coconut OilPoktan
Anugerah Kelurahan Tandurusa mengalami keuntungan dan layak
secara finansial untuk dikembangkan karena melampaui BEP dan
juga R/C Ratio nya yaitu > 1.Fluktuasi harga dan ketersedian
bahan baku sangat mempengaruhi produksi Virgin Coconut Oil.
Modal usaha juga sangat mempengaruhi produksi Virgin Coconut
Oil.Agribisnis Virgin Coconut Oilmemberi peluang terhadap
pendapatan peningkatan pendapatanpetani dan dapat membuka
peluang kerja dan meningkatkan Devisa Negara
3. Helmi, penelitian yang berjul “ANALISIS FINANSILA USAHA
PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) CARA
FERMENTASI”. Hasil analisis kelayakan finansial dengan R/C ratio
sebesar 1,21 menunjukkan bahwa usaha pembuatan minyak kelapa
murni ini layak untuk diusahakan. Pengolahan minyak kelapa murni
menghasilkan dua jenis produk, yaitu minyak kelapa murni dan
minyak kelentik. Produktivitasnya berturut-turut 6,38 liter dan 9,12
liter per 100 butir kelapa. Titik impas harga minyak kelapa murni Rp
13.403,08 per liter dan titik impas produksinya 2,85 liter; sementara
titik impas harga minyak kelentik Rp 13.456,10 per liter dan titik
impas produksinya 18,31 liter.

2.3 Pendekatan Masalah

Permintaan komoditas pertanian meningkat dari tahun ke tahun seiring


dengan bertambahnya jumlah penduduk, agroindustri merupakan bagian dari
subsistem agribisnis yang memproses dan mentransformasikan bahan-bahanhasil
pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi
yang dapat langsung dikonsumsi dan barang atau bahn hasil produksi industri yang
digunakan dalam proses produksi. Agroindustri pengolahan hasil peratnian
10

merupakan bagian dari agroindustri, yang mengolah bahan baku yang bersumber
dari tanaman, binatang dan ikan.
Dalam kerangka pembangunan pertanian, agroindustri merupakan
penggerak utama perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan
datang posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan nasional
sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan kata lain, dalam upaya
mewujudkan sektor pertanian yang tangguh, maju dan efisien sehingga mampu
menjadi leading sector dalam pembangunan nasional, harus ditunjang melalui
pengembangan agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien
dan efektif. (I Gusti Udayana, 2011)
Lancar tidaknya suatu proses produksi dipengarui oleh ketersediaan bahan
baku dalam kuantitas dan ukuran yang sesuai porsi kebutuhan dari prusahan yang
memproduksi tersebut. Definisi bahan baku menurut Baroto (2002) menyatakan
bahwa bahan baku adalah barang-barang yang terwujud seperti tembakau, kertas,
plastik ataupun bahan-bahan lainya yang diperoleh dari sumber-sumber alam atau
dibeli dari pemasok, atau diolah sendiri oleh perusahaan untuk digunakan
perusahaan dalam proses produksinya sendiri. Ketersediaan bahan baku atau
sumber daya di alam jumlahnya terbatas, sementara permintaan tidak terbatas dan
meningkat setiap tahunnya sehingga menimbulkan kelangkaan sumber daya atau
bahan baku untuk produksi.
Agar dapat bekerja dengan lancar proyek membutuhkanbahan baku,
pembantu dan bahan pendukung operasi pabrik dalam jumlah tertentu. Bahan-
bahan tersebut harus dapat memenuhi standar syarat teknis produksi yang
ditentukan misalnya standar mutu, serta dapat tersedia dalam jumlah yang cukup
setiap saat diperlukan. Tersedianya bahan baku dan pembantu secara konstan
dengan harga yang wajar merupakan salah satu syarat agar proyek dapat beroperasi
secara sehat di bidang teknis dan komersial.
Mengatasi kelangkaan tersebut mengharuskan para pelaku usaha
mengambil alternatif lain bahkan harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi,
sehingga menyebabkan perubahan terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.
Perubahan biaya tersebut dapat mempengaruhi penerimaan, pendapatan serta
11

kelayakan atau revenue cost ratio (R/C ratio) suatu usaha. Apabila nilai R/C rasio
> 1 maka usaha agroindustri yang dikelola menguntungkan / layak, apabila nilai
R/C rasio = 1 maka usaha agroindustri yang dikelola tidak menguntungkan dan
tidak merugikan (BEP) dan apabila nilai R/C rasio < 1 maka usaha agroindustri
yang dikelola merugikan / tidak layak. Layak tidaknya suatu usaha yang sedang
dijalankan ditentukan oleh perbandingan antara besar biaya yang dikeluarkan dan
penerimaan yang didapatkan.

Agroindustri

Bahan Baku
Riau Biaya Bahan Baku
Lokal

Penerimaan

Pendapatan

Kelayakan Tidak Layak


Usaha R/C < 1

Layak
R/C >1
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember
2019 yang bertempat di Kabupaten Ciamis. Untuk lebih jelasnya, waktu dan
tahapan penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tahap dan Waktu Pelaksanaan Penelitian


Waktu Penelitian
Tahapan Kegiatan September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan
penelitian
Survei
pendahuluaan
Inventarisasi
pustaka
Penulisan usulan
penelitian
Seminar usulan
penelitian
Revisi
Pengumpulan
data
Penulisan hasil
penelitian
Seminar
kolokium
Revisi
Sidang skripsi

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


studikasus pada 4 agroindustri galendo di kelurahan Cigembor, kecamatan Ciamis,
kabupaten Ciamis. Studi kasus menurut Bimo Walgito (2010) adalah metode yang
bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena
mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian.
Bimo Walgito juga menambahkan bahwa dibutuhkan banyak informasi dan

12
13

integrasi data yang diperoleh dari metode lain guna mendapatkan informasi
mendalam pada metode studi kasus yang dilakukan. Menurut Bogdan & Bikien
(1982) adalah suatu penelitian dengan melakukan pengujian secara rinci atas
sesuatu, baik individu (orang), latar, pembukuan dan penyimpanan dokumen, atau
bahkan peristiwa tertentu.

3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan
sumber data sekunder.

1) Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan dari pengrajin galendo
melalui wawancara dengan menggunakan daftar kuisioner
2) Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari Institusi terkait
dengaun cara pencatatan data dari kantor Dinas Pertanian dan Tanaman
Pangan Kabupaten Ciamis, Badan Pusat Statiski Kabupaten Ciamis serta
beberapa teori dan kutipan dari buku-buku dan artikel internet yang
terhubung dengan kajian penelitian.

3.4. Definisi dan Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan bebrapa istilah dan variabel. Untuk menghindari


perbedaan persepsi dari berbagai istilah tersebut, maka perlu adanya batasan untuk
mempermudah pemahaman mengenai bahasan dalam penelitian ini. Berikut defiisi
istilah-istilah yang ada di dalam penelitian yaitu :

1) Galendo (gelendo, belendo, tahi minyak) adalah residu atau ampas hasil
pemasakan santan kelapa dalam proses pembuatan minyak klentik.
2) Pengolahan Galendo merupakan tahapan kegiatan mengolah buah kelapa
menjadi galendo. Meliputi fase pre processing : pemilihan buah kelapa,
pengupasan buah kelapa, pencongkelan daging buah kelapa, pencucian
daging buah kelapa. Fase processing : pemarutan daging buah kelapa,
pemerasan santan, pemanasan santan kelapa, penyaringan atau pemisahan
14

minyak klentik dengan galendo (ampas), pengepresan galendo. Fase


finishing : penegpakan dan pemberian label.
3) Bahan baku yang digunakan dalam produksi dalah daging buah kelapa dan
gula sebagai pengawet alami

Sedangkan variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

1) Biaya adalah nilai yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi. Biaya
dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variable.
a) Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak diprngaruhi besarnya
produksi, diantaranya :
 Pajak Bumi Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan atau pemanfaatan tanah dan atau bangunan. Besarnya
pajak ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan
bangunan yang diukur dengan satuan (m²) an diniai dalam satuan
rupiah (Rp/m²).
 Penyusutan alat dalam satuan rupiah per produksi. Menurut Ken
Suratiyah (2015) menyatakan bahwa, untuk mengatahui
penyusustan alat digunakan metode garis lurus (Straight Line
Method), adalah satuan penyusutan alat yang besarnya dianggap
sama setiap bulan atau tahunya dengan rumus sebagai berikut:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑒𝑙𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

b) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi besarnya


produksi, diantaranya :
 Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang berasal
dari alam keluarga maupun dari luar keluarga yang sedang dalam
dan atau akan melakukan pekerjaa, guna menghasilkan barang atu
jasa untuk memenui kebutuhan masayarakat. Dihitung dalam
satuan HOK dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp).
 Bahan baku utama dalam agroindustri adalah buah kelapa yang
dihitung dalam satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam rupiah
(Rp).
15

 Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada galendo


yaitu gula pasir sebagai pengawet alami yang dihitung dalam
satuan kilogram (Kg) dan dinilai dalam satuan rupiah (Rp).
 Bahan bakar yang digunakan dalam proses pengangkutan, produksi
hingga pemasaran adalah:
1) listrik sebagai energi penggerak mesin-mesin produksi yang
dihitung dalam satuan watt (W) dan dinilai dalam rupiah (Rp).
2) Tempurung kelapa adalah bahan bakar yang digunakan untuk
proses memasak galendo dihitung dalam satuan kilogram (Kg)
dan dinilai dalam rupiah (Rp).
3) Bahan bakar minyak (BBM) digunakan sebagai bahan bakar
penggerak kendaraan untuk mengangkut bahan baku ke
tempat produksi dan memasarkan hasil produksi dihitung
dalam satuan liter ( l ) dan dinilai dalam rupiah (Rp).
 Kemasan (packaging) yang digunakan untuk mengemas galendo
terbuat dari anyaman bambu yang dihitung dalam satuan lembar
dan dinilai dalam rupiah (Rp).
 Hasil produksi merupakan hasil yang dikeluarkan dari suatu proses
produksi yaitu galendo yang dihitung dalam satuan kilogram (Kg)
dan minyak klentik yang dihitung dalam satuan liter ( l ).
 Harga jual untuk galendo di pasar merupakan nilai hasil produksi
agroindustri yang dinilai dalam satuan rupiah (Rp/kg).
 Harga jual untuk minyak klentik di pasar merupakan nilai hasil
produksi agroindustry yang dinilai dalam satuan rupiah (Rp/l).
 Penerimaan merupakan hasil perkalian dari hasil produksi dengan
harga jual.
 Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya
digunakan dengan satuan ukuran rupiah (Rp).
 R/C adalah imbangan antara penerimaan dengan total biaya
 Satu kali proses produksi adalah 8 jam perhari.
16

3.5. Kerangka Analisis

Data yang diperoleh akan dikumpulkan kemudian ditabulasi sesuai model


analisis yang digunakan.

a. Biaya Total

Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya


variabel. Besarnya biaya total dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (Soekartawi, 1995) :

TC = FC + VC
Keterangan:
TC : Total Cost (biaya total), satuan rpiah
FC : Fixed Cost (biaya tetap), satuan rupiah
VC : Variabel Cost (biaya variabel), satuan rupiah

b. Penerimaan
Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produk dengan
harga jual produk. Penerimaan pada usahatani semangka di Kecamatan
Adipala dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Soekartawi, 1995):
TR = P x Q
Keterangan:
TR : Total Revenue (penerimaan total), satuan rupiah
P : price (harga), satuan rupiah per kilogram
Q : Quantity (jumlah barang/produk), dalam satuan kilogram

c. Untuk mengetahui besarnya pendapatan pelaku usaha responden digunakan


analisis pendapatan yang diformulasikan sebagai berikut :
I = TR – TC
Keterangan :
I = Pendapatan
TR = Penerimaan
TC = Total Biaya (Soekartawi, 1995)
17

d. R/C rasio untuk mengetahui kelayakan usaha yang sedang dijalankan dapat
dilihat melalui nilai R/C rasio. Menurut Soekartawi (1995), secara
matematis R/C rasio dirumuskan sebagai berikut :

𝑇𝑅
R/C rasio = 𝑇𝐶

Keterangan :
TR = Penerimaan Total
TC = Pengeluaran Total

Jika nilai R/C rasio > 1 maka usaha agroindustri yang dikelola
menguntungkan / layak.
Jika nilai R/C rasio = 1 maka usaha agroindustri yang dikelola tidak
menguntungkan dan tidak merugikan (BEP)
Jika nilai R/C rasio < 1 maka usaha agroindustri yang dikelola merugikan /
tidak layak
18

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2018.
https://jabar.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZDhiOTZkZTI
yMjc5NjQwMjkzODY2NmU0&xzmn=aHR0cHM6Ly9qYWJhci5icHMuZ
28uaWQvcHVibGljYXRpb24vMjAxOC8wOC8xNi9kOGI5NmRlMjIyNzk
2NDAyOTM4NjY2ZTQvcHJvdmluc2ktamF3YS1iYXJhdC1kYWxhbS1hb
mdrYS0yMDE4Lmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAxOS0xMS0wNCA
xNjowNTo1NQ%3D%3D. Diakses tangal : 24 Oktober 2018
Bangin, Burhan. 2019. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Fatin, Nur. 2019. “Pengertian Agroindustri”. 12 Mei 2019.
http://seputarpengertian.blogspot.com/2019/05/pengertian-agroindustri.html
Hasnah. 2015. “Studi Kelayakan Bisnis Aspek Teknis Dan Teknologi”. 9
Oktober. http://hasnah921.blogspot.com/2015/10/studi-kelayakan-bisnis-
aspek-teknik-dan.html
Helmi. Analisis Finansial Usaha Pembuatan Virgin Coconut Oil.
Irvansetiawan. 2018. “Galendo, Kuliner Tradisional Kabupaten Ciamis”. 25
Agustus 2108. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbjabar/galendo-
kuliner-tradisional-kabupaten-ciamis/
Narbuko, Cholid dan H. Achmadi, Abu. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara.
Novitarini, Endah. Ilmu Usahatani. Fakultas Pertanian. Universitas Sjakhyakirti.
Parkaswati, Tingga Sari Novi. 2017. Analisis Efisiensi Faktor Produksi Pada
Industri Minyak Kelapa.

Rahman, Sakilla. Palenewen, Vicky V.J. dan Elly, Fenny H. Analisis Kelayakan
Agroindustri Virgin Coconut Oil (VCO) Cara Fermentasi.
Saputra, Erlands. 2016. “Pengertian Dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Menurut
Para Ahli”. 04 April 2016.
https://pengertian-menurut2.blogspot.com/2016/04/pengertian-dan-manfaat-
studi-kelayakan.html
Satria, Ase. 2016. “Tujuan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menurut Para
Ahli”. Mei. https://www.materibelajar.id/2016/05/tujuan-pengendalian-
persediaan-bahan.html
Setiawan, Iwan. 2012. Agribisnis Kreatif. Jakarta: Penebar Swadaya.
19

Suratiyah, Ken. Syarifa Rizki Annisa (Ed.). Ilmu Usahatani. 2006. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Udayana, I Gusti Bagus. 2011. Peran Agroindustri Dalam Pembangunan Pertanian
Edisi 44. Sibghadwala.
Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Yogyakarta: Kanisius.
20

KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN AGROINDUSTRI GALENDO

1. Identitas Pemilik
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. No. Handphone :
5. Pendidikan :
6. Nama perusahaan :
7. Jumlah anggota keluarga :
8. Usaha/ profesi lain :

2. Pendirian Uasaha
1. Tahun bediri :
2. Alasan memilih usaha :
galendo
3. Keunggulan galendo :

3. Aspek Teknis
No Pertanyaan Jawaban
1. Darimanakah bahan baku di
dapatkan?
2. Berapa lama waktu yang
diperlukan untuk proses per
produksi?
3. Langkah-langkah dan alur
produksi

4. Aspek Finansial
No Pertanyaan Jawaban
4. Apakah usaha galendo
melakukan pencatatan/
pembukuan?
5. Darimana sumbar dana/ modal
dipenuhi?
6. Berapa modal usaha yang
dikeluarkan?
21

* Biaya tetap :
1. Bangunan Pabrik

2. Alat-alat

3. Kendaraan

** Biaya variabel :
1. Kelapa

2. Gula /bahan tambahan

3. Tenaga kerja

4. Bahan bakar

5. Listrik

6. Packaging

7. Pajak bumi dan bangunan

Anda mungkin juga menyukai