Disusun oleh:
Clara Nur Fadani
Lina Marha Karamina
Mexica
Safron Pricila
Tanti Dwi Winanti
Kelas: D3-4B
JURUSAN GIZI
POLTEKKES JAKARTA II
2019
PROSEDUR PENENTUAN KOMPOSISI DAN ZAT GIZI PANGAN OLAHAN SIAP SAJI
Oleh:
Dr. Marudut, B.Sc., MPS
1. Identifikasi Pangan Olahan Siap saji yang tersedia di wilayah, daerah Provnsi
(lingkungan, kota, dll) tempat Poltekkes berada
2. Identifikasi (berdasarkan pengamatan atau bila tersedia data di daerah) pangan olahan
jenis apa saja yang relatif paling banyak dikonsumsi masyarakat di wilayah setempat
3. Kelompok kami membeli pangan oalahan siap saji yaitu soto ayam, dan membeli nya
dengan cara dipisahkan kuah soto nya dengan isian yang ada didalam kuah soto ayam
yang digunakan
4. Harga soto ayam yang kami beli seharga Rp. 13.000,00
5. Tidak menggunakan btp
6. Prosedur pembuatan
Pembuatan kuah soto:
1) Siapkan berbagai bumbu untuk kuah soto bersihkan lalu siangi
2) Setelah di bersihkan haluskan bumbu tersebut
3) Siapkan panci, beri sedikit minyak untuk menumis bumbu tersebut
4) Setelah tumisan kuah soto sudah tercium harum tambahan 2 gelas belimbing
air putih kedalam panci
5) Lalu masukan daging ayam kedalam kuah tersebut
6) Masak hingga mendidih
7) Sampai dirasa ayam nya sudah matang angakat lalu siangi.
1. Timbang berat bersih keseluruhan pangan olahan dalam satu porsi dengan menggunakan
timbangan makanan digital dengan ketelitian 1 g yang sudah dikalibrasi.
2. Pisahkan dan timbang tiap jenis pangan dalam campuran pangan (misalnya berat masing-
masing jenis sayur untuk soto ayam) sehingga diperoleh berat bersih pangan.
3. Pada saat dipisahkan tiap-tiap jenis pangan tersebut atau menentukan berat bersih,
ambillah foto pangan tersebut
4. Timbang berat bersih tiap jenis pangan olahan tersebut
3 Ayam
4 Tauge
5 Kol
6 Koya
1. Belilah tiap jenis pangan yang digunakan di dalam campuran tersebut misalnya kacang
panjang, ikan lele dumbo, dll dalam jumlah 2 – 3 kali dari tiap jenis pangan yang
diidentifikasi
2. Timbang dan tentukan berat bersih dan berat kotor
CATATAN: (bila dikerjakan pada hari yang sama langkah nomor 1 dan 2 ini tidak perlu)
3. Olahlah tiap jenis pangan tersebut sesuai dengan kondisi (ukuran, penampilan,
kekeringan, kematangan, dll) pangan yang dibeli. Diusahakan agar berat mentah pangan
yang diolah sebesar 2 – 3 kali dari berat matang yang dibeli untuk memudahkan dalam
konversi dari matang ke mentah (agar yang hasil olah lebih besar dari berat per porsi
untuk memudahkan perhitungan). Ikuti Prosedur pengolahan pangan yang sudah di
peroleh dari penjual atau produsen
4. Khusus yang menggunakan minyak goreng, timbang berat awal wajan + minyak goreng
dan timbang pula sesudah digunakan untuk menggoreng, misalnya ikan lele atau ayam.
5. Hitung berat minyak goreng yang diserap persatuan berat pangan olahan berdasarkan
selisih berat minyak
6. Amati apakah panga olahan yang dibuat di laboratorium sudah mendekati (mirip) dengan
pangan olahan yang dibeli secara oragnoleptik. Jika belum sesuai perlu dikaji dan
dilakukan pengolahan ulang sampai didapatkan karakteristik produk olahan yang dibuat
di laboratorium mirip dengan yang dibeli
7. Timbang pangan yang sudah diolah tersebut dan hitung masing-masing berat bahan
mentah yang digunakan dan hitung faktor konversi dari matang ke mentah.
8. Berdasarkan hasilnomor 7, aplikasikan faktor konversi tersebut terhadap tiap berat
pangan yang sudah dipisahkan dari campuran pangan olahan siap saji per satuan porsi
dan per 100 g BDD bahan campuran
9. Buat tabel komposisi berat mentah tiap jenis pangan ternasuk minyak yang digunakan
dalam membuat pangan olahan siap saji per satuan porsi dan dalam 100 g BDD pangan
olahan dan hitung zat gizinya berdasarkan TKPI 2017.
10. Buat rekapitulasi tiap jenis pangan pangan olahan siap saji berdasarkan berat per porsi
dan berdasarkan 100 g BDD pangan olahan, komposisi zat gizi, harga dan foto
Tabel 1. Jenis Pangan yang digunakan dalam membuat gado-gado dan faktor koversi
pangan matang ke pangan mentah dalam satu sajian (289 g)
1 Tauge g 35 70 74 1,05
2 Kol g 35 70 71 1,01
4 Telur*) g 40 62 56 1,1
9 Gula merah g - 40 40 1
Catatan: 1. Bila berat mentah lebih besar dari berat dari berat matang maka faktor
konversi adalah Berat mentah dibagi berat matang
2. Bila berat mentah lebih kecil dari dari berat matang maka faktor konversinya
Berat matang dibagi berat mentah
*) Khusus telur ditentukan dahulu BDD nya misalnya 90%
Tabel 2. Jenis Pangan yang digunakan dalam membuat gado-gado dan berat mentah
setelah perhitungan faktor koversi
No Jenis Pangan satuan Berat yang Faktor Berat mentah Berat mentah
dibeli sesudah konversi per porsi per 100 g
dipisahkan (246 g) gado-gado
4 Telur*) g 40 1.1 44 18
9 Gula merah g - 1 - -
Catatan: menghitung berat pangan mentah dalam 100 g gado-gado dengan cara
mengalikan tiap jenis berat pangan dalam 1 porsi gado-gado (289 g) dengan
faktor 1,99 (576/289)
Beli
Masak
• Masak = hambar
Beli Masak
Beli Masak
Jumlah E P L KH
No Jenis Pangan Fe
(gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Kacang
3 24 7,44 0,55 0,02 1,27 0,14
Panjang
1 Tauge g 35 70 74 33,1
2 Kol g 35 70 71 34,5
3 Kacang
g 24 48 60 19,2
panjang
4 Telur*) g 40 62 56 44,2
7 Bayam g 39 80 104 30
8 Kacang tanah g - 90 90 1
9 Gula merah g - 40 40 1
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami membeli suatu makanan kemudian kami akan
membuat/memasak makanan tersebut semirip mungkin dengan teknik pemasakan yang
sama dengan yang beli. Tujuannya untuk mengetahui faktor konversi berat matang ke
mentah dari tiap tiap bahan makanan. kelompok kami mendapatkan makanan gado gado
dan kemudian kami memasak dengan teknik pengolahan yang sama. Dengan
menggunakan rumus:
1. Bila berat mentah lebih besar dari berat dari berat matang maka faktor
konversi adalah Berat mentah dibagi berat matang
2. Bila berat mentah lebih kecil dari dari berat matang maka faktor konversinya
Berat matang dibagi berat mentah
*) Khusus telur ditentukan dahulu BDD nya misalnya 90%
Tauge 1,05
Kol 1,01
Telur*) 1,1
Tahu 1,1
Kentang 1,34
Bayam 1,3
Dari segi penampilan hasilnya secara keseluruhan gado gado yang dibuat sudah mirip dengan
gado gado yang dibeli.