Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTIKUM RISET PASAR

KASOAMI PEPE
(Kuliah Praktikum )

DOSEN PENGAMPU :

DRA.PONIASIH LELAWATTY,M.Si

OLEH :
KELOMPOK II
Rahmat Muslim [ PBE210019]
Listiana [ PBE21006]
Sariani NZ [ PBE210001]

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PEMASARAN INTERNASIONAL
POLITEKNIK BAUBAU
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................2

A. Latar Belakang .....................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah ..... .....................................................................................................................3

C. Tujuan Masalah ...............................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................................................................4

BAB III
KASUS...........................................................................................................................................5

BAB IV
PEMBAHASAN .............................................................................................................................6

a) Mengetahui daftar atribut dalam membuat kasoami pepe......................................................7


b) Mengetahui teori dan inovasi dalam membuat kasoami pepe ................................................8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia khususnya provinsi sulawesi tenggara memiliki kuliner terkenal bernama


kasoami , kasoami sendiri merupakan makanan pokok tradisional yang terbuat dari tepung ubi
kayu atau singkong yang telah di fermentasi .

kasoami umumnya berbentuk tumpeng atau gunungan dan berwarna putih kekuning-
kuningan. Namun ada yang berbeda di Kota Bau-Bau, Kasuami yang dimilikinya bernama
Kasuami Pepe. Meski sama-sama dari singkong, namun ada yang berbeda dari segi rasa dan cara
penyajiannya. Seperti yang dijual di pasar tradisional Bau-Bau ini, Kasuami yang dijajakan
berbentuk bulat lonjong layaknya bolu gulung. seorang pedagang jajanan khas Bau-Bau
mengatakan cara pembuatan Kasuami Pepe berbeda dengan Kasuami pada umumnya di
karenakan apabila sudah matang, adonan kasuami dipipihkan menjadi betuk lembaran kertas.

Proses pemipihan adonan ini disebut Pepe, atas dasar inilah mengapa namanya disebut
Kasuami Pepe, tapi tidak hanya itu, masih ada yang membedakan dengan kasuami pada
umumnya yaitu karna kasoami pepe menggunakan Bawang goreng yang menambah cita rasa
dan aroma yang berbeda serta menjadi hiasan di atas Kasuami Pepe.Dibungkus dengan plastik
bening, maka Kasuami Pepe siap disajikan, atau dijual sebagai jajanan khas. Harganya pun sangat
terjangkau, hanya Rp 5000 saja.

Kasuami Pepe ini sangat nikmat dimakan dengan menggunakan lauk seperti ikan bakar
atau abon. Banyak orang asing berdatangan dari berbagai Negara di kota bau bau saat ini,Bagi
masyarakat lokal bila ada di antara orang asing (turis) yang datang, mereka selalu menyajikan
kasoami khususnya kasoami pepe yang ternyata para turis tersebut sangat menikmatinya. Ini
bukti bahwa masyarakat asing pun menyukai kasoami. Sehingga makanan

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan rincian daftar atribut membuat kasoami pepe ?

2. Jelaskan teori dan inovasi pengembangan kasoami pepe varian baru ?

3. Bagaimana konsep menyaring ide dan membuang yang tidak perlu ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas,di dapatkan tujuan sebagai berikut ;

1. Mengetahui rincian daftar atribut membuat kasoami pepe


2. Mengetahui teori dan inovasi dalam pengembangan kasoami pepe varian baru
3. Mengetahui konsep menyaring ide dan membuang yang tidak perlu

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Makanan khas Buton, sebuah pulau di Indonesia, memiliki kekayaan kuliner yang unik dan
menarik. Salah satu makanan khas Buton yang terkenal adalah Kasuami. Dalam tinjauan teoritis
mengenai Kasuami, kita dapat melihat beberapa aspek yang relevan, seperti sejarah, bahan-bahan,
proses pembuatan, dan nilai-nilai budaya yang terkait.

Sejarah:

Kasuami memiliki sejarah yang panjang di Buton. Makanan ini diyakini telah ada sejak zaman
kerajaan Buton. Kasuami merupakan makanan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke
generasi. Seiring dengan perkembangan zaman, Kasuami tetap menjadi makanan khas yang dihargai
dan dikenal oleh masyarakat Buton.

Bahan-Bahan:

Bahan utama dalam pembuatan Kasuami adalah sagu. Sagu adalah tepung yang dihasilkan dari
umbi pohon sagu, yang tumbuh melimpah di wilayah Buton. Tepung sagu ini kemudian dicampur
dengan air dan dibentuk menjadi adonan yang kental.

Proses Pembuatan:

Proses pembuatan Kasuami melibatkan beberapa langkah. Pertama, tepung sagu dicampur
dengan air hingga membentuk adonan yang kental. Kemudian, adonan tersebut dibiarkan beberapa
saat untuk mengendap sehingga terbentuk lapisan tepung di atasnya. Lapisan tepung inilah yang
kemudian diambil dan dikeringkan. Setelah kering, lapisan tepung tersebut dipotong-potong menjadi
bentuk seperti mie atau mi kuning yang disebut Kasuami.

Nilai Budaya:

Kasuami memiliki nilai budaya yang kuat di kalangan masyarakat Buton. Makanan ini sering
disajikan dalam acara-acara adat, pernikahan, atau festival budaya. Kasuami juga menjadi simbol
kebersamaan dan persatuan di antara masyarakat Buton. Pengolahan dan penyajian Kasuami
merupakan bagian dari warisan budaya yang dijaga dengan baik.

Tinjauan teoritis ini memberikan gambaran umum tentang makanan khas Buton, yaitu Kasuami.
Namun, penting untuk dicatat bahwa informasi ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung
pada sumber dan versi yang berbeda. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan
akurat, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau berkonsultasi dengan orang-orang
yang ahli dalam budaya Buton atau makanan khasnya.
BAB III KASUS

Informasi spesifik tentang makanan kasuami khas Buton atau alasan mengapa makanan tersebut
kurang digemari. Namun, saya dapat memberikan penjelasan umum tentang mengapa suatu
makanan khas tertentu mungkin kurang populer. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
popularitas makanan termasuk preferensi rasa, kebiasaan makan lokal, aksesibilitas bahan baku,
promosi dan branding, serta faktor budaya dan tradisional.

Berikut adalah beberapa kemungkinan alasan mengapa makanan kasuami khas Buton mungkin
kurang digemari:

Preferensi rasa:

Rasa makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi daya tariknya. Jika makanan kasuami
tidak cocok dengan preferensi rasa orang-orang di daerah tersebut atau memiliki rasa yang tidak
umum, mungkin tidak akan menjadi favorit masyarakat setempat.

Kebiasaan makan lokal:

Orang-orang cenderung lebih memilih makanan yang sudah dikenal dan menjadi bagian dari
kebiasaan makan sehari-hari mereka. Jika makanan kasuami tidak umum atau tidak sering ditemui
dalam kebiasaan makan lokal, hal itu dapat menyebabkan kurangnya minat.

Promosi dan branding:

Promosi yang kurang memadai atau kurangnya kesadaran tentang makanan kasuami juga dapat
mempengaruhi popularitasnya. Jika makanan tersebut tidak secara efektif dipromosikan atau tidak
dikenal secara luas, orang-orang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mencoba atau
mengetahui tentangnya.

Aksesibilitas bahan baku:

Ketersediaan bahan baku yang diperlukan untuk memasak makanan kasuami dapat
mempengaruhi popularitasnya. Jika bahan-bahan yang digunakan sulit didapatkan atau mahal di
daerah tersebut, hal itu dapat membuat makanan kasuami menjadi kurang umum atau sulit untuk
ditemui.

Faktor budaya dan tradisional:

Makanan khas daerah sering kali memiliki hubungan erat dengan identitas budaya dan
tradisional suatu tempat. Jika makanan kasuami tidak terlalu diakar pada tradisi lokal atau tidak
memiliki nilai budaya yang kuat, hal itu juga dapat mempengaruhi minat masyarakat terhadapnya.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Mengetahui Daftar Rincian Atribut Dalam Membuat Kasoami Pepe


Yaitu penciptaan ide gagasan untuk membuat produk fisik maupun jasa, dapat menggunakan
beberapa alternatif teknik berikut:

1. Daftar Rincian Atribut:

Membuat daftar yang berisi atribut-atribut atau karakteristik khas dari makanan "Wanci
Kasuami Veve". Contohnya, bahan-bahan utama, metode memasak, cita rasa, tekstur, atau
presentasi penyajian.

Tahap pertama dalam penciptaan ide gagasan untuk membuat produk fisik atau jasa adalah
daftar rincian atribut. Teknik ini melibatkan membuat daftar atribut atau karakteristik yang
diinginkan atau diperlukan untuk produk atau jasa yang akan dibuat. Berikut ini adalah beberapa ahli
yang telah memberikan kontribusi dalam pengembangan teknik ini:

Albert L. Hyman: Albert L. Hyman adalah seorang penulis dan pengusaha yang dikenal karena
karyanya dalam bidang inovasi dan pengembangan produk. Dia telah menyumbangkan
pemikirannya tentang daftar rincian atribut untuk membantu dalam proses penciptaan ide.

Berikut daftar rincian atribut tentang makanan khas kasuami veve buton :

- Bahan utama

- Proses pengolahan

-Aroma dan rasa

-Tampilan dan penyajian

-Nilai gizi dan manfaat kesehatan

-Konteks sejarah dan budaya

-Keunikan dan keistimewaan

Makanan khas kasuami sangat mudah di jumpai di Kota Baubau atau di daerah lainnya di Kabupaten
Buton, Sulawesi Tenggara.
“Kasuami ini bentuknya berbeda-beda. Ada kasuami gunung, kasuami pepe, dan juga kasuami hitam.
Semuanya dibentuk dari bahan ubi kayu,”

Pengolahan kasuami sangat mudah. Pertama, ubi kayu diparut hingga halus. Setelah halus
dimasukkan ke dalam wadah kantung plastik atau karung yang bersih. Kemudian ditekan dengan alat
berat untuk mengeluarkan airnya.

“Nanti dibiarkan mengering hingga semalam. Biasanya kalau banyak airnya masih kecut, tapi kalau
kering benar rasanya manis,” ujarnya.

Untuk membentuk kasuami gunung, caranya singkong yang telah halus tadi dimasukkan ke dalam
wadah anyaman dari daun kelapa berbentuk kerucut kemudian dikukus. Setelah matang baru
disajikan.

Kasuami pepe dibuat dengan menggunakan minyak kelapa dan bawang goreng, sehingga baunya
lebih wangi. Sementara kasuami hitam, dibuat dari singkong yang dikeringkan di sinar matahari
hingga menghitam. Setelah kering, singkong tersebut diiris tipis-tipis, kemudian dicuci dan
dimasukkan ke dalam wadah anyaman tersebut dan dikukus.

"Kasoami biasanya dikenal bentuknya mengerucut. Tapi kalau kasoami pepe, itu yang gepeng karena
digeprek, bentuknya jadi pipih,"

Menurut Hugua, kasoami adalah makanan pokok pengganti nasi. Namun, kini kasoami bisa dijadikan
cemilan menikmati indahnya matahari terbenam bersama teh atau kopi.

Lebih lanjut, kasoami ini ternyata zaman dulu biasa dibawa para nelayan saat hendak mencari ikan di
laut.

"Kasoami diberi minyak, makanya bisa awet, dan tahan lama bisa sampai satu bulan. Karena itu
zaman dulu kasoami sering jadi bekal nelayan kalau berlayar di laut,"

Dapat dibeli di:

Pasar Korem

Belakang Markas Korem 143/ Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara

Kasuami Buton Unik

Keunikan dan keistimewaan kasuami makanan khas buton

Kasuami adalah makanan khas dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Berikut adalah
beberapa keunikan dan keistimewaan Kasuami:
Bahan Utama: Kasuami terbuat dari singkong yang diolah menjadi tepung kasuami. Singkong
yang digunakan untuk membuat kasuami di Pulau Buton memiliki rasa yang khas dan berbeda dari
singkong di daerah lain. Singkong ini memiliki tekstur yang kenyal dan aroma yang lezat.

Proses Pembuatan: Proses pembuatan kasuami di Pulau Buton masih menggunakan cara
tradisional. Singkong yang sudah dikupas dikukus terlebih dahulu, kemudian dihaluskan dan
dijadikan tepung kasuami. Tepung kasuami kemudian diayak dan direbus dalam air hingga matang.

Bentuk Unik: Kasuami memiliki bentuk yang unik. Tepung kasuami yang sudah direbus
kemudian dicetak menjadi lembaran tipis dan dipotong-potong menjadi persegi panjang atau bentuk
segitiga. Ukuran lembaran kasuami biasanya sekitar 5x10 cm.

Penggunaan dalam Masakan: Kasuami dapat digunakan dalam berbagai masakan. Salah satu
masakan khas yang menggunakan kasuami adalah Sup Konro Kasuami, yaitu sup daging iga sapi yang
disajikan dengan tambahan kasuami. Kasuami juga bisa dimasak menjadi mie kasuami atau digoreng
sebagai camilan.

Tekstur dan Rasa: Kasuami memiliki tekstur kenyal yang membuatnya berbeda dengan
makanan olahan singkong lainnya. Rasa kasuami pun unik, dengan sedikit rasa manis alami dari
singkong yang terasa saat dikunyah.

Keberagaman Variasi: Selain kasuami dengan bentuk persegi panjang atau segitiga, ada juga
variasi kasuami dengan bentuk seperti mie atau mi kuning yang dikenal sebagai mie kasuami. Variasi
ini memberikan pilihan yang lebih banyak dalam mengolah dan menyajikan kasuami.

Nilai Budaya: Kasuami memiliki nilai budaya yang tinggi bagi masyarakat Pulau Buton. Makanan
ini telah menjadi bagian dari tradisi kuliner dan sering disajikan dalam acara-acara khusus seperti
perayaan adat, pernikahan, dan acara keagamaan.

Itulah beberapa keunikan dan keistimewaan Kasuami, makanan khas dari Pulau Buton. Selain
rasanya yang lezat, kasuami juga memiliki nilai budaya yang penting bagi masyarakat setempat. Jika
Anda memiliki kesempatan untuk mengunjungi Pulau Buton, jangan lewatkan untuk mencicipi
makanan yang unik ini.

B. Mengetahui Teori dan Inovasi dalam Pengembangan Kasoami Pepe Varian Baru
1. Hubungan yang Dipaksakan:

Menghubungkan ide-ide yang tidak biasanya berkaitan dengan makanan "Wanci Kasuami Veve"
dengan cara memaksakan asosiasi atau keterkaitan. Misalnya, mengaitkan elemen-elemen budaya
lokal atau inspirasi dari alam sekitar.

Penciptaan ide baru dalam bentuk produk dan jasa sering kali melibatkan pemikiran kreatif dan
inovatif. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi penciptaan ide baru adalah hubungan yang
dipaksakan atau hubungan yang diberlakukan secara paksa oleh beberapa para ahli. Hubungan yang
dipaksakan mengacu pada upaya seseorang atau organisasi untuk menggabungkan atau mengaitkan
dua atau lebih elemen yang sebenarnya tidak saling terkait secara alami atau organik.

Beberapa para ahli telah mengemukakan pandangan mereka tentang pentingnya hubungan
yang dipaksakan dalam menciptakan ide baru, antara lain:

Arthur Koestler: Arthur Koestler, seorang penulis dan filsuf, mengembangkan konsep
"bisociation" dalam bukunya yang terkenal, "The Act of Creation". Menurut Koestler, pemikiran
kreatif melibatkan penggabungan dua domain yang sebelumnya tidak berhubungan secara langsung.
Hubungan yang dipaksakan ini memungkinkan pemikir untuk melihat sesuatu dari sudut pandang
yang berbeda dan menciptakan ide-ide baru.

Edward de Bono: Edward de Bono, seorang ahli pemikiran lateral, mengajukan konsep
"hubungan dipaksakan" dalam bukunya yang terkenal, "Lateral Thinking: Creativity Step by Step". Ia
berpendapat bahwa dengan memaksakan hubungan antara dua hal yang tidak lazim, kita dapat
membangkitkan pemikiran kreatif dan menemukan solusi yang tidak terduga untuk masalah yang
ada.

Tim Brown: Tim Brown, CEO perusahaan desain IDEO, juga menyoroti pentingnya hubungan
yang dipaksakan dalam inovasi. Ia berpendapat bahwa dengan menciptakan pertemuan yang tidak
biasa antara orang-orang dengan latar belakang, keahlian, atau pemikiran yang berbeda, kita dapat
memicu pemikiran kreatif dan menghasilkan ide-ide baru yang revolusioner.

Jacob Goldenberg dan Drew Boyd: Dalam buku mereka yang berjudul "Inside the Box: A Proven
System of Creativity for Breakthrough Results", Jacob Goldenberg dan Drew Boyd menjelaskan
metode sistematis untuk menghasilkan ide-ide baru dengan memaksa hubungan antara elemen-
elemen yang tidak biasa.
Beberapa para ahli meyakini bahwa hubungan yang dipaksakan dapat mendorong terciptanya
ide-ide baru yang inovatif. Berikut adalah beberapa argumen yang mereka ajukan:

a. Menghubungkan domain yang berbeda

Dalam menciptakan ide baru, menghubungkan domain yang berbeda dapat menghasilkan
kombinasi yang unik dan menarik. Dengan memaksa hubungan antara dua domain yang sebelumnya
tidak terkait, individu atau organisasi dapat menemukan ide-ide yang segar dan tidak lazim.
Misalnya, menggabungkan konsep dari dunia teknologi informasi dengan dunia fashion dapat
menghasilkan produk atau jasa baru yang menggabungkan teknologi canggih dengan desain yang
modis.

b. Mendorong pemikiran lateral

Hubungan yang dipaksakan dapat memaksa pemikiran lateral, yaitu kemampuan untuk melihat
hubungan yang tidak terlihat pada pandangan pertama. Dengan memaksa hubungan yang tidak
konvensional, individu atau organisasi dapat melihat peluang baru dan merangsang pemikiran
kreatif untuk menciptakan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

c. Merangsang paradigma baru

Dalam beberapa kasus, hubungan yang dipaksakan dapat merangsang terciptanya paradigma
baru. Dengan memaksa hubungan antara elemen-elemen yang tidak lazim, individu atau organisasi
dapat melihat dunia dengan cara yang berbeda dan menghasilkan ide-ide yang mengubah cara kita
memahami dan menghadapi tantangan yang ada.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua hubungan yang dipaksakan menghasilkan
ide-ide yang bernilai. Seringkali, hubungan yang dipaksakan dapat terasa dipaksakan dan tidak
organik, sehingga ide yang dihasilkan menjadi tidak relevan atau kurang signifikan. Oleh karena itu,
kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan yang bermakna dan kreatif adalah kunci dalam
menciptakan ide-ide baru yang berhasil.

2. Analisis Morfologi/Asal Usul Kata:


Menganalisis morfologi atau asal usul kata-kata terkait dengan makanan "Wanci Kasuami Veve"
untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang dapat diadaptasi atau diperluas dalam pengembangan
ide. Hal ini dapat melibatkan penelusuran makna, penggunaan, atau sejarah kata-kata terkait
dengan makanan tersebut.

Analisis morfologi dapat membantu kita memahami asal usul kata "kasuami veve" sebagai
makanan khas Buton. Namun, perlu diingat bahwa sebagai model bahasa, penjelasan berikut
didasarkan pada informasi yang tersedia hingga September 2021 dan mungkin tidak mencakup
perkembangan terbaru terkait makanan ini.

Kasuami: Kata "kasuami" terdiri dari dua bagian, yaitu "ka-" dan "suami".

Awalan "ka-" sering digunakan dalam bahasa Indonesia sebagai bentuk pengandaian atau perintah.
Dalam konteks ini, mungkin memiliki makna "yang menjadi" atau "yang dibuat menjadi".

Kata "suami" merujuk pada pria atau suami dalam bahasa Indonesia.

Dalam hal ini, "kasuami" mungkin berarti "yang dibuat menjadi suami" atau "makanan yang
dipersiapkan untuk suami". Namun, karena tidak ada informasi lebih lanjut tentang konteks atau asal
kata ini, ini hanya merupakan sebuah spekulasi.

Veve: Kata "veve" adalah kata yang lebih sulit dilacak asal usulnya karena mungkin merupakan
kata dalam bahasa lokal Buton atau bahasa daerah lainnya. Dalam analisis morfologi, kami tidak
dapat memberikan informasi pasti tentang asal usulnya tanpa konteks yang lebih spesifik.

Makanan Khas Buton: Menurut pengetahuan yang ada, Buton adalah sebuah pulau di Indonesia
yang memiliki budaya dan tradisi kuliner yang khas. Namun, tidak ada informasi yang tersedia
tentang makanan khusus yang disebut "kasuami veve" dalam konteks makanan khas Buton.
Mungkin kata "kasuami veve" adalah nama unik atau baru untuk makanan tertentu yang belum
dijelaskan secara luas.

Dalam rangka mempelajari lebih lanjut tentang asal usul kata "kasuami veve" dan makanan
khas Buton, direkomendasikan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan sumber-sumber yang
aktual dan terpercaya atau berbicara langsung dengan masyarakat Buton atau orang yang
berpengetahuan tentang makanan khas daerah tersebut.

3. Identifikasi Kebutuhan:
Mengidentifikasi kebutuhan atau kekosongan di pasar terkait dengan makanan khas "Wanci
Kasuami Veve". Misalnya, melalui survei atau analisis tren kuliner lokal dan internasional untuk
menemukan peluang atau celah yang dapat diisi oleh produk

4. Sumbang Saran

Meminta sumbangan saran atau masukan dari berbagai pihak terkait, seperti koki, ahli gizi,
peneliti bahan makanan, atau konsumen potensial. Pendapat dan ide mereka dapat membantu
memperkaya dan memperbaiki gagasan yang ada.

5. Sinektik/Gagasan:

Menerapkan teknik sinektik, yaitu menggabungkan ide-ide dari berbagai bidang atau sumber
yang tidak lazimnya terkait dengan makanan "Wanci Kasuami Veve". Menggunakan metode ini
dapat memicu pemikiran kreatif dan menghasilkan gagasan-gagasan yang inovatif.

Setelah tahap penciptaan ide gagasan

C. Mengetahui konsep menyaring ide dan membuang yang tidak perlu

Tahap II
Ide-ide atau gagasan yang dihasilkan perlu disaring dengan mengambil yang baik dan membuang
yang buruk. Proses penyaringan ini dapat melibatkan pertimbangan sebagai berikut:

Mengidentifikasi ide-ide yang paling menarik, relevan, atau memiliki potensi untuk
dikembangkan lebih lanjut.

Melakukan evaluasi objektif terhadap setiap ide berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,
seperti kelayakan teknis, keunikan, daya tarik pasar, dan ketersediaan sumber daya.

Melibatkan tim atau pihak terkait dalam diskusi atau penilaian ide-ide tersebut untuk
mendapatkan sudut pandang yang beragam dan mendapatkan masukan dari berbagai perspektif.

Menghilangkan yang buruk agar tidak menghambat dalam mencapai misi dan visi yang telah
disepakati dan keputusan juga bisa berubah sewaktu-waktu jika saran baru itu perlu guna
membangun dan memperlancar kegiatan lebih baik
BAB V PENUTUP

A. kesimpulan

Makanan khas Buton yang dikenal dengan sebutan "kasuami" adalah hidangan tradisional yang
berasal dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kasuami terbuat dari nasi yang dicampur
dengan ikan tuna atau ikan cakalang yang diasinkan, serta dibumbui dengan rempah-rempah khas
daerah tersebut.

Kesimpulan mengenai makanan khas Buton, kasuami, adalah sebagai berikut:

Keunikan cita rasa: Kasuami memiliki cita rasa yang khas dan unik. Gabungan antara nasi, ikan
asin, dan rempah-rempah memberikan rasa yang gurih dan lezat. Keunikan cita rasa ini membuat
kasuami menjadi hidangan yang berbeda dan menarik.

Penggunaan bahan lokal: Kasuami menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah ditemukan di
daerah Buton, seperti ikan tuna atau ikan cakalang. Hal ini menunjukkan bahwa kasuami merupakan
hasil adaptasi dari sumber daya alam yang tersedia di sekitar Pulau Buton.
Warisan budaya: Kasuami merupakan bagian dari warisan budaya masyarakat Buton. Hidangan
ini telah diwariskan secara turun temurun dan menjadi bagian penting dari identitas kuliner daerah
tersebut. Kasuami juga sering disajikan dalam acara-acara adat dan perayaan tradisional di Buton.

Nilai gizi: Kasuami mengandung nutrisi penting dari nasi dan ikan. Nasi sebagai sumber
karbohidrat, sementara ikan mengandung protein dan asam lemak omega-3. Kombinasi ini
memberikan nilai gizi yang baik bagi konsumen kasuami.

Potensi pariwisata: Keunikan kasuami dapat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung yang
ingin mencoba makanan khas Buton. Makanan khas daerah sering kali menjadi magnet wisata yang
dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan mengenalkan budaya lokal kepada mereka.

Secara keseluruhan, kasuami adalah makanan khas yang memiliki nilai budaya, cita rasa unik,
dan potensi pariwisata. Hidangan ini mencerminkan keanekaragaman kuliner Indonesia dan menjadi
bagian penting dari kekayaan kuliner daerah Buton.

B. Saran
Untuk menciptakan varian baru kasut yang menarik minat banyak orang, berikut adalah
beberapa saran yang dapat Anda pertimbangkan:

Riset tren terkini: Lakukan penelitian pasar dan tren terkini dalam industri sepatu untuk
mengetahui apa yang sedang diminati oleh konsumen saat ini. Perhatikan warna, desain, dan fitur
yang populer.

Desain yang unik: Ciptakan desain yang unik dan menarik perhatian. Anda dapat
mempertimbangkan penggunaan warna yang cerah, pola yang menarik, atau bahan yang tidak biasa.

Kualitas yang baik: Pastikan kasut yang Anda ciptakan memiliki kualitas yang baik. Gunakan
bahan berkualitas tinggi dan pastikan detail produksi yang cermat untuk menciptakan produk yang
tahan lama.

Kenali target pasar: Ketahui siapa target pasar Anda dan apa yang mereka inginkan. Misalnya,
jika Anda ingin menarik minat anak muda, Anda mungkin perlu menyesuaikan desain dan fitur sesuai
dengan preferensi mereka.
Inovasi teknologi: Pertimbangkan penggunaan teknologi terkini dalam desain kasut Anda.
Misalnya, Anda dapat memasukkan teknologi kenyamanan, seperti bantalan busa yang lebih baik
atau sol yang ergonomis.

Pemasaran yang efektif: Gunakan strategi pemasaran yang efektif untuk mempromosikan
produk Anda. Gunakan media sosial, iklan online, dan kerjasama dengan influencer yang relevan
untuk meningkatkan kesadaran dan minat terhadap varian baru kasut Anda.

Dapatkan umpan balik: Selalu berinteraksi dengan pelanggan dan dapatkan umpan balik tentang
produk Anda. Hal ini dapat membantu Anda memahami apa yang bekerja dan apa yang perlu
diperbaiki untuk meningkatkan minat orang terhadap kasut Anda.

DAFTAR PUSAKA

https://lifestyle.okezone.com/read/2014/12/21/298/1082172/kasoami-makanan-khas-
wakatobi

Anda mungkin juga menyukai