Oleh:
TIM AJENGAN BALI
Proposal ini memuat tentang hasil diskusi tim mengenai proyek yaitu membuat beberapa
makanan dan minuman khas Bali yang kami dapatkan dari beberapa referensi menurut ahlinya.
Besar harapan tim penyusun bahwa dibuatnya proposal proyek ini dapat menyadari
masyarakat bahwa pentingnya untuk mempopulerkan makanan dan minuman khas Bali, karena
makanan dan minuman tersebut merupakan resep warisan dari nenek moyang yang sudah
dilakukan secara turun-temurun.
Proposal proyek ini tidak sempurna, maka dari itu tim mengharapkan adanya kritik serta
saran agar tim dapat membuat proposal yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 5
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................... 5
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 6
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................... 6
1.4 MANFAAT ........................................................................................................................... 6
BAB II............................................................................................................................................. 7
2.1 LANDASAN TEORI ............................................................................................................ 7
2.1.1 SATE LILIT ................................................................................................................... 7
2.1.2 PLECING ....................................................................................................................... 8
2.1.3 ES KUWUT.................................................................................................................... 8
2.1.4 ES GULA ....................................................................................................................... 8
2.2 STRATEGI PEMASARAN .................................................................................................. 9
2.2.1 PEMASARAN MEDIA SOSIAL .................................................................................. 9
2.2.2 BRANDING ................................................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 11
3.1 BAHAN BAKU PRODUK ................................................................................................. 11
3.1.1 SATE LILIT ................................................................................................................. 11
3.1.2 PLECING ..................................................................................................................... 11
3.1.3 ES KUWUT.................................................................................................................. 12
3.1.4 ES GULA ..................................................................................................................... 12
3.2 METODE PEMBUATAN PRODUK ................................................................................. 13
3.1.1 SATE LILIT ................................................................................................................. 13
3.1.2 PLECING ..................................................................................................................... 13
3.1.3 ES KUWUT.................................................................................................................. 13
3.1.4 ES GULA ..................................................................................................................... 14
3.1.5 SAMBAL MATAH ...................................................................................................... 14
BAB IV ......................................................................................................................................... 15
4.1 RINCIAN KEUANGAN SATE LILIT KOMPLIT ............................................................ 15
3
4.2 RINCIAN KEUANGAN ES KUWUT ............................................................................... 19
4.3 RINCIAN KEUANGAN ES GULA ................................................................................... 21
4.4 RINCIAN KEUANGAN KESELURUHAN ...................................................................... 24
BAB V .......................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 26
4
BAB I
PENDAHULUAN
Makanan tradisional dapat diartikan sebagai makanan yang dikonsumsi secara turun
temurun dari generasi terdahulu, yang sudah disesuaikan dengan cita rasa dan selera masyarakat
pada suatu tempat. Makanan tradisional dapat ditemukan di seluruh kebudayaan di Indonesia,
salah satunya adalah pulau Bali. Bali merupakan salah satu pulau di indonesia yang memiliki daya
tarik luar biasa terutama orang luar negeri. Bali memiliki banyak sekali kearifan lokal budaya
seperti seni musik, seni tabuh, seni ukir, seni tari, karawitan, dan makanan tradisional serta masih
banyak lagi hal-hal unik yang terdapat di pulau dewata ini. Bali atau yang sering dikenal dengan
pulau dewata ini memiliki bermacam-macam kuliner tradisional yang tidak kalah enaknya, mulai
dari makanan berat, jajanan dan minuman.
Seiring dengan perkembangan zaman, kekayaan kearifan lokal yang dimiliki Indonesia ini
mulai tidak diperhatikan lagi karena derasnya arus globalisasi. Dalam era Globalisasi, Makanan
tradisional mulai jarang diminati karena banyak makanan asing yang masuk ke Indonesia dan lebih
bervariasi, baik dari segi rasa, bentuk, warna, maupun kemasan. Selain itu, salah satu kelemahan
makanan tradisional adalah memiliki daya simpan yang relatif singkat. Di era globalisasi saat ini,
5
teknologi semakin maju sehingga makanan modern semakin cepat masuk ke Indonesia yang dapat
mengakibatkan menurunnya pengetahuan dan minat mengenai makanan tradisional, khususnya di
pulau Bali.
Oleh karena itu, pada Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila saat ini dengan tema
Kearifan Budaya Bali, kami akan membuat bisnis kuliner khas Bali yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan pemahaman tentang budaya Bali khususnya kuliner Bali, turut serta melestarikan
kuliner khas Bali, serta mengembangkan jiwa wirausaha. Yang dimana kami akan menyajikan satu
macam makanan dan dua macam minuman khas daerah Bali. Kami memilih makanan dan
minuman ini dengan mempertimbangkan keunikan, ciri khas serta nilai tradisi yang terdapat pada
makanan dan minuman yang akan kami sajikan nantinya.
Adapun makanan dan minuman yang akan kami sajikan yaitu, sate lilit yang dipadukan
dengan sambal bawang yang didampingi oleh plecing kangkung beserta es gula dan es kuwut
sebagai pelengkap.
1.3 TUJUAN
1. Mencari tahu cara melestarikan budaya Bali khususnya kuliner khas Bali.
2. Mengetahui proses pembuatan kuliner khas Bali.
3. Memperkenalkan kuliner khas Bali dengan metode komersial.
1.4 MANFAAT
1. Bagi Peneliti: Mengetahui dan melestarikan budaya Bali, serta memperkenalkan kuliner
Bali.
2. Bagi Masyarakat: Mengenal dan turut melestarikan budaya Bali.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sate lilit adalah salah satu jenis sate asal Bali dan merupakan jenis makanan utama. Sate
lilit awalnya berasal dari Klungkung, yakni salah satu kabupaten di Provinsi Bali. Menurut sejarah,
sate lilit pada awalnya merupakan makanan yang disajikan saat upacara keagamaan, namun kini
sate lilit sudah dapat ditemukan di berbagai daerah di Bali, mulai dari di rumah makan sampai
warung di pinggir jalan.
Sate lilit tidak hanya jenis makanan belaka, namun memiliki filosofi tertentu. Sate lilit
menyimbolkan masyarakat Bali yang selalu bersatu. Tidak hanya itu, sate lilit juga merupakan
simbol dari kejantanan pria. Hal ini dikarenakan sate lilit hanya dapat dibuat oleh pria, mulai dari
tahap awal sampai tahap akhir pembuatan. Apabila seorang pria tidak dapat membuat sate lilit,
maka kejantanannya akan dipertanyakan.
Sate ini terbuat dari daging ayam ataupun sapi, namun jenis daging yang paling sering
digunakan adalah daging ikan dan babi dikarenakan disesuaikan dengan tradisi Hindu yang
merupakan agama yang paling banyak dianut di Bali. Daging tersebut kemudian dicampur dengan
parutan kelapa, santan, dan juga bumbu khas Bali yang dinamakan base genep. Seperti namanya,
yakni ‘lilit’, yang dalam Bahasa Indonesia dan Bali berarti ‘membungkus’, daging yang sudah
tercampur bumbu tersebut kemudian dilekatkan dan membungkus sebuah potongan bambu atau
tebu. Berbeda dengan tusuk sate yang sempit dan tajam, tusuk sate lilit ini berbentuk datar dan
juga lebar. Sate lilit ini kemudian dipanggang diatas arang.
Keunikan sate lilit ini terletak pada tampilannya yang berwarna kuning, berbeda dengan
jenis sate lainnya yang berwarna coklat. Warna kuning tersebut berasal dari bumbu kunyit yang
7
dicampur dengan daging. Warna kuning pada sate lilit ini tentunya akan menggugah selera yang
melihatnya. Sate lilit memiliki rasa yang gurih, pedas, dan juga manis. Namun apabila
ditambahkan dengan nasi dan juga sambal matah, hidangan sate lilit ini akan terasa semakin
lengkap dan mantap.
2.1.2 PLECING
Plecing merupakan makanan khas Bali yang menggunakan kangkung sebagai bahan
utamanya. Plecing termasuk hidangan sayuran (side dish) yang biasanya disajikan dengan sambal
tomat dan juga kacang. Sebagai side dish sayuran, plecing juga dapat dikombinasikan dengan nasi,
dimana nasi menjadi makanan pokok dan plecing serta lauk tambahan lain menjadi bahan
pelengkap. Berbeda dengan makanan lain yang disajikan dalam keadaan hangat, plecing disajikan
dalam keadaan dingin dan segar. Tekstur plecing yang renyah ditambah rasa pedasnya membuat
plecing digemari masyarakat.
2.1.3 ES KUWUT
Es kuwut merupakan minuman khas Bali. Es kuwut menggunakan kelapa muda sebagai
bahan utama, namun dapat juga ditambah dengan lemon dan selasih. Es batu dapat membantu
menambah kesegaran dari minuman ini. Es kuwut mempunyai cita rasa asam dan juga manis.
2.1.4 ES GULA
Es gula merupakan sebuah minuman yang berbahan dasar gula. Es gula adalah salah satu
minuman terkenal sebagai minuman segar di Bali. Es gula terbuat dari gula yang dicairkan, lalu
dipadukan dengan pewarna makanan. Warnanya sendiri pun sangat bervariasi dan cukup
menggoda, mulai dari warna merah, hijau, dan masih banyak lagi.
8
2.1.4 SAMBAL MATAH
Sambal matah adalah salah satu sambal yang berbahan dasar bawang merah mentah (tidak
diulek) dan sedikit dipanaskan. Selain bawang merah, cabai merah, terasi, garam, sereh, jeruk lemo
dan minyak kelapa menjadi pelengkap dari sambal matah yang dikenal nikmat ini
2.2.2 BRANDING
Berasal dari kata "Ajeng" yang berarti makanan dan "Bali" yang berarti Pulau Bali. Jadi
arti dari kata "Ajengan Bali" adalah makanan khas Pulau Bali atau makanan orang Bali.
9
• Gambar Seorang Laki - Laki dan Perempuan
Gambar makanan pada logo ini menggambarkan salah satu makanan khas Bali yaitu sate
lilit, serta minuman tersebut menggambarkan beberapa minuman khas Bali, seperti es kuwut dan
juga es gula.
Jadi, proyek yang kami buat sesuai dengan logo yang kami buat, karena dari logo tersebut
sudah menggambarkan bahwa makanan dan minuman pada proyek kami merupakan makanan dan
minuman khas Bali atau makanan dan minuman orang Bali yang bahan-bahannya diambil dari
alam Bali.
10
BAB III
MANAJEMEN PRODUKSI
3.1.2 PLECING
• Kangkung
• Cabe merah keriting
• Cabe rawit merah
• Terasi bakar
• Bawang putih
• Bawang merah
• Garam
• Gula
11
• Kaldu bubuk
• Air jeruk nipis
3.1.3 ES KUWUT
• Es batu
• Gula cair
• Air kelapa
• Jeruk nipis
• Daging kelapa
3.1.4 ES GULA
• Es batu
• Gula cair
• Pewarna makanan
• Air
• Jeruk nipis
• Daun pandan
12
3.2 METODE PEMBUATAN PRODUK
3.1.2 PLECING
• Siapkan semua bahan
• Potong tomat menjadi beberapa bagian.
• Haluskan bahan sambal yang sudah direbus bersama gula merah, garam dan terasi hingga
halus dan tercampur rata.
• Beri air perasan jeruk limau, aduk rata.
• Siapkan panci, didihkan secukupnya air, kemudian rebus kangkung hingga matang,
angkat dan tiriskan.
• Siapkan piring, tata kangkung yang telah direbus kemudian sajikan bersama dengan
sambal diatasnya.
• Plecing kangkung siap dinikmati.
3.1.3 ES KUWUT
• Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
• keluarkan air kelapa dan parut isinya
• panaskan air dan tuangkan gula pasir, biarkan sampai gula mencair
• setelah gula mencair, tambahkan pewarna (opsional)
• tuangkan air kelapa kedalam gelas, gula cair, dan daging kelapa lalu tambahkan sedikit
perasan limo ke dalamnya
• es kuwut siap disajikan
13
3.1.4 ES GULA
• Masak air, gula pasir dan daun pandan sampai mendidih
• Siapkan gelas, masukkan potongan jeruk nipis dan es batu
• Tuang air gula ke dalamnya. Aduk rata. Siap diminum.
14
BAB IV
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
15
• Biaya Produksi Nasi
• Biaya Kemasan
• Biaya Peralatan
Untuk satu kali produksi sate lilit, kami dapat menghasilkan hingga 65 tusuk sate lilit. Maka, biaya
produksi per unit nya adalah
𝑅𝑝. 55.375
𝐶𝑝𝑈 =
65
𝐶𝑝𝑈 = 𝑅𝑝. 851,923077
Jadi, biaya produksi per unit nya adalah Rp. 851,923077
16
• Biaya Produksi Plecing Kangkung per Produk
Untuk satu kali produksi plecing kangkung, kami dapat menghasilkan hingga 3 porsi plecing
kangkung. Maka, biaya produksi per produk nya adalah
𝑅𝑝. 2.860
𝐶𝑝𝑃 =
3
𝐶𝑝𝑃 = 𝑅𝑝. 95,3334
Jadi, biaya produksi per produk nya adalah Rp. 95,3334
𝑅𝑝. 43.000
𝐶𝑝𝑃 =
100
𝐶𝑝𝑃 = 𝑅𝑝. 430
Jadi, biaya produksi per produk nya adalah Rp. 430
𝑅𝑝. 42.000
𝐶𝑝𝑃 =
100
𝐶𝑝𝑃 = 𝑅𝑝. 420
Jadi, biaya produksi per produk nya adalah Rp. 420
17
= (170.384,615 + 9.533,34 + 43.000 + 42.000) + 47.776 + 20.000
= Rp. 332.693,955
Jadi, total biaya operasional sekali produksi adalah Rp. 332.693,955
𝐻𝑃𝑃 = 3.326,93955
Jadi, jika kami menjual produk dengan harga Rp. 3.326,93955 maka kami tidak akan
mengalami kerugian maupun keuntungan.
• Keuntungan Bersih
Diasumsikan dalam 1 kali produksi, kami menghasilkan 100 porsi Sate Lilit Komplit dengan
harga Rp. 10.000 per porsi, sehingga total pendapatannya adalah IDR 1.000.000 sekali produksi.
18
Jadi, keuntungan yang kami peroleh dalam 1 kali produksi adalah Rp. 667.306,045
• Biaya Kemasan
• Biaya Peralatan
19
• Biaya Produksi Es Kuwut per Produk
Untuk satu kali produksi es kuwut, kami dapat menghasilkan hingga 100 porsi es kuwut. Maka,
biaya produksi per produk nya adalah
𝑅𝑝. 143.000
𝐶𝑝𝑃 =
100
𝐶𝑝𝑃 = 𝑅𝑝. 1.430
Jadi, biaya produksi per produk nya adalah Rp. 1.430
𝐻𝑃𝑃 = 2.156
Jadi, jika kami menjual produk dengan harga Rp. 2.156 maka kami tidak akan mengalami
kerugian maupun keuntungan.
20
= 2.156 + 4.743,2= 6.899,2
= Rp. 7.000 (Dibulatkan)
Jadi, Harga Jual dari produk Es Kuwut kami adalah Rp. 7.000
• Keuntungan Bersih
Diasumsikan dalam 1 kali produksi, kami menghasilkan 100 porsi Es Kuwut dengan harga Rp.
7.000 per porsi, sehingga total pendapatannya adalah IDR 700.000 sekali produksi.
• Biaya Kemasan
21
• Biaya Peralatan
𝑅𝑝. 94.500
𝐶𝑝𝑃 =
100
𝐶𝑝𝑃 = 𝑅𝑝. 945
Jadi, biaya produksi per produk nya adalah Rp. 945
22
• Harga Pokok Produksi (HPP)
𝐻𝑃𝑃 = 1.671
Jadi, jika kami menjual produk dengan harga Rp. 1.671 maka kami tidak akan mengalami
kerugian maupun keuntungan.
• Keuntungan Bersih
Diasumsikan dalam 1 kali produksi, kami menghasilkan 100 porsi Es Gula dengan harga Rp.
5.000 per porsi, sehingga total pendapatannya adalah IDR 500.000 sekali produksi.
Keuntungan Bersih = Pendapatan total – Biaya produksi
= 500.000 – 94.500
= Rp. 405.500
Jadi, keuntungan yang kami peroleh dalam 1 kali produksi adalah Rp. 405.500
23
4.4 RINCIAN KEUANGAN KESELURUHAN
Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa Biaya Produksi dari masing – masing produk
adalah:
• Sate Lilit Komplit: Rp. 332.693,955
• Es Kuwut: Rp. 215.600
• Es Gula: Rp. 167.100
Jadi, total biaya produksi untuk keseluruhan produk adalah Rp. 715.393,955
Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa Keuntungan Bersih dari masing – masing produk
adalah:
• Sate Lilit Komplit: Rp. 667.306,045
• Es Kuwut: Rp. 557.000
• Es Gula: Rp. 405.500
Jadi, total keuntungan bersih untuk keseluruhan produk adalah Rp. 1.629.306,05
• Pembagian Keuntungan
Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa otal keuntungan bersih untuk keseluruhan produk
adalah Rp. 1.629.306,05. Apabila tim kami terdiri dari 10 orang, maka pembagian keuntungannya
adalah Rp. 162.930,605 untuk setiap orang.
24
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal proyek P5 yang telah kami buat. Kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu proses penyusunan proposal ini dan kami juga berterimakasih
pada berbagai pihak yang telah membaca proposal ini. Semoga dengan adanya proposal ini dapat
dipertimbangkan, diterima dan bermanfaat untuk semua khalayak. Selain itu kami juga menyadari
bahwa proposal yang telah kami buat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untu merealisasikan stand Ajengan Bali guna untuk
memperkenalkan dan membudidayakan kuliner khas Bali. Atas segala waktu dan perhatian
Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih.
25
DAFTAR PUSTAKA
Tim detikBali, 2022, “Sejarah dan Filosofi Sate Lilit, Simbol Kejantanan Kaum Pria
Bali”, https://www.detik.com/bali/kuliner/d-6196019/sejarah-dan-filosofi-sate-lilit-simbol-
kejantanan-kaum-pria-bali
Solefood, 2023, “Berapa 100 gram Beras Mentah Saat Dimasak”, Jawaban Cepat: Berapa 100g
beras mentah saat dimasak? - Saya sedang memasak (solefoodkitchen.com)
26