Disusun oleh:
PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PANCA SAKTI
TAHUN 2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah best practice ini. Makalah ini
merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Kreativitas dan Inovasi Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Dr. Pujiarto, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kreativitas dan Inovasi
Pembelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan
arahan dan dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini.
2. Rekan-rekan kelas.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah best practice ini.
Dalam penulisan makalah best practice ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat..............................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................3
A. Literasi Budaya.....................................................................................................3
B. Jajanan Barudak Sunda Pisan...............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Kegiatan JABAR SUPI.........................................................................................4
B. Tujuan Kegiatan JABAR SUPI............................................................................4
C. Pendekatan Pembelajaran Kegiatan JABAR SUPI...............................................4
D. Peran-peran dalam Kegiatan JABAR SUPI..........................................................5
E. Subjek, Lokasi dan Instrumen Penelitian..............................................................5
F. Langkah-langkah Kegiatan JABAR SUPI............................................................5
G. Hasil Kegiatan JABAR SUPI...............................................................................5
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku bangsa,
agama dan ras. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia kaya akan budaya. Salah
satu ciri khas dari Indonesia adalah kulinernya yang terkenal lezat. Bahkan salah satu
makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat yaitu rendang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya oleh UNESCO sejak tahun 2013. Selain makanan tradisional,
Indonesia juga memiliki beragam jajanan tradisional. Setiap daerah bahkan memiliki
jajanan khas-nya sendiri. Hal inilah yang membuat jajanan tradisional Indonesia memiliki
sisi rasa, bentuk, serta tampilan yang menarik dan unik. Keberagaman jajanan tersebut
tidak menutup kemungkinan bahwa keberadaan jajanan tradisional lebih unggul dari
jajanan modern.
Seiring perkembangan zaman, eksistensi jajanan tradisional mulai meredup oleh
merebaknya jajanan modern. Bahkan jajanan tradisional dianggap mulai sulit ditemukan di
pasaran dan hanya dapat ditemukan di tempat atau acara tertentu. Tampilan jajanan
modern juga dianggap lebih menarik dan menggugah selera sehingga jajanan tradisional
dinilai ketinggalan zaman dan mulai ditinggalkan. Faktor tersebut membuat generasi muda
mulai asing terhadap keberadaan jajanan tradisional dan cenderung menyukai jajanan
modern dibanding dengan jajanan tradisional. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka
perlu dilakukan pelestarian jajanan tradisional. Hal ini dapat dilakukan sejak dini minimal
melalui pengenalan jajanan tradisional di sekolah.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang pendidikan dasar yang ditujukan untuk
anak baru lahir hingga anak berusia 6 tahun yang berfokus pada enam aspek
perkembangan anak usia dini. Pada umumnya anak usia dini cenderung menyukai jajanan
atau makanan ringan dibanding dengan makanan berat. Hal tersebut dikarenakan anak-
anak cenderung cepat bosan dan lebih tertarik pada makanan yang menarik secara visual.
Anak juga biasanya mudah terpengaruh dengan lingkungannya, baik dari melihat keluarga
atau teman yang jajan, atau bahkan iklan yang menampilkan jajanan-jajanan yang menarik
perhatiannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka pelestarian jajanan tradisional dapat dilakukan
dan dikenalkan melalui pembelajaran di PAUD. Selain itu demi mewujudkan salah satu
karakter profil pelajar Pancasila yaitu berkebhinekaan global dengan mencintai budaya
sendiri melalui jajanan tradisional. Oleh karena itu, disusunlah makalah best practice ini
untuk melakukan pendekatan lebih lanjut kepada anak-anak terkait pengenalan jajanan
tradisional yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan malasah pada
Best Practice ini antara lain:
1. Bagaimana cara mengenalkan budaya Indonesia melalui makanan tradisional?
2. Apa inovasi yang dapat diterapkan untuk menarik minat anak terhadap makanan
khususnya jajanan tradisional?
3. Bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan minat anak
terhadap jajanan tradisional?
C. Tujuan dan Manfaat
Makalah best practice ini tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dan
manfaat tersebut yaitu:
1. Mengetahui cara yang tepat terhadap pengenalan budaya Indonesia melalui makanan
tradisional.
2. Sebagai referensi dalam berkreasi dan berinovasi terkait pengenalan budaya Indonesia
melalui makanan tradisional.
3. Memahami langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat anak
terhadap jajanan tradisional.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Literasi Budaya
Jajanan merupakan makanan atau minuman olahan yang biasanya dijual di kaki lima,
pinggiran jalan, di pasar. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan/restoran, dan hotel. Jajanan Barudak Sunda Pisan merupakan rangkaian
kegiatan yang menyajikan jajanan khas anak Sunda.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Tujuan kegiatan Jajanan Barudak Sunda Pisan ini adalah untuk mengenalkan dan
melestarikan kembali berbagai jenis jajanan sunda seperti combro, ulen, ketan, bugis, opak
yang keberadaanya sudah mulai tergeser oleh makanan modern saat ini yang tentunya
dalam pengolahannya sebagian masih menggunakan bahan pengawet. Anak dikenalkan
sekaligus untuk melestarikan budaya melalui jajanan khas sunda yang lebih sehat dan
dapat diolah dengan mudah di rumah.
Pendekatan pembelajaran ini dengan metode observasi langsung kepada anak ketika
anak membawa makan jajanan barudak sunda ini, dan mencicipinya ketika jam istirahat
berlangsung
4
D. Peran-peran dalam Kegiatan JABAR SUPI
Dalam kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah,guru,
peserta didik, komite dan orangtua siswa. Semua terlibat langsung bahkan disalah satu
menu makanan orangtua dilibatkan sebagai naras sumber untuk menjelaskan menu jajanan
barudak sunda dan cara pengolahannya.
Subjek sasaran kegiatan ini adalah semua siswa di TK Al-Muhajirin Garut, instrument
penilaian dapat disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung, salah satunya tema
adalah Ketika tanaman umbi-umbian singkong yang diolah menjadi ‘Combro
Kesukaanku”, instrumen penilaian yang dilakukan bisa menggunakan ceklis dan catatan
anekdot.
1. Langkah awal kegiatan program jajanan barudak sunda melibatkan orang tua dalam
proses pengolahannya. Dibuat jadwal dan menu yang akan dibuat oleh orangtua
secara bergantian dan dilaksanakan setiap hari kamis di minggu kedua dan keempat.
2. Langkah kedua pengenalan jenis-jenis jajanan barudak sunda kepada peserta didik
dengan mengenalkan terlebih dahulu. Pada Langkah ini Ketika menjelaskan kita juga
membawa jenis makanannya untuk dicicipi anak bagaimana rasanya.
3. Langkah ketiga anak dilibatkan dalam proses pembuatan baik di rumah maupun di
sekolah.
4. Langkah keempat pembiasaan. Setiap hari kamis
anak di wajibkan membawa jajanan barudak sunda
pisan yang di bawa dari rumah.
5
barudak Sunda Pisan ini cukup efektif untuk diterapkan di Lembaga dalam literasi budaya
melalui makanan khas daerah. Meskipun anak di awal pengenalan makanan hanya
beberapa anak saja yang mencicipi karena merasa makanan itu asing dan tidak menggugah
selera namun dengan sering dikenalkan kepada anak untuk mencicipi dan pembiasaan
anak-anak menjadi lebih senang bahkan dengan variasi menu jajanan barudak ini anak
menjadi lebih mencintai makanan daerahnya sendiri. Sehingga JaBar Supi ini dapat
dilestarikan keberadaanya dan menjadi menu favorit anak .
Kegiatan JaBar SuPi ini akan terus berlangsung menjadi kegiatan pembiasaan yang
dilaksanakan Lembaga TK Al-Muhajirin sebagai salah satu upaya untuk melestarikan
makanan khas sunda.
6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Aprinta, G. E. (2013). Fungsi media online sebagai media literasi budaya bagi generasi muda.
Jurnal The Messenger, 5(1), 16–30.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/themessenger.v5i1.218
Dewi, M. K. (2022, Mei 23). Indonesia Perjuangkan Rendang Terdaftar di UNESCO, Jadi Upaya
Gastrodiplomasi Negara. Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/amp/moevtiakdewi/628ad7621ee92238906b3cf2/indonesia-
perjuangkan-rendang-terdaftar-di-unesco-jadi-upaya-gastrodiplomasi-negara
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, Kementerian
Kesehatan (2003). http://advokat-rgsmitra.com
Pratiwi, A., & Asyarotin, E. N. K. (2019). Implementasi literasi budaya dan kewargaan sebagai
solusi disinformasi pada generasi millennial di Indonesia. Jurnal Kajian Informasi &
Perpustakaan, 7(1), 65–80. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v7i1.20066