Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BEST PRACTICE

Literasi Budaya dalam Mengembangkan Karakter Kebhinekaan


Global melalui JaBar SuPi (Jajanan Barudak Sunda Pisan)

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Kreativitas dan Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu: Dr. Pujiarto, M.Pd

Disusun oleh:

Farah Ayu Maulidina (4862260104)


Siti Kania (4862260118)

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS PANCA SAKTI
TAHUN 2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya maka
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah best practice ini. Makalah ini
merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Kreativitas dan Inovasi Pembelajaran.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada:
1. Dr. Pujiarto, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kreativitas dan Inovasi
Pembelajaran yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan
arahan dan dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini.
2. Rekan-rekan kelas.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah best practice ini.
Dalam penulisan makalah best practice ini, masih terdapat kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Bekasi, Desember 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat..............................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................3
A. Literasi Budaya.....................................................................................................3
B. Jajanan Barudak Sunda Pisan...............................................................................3
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................4
A. Kegiatan JABAR SUPI.........................................................................................4
B. Tujuan Kegiatan JABAR SUPI............................................................................4
C. Pendekatan Pembelajaran Kegiatan JABAR SUPI...............................................4
D. Peran-peran dalam Kegiatan JABAR SUPI..........................................................5
E. Subjek, Lokasi dan Instrumen Penelitian..............................................................5
F. Langkah-langkah Kegiatan JABAR SUPI............................................................5
G. Hasil Kegiatan JABAR SUPI...............................................................................5
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................7
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
ABSTRAK

Seiring perkembangan zaman, jajanan tradisional mulai banyak ditinggalkan oleh


masyarakat, khususnya generasi muda. Jajanan tradisional dianggap kuno dan kurang
menarik sehingga produksi jajanan tradisional pun menipis dan sulit ditemukan. Oleh karena
itu disusunlah makalah ini untuk melakukan pendekatan lebih lanjut kepada anak-anak
PAUD terkait pengenalan jajanan tradisional yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Makalah ini menjelaskan tentang inovasi yang dapat dilakukan dalam mengenalkan jajanan
tradisional kepada anak dan langkah-langkah yang perlu dilakukan. Penerapan best practice
ini bisa menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan literasi budaya anak usia dini
sekaligus melestarikan budaya Indonesia khususnya jajanan tradisional.
Kata kunci: jajanan tradisional, anak usia dini, literasi budaya.

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kegiatan JaBar SuPi...............................................................................................4


Gambar 3.2 Pelaksanaan Kegiatan JaBar SuPi..........................................................................5
Gambar 3.3 Jajanan yang disajikanKegiatan JaBar SuPi...........................................................5
Gambar 3.4 Rangkaian Kegiatan JaBar SuPi.............................................................................6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang terdiri dari beragam suku bangsa,
agama dan ras. Keberagaman inilah yang membuat Indonesia kaya akan budaya. Salah
satu ciri khas dari Indonesia adalah kulinernya yang terkenal lezat. Bahkan salah satu
makanan tradisional yang berasal dari Sumatera Barat yaitu rendang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya oleh UNESCO sejak tahun 2013. Selain makanan tradisional,
Indonesia juga memiliki beragam jajanan tradisional. Setiap daerah bahkan memiliki
jajanan khas-nya sendiri. Hal inilah yang membuat jajanan tradisional Indonesia memiliki
sisi rasa, bentuk, serta tampilan yang menarik dan unik. Keberagaman jajanan tersebut
tidak menutup kemungkinan bahwa keberadaan jajanan tradisional lebih unggul dari
jajanan modern.
Seiring perkembangan zaman, eksistensi jajanan tradisional mulai meredup oleh
merebaknya jajanan modern. Bahkan jajanan tradisional dianggap mulai sulit ditemukan di
pasaran dan hanya dapat ditemukan di tempat atau acara tertentu. Tampilan jajanan
modern juga dianggap lebih menarik dan menggugah selera sehingga jajanan tradisional
dinilai ketinggalan zaman dan mulai ditinggalkan. Faktor tersebut membuat generasi muda
mulai asing terhadap keberadaan jajanan tradisional dan cenderung menyukai jajanan
modern dibanding dengan jajanan tradisional. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka
perlu dilakukan pelestarian jajanan tradisional. Hal ini dapat dilakukan sejak dini minimal
melalui pengenalan jajanan tradisional di sekolah.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang pendidikan dasar yang ditujukan untuk
anak baru lahir hingga anak berusia 6 tahun yang berfokus pada enam aspek
perkembangan anak usia dini. Pada umumnya anak usia dini cenderung menyukai jajanan
atau makanan ringan dibanding dengan makanan berat. Hal tersebut dikarenakan anak-
anak cenderung cepat bosan dan lebih tertarik pada makanan yang menarik secara visual.
Anak juga biasanya mudah terpengaruh dengan lingkungannya, baik dari melihat keluarga
atau teman yang jajan, atau bahkan iklan yang menampilkan jajanan-jajanan yang menarik
perhatiannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka pelestarian jajanan tradisional dapat dilakukan
dan dikenalkan melalui pembelajaran di PAUD. Selain itu demi mewujudkan salah satu
karakter profil pelajar Pancasila yaitu berkebhinekaan global dengan mencintai budaya
sendiri melalui jajanan tradisional. Oleh karena itu, disusunlah makalah best practice ini
untuk melakukan pendekatan lebih lanjut kepada anak-anak terkait pengenalan jajanan
tradisional yang mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan malasah pada
Best Practice ini antara lain:
1. Bagaimana cara mengenalkan budaya Indonesia melalui makanan tradisional?
2. Apa inovasi yang dapat diterapkan untuk menarik minat anak terhadap makanan
khususnya jajanan tradisional?
3. Bagaimana langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan minat anak
terhadap jajanan tradisional?
C. Tujuan dan Manfaat

Makalah best practice ini tentunya memiliki tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dan
manfaat tersebut yaitu:
1. Mengetahui cara yang tepat terhadap pengenalan budaya Indonesia melalui makanan
tradisional.
2. Sebagai referensi dalam berkreasi dan berinovasi terkait pengenalan budaya Indonesia
melalui makanan tradisional.
3. Memahami langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat anak
terhadap jajanan tradisional.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Literasi Budaya

Literasi merupakan suatu keterampilan atau kemampuan dalam membaca, menulis


berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Literasi
menjadi suatu hal yang wajib dimiliki oleh setiap individu karena tingkat literasi menjadi
faktor yang mendukung terwujudnya Indonesia yang maju. Seiring perkembangan zaman,
pemaknaan literasi diperluas dan dibagi menjadi 5 jenis, salah satunya adalah literasi
dasar. Literasi dasar terbagi menjadi 6 bagian yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi,
literasi sains, literasi digital, literasu finansial, dan literasi budaya dan kewargaan.
Literasi budaya dan kewargaan merupakan kemampuan dalam memahami kebudayaan
Indonesia serta kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban warga negara. Indonesia
merupakan negara yang memiliki beragam suku bangsa, agama, ras, adat dan kebiasaan.
Keberagaman tersebut mengaharuskan kita sebagai warna negara untuk bisa memahami
dan menghargai perbedaan anar individu. Dengan demikian, penanaman literasi budaya
menjadi suatu hal dasar yang perlu dimiliki oleh tiap warga negara.
Menurut Aprinta (2013) literasi budaya merupakan fondasi agar bisa membatasi diri
dari pengaruh buruk budaya luar. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan oleh
Pratiwi & Asyarotin (2019) bahwa literasi budaya dan kewargaan menjadi hal dasar yang
perlu dimiliki oleh setiap warga negara terutama generasi muda guna membuka pandangan
mereka akan pentingnya melestarikan kebudayaan Indonesia dan lebih menghargai
keberagaman di Indonesia.
Pemahaman literasi budaya dan kewargaan pada tiap individu akan membangun
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global dengan memempertahankan dan
mengembangkan budaya lokal. Penanaman literasi budaya dan kewargaan biasanya
dijumpai di sekolah mulai dari prasekolah hingga tingkat yang lebih tinggi. Implementasi
literasi budaya dan kewargaan mampu mengatasi dan mempersiapkan individu yang
kompeten dalam menghadapi transisi karena akulturasi. Oleh karena itu, sangat
disayangkan apabila penanaman tersebut tidak diresapi dengan baik oleh masyarakat
karena akan memberikan dampak yang buruk bagi kemajuan bangsa.

B. Jajanan Barudak Sunda Pisan

Jajanan merupakan makanan atau minuman olahan yang biasanya dijual di kaki lima,
pinggiran jalan, di pasar. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/
makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga,
rumah makan/restoran, dan hotel. Jajanan Barudak Sunda Pisan merupakan rangkaian
kegiatan yang menyajikan jajanan khas anak Sunda.

3
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kegiatan JABAR SUPI

Kegiatan Jajanan Barudak Sunda Pisan ini


merupakan salah satu program yang berkaitan
dengan Profil Pelajar Pancasila yang
kegiatannya dilaksanakan melalui
musyawarah parenting di sekolah dalam Gambar 3.1 Kegiatan JaBar SuPi

mewujudkan salah satu karakter profil pelajar


Pancasila yaitu berkebhinekaan global
dengan mencintai budaya sendiri melalui
jajanan khas Sunda yaitu Jajanan Barudak
Sunda Pisan.
Indonesia kaya akan berbagai kuliner
yang enak dan khas di berbagai daerah. Dari makanan pokok, lauk-pauk, hingga jajanan
dan camilan pun tak kalah menggugah selera. Berbicara tentang jajanan khas daerah,
kamu pasti pernah menemukan berbagai camilan dan jajanan khas Sunda. Seperti seblak,
combro, dodol, dan masih banyak lagi.
Jajanan khas Sunda ini memang cukup digemari karena punya cita rasa yang beragam.
Ada yang manis, pedas, gurih, dan dari yang renyah sampai kenyal. Selain itu jajanan ini
juga sudah cukup populer dan mudah dijumpai.

B. Tujuan Kegiatan JABAR SUPI

Tujuan kegiatan Jajanan Barudak Sunda Pisan ini adalah untuk mengenalkan dan
melestarikan kembali berbagai jenis jajanan sunda seperti combro, ulen, ketan, bugis, opak
yang keberadaanya sudah mulai tergeser oleh makanan modern saat ini yang tentunya
dalam pengolahannya sebagian masih menggunakan bahan pengawet. Anak dikenalkan
sekaligus untuk melestarikan budaya melalui jajanan khas sunda yang lebih sehat dan
dapat diolah dengan mudah di rumah.

C. Pendekatan Pembelajaran Kegiatan JABAR SUPI

Pendekatan pembelajaran ini dengan metode observasi langsung kepada anak ketika
anak membawa makan jajanan barudak sunda ini, dan mencicipinya ketika jam istirahat
berlangsung

4
D. Peran-peran dalam Kegiatan JABAR SUPI

Dalam kegiatan ini melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah,guru,
peserta didik, komite dan orangtua siswa. Semua terlibat langsung bahkan disalah satu
menu makanan orangtua dilibatkan sebagai naras sumber untuk menjelaskan menu jajanan
barudak sunda dan cara pengolahannya.

E. Subjek, Lokasi dan Instrumen Penelitian Gambar 3.3 Jajanan yang


disajikanKegiatan JaBar SuPi

Subjek sasaran kegiatan ini adalah semua siswa di TK Al-Muhajirin Garut, instrument
penilaian dapat disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung, salah satunya tema
adalah Ketika tanaman umbi-umbian singkong yang diolah menjadi ‘Combro
Kesukaanku”, instrumen penilaian yang dilakukan bisa menggunakan ceklis dan catatan
anekdot.

Gambar 3.2 Pelaksanaan Kegiatan JaBar SuPi

F. Langkah-langkah Kegiatan JABAR SUPI

1. Langkah awal kegiatan program jajanan barudak sunda melibatkan orang tua dalam
proses pengolahannya. Dibuat jadwal dan menu yang akan dibuat oleh orangtua
secara bergantian dan dilaksanakan setiap hari kamis di minggu kedua dan keempat.
2. Langkah kedua pengenalan jenis-jenis jajanan barudak sunda kepada peserta didik
dengan mengenalkan terlebih dahulu. Pada Langkah ini Ketika menjelaskan kita juga
membawa jenis makanannya untuk dicicipi anak bagaimana rasanya.
3. Langkah ketiga anak dilibatkan dalam proses pembuatan baik di rumah maupun di
sekolah.
4. Langkah keempat pembiasaan. Setiap hari kamis
anak di wajibkan membawa jajanan barudak sunda
pisan yang di bawa dari rumah.

G. Hasil Kegiatan JABAR SUPI

Hasil kegiatan JaBar SuPi ini memerlukan proses dan


pembiasaan yang berkelanjutan, namun kegiatan jajanan

5
barudak Sunda Pisan ini cukup efektif untuk diterapkan di Lembaga dalam literasi budaya
melalui makanan khas daerah. Meskipun anak di awal pengenalan makanan hanya
beberapa anak saja yang mencicipi karena merasa makanan itu asing dan tidak menggugah
selera namun dengan sering dikenalkan kepada anak untuk mencicipi dan pembiasaan
anak-anak menjadi lebih senang bahkan dengan variasi menu jajanan barudak ini anak
menjadi lebih mencintai makanan daerahnya sendiri. Sehingga JaBar Supi ini dapat
dilestarikan keberadaanya dan menjadi menu favorit anak .
Kegiatan JaBar SuPi ini akan terus berlangsung menjadi kegiatan pembiasaan yang
dilaksanakan Lembaga TK Al-Muhajirin sebagai salah satu upaya untuk melestarikan
makanan khas sunda.

Gambar 3.4 Rangkaian Kegiatan JaBar SuPi

6
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mengembangkan karakter kebhinekaan global melalui literasi budaya tentunya


bukanlah hal yang mudah. Hal ini diperlukan usaha dan proses yang terus menerus melalui
pembiasaan di sekolah. Kegiatan bermakna yang paling akan dirasakan anak adalah
melalui kegiatan pengalaman yang telah dilakukan anak melalui makanan tradisional/
jajanan barudak ini.
Perilaku teladan guru pun menjadi hal yang sangat penting, karena kita ketahui bahwa
anak adalah peniru yang ulung, kita sebagai gurupun harus senantiasa memberikan contoh
guru yang berkebhinekaan global, memahami sepenuhnya makna dari mencintai budaya
sendiri, dengan Langkah-langkah sederhana seperti menggunakan bahasa budaya daerah
dengan baik, memakai baju kebaya, memberi contoh dengan menyukai makanan
tradisional mulai dari guru itu sendiri. Setiap jam istirahat pun ikut serta membawa
makanan tradisional dengan berbagai macam menu. Tentunya diharapkan dengan literasi
budaya ini anak dapat mengembangkan karakter kebhinekaan globalnya secara
menyeluruh dan terarah.sehingga siswa dapat melestarikan budaya makanan tradisonal
melalui Jajanan Barudak Sunda Pisan ini.

B. Saran

Literasi budaya untuk mengembangkan karakter berkebhinekaan global melalui Jajanan


Barudak Sunda Pisan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kultur budaya daerah sekolah
masing-masing, sehingga sekolah mempunyai ciri khas nya sendiri sesuai dengan
karakteristik lingkungan sekolah itu berada.
Tentunya penulisan best practice ini masih banyak kekurangannya sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan best practice di masa yang
akan dating.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aprinta, G. E. (2013). Fungsi media online sebagai media literasi budaya bagi generasi muda.
Jurnal The Messenger, 5(1), 16–30.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/themessenger.v5i1.218
Dewi, M. K. (2022, Mei 23). Indonesia Perjuangkan Rendang Terdaftar di UNESCO, Jadi Upaya
Gastrodiplomasi Negara. Kompasiana.
https://www.kompasiana.com/amp/moevtiakdewi/628ad7621ee92238906b3cf2/indonesia-
perjuangkan-rendang-terdaftar-di-unesco-jadi-upaya-gastrodiplomasi-negara
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003, Kementerian
Kesehatan (2003). http://advokat-rgsmitra.com
Pratiwi, A., & Asyarotin, E. N. K. (2019). Implementasi literasi budaya dan kewargaan sebagai
solusi disinformasi pada generasi millennial di Indonesia. Jurnal Kajian Informasi &
Perpustakaan, 7(1), 65–80. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v7i1.20066

Anda mungkin juga menyukai