OLEH:
Cucur Greentea
Menyetujui,
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, barokah, dan karunia-Nya sehingga tim penulis dapat
menyelesaikan sebuah proposal usaha yang berjudul ‘Proposal Usaha Modifikasi
Makanan Tradisional Cucur Greentea.’
1. Ibu Ida Fitrianti Mufasiroh, S.Pd. selaku pembimbing sekaligus pengajar mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) yang telah memberikan
berbagai arahan dan masukan sehingga proposal usaha yang dibuat tim penulis
dapat diselesaikan.
2. Orang tua dan anggota keluarga tim penulis, atas segala pengorbanan dan
limpahan kasih sayang yang tiada pernah putus.
3. Sahabat-sahabat tim penulis, atas segala bantuan, dukungan, dan jalinan
persahabatan yang indah dan selalu seiring sejalan dalam menyelesaikan studi.
4. Teman-teman penulis khususnya di kelas XII MIPA 6 SMA Negeri 1 Bekasi,
atas segala motivasi dan kebersamaannya.
5. Pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang
telah banyak membantu studi dan penulisan proposal usaha ini.
ii
Oleh karena itu, kami sebagai penulis mohon kritik dan saran, khususnya
guru pembimbing guna memperbaiki kesalahan dalam aspek teori maupun teknis.
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Lokasi ........................................................................................................... 4
F. Target Pelanggan.......................................................................................... 5
iv
A. Sumber-sumber Permodalan ...................................................................... 10
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................... 13
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
globalisasi. Cita rasa teh asal Jepang yaitu Green tea akan memberikan
sebuah sentuhan baru terhadap kue cucur ini. Raputasi Green tea akan
meningkatkan popularitas kue cucur yang mulai ditinggalkan. Dengan
digunakannya Green tea, kue cucur ini lebih ditujukan kepada anak muda.
Dengan begitu, proses publisitas akan lebih cepat dan terkoneksi.
Tujuan dari usaha ini terbagi menjadi dua askep utama, yaitu aspek
budaya dan ekonomi. Aspek budaya adalah untuk meningkatkan kembali
popularitas salah satu makanan tradisional Indonesia yaitu kue cucur.
Sedangkan aspek ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan orang-
orang yang terlibat dalam proses produksi.
2
BAB II
RANGKUMAN EKSEKUTIF
A. Latar Belakang
Kue cucur adalah sebuah makanan tradisional Indonesia yang terbuat
dari tepung beras dan gula aren yang digoreng. Kue cucur bersifat tebal
menggembung seperti gunung di bagian tengah dan tipis di pinggirannya.
Makanan tradisional ini populer di masyarakat Betawi dan sekitarnya. Pada
upcara-upacara adat masyarakat Betawi, kue cucur seringkali dihidangkan
sebagai makanan adat.
Eksistensi kue cucur di Indonesia semakin memudar dilihat dari
rendahnya volume penjualan kue tersebut di pasar-pasar tradisional. Kue
cucur dengan ciri khas nya mulai ditinggalkan dan digantikan dengan
makanan yang lebih modern. Rasa makanan tradisional Indonesia mulai
disaingi dengan makanan modern yang mengandalkan penyedap rasa.
Eksistensi kue cucur yang semakin memudar menjadi landasan bagi
tim penulis untuk melakukan usaha modifikasi makanan kue tradisional ini.
Pembuatan produk kue cucur greentea merupakan produk inovasi dari
pengolahan makanan yang sudah ada, kue cucur greeantea akan diolah
menjadi makanan yang lebih modern tetapi tetap membawa ciri khas kue
cucur. Kue cucur green tea dapat menjadi andalan makanan ringan bagi
anak muda dan kalangan lainnya.
3
Visi
Menjadikan kue cucur sebagai makanan tradisoinal Indonesia yang
membanggakan dan dapat dikenal di skala nasional maupun internasional.
Misi
Melakukan pendekatan berupa modifikasi makanan tradisional kue cucur
menjadi makanan yang lebih terkini dengan menambahkan cita rasa teh
hijau.
C. Lokasi
Penjualan produk kue cucur greentea ini bersifat internal. Penjualan
hanya melibatkan siswa/i SMA Negeri 1 Kota Bekasi dan sekitarnya. Lokasi
penjualan bersifat progresif, penjualan akan meluas dilihat dari hasil
penjualan internal, jika menguntungkan lokasi akan terus ditambah. Dengan
dilakukannya penjualan internal, diharapkan memeberikan pengalaman
terhadap pelaksana usaha.
D. Waktu Operasional
Dalam menjalankan sebuah bisnis, harus ditentukan waktu
operasional agar proses produksi dapat dilakukan dengan lebih efisien.
Penjualan secaca internal harus memperhatikan waktu operasional,
penjualan harus dilakukan di jam-jam tertentu. Jam-jam sibuk dapat
dijadikan waktu untuk melakukan penjualan. Proses produksi juga harus
sesuai dengan jadwal setiap harinya.
4
E. Konsep Promosi
Kue cucur greentea akan dipromosikan dengan cara promosi secara
langsung. Metode yang digunakan adalah Face to Face Advertisement, di
mana penjual akan menawarkan produknya secara lansgung kepada
konsumen dengan media verbal. Metode ini ditujukan agar penjualan lebih
efisien dan terfokus. Penjual akan menawarkan kue cucur greentea dengan
menyatakan slogan serta melakukan promosi tentang kelebihan kue cucur
greentea di depan konsumen. Dengan begitu, konsumen akan lebih tertarik
untuk membeli produk karena promosi terasa lebih privat dan terarah.
Variasi rasa kue cucur dengan pendekatan modifikasi rasa greentea akan
menjadi fokus utama dalam pelaksanaan promosi.
F. Target Pelanggan
Kue cucur greentea dirancang untuk dapat dinikamati semua
kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Pertama, anak-
anak, kue cucur ini memberikan rasa manis yang tidak terlalu pekat dan
berbagai topping yang dapat menarik mata sehingga kue cucur greentea ini
dapat ditargetekan untuk anak-anak. Kedua, remaja, variasi rasa greentea
akan menarik kalangan remana karena di mata mereka reputasi greentea
sudah baik dan terkenal. Hal tersebut menjadikan kue cucur greentea dapat
ditargetkan untuk kalangan remaja. Ketiga, dewasa, kue cucur adalah kue
tradisonal yang sudah ada sejak lama di Indonesia. Kue ini sangat terkenal
di kalangan anak-anak pada jamannya. Dengan adanya kue cucur greentea
ini, kalangan dewasa dapat bernostalgia dengan masa kecil mereka, rasa
manis orisinil kue cucur ditambah dengan variasi rasa greentea akan
memberikan pengalaman yang baru.
5
BAB III
ANALISIS INDUSTRI
B. Analisis Persaingan
Persaingan terdapat pada rumpun makanan manis. Seperti yang kita
ketahui, belakangan ini, makanan manis menjadi pusat populeristas
makanan Indonesisa, misalnya martabak manis dengan topping yang
beragam, dimulai dari keju hingga produk cokelat luar negeri. Selain itu,
terdapat juga makanan yang yang lebih tradisional, seperti pancong, serabi,
kue cubit, dan lain-lain. Berbagai variasi yang telah dilakukan pada
makanan tradisional menjadi pusat kosinderasi dalam hal persaingan untuk
makanan kue cucur greentea. Keorisinilan rasa kue cucur menjadi pusat titik
balik untuk menjaga persaingan. Variasi rasa akan menjadi titik pendukung
dalam persaingan kue cucur greentea dengan makanan manis lainnya.
6
Untuk segmen anak-anak, pendekatan yang dilakukan melalui media
visual. Penambahan topping yang menarik menjadi upaya utama dalam
pendekatan segmen anak-anak. Untuk segmen remaja, pendekatan yang
dilakukan berupa pemakaian bahan baku yang lebih modern tetapi tetap
mepertankan cita rasa asli kue cucur. Bahan baku berupa greentea. Untuk
segmen dewasa, pendekatan yang dilakukan adalah dengan menciptakan
sensasi memakan kue cucur dengan suasana baru yang lebih modern dan
menyenangkan.
7
BAB IV
RENCANA PRODUKSI DAN RESIKO
2. Weakness (Kelemahan)
Kue cucur greentea ini cocok dikonsumsi saat kondisi
makanannya masih hangat/panas. Sedangkan proses produksinya
dilakukan di pagi hari dan tidak dilakukan secara terus-menerus.
Ketahanan makanan ini juga tidak lama, saat makanan didiamkan untuk
waktu yang lama, keju yang dijadikan topping akan mengeras dan kue
cucurnya akan mengerut. Rasa manis dari kue cucur greentea juga harus
diperhatikan karena masih banyak orang yang tidak terlalu suka
makanan manis. Jadi, jelas bahwa makanan ini hanya cocok untuk
konsumen yang menyukai makanan manis.
8
3. Opportunity (Peluang)
Usaha ini membuka peluang untuk siswa/i untuk melakukan
sebuah proses produksi dan mendapatkan pendapatan. Tingkat
kerumitan usaha tidak terlalu tinggi dan sangat memungkinkan bagi
pelajar untuk melakukan usaha ini. Dengan begitu, pelajar dapat belajar
berwirausaha di waktu yang awal sehingga nantinya dapat lebih
berpengalaman.
Ditinjau dari segi usahanya sendiri, peluang kesuksesan dari usaha
ini dapat diindikasikan dari usaha-usaha serupa sebelumnya, seperti
martabak manis, serabi, kue cubit, dan lain-lain. Hal yang harus
diperhatikan untuk mempertahankan peluang kesuksesan adalah dengan
melakukan promosi secara maksimal dan dengan melakukan
standardisasi terhadap produk. Mempertahankan peluang kesuksesan
menjadi kunci utama keberhasilan usaha ini.
4. Threats (Ancaman)
Ancaman utama datang dari kompetitor yang menjalankan usaha
dalam satu rumpun, yaitu rumpun makanan manis. Sudah banyak
kompetitor yang terjun terlebih dahulu di rumpun ini, seperti martabak
manis, serabi, kue cubit, pancong, dan lain-lain. Persaingan dengan
kompetitor tersebut dapat berdampak terhadap kemajuan usaha.
Pelaksana usaha harus melakukan berbagai upaya agar tidak tertinggal
dengan kompetitor yang telah terjur terlebih dahulu. Ancaman juga
datang dari segi konsumen, dikhawatirkan produk ini tidak dapat dijual
kepada tiga kalangan yang sudah disebutkan karena produk ini dijual di
kawasan sekolah SMA Negeri 1 Kota Bekasi. Upaya penjualan ke
lingkungan eksternal sangatlah dibutuhkan.
9
BAB V
PERENCANAAN MODAL
A. Sumber-sumber Permodalan
Dalam menentukan sumber permodalan, pelaku usaha harus tahu
terlebih dulu mengenai penggunaan modalnya, aspek apa saja yang akan
dibutuhkan dalam proses produksi terutama yang membutuhkan biaya.
Aspek tersebut meliputi bahan baku utama, alat pengolahan, tempat usaha,
dan sumber daya manusia.
Sebagian besar proses produksi kue cucur greentea dilakukan secara
manual dengan tanaga manusia. Oleh karena itu, penempatan modal pada
sumber daya manusia harus diperhatikan sebagai langkah yang krusial.
Ketersediaan bahan baku utama yaitu tepung beras, gula merah, gula pasir,
terigu protein sedang, dan bubuk the hijau harus tercakup dalam penggunaan
modal agar bahan baku terus tersedia dan proses produksi dapat terjaga.
Sumber modal direncanakan menggunakan sumber pendanaan
mandiri/pribadi, mengingat jumlah dana yang diperlukan tidak terlalu besar.
Modal yang diperlukan dengan perkiraan omset per hari Rp 86.250,00
adalah sekitar Rp 251.000,00 dengan biaya tetap pada bulan pertama yaitu
Rp 182.000,00 dan biaya variabel yang dikeluarkan tiap bulannya sebesar
Rp 69.000,00. Biaya tetap digunakan untuk mengakomodasi bahan baku
sedangkan biaya variabel diakomodasikan untuk perlatan yang digunakan
dalam proses produksi.
10
terlaksana dengan lebih cepat dan bebas. Modal awal ditetapkan dari
peninjauan resep kue cucur greentea dan kebutuhan alat bantu dalam proses
produksi. Berikut adalah rancangan modal yang telah ditetapkan badan
usaha makanan kue cucur greentea.
11
Dengan mengambil asumsi bahwa usaha ini dapat menjual rata-rata
20 buah kue cucur perhari, maka omset yang diharapkan adalah Rp
86.250,00. Omset tersebut diperoleh dari penambahan benefit sebesar 25%
terhadap biaya variabel. Biaya tetap tidak diperhitungkan karena unsur-
unsurnya sudah terpenuhi dan tidak mengeluarkan biaya.
12
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan usaha di bidang makanan tradisional, terdapat
berbagai upaya untuk meningkatkan peluang dan keberhasilan, salah
satunya adalah dengan pendekatan melalui modifikasi makanan tradisional.
Modifikasi makanan tradisional dengan sentuhan budaya modern menjadi
fokus utama tim penulis sebagai pelaksana usaha. Modifikasi ini ditujukan
sebagai usaha untuk mempertahankan budaya Indonesia beserta ciri khas
yang ada di dalamnya. Pada era modern ini, makanan tradisional Indonesia
tidak boleh ditinggalkan melainkan harus dilestarikan.
Perencanaan yang matang menjadi faktor utama keberhasilan usaha.
Perencanaan dapat berupa analisis persaingan, melihat perspektif bisnis di
masa depan, penentuan sumber-sumber bahan, dan analisis SWOT secara
detail. Perencanaan harus dibantu dengan pendanaan yang sebanding dan
sesuai. Pelaksana usaha harus menentukan sumber permodalan,
merencanakan modal awal usaha, dan melakukan analisis laba/rugi.
B. Saran
1. Untuk tim penulis, proposal ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada proposal ini. Tim
penulis masih harus meningkatkan wawasan di bidang kewirausahaan
dan prakarya. Kekurangan tim penulis pada proposal ini berupa kurang
jelasnya rencana permodalan yang telah ditentukan. Masih banyak
ketidakpastian dalam rencana permodalan usaha cucur greentea.
2. Untuk pembaca, proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu media
pembelajaran di bidang prakarya dan kemiwausahaan serta kebahasaan.
Dengan adanya proposal ini, diharapkan kue cucur dapat lebih dikenal
dan lebih banyak diproduksi sehingga mengurangi pemudaran budaya
Indonesia, khususnya di bidang makanan tradisional.
13
LAMPIRAN
BIODATA PRIBADI