Anda di halaman 1dari 45

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK


MELALUI MEDIA PLASTISIN DI TK ABA PILANGREJO I TAHUN
PELAJARAN 2020/2021

DISUSUN OLEH :
JARWATI,S.Pd.AUD
TK ABA PILANGREJO I
WOTGALIH,PILANGREJO, NGLIPAR ,GUNUNGKIDUL

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUAS
ANAK MELALUI MEDIA PLASTISIN DI TK ABA PILANGREJO I
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
B. IDENTITAS PENELITI
NAMA : JARWATI,S.Pd.AUD
TEMPAT ,TGL LAHIR : GUNUNGKIDUL,15-02-1986
ALAMAT : NGAMPON,WATUSIGAR,NGAWEN,
GUNUNGKIDUL
NO HP : 087739016912
C. WAKTU PENELITIAN :21 September-19 Oktober 2020

Nglipar,19 Okt 2020


Mengetahui Peneliti
Kepala Lembaga

Jarwati,S.Pd.UD Jarwati,S.Pd.AUD

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
ABSTRAKSI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL..................................……………………………… vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas............................................ 3
D. Manfaat Penelitian. .................................................................. 4
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS ............................. 6
A. Pengertian motorik halus....................................................... . . 6
B. Hipotesa tindakan................................................................. 7
BAB III PROSEDUR PENELITIAN................................................ 8
A. Subyek Penelitian.......................................................................... 8
B. Variabel Penelitian......................................................................... 8
C. Rencana Tindakan……………………………………………........... 9
D. Data dan cara pengumpulanya ..................................................... 11
E. Indikator Kinerja ............................................................................ 13
F. Tim peneliti dan tugasnya . ........................................................... 15
G. Jadwal kegiatan Penelitian............................................................. 16
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................... 17
A. Diskripsi per siklus......................................................................... 17
B. Pembahasan setiap siklus............................................................. 25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................. 27
B Saran dan tindak lanjut........................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 29

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa
atas karunia Nya , saya dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (
PTK )
Laporan ini kami beri judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan
Motorik Halus Anak Melalui Media Plastisin Di TK ABA Pilangrejo I , studi
kasus ini saya lakukan pada tahun pelajaran 2020 untuk Usia 4-5 tahun.
Laporan ini juga kami susun dalam rangka memenuhi tugas
mandiri pada Diklat Berjenjang Tingkat Mahir Dinas Dikpora Kabupaten
Gunungkidul tahun 2020, dan PTK ini kami laksanakan di TK ABA
Pilangrejo I, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini dapat terwujud
atas bimbingan , bantuan dan keterlibatan banyak pihak, untuk itu kami
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten
Gunungkidul.
2. Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan
3. Kepala seksi PTK PAUD Dan PNF
4. Ketua IGTKI Kecamatan Nglipar
5. Pengawas TK Kecamatan Nglipar
6. Rekan Sejawat yang telah saling bekerja sama dan mendukung
pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.
Dalam penyusunan laporan ini banyak sekali kekurangannya, tiada gading
yang tak retak, begitu juga dengan Penelitian ini. Atas kritik, saran, dan
pendapat dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan
ini, kami menerima dengan senang hati dan mengucapkan banyak
terimakasih.Semoga kebaikan dan jasa Bapak Ibu semua menjadi amal
baik dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah Yang Maha
Pemurah, Amin.
Nglipar, Oktober 2020

Peneliti

iv
ABSTRAKSI

Anak Usia Dini Merupakan indifidu yang mempunyai karakteristik yang


berbeda antara yang satu dengan yang lain. Pada usia 3-4 tahun
mengalami perkembangan otak yang sangat pesat dan dikatakan sebagai
masa emas masa ini tidak akan terulang lagi. Tugas sebagai Pendidik
PAUD adalah mengembangkan seluruh kemampuan anak pada usia 3-4
Tahun dengan stimulasi yang tepat.sehingga anak dapat mencapai
perkembangandengan optimal sebagai landasan yang kuat untuk
menempuh pendidikan selanjutnya.salah satu upaya mengembangkan
kemampuan anak adalah dengan pengembangan motoric halus melalui
media plastisin.Dengan media tersebut anak lebih leluasa untuk
bereksplorasi membentuk replica benda- benda sesuai dengan keinginan
dan imajinasinya.

v
DAFTAR TABEL
TABEL 1............................................................................................... 10
TABEL 2............................................................................................... 10
TABEL 3……………………………………………………………………..14
TABEL 4............................................................................................... 15

vi
DAFTAR GAMBAR

Pra siklus

Siklus I

vii
SIKLUS II

viii
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran pada hakekatnya adalah sustu kegiatan belajar
mengajar yang berfokus pada perlibatan siswa secara aktif dan kreatif
dalam proses pemerolehan hasil belajar. Keterlibatan belajar siswa
secara aktif dan kreatif dalam suatu kegiatan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemempuan guru dalam menciptakan kondisi belajar
mengajar yang menyenangkan, karena akan membuat keinginan siswa
untuk melibatkan dirinya dalam proses belajar mengajar secara aktif
dan kreatif semakin tinggi.
Faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara
lain kondisi yang tidak stabil atau turun menurun, dimana guru selama
ini sangat mendominasi kegiatan pembelajaran yaitu dengan metode
ceramah di depan kelas. Hal ini lebih diperparah lagi dengan kurangnya
pemanfaatan sumber belajar yang tersedia. Sumber belajar dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat mempermudah siswa
dalam memperoleh informasi, pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
Masalah utama dalam pembelajaran yang penulis rasakan adalah
kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran . hal ini sudah
tentu sangat mempengaruhi hasil/prestasi belajar siswa. Untuk itu perlu
diupayakan suatau cara atau metode untuk dapat meningkatkan
interaksi belajar mengajar, agar memperoleh hasil belajar sesuai
dengan yang diharapkan.
Untuk bisa memperoleh hasil belajar yang baik, maka seorang guru
yang mengajar di kelas rendah harus mampu menentukan pendekatan
pengajaran yang sesuai dengan bahan atau materi yang akan
disampaikan , tujuan yang ingin dicapai, kondisi peserta didik,
lingkungan, waktu serta sarana dan prasarana yang tersedia.

1
Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan
oleh kemampuan guru dalam menguasai materi yang akan diajarkan,
akan tetapi ditentukan oleh banyak factor. Dengan demikian maka
ketepatan seorang guru dalam memilih dan menentukan pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan merupakan hal yang sangat
menentukan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran adalah penelitaian yang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang pendidik,
sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat ( Wardini dkk 2003 )
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam 2 siklus pembelajaran untuk
bidang Psikomotorik serta semua temuan dicatat dan disusun sebagai
Laporan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.

2. IDENTIFIKASI MASALAH
Pada umumnya keberhasilan dalam proses belajar mengajar
tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran tersebut. Oleh karena itu guru diharapkan mampu untuk
menilai praktek mengajarnya dan berusaha untuk memperbaiki serta
meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis meminta bantuan
teman sejawat selama proses pembelajaran berlangsung sedangkan
identifikasi masalah-masalah yang terjadi yaitu :
1.Rendahnya kemampuan anak dalam pengembangan Motorik halus
2.Sebagian besar anak belum bisa memegang alat tulis,krayon,spidol
dsb, dengan benar
3.Kurangnya kesiapan anak dalam kegiatan bermain
4.Sebagian besar anak sibuk dengan kebiasaannya sendiri
Untuk itu agar permasalahan yang muncul bisa teratasi
diperlukan tindakan/langkah-langkah perbaikan oleh guru sehingga

2
proses pembelajaran dapat mencapai hasil sebagaimana yang
diharapkan.

3. ANALISIS MASALAH
Setelah berhasil mengidentifikasi masalah akhirnya dapat
diketahui faktor yang penyebab motorik halus anak kurang
berkembang, antara lain
1. Kurangnya kemampuan guru untuk memberikan kegiatan bermain
yang bisa mengembangkan kemampuan motorik halus anak
2. Kurangnya kemampuan anak disetiap aspek Psikomotorik
3. Kurangnya persiapan awal anak untuk mengembangkan motorik
halus
4. Tidak menariknya media pada proses pembelajaran
5. Kurangnya perhatian siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.

B. . RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah yang dapat
dianalisis oleh penulis, maka dapat dirumuskan hingga menjadi fokus
dalam melakukan perbaikan yaitu ; “ Bagaimana agar anak usia 4-5
tahun dapat berkembang motorik halusnya?

C. TUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merencanakan
perbaikan pembelajaran yang dimaksud sebagai upaya menumbuhkan
aktifitas anak dalam pengembangan Motorik halus dan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif serta bahasa anak secara langsung.
Teknik pendekatan yang peneliti pilih sebagai upaya untuk dapat
menumbuhkan aktifitas anak dalam pembelajaran yang pada akhirnya
dapat meningkatkan prestasi belajarnya adalah teknik pendekatan
dengan praktek langsung.

3
Agar dalam proses pembelajaran dapat menunjang peran aktif siswa
hendaknya :
1. Tugas yang diberikan harus bisa dikerjakan anak secara individu
ataupun kelompok
2. Ada persentasi oleh anak baik individu ataupun kelompok
3. Ada umpan balik / penilaian hasil tugas
4. Ada kegiatan komunikasi fungsional dan kegiatan-kegiatan yang
sifatnya interaksi sosial antara anak dengan guru dan guru dengan
anak maupun antara anak dengan anak yang lainnya sehingga
kegiatannya menyenangkan bagi anak
Kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan dalam 2
( dua ) siklus, dan pengumpulan data instrument yang digunakan adalah :
1. Lembar Observasi
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kemampuan guru, respon
anak terhadap pengembangan motorik halus yang sedang
berlangsung, serta untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
anak .
2. Lembar Hasil karya
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh hasil nyata tentang
pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 ( dua )
siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Guru
a. Dengan melaksanakan perbaikan pembelajaran guru dapat
memperbaiki pembelajaran yang dikelola dikelasnya masing-masing
b. Sebagai bahan acuan untuk meningkatkan aktivitas siswa
c. Meningkatkan kualitas guru
d. Meningkatkan rasa percaya diri
e. Memberikan kesempatan guru untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan sendiri

4
2. Bagi anak
a. Dapat meningkatkan aktivitas anak dalam pengembangan motorik
halus.
b. Mengurangi rasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran
3. Bagi Sekolah
a. sebagai acuan untuk peningkatan profesi guru di sekolah.
b. Diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas
sekolah
c. Menciptakan iklim kerjasama yang kondusif antar personal dalam
memajukan sekolah

5
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

A.Landasan Teori
a.Motorik halus
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian bagian
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot otot kecil serta memerlukan
koordinasi mata dan tangan seperti menggunting, mewarnai, menulis,
menggaris, memeras, menggenggam, menyusun balok,memasukkan
kelereng ke kantong,membuka dan menutup obyek dengan mudah,
menuangkan air ke dalam gelas tanpa berceceran, menggunakan
kuas dan spidol serts melipat.
Pengembangan motorik halus dapat dilakukan melalui
pengembangan lain seperti kemampuan kognitif misalnya bermain
puzzle ,kemampuan untuk menolong diri sendiri,kemampuan bahasa
khususnya pra menulis dan kemampuan seni.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat(14) menyatakan
bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang lebih lanjut
( Depdiknas,2004).
Ki Hadjar Dewantoro (2007) Metode Pengembangan
Seni(9.5,9.6) Masa peka adalah masa yang setepat tepatnya untuk
mengembangkan suatu fungsi. Perkembangan suatu fungsi tidak
bersamaan dengan fungsi fungsi lain. Dalam suatu masa mungkin
fungsi demikian baik perkembanganya harus dilayanidan diberi
kesempatan sebaik baiknya.
Masa kepekaan dan kematangan fungsi tidak berlangsung
otomatis dan serba teratur .Dalam arti bahwa perkembangannya tidak

6
sama cepatnya pada setiap anak dan berlangsung tidak pada kurun
waktu yang tepat Tugas tugas yang dilakukan oleh seorang anak
berhubungan dengan kompetensi atau kemampuan generik dalam
dirinya diharapkan dapat berkembang secara bertahap sesuai
perkembangan usia mentalnya.
Perkembangan fisik anak berhubungan dengan gerak motoric
halus (fine motor) dan gerak motoric kasar (gross motor).Gerak halus
adalah sebagai gerakan yang melibatkan fungsi jari jemari seperti
meremas melipat ,menggunting menjahit, menari menggambar.
Tahap perubahan dan perkembangan fungsi fisik tampak jelas
pada saat anak masih dalam usia dini .Pada usia 1-2 th anak sudah
bias bertepuk tangan walau belum terkontrol dengan baik .Demikian
pula halnya dengan kemampuan melipat menggunting ,menjahit akan
terkendali ketika anak mencapai usia 6 tahun. Bahkan koordinasi
mata dan gerak motorik telah sinkron dan terarah.

b. Plastisin
Plastisin adalah benda lentur yang biasanya digunakan untuk
membuat suatu kerajinan.Plastisin merupakan bahan seperti tanah liat
yang digunakan untuk membentuk berbagai replika barang
berdasarkan kreativitas dan imajinasi anak .

B .HIPOTESA TINDAKAN
Dengan bermain menggunakan media plastisin dapat
membantu dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak
sesuai dengan tingkat perkembanganya.

7
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian


Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di TK ABA Pilangrejo I
Kecamatan Nglipar, Kabupaten, Gunungkidul. Subyek penelitian adalah
siswa TK ABA Pilangrejo I usia 4-5 tahun dengan jumlah anak didik
sebanyak 18 anak yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 6 siswa
perempuan dengan pengembangan kemampuan motorik halus.
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu :
1. Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 22-24 September 2020
2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5-7 oktober 2020
Dengan alokasi waktu tiap-tiap siklus adalah 1 x pertemuan 30 menit.

B. Variabael Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variable penelitian media plastisin
dan kemampuan motorik halus. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), yaitu sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampatan rasional dari
tindakan guru dan pelaksana pembelajaran dapat berjalan baik dengan
berkualitas, yang dilakukan bersiklus dengan berkolaborasi dengan
teman guru dengan metode Kemmis dan taggart yaitu melalui empat
tahap: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Secara mendetail Kemmis dan Taggart (Hopkins, 1993 : 48)
menjelaskan tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas, yaitu terdapat 4
empat tahapan yang lazim dilalui:
(1) Perencanaan
(2) Pelaksanaan
(1) Pengamatan
(3) Refleksi

8
Adapun langkah-langkah dalam siklus dapat divisualisasikan dalam gambar
berikut:

Refleksi Perencanaan
Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Hasil ?

Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali, jika perbaikan yang


diinginkan sudah terwujud daur Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan tujuan perbaikan yang direncanakan sudah berakhir.

C. RENCANA TINDAKAN
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sesuai
dengan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh objek penelitian. Dalam
setiap siklus dilakukan tindakan kelas yang diwujudkan dalam kegiatan
belajar mengajar selama 5 kali pertemuan.
Dalam setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan
dalam setiap langkah perbaikan adalah sebagai berikut:

9
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan ini diawali dengan ide yag merupakan harapan yang
ingin dicapai dalam penelitian. Kegiatan ini berupa refleksi diri, hasil
berdiskusi.

dengan teman sejawat dan kepala TK. Dari hasil kegiatan tersebut
peneliti kemudian mengidentifikasi masalah kemudian menganalisis
masalah.

2. Siklus 1
Guru/peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan
cara mengajar atau menyajikan materi pembelajaran melalui media
plastisin
Pada kegiatan siklus ini 1 ini guru :
a. Memberikan pemahaman kepada anak tentang sifat-sifat
plastisin
b. Menyiapkan plastisin dengan berbagai warna
c. Mempersilakan anak untuk bereksplorasi menggunakan media
plastisin
Selama proses pembelajaran berlangsung semua temuan
kejadian dicatat dalam lembar observasi, dan pada akhir kegiatan
dilakukan pengamatan terkait dengan aktif atau tidaknya anak dalam
mengikuti kegiatan.
Hasil observasi digunakan sebagai dasar untuk rencana perbaikan
pada siklus berikutnya.

3.Siklus II
Siklus II dilaksanakan berdasar refleksi pada siklus I dan
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus I. Pada

10
siklus II ini peneliti menggunakan pendekatan menggunakan alat
peraga /model.
Guru memberi tugas kepada anak untuk :
a. Mengambil plastisin sesuai dengan kebutuhanya
b. Mencari benda benda di sekitar yang bisa dikolaborasikan ketika
bermain plastisin.( botol, pemukul,balok asesoris dll.)
c. Membuat replika benda benda di sekitar
Sama halnya dengan siklus I, selama proses pembelajaran siklus II
berlangsung, juga dilakukan observasi, temuan - temuan dari kejadian
-kejadian juga dicatat. Pada akhir pembelajaran diadakan
pengamatan dan berdasar hasil pengamatan partisipasi siswa dalam
perbaikan pembelajaran meningkat di siklus II.Hal ini berpengaruh
pada hasil yang dicapai.
Partisipasi siswa dalam perbaikan pembelajaran siklus II ini
meningkat karena hal-hal berikut.
1) Siswa mulai tertarik dengan plastisin.
1) Siswa lebih antusias dengan peraga yang ditunjukkan peneliti
2) Siswa tampak lebih bersemangat

D. DATA DAN CARA PENGUMPULANYA

Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan


pengamatan dan dicatat pada lembar observasi . dari hasil observasi
tersebut kemudian dianalisa sesuai dengan indikator yang sudah
ditentukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini adalah lembar
obsevasi guru dan siswa dngan mengamati aspek kemampuan, aspek
ketuntasan, dan aspek kerapihan.

11
Lembar Observasi Ketrampilan Untuk Anak Didik

ASPEK YANG HASIL


NO NAMA ANAK DINILAI BB
MB BSH BSB

1 Kemampuan fokus
2
3
4
5
6
7

Lembar Observasi Ketuntasan Untuk Anak Didik

ASPEK YANG HASIL


NO NAMA ANAK DINILAI BB
MB BSH BSB

Ketuntasan

Lembar Observasi Kerapian Untuk Anak Didik

ASPEK YANG HASIL


NO NAMA ANAK DINILAI BB
MB BSH BSB

Kerapihan

12
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, teman sejawat
mengamati dan mencatat kegiatan penelitian sebagai pendidik dalam
pembelajaran. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, dilakukan
pembelajaran siklus II.

E. INDIKATOR KINERJA

Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan 2 siklus, dengan


tujuan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan motorik halus,
sesuai dengan tingkat keberhasilan pada masing-masing siklus. Setiap
siklus dilakukan satu tindakan yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran dalam 1 x pertemuan selama 30 menit. Dalam setiap
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Secara
garis besar langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah sebagai
berikut :
SIKLUS I
Indikator : Mengenal memahami dan terarik pada media plastisin
1. Perencanaan tindakan I
Pada siklus ini, peneliti merumuskan masalah dan cara
pemecahannya kemudian menyusun perangkat pembelajaran yaitu :
a.Rencana pembelajaran ( Rencana Kegiatan Harian /RKH )
b.Menyiapkan media pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan I
Kegiatan pembelajran diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran. Untuk memotifasi anak, maka guru menunjukkan
media plastisin ( yang mempunyai warna bermacam macam ) dan
bertanya jawab tentang media plastisin tersebut . Pada akhir
pembelajaran diadakan penilaian dengan menggunakan lembar
observasi dan lembar unjuk kerja pada tindakan I.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, tingkah laku dan
aktifitas siswa dikelas dicatat menggunakan lembar observasi oleh

13
teman sejawat selaku observer, mulai dari kesiapan siswa dalam
menerima pembelajaran, keaktifan siswa dalam kegiatan bermain
plastisin
 Ketuntasan siswa menerima pelajaran : 45 %
 Ketrampilan dalam proses pembelajaran :
60 %
 Kerapihan dalam motorik halus anak :
40 %
4. Refleksi tindakan I
Hasil pengamatan pada lembar observasi menunjukkan bahwa
hasil pembelajaran yang diperoleh belum sesuai dengan yang
diharapkan kesiapan siswa kurang, keaktifan siswa kurang dan
kemampuan menggunakan media juga masih kurang, hal ini terlihat
masih banyak siswa yang kesulitan dan kurang aktif.
SIKLUS II
Indikator : Aktif bereksplorasi dengan media plastisin
1. Perencanaan tindakan II
Pada siklus II, peneliti membuat perangkat pembelajaran yaitu :
a. Rencana pembelajaran
b. Menyiapkan plastisin sesuai kebutuhan anak
c. Menyediakan benda benda yang bias dikolaborasikan dengan
media plastisin
2. Pelaksanaan tindakan II
Untuk mengawali pembelajaran, anak anak di minta untuk
memperhatikan alat peraga yang akan digunakan, untuk
memancing respon anak diadakan Tanya jawab mengenai benda-
benda tersebut.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan penjelasan tentang cara-cara melakukan kegiatan
bermain dengan media plastisin.
3. Observasi

14
Selama proses pembelajaran, semua peristiwa dan aktifitas
anak dicatat menggunakan lembar observasi
Data yang diperoleh adalah :
 Ketuntasan anak mengikuti pembelajaran : 60 %
 Kerapihan hasil anak : 60 %
 Ketrampilan anak : 75 %
4. Refleksi tindakan II
Dari hasil observasi menunjukkan bahwa minat dan kemampuan
fisik motorik anak sudah ada peningkatan. Anak juga mampu membuat
replica dari benda benda di sekitar.

F. TIM PENELITI DAN TUGASNYA

Tim Peneliti dan Tugasnya


No Nama Tugas
1. Jarwati,S.Pd.AUD Guru dan peneliti
2. Sumarti,S.Pd.AUD observer

G.JADWAL KEGIATAN

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan September sampai


dengan bulan Oktober.

15
Jadwal Kegiatan Penelitian

September Oktober
No Uraian Minggu Ke
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Persiapan penelitian
2 Perencanaan
3 Pelaksanaan siklus I
4 Pelaksanaan siklus II
5 Pengolahan data
6 Penyusunan Laporan

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI PERSIKLUS
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap
siklus terdiri dari dari satu tindakan. Berdasarkan hasil penelitian dalam 2
siklus pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Siklus I

16
a. Perencanaan
Pada siklus ini peneliti menyiapkan hal-hal berikut:
1) Setting kelas, anak duduk secara klasikal di kelas.
2) Guru menyiapkan peralatan berupa plastisin
3) Guru membentuk dengan plastisin
4) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
5) Guru menyiapkan lembar observasi untuk guru dan anak
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan dibagi 4 kegiatan antara lain :
1) Pembukaan
Di awal kegiatan pembelajaran supaya berhasil
secara optimal hendaknya guru dapat mengkoordinasikan
anak didiknya supaya siap menerima pelajaran yang akan
disampaikan pada hari itu, yaitu dengan menggunakan
apersepsi.
2) Inti
Pada pelaksanaan siklus ini peneliti bekerja sama
dengan Ibu Sumarti yang bertugas sebagai pengamat
kegiatan siswa, partisipasi siswa serta kegiatan siswa dan
guru dalam pembelajaran.
Peneliti melaksanakan pembelajaran siswa dengan
rencana pembelajaran pengembangan kemampuan
motorik halus melalui media plastisin.

17
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a) Guru membentuk kelas secara klasikal
b) Guru menyiapkan plastisin yang akan dipakai
c) Guru membentuk dan memberi contoh
d) Guru melakukan tanya jawab tentang plastisin
3) Istirahat
Pada kegiatan istirahat atau bermain bebas
peran guru adalah sebagai teman sebaya sekaligus
pengawas yaitu memberikan pengawasan pada saat
anak melakukan kegiatan bermain bebas.

4) Penutup
Pada kegiatan penutup ini guru dan anak didik
melakukan diskusi tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan pada hari itu dengan cara bercakap-
cakap. Apabila dalam melaksanakan perbaikan ada
kendala-kendala dan tidak sesuai dengan skenario
yang telah disiapkan, maka peneliti boleh merubah
skenario dengan tindakan yang lain.
c. Observasi
Data yang peneliti sampaikan diperoleh dari
lima kali pembelajaran, melalui pengamatan teman
sejawat dengan observasi. Berikut ini peneliti
menyampaikan data yang diperoleh dari lima kali
perbaikan pembelajaran.

18
Tabel 1 : Data penilaian bermain plastisin :
Hasil Jumlah
No. Aspek yang dinilai
BB MB BSH BSB Anak
1 Aspek konsentrasi 2 3 4 9 18
2 Aspek kreatifitas 3 4 6 5 18
3 Aspek kerapihan 3 5 6 4 18

Keterangan:
BSB = Berkembang sangat baik
BSH = Berkembang sesuai harapan
MB = Masih perlu bimbingan
BB = Belum berkembang

Tabel 2 : Persentase Kemampuan membentuk


plastisin menjadi replica benda benda disekitar:
Hasil Jumlah
No. Aspek yang dinilai
BB MB BSH BSB Anak
1 Aspek konsentrasi 5,9% 17,6% 23,5% 53,1% 100%
2 Aspek kreatifitas 11,9% 23,5% 35,3% 29,4% 100%
3 Aspek kerapihan 11,9% 29,4% 35,3% 23,5% 100%

Siklus I

Grafik Kemampuan motorik halus anak siklus 1


600
500
400
300
200
100
0
Aspek konsentrasi Aspek Kreatifitas Aspek Kerapian

BB MB BSH BSB

d. refleksi

19
Berdasarkan data tersebut peneliti dan teman sejawat
menemukan kegagalan terutama dalam aspek
ketertarikan. Hal itu terbukti dalam tindakan anak-anak
yang kurang tertarik dengan plastisin yang dibawa
guru sehingga anak-anak tidak mau membuat karya
dengan plastisin.
Adapun keberhasilan dalam aspek kemampuan
dan aspek ketuntasan menunjukkan bahwa anak-anak
sudah mampu mengepal plastisin.
Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh,
pengamat dan peneliti kemudian mendiskusikan
proses pembelajaran yang telah berjalan. Di sini
pengamat dan peneliti menemukan kekurangan-
kekurangannya, yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan kurang matang
2) Alat peraga kurang dipersiapkan dengan baik
3) Alat yang digunakan kurang menarik
4) Media yang digunakan kurang menarik
Kelebihan-kelebihan yang ada dalam siklus I
tersebut perlu dijaga dan ditingkatkan. Adapun
beberapa penyebab yang ditemukan oleh peneliti
dalam kegiatan pembelajaran siklus I, menunjukkan
bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk
meningkatkan kemampuan motorik halus dengan
plastisin. Oleh karena itu, peneliti melakukan
beberapa upaya berikut:
1) Persiapan lebih matang
2) Mempersiapkan alat peraga dengan baik
3) Melengkapi alat yang masih kurang
2. Siklus II

a. Perencanaan

20
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus II,
peneliti menyiapkan hal-hal berikut:
1) Setting kelas, anak duduk dengan klasikal
2) Guru menyiapkan lembar penilaian observasi untuk
guru dan anak
3) Guru menyiapkan plastisin yang lebih menarik( lebih
bervariasi dari siklus I).
4) Guru menyiapkan miniatur yang lebih menarik
5) Guru mengajak anak berdoa terlebih dahulu
6) Guru mengajak anak bercakap-cakap tentang plastisin
yang akan dibentuk dan menunjukan beberapa contoh
hasil dari membentuk plastisin
7) Anak mulai membentuk plastisin
8) Guru mengamati anak dalam proses membentuk
9) Anak diberi kesempatan untuk menceritakan apa yang
dibuat
10)Guru memberikan pujian/reword kepada anak yang
dapat menjawabnya

b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan dibagi 4 kegiatan antara lain :
1) Pembukaan
Di awal kegiatan pembelajaran supaya berhasil
secara optimal hendaknya guru dapat
mengkoordinasikan anak didiknya supaya siap
menerima pelajaran yang akan disampaikan pada hari
itu, yaitu dengan menggunakan apersepsi.
2) Inti
Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II ini peneliti bekerjasama dengan ibu
Sumarti . Selama proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung kepala tk mengamati aktivitas peneliti

21
sebagai pendidik dan aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan
rencana pembelajaran pengembangan motoric halus
yaitu dengan media plastisin.
Adapun pelaksanaannya sebagai berikut.
1) Setting kelas, anak duduk dengan klasikal
2) Guru menyiapkan lembar penilaian observasi
untuk guru dan anak
3) Guru menyiapkan plastisin yang lebih
menarik( lebih bervariasi dari siklus I).
4) Guru menyiapkan beberapa contoh hasil
membentuk dari plastisin
5) Guru mengajak anak berdoa terlebih dahulu
6) Guru mengajak anak bercakap-cakap tentang apa
yang akan dibuat dengan plastisin
7) Anak mulai membentuk
8) guru mengamati proses dalam membentuk
9) Anak diberi kesempatan untuk menceritakan apa
yang dibuat
10) Guru memberikan pujian/reword kepada anak yang
dapat menjawabnya
3) Istirahat
Pada kegiatan istirahat atau bermain bebas peran
guru adalah sebagai teman sebaya sekaligus pengawas
yaitu memberikan pengawasan pada saat anak
melakukan kegiatan bermain bebas.
4) Penutup
Pada kegiatan penutup ini guru dan anak didik
melakukan diskusi tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan pada hari itu dengan cara bercakap-
cakap. Apabila dalam melaksanakan perbaikan ada

22
kendala-kendala dan tidak sesuai dengan skenario
yang telah disiapkan, maka peneliti boleh merubah
skenario dengan tindakan yang lain.
c. Observasi
Data yang peneliti sampaikan diperoleh dari 5 kali
perbaikan pembelajaran, melalui teman sejawat dan
supervisor dengan observasi. Di bawah ini peneliti
sampaikan data yang diperoleh dalam 5 kali perbaikan
pembelajaran.
Tabel 3: Data kemampuan motorik halus anak dengan
media plastisin
Hasil Jumlah
No. Aspek yang dinilai
BB MB BSH BSB Anak
1 Aspek konsentrasi 0 1 4 13 18
2 Aspek kreatifitas 0 2 3 13 18
3 Aspek kerapihan 0 2 3 13 18

Keterangan:
BSB = Berkembang sangat baik
BSH = Berkembang sesuai harapan
MB = Masih perlu bimbingan
BB = Belum berkembang

Tabel 4 : Persentase Kemampuan Berbahasa lisan anak


dengan metode bercerita menggunakan boneka
tangan

Hasil Jumlah
No. Aspek yang dinilai
BB MB BSH BSB Anak
1 Aspek konsentrasi 0 7% 27% 66% 100%
2 Aspek kreatifitas 0 13% 21% 66% 100%
3 Aspek kerapihan 0 13% 21% 66% 100%
Siklus II

23
d. Refleksi
Dari data tersebut peneliti dan teman sejawat
menyatakan bahwa perbaikan pembelajaran sudah
berhasil sesuai dengan harapan meliputi semua aspek,
terbukti anak sudah dapat lebih kreatif, tepat dalam
memusatkan perhatian, hasilnya sesuai harapan.

1. Hasil belajar Psikomotorik


Hasil belajar psikomotorik ditujukan dengan dikuasainya
keterampilan. Keterampilan adalah keahlian yang meliputi
proses anak melaui pembelajaran, ketrampilan menggerakkan
tangan dan kaki dalam kegiatan bermain plastisin sangat baik
anak juga trampil menggunakan media untuk melatih motorik
halusnya.
2. Diskripsi
Berdasarkan data yang diperoleh darfi siklus I menunjukkan
bahwa perbaikan pembelajaran siklus I belum sesuai dengan
rencana yang disusun dan belum mencapai hasil yang diharapkan.
Sebagian anak belum tertarik pada media yang disediakan
Data dari siklus I digunakan untuk merencanakan perbaikan
pada siklus II. Pada siklus II ini, guru memberikan motivasi pada
anak dengan memakai model benda dan anak diminta membuat
replikanya. Dengan menggunakan model ini anak lebih tertarik,
sehingga tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan maksimal

B. PEMBAHASAN SETIAP SIKLUS

24
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran dengan
menggunakan media plastisin yang dilakukan di TK ABA Pilangrejo
I sebanyak 2 siklus dan 2 x pertemuan dengan masing-masing
pertemuan 1x 30 menit kegiatannya sebagai berikut :
1. Siklus I
Kesiapan anak menerima pelajaran masih kurang, aktivitas
anak juga masih rendah yaitu 45 %. Pada saat guru memberikan
pemahaman mengenai plastisin sebagian besar anak tidak
memusatkan perhatian pada media yang sedang disampaikan ,
mereka sibuk dan asyik dengan kesenangan masing-masing.
Proses pembelajaran yang terjadi pada siklus I terlihat anak
belum aktif dan belum ada minat. Hasil belajar anak meliputi aspek
afektif dan psikomotor masih dalam kategori kurang. Hal ini bisa
dilihat dari hasil observasi dan hasil penilaian.
2. Siklus II
Kesiapan anak untuk mengikuti proses pembelajaran sudah
lebih baik. Dengan pembelajaran yang menyenangkan meleui
permainan menggunakn plastisin dikolaborasikan dengan benda
benda di sekitar, aktivitas anak juga meningkat. John Dewey ( Ryan
dan Cooper, 1998 P.75-76 ) berpendapat bahwa jika manusia
dihadapkan dengan rintangan ia akan berusaha mengatasi
rintangan itu, dan apabila dihadapkan pada pertanyaan ini akan
berusaha mencari jawabannya. Berkaitan dengan padangan ini
Dewey menganggap bahwa tugas guru bukan mengajar anak
tetang apa yang harus difikirkan, tetepi mengajar anak bagaimana
berfikir . Dengan demikian anak akan aktif dan kreatif dalam
pembelajaran.
Hasil belajar anak meliputi kemampua juaga meningkat,
kemampuan anak mencapai 60 %.Hasil belajar anak meliputi aspek
afektif, kognitif, psikomotor yang menunjukkan peningkatan yang
signifikan, lebih baik dari siklus I dan II.

25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Profesionalisme dari seorang guru antara lain ditunjukkan
dalam kemampuan penguasaan materi pembelajaran, media,
metode, atau teknik pendekatan pembelajaran dan alat
penilaian/evaluasi
Seoarang pendidik mutlak harus menguasai materi pelajaran.
karena tanpa menguasai materi pelajaran mustahil kiranya guru
tersebut dapat mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang telah
digariskan.
Dari uraian diatas dan hasil perbaiakan pembelajaran yang
telah dilaksanakan dapat disimpulkan :
1. Ketepatan dalam memilih dan menentukan teknik
pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa siswa dan prestasi belajar siswa .
2. Proses dan hasil belajar dalam upaya peningkatan prestasi
belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang
berasal dari dalam diri siswa maupun faktor dari luar siswa

B. SARAN DAN TINDAK LANJUT

26
Sebagai tindak lanjut dari penelitian tindakan kelas yabg telah
dilakukan, tidak hanya puas terhadap hasil yang telah dicapai, akan
tetapi juga untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran. Dengan
demikian untuk meningkatkan kemampuan motoric halus anak maka
yang perlu diperhatikan oleh guru dan sekolah antara lain :
1. Guru
 Guru harus mampu menciptakan suasana
belajar yang kondusif agar siswa aktif dan bersemangat
mengikuti pembelajaran.
 Untuk meningkatkan mina tsiswa dalam
bermain plastisin maka guru sedapat mungkin memotifasi
anak untuk aktif dalam proses pembelajaran dengan teknik
pendekatan komulatif yang dikemas dalam bentuk permainan,
penggunaan alat peraga yang menerik dan jelas serta
memotivasi siswa berani mengungkapkan informasi dan
pesan yang ditangkapnya secara sederhana.
 Selain berwawasan pendidikan, guru
dituntut lebih kreatif dan terampil dalam pengelolaan kelas.
 Guru hendaknya mampu menggunakan
metode yang bervariasi dalam pembelajaran agar mudah
memahami materi.

2. Sekolah
 Sekolah hendaknya memberi kesempatan dan kebebasan
bagi guru untuk lebih kreatif dalam membelajarkan siswa
 Sekolah harus mampu menciptkan suasana belajar yang
kondusif agar siswa belajar dengan senang.
 Sekoalh berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. IGAK Wardhani, ( 2010), Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta


Universitas Terbuka
2. George S Morisson,(2016) Dasar –Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini, Jakarta Indeks

28
29
LAMPIRAN LAMPIRAN

1.BIODATA
2.RPPH
3.FOTO KEGIATAN
4.HASIL KARYA
FOTO KEGIATAN
HASIL KARYA ANAK

Anda mungkin juga menyukai