Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PEMBEKALAN PESERTA

PLPG TAHUN 2017

Oleh:
Nama peserta : NURINA DANANTY, S.Pd
NUPTK : 6536763663210022
Nomor Peserta : 17030418010144
Bidang Studi Sertifikasi : MATEMATIKA
Asal Sekolah : SMPN 1 PURWAREJA KLAMPOK
Kabupaten/Kota/Provinsi : BANJARNEGARA

PANITIA SERTIFIKASI GURU


RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PEMBEKALAN PESERTA
PLPG TAHUN 2017
RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Identitas Peserta

a. Nama Lengkap : NURINA DANANTY, S.Pd


b. No. Peserta : 17030418010144
c. NUPTK : 6536763663210022
d. Bidang Studi Sertifikasi : MATEMATIKA
e. Asal Sekolah : SMPN 1 PURWAREJA KLAMPOK
f. Kota/Kab./Provinsi : BANJARNEGARA / JAWA TENGAH
g. Alamat email : nurinadananty@gmail.com
h. No. HP : 081226133351

Banjarnegara, 6 Oktober 2017

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMPN 1 Purwareja Peserta Guru
Klampok

BUDI PRASETIYO, S.Pd NURINA DANANTY, S.Pd


NIP. 19660604 198902 1 001 No Peserta 17030418010144

ii
KATA PENGANTAR

Allhamdulillah saya panjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT atas


segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan akhir prakondisi ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.
Pembuatan laporan akhir prakondisi ini merupakan salah satu tugas
peserta PLPG 2017 setelah peserta mengerjakan laporan 1 sampai laporan 4.
Laporan akhir prakondisi ini dikerjakan untuk menjadi salah satu syarat dalam
mengikuti PLPG di LPTK nantinya.
Laporan akhir prakondisi ini dapat tersusun dan selesai dengan baik
dan tepat waktu tidak terlepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk itu pada kesempatan ini
saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Budi Usodo, M.Pd selaku mentor
2. Bapak Budi Prasetiyo, S.Pd selaku kepala sekolah
3. Teman – teman guru serta teman- teman satu kelas PLPG kelas 180
Matematika rayon 113 Universitas Sebelas Maret.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan akhir
prakondisi ini baik dari materi maupun tekhnik penyajiannya mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan.

Banjarnegara, 6 Oktober 2017

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Bab I Sumber Belajar Pedagogik .................................................................... 1
A. Ringkasan Materi ........................................................................................ 1
1. Pengembangan Pendidikan dan Potensi Peserta Didik........................... 1
2. Teori Belajar ........................................................................................... 5
3. Model-model Pembelajaran .................................................................... 9
4. Media Pembelajaran ............................................................................... 14
5. Evaluasi Hasil Belajar............................................................................. 15
B. Deskripsi Kemajuan .................................................................................... 19
C. Materi Esensial ........................................................................................... 20
D. Materi Tidak Esensial .................................................................................. 20
E. Masukan-masukan Mentor .......................................................................... 21
Bab 2 Sumber Belajar Bidang Studi Matematika ............................................ 22
A. Ringkasan Materi ........................................................................................ 22
1. Peluang ................................................................................................. 22
2. Statistika ............................................................................................... 25
3. Fungsi ................................................................................................... 28
4. Persamaan dan Pertidaksamaan ........................................................... 29
5. Sistem Persamaan Linier Dua Peubah ................................................. 32
6. Persamaan Kuadrat ............................................................................... 33
7. Program Linier ..................................................................................... 36
8. Sistem Bilangan Real dan Perpangkatan .............................................. 37
9. Logika Matematika ............................................................................ 42
10. Bangun Datar........................................................................................ 46
11. Sejarah dan Filsafat Matematika .......................................................... 53
12. Alat Peraga Dalam Geometri Ruang .................................................... 65
13. Alat Ukur, Alat Hitung, Alat lukis dalam Geometri ruang .................. 72
14. Pengukuran dan Penaksiran ................................................................. 75

iv
15. Piranti Dalam Geometri Ruang ....................................................... 77
B. Deskripsi Kemajuan .................................................................................... 81
C. Materi Esensial ........................................................................................... 83
D. Materi Tidak Esensial .................................................................................. 84
E. Kemajuan dalam Menyelesaikan Latihan Soal Uraian ............................... 84
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 86

v
BAB I
SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A. Ringkasan materi
1. Pengembangan Pendidikan Karakter Dan Potensi Peserta Didik
 Metode dalam mengkaji perkembangan dan pertumbuhan anak :
1) Metode Longitudinal
Peneliti mengamati dan mengkaji perkembangan satu atau banyak
orang yang sama usia dalam waktu yang lama. Kelebihannya yaitu
kesimpulan yang diambil lebih meyakinkan, karena membandingkan
karakteristik anak yang sama pada usia yang berbeda-beda.
Kelemahannya memerlukan waktu sangat lama untuk mendapat hasil
yang sempurna.
2) Metode Cross Sectional
Peneliti mengamati dan mengkaji banyak anak dengan berbagai
usia dalam waktu yang sama. Kelebihannya yaitu proses penelitian
tidak memerlukan waktu lama, hasil segera dapat diketahui.
Kelemahannya, peneliti menganalisis perbedaan karakteristik anak-
anak yang berbeda, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam menarik
kesimpulan, bahwa perbedaan itu semata-mata karena perkembangan.
 Pendekatan dalam psikologi perkembangan
Dalam Nana Sodih Sukmadinta, 2009 Manusia merupakan kesatuan
antara jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisah- pisahkan serta
individu yang kompleks, terdiri dari banyak aspek, termasuk
jasmani,intelektual,emosi,moral,social,yang membentuk keunikan pada
setiap orang.
 Teori perkembangan
Ada beberapa teori perkembangan antara lain:
1. Jean Jacques Rousseau
Menurut Rousseau, perkembangan anak terbagi menjadi empat
tahap,yaitu

1
1) Masa bayi infancy (0-2tahun) adalah masa perkembangan fisik.
2) Masa anak /childhood(2-12 tahun) disebut masa perkembangan
sebagai manusia primitive.
3) Masa remaja awal/pubescence(12-15 tahun) disebut masa remaja
awal / pubescence, disebut juga masa bertualang.
4) Masa remaja/adolescence (15-25tahun) masa remaja / adolescence
/ masa hidup sebagai manusia beradab.
2. Stanley Hall
Stanley Hall membagi masa perkembangan menjadi empat
tahap,yaitu:
1) Masa kanak-kanak / infancy (0-4 tahun) adalah masa
perkembangan anak melata atau berjalan.
2) Masa anak / childhood (4-8 tahun) disebut masa pemburu
3) Masa puber / youth (8-12 tahun) adalah anak tumbuh dan
berkembang tetapi sebagai makhluk yang belum beradab.
4) Masa remaja / adolescence (12 – dewasa) adalah masa anak sudah
menjadi manusia beradab
3. Robert J. Havigurst
Havigurst menyusun tahap-tahap perkembangan menjadi
lima tahap berdasarkan problema yang harus dipecahkan dalam
setiap fase., yaitu: (1) Masa bayi / infancy (0 – ½ tahun), (2) Masa
anak awal / early childhood (2/3 – 5/7 tahun), (3) Masa anak / late
childhood (5/7 tahun – pubesen), (4) Masa adolesense awal / early
adolescence (pubesen – pubertas), (5) Masa adolescence / late
adolescence (pubertas – dewasa).
Tugas perkembangan yang harus dikuasai anak pada
setiap fase, yaitu: ketergantungan – kemandirian, memberi –
menerima kasih sayang, hubungan social, perkembangan kata hati,
peran biososio dan psikologis, penyesuaian dengan perubahan badan,
penguasaan perubahan badan dan motorik, memahai dan
mengendalikan lingkungan fisik, mengembangan kemampuan

2
konseptual dan sistem symbol, kemampuan meolihat hubungan
denganh alam semesta
4. Jean Piaget
Aspek perkembangan kognitif anak menurut Piaget ada empat
tahap,yaitu:
a. Tahap sensori motorik (0-2 tahun) / masa discriminating dan
labeling
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak
reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja.
b. Tahap praoperasional (2-4 tahun) / masa intuitif
Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual anak mulai
mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas.
c. Tahap operasional konkrit (7-11 tahun) / masa performing
operation
Pada masa ini, anak sudah mampu menyelesaikan tugas-tugas
menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat,
dan membagi.
d. Tahap operasional formal (11-15 tahun) / masa proportional
thinking
Pada masa ini, anak sudah mampu berpikir tingkat tinggi, seperti
berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis,
mampu berpikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu
memecahkan berbagai masalah.
5. Lawrence Kohlberg
Perkembangan moral kognitif anak menurut Kohlberg yaitu:
1) Preconventional moral reasoning
a) Obidienceand paunisment orientation (orientasi anak masih pada
konsekuensi fisik dari perbuatan benar–salahnya, yaitu
hukuman dan kepatuhan)
b) Naively egoistic orientation (orientasi anak pada instrumen
relative yaitu memuaskan keinginannya sendiri dan juga orang

3
lain)
2) Conventional moral reasoning
a) Goodboy orientation (orientasi perbuatan yang baik adalah yang
menyenangkan, membantu, atau disepakatioleh orang lain)
b) Authority and socialor dermaintenan ceorientation (orientasi
anak pada aturan dan hukum)
3) Post conventional moral reasoning
a) Cobtractual Legalistic orientation (orientasi anak pada legalitas
kontraksosial)
b) Conscienceor principle orientation (orientasi pada prinsip-
prinsip etika yang bersifat universal)
6. Erick Homburger Erickson
Perkembangan Psikososial Erickson
a. Tahap Basic trustvsmistrust/infancy–bayi (0-1 tahun) ,anak mencari
rasa aman dan nyaman.
b. Tahap Autonomy vs shame and doubt/toddler–masabermain (2-3
tahun), anak tidak ingin sepenuhnya tergantung pada orang lain.
c. Tahap Initiativevs guilt /preschool–prasekolah (3-6 tahun), mulai
tumbuh inisiatif yang perlu difasilitasi, didorong dan dibimbing
oleh orang dewasa disekitarnya.
d. Tahap Industry vs inferiority/schoolage – masa sekolah (7-12
tahun), anak sibuk melakukan berbagai aktifitas.
e. Tahap Identity vs roleconfusion/asolescence–remaja ( 12-18
tahun), anak pada kondisi pencarian identittas diri/jati diri.
f. Tahap Intimacy vs isolation /young adulthood– dewasa awal ( 20
tahunan), anak menyadari komunikasi dengan masyarakat dan
teman sebaya.
g. Tahap Generativity vs stagnation/middle adult hood–dewasa
tengah-tengah(20-50 tahun),munculnya rasa tanggung jawab atas
generasi yang akan datang.
h. Tahap Egointegrity vs despair/later adulthood–dewasa akhir( >50

4
tahun), tahap akhir dari siklus kehidupan ( introspeksi, mereview )
2. Teori Belajar
Terdapat dua aliran teori belajar, yakni aliran teori belajar tingkah laku
(behavioristic) dan teori belajar kognitif.
a. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar Behavioristik atau tingkah laku dinyatakan sebagai suatu
keyakinan bahwa pembelajaran terjadi melalui hubungan stimulus
(rangsangan) dengan respon (response) dalam Orton (1987: 38). Empat
teori belajar tingkah laku yaitu:
1) Teori Belajar dari Thorndike
Hukum belajar yang dikemukakan Edward Lee Thorndike ( 1874-
1949) dikenal dengan sebutan Law of effect / teori stimulus respon /
teori belajar koneksionisme.
Thorndike mengemukakan revisi hukum belajar antara lain:
a) Hukum latihan ditinggalkan karena pengulangan tidak cukup
untuk memperkuat hubungan stimulus – respons dan tanpa
pengulangan belum tentu akan memperlemah hubungan stimulus -
respons.
b) Hukum akibat (law of effect) direvisi karena jika diberikan
hadiah (reward) maka akan meningkatkan hubungan stimulus -
respons, ,jika diberikan hukuman (punishment) tidak berakibat
apa-apa.
c) Syarat utama terjadinya hubungan stimulus - respons bukan
kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan
respons.
d) Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain
maupun pada individu lain.
2) Teori Belajar Pavlov
Pavlov terkenal dengan teori belajar klasik. Pavlov mengemukakan
konsep pembiasaan (conditioning). Terkait dengan kegiatan belajar
mengajar, agar siswa belajar dengan baik maka harus dibiasakan.

5
3) Teori Belajar Skinner
Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa ganjaran atau penguatan
mempunyai peranan yang amat penting dalam proses belajar.
Ganjaran merupakan respon yang menggembirakan dan merupakan
tingkah laku yang subyektif sedangkan penguatan merupakan sesuatu
yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu respon.
Penguatan dianggap stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring
dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan
perilakunya itu. Adapun penguatan negatif bisa berupa
teguran,peringatan, atau sangsi (hukuman edukatif).
4) Teori belajar Bandura
Bandura mengemukakan bahwa siswa belajar melalui meniru yaitu
meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama guru. Teori
belajar Bandura ini merupakan gabungan dari teori belajar
behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif dengan
prinsip modifikasi perilaku.
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura
didasarkan pada tiga konsep, yaitu:
a) Reciprocal determinism yaitu tingkah laku manusia dalam bentuk
interaksi timbal – balik antara kognitif, tingkah laku dan
lingkungan.
b) Beyond reinforcemenat yaitu belajar melakukan sesuatu hanya
dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.
c) Self-regulation/cognition yaitu manusia sebagai pribadi yang dapat
mengatur diri sendiri.
b. Teori Belajar Vygotsky
Dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu:
1) Zone of Proximal Development (ZPD) yaitu kemampuan pemecahan
masalah secara mandiri maupun atas bimbingan orang dewasa atau
kerjasama teman sejawat yang lebih mampu.
2 ) Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa

6
kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat
melakukannya.
Tahapan proses pengkonstruksian pengetahuan menurut Vygotsky
yaitu :
1) Tahap perkembangan aktual (Tahap I) ketika siswa berusaha sendiri
menyudahi konflik kognitif yang dialaminya.
2) Tahap Perkembangan potensial (Tahap II) terjadi ketika siswa
berinteraksi dengan pihak lain yang memiliki kemampuan lebih.
3) Proses internalisasi (Tahap III),aktivitas mental tingkat tinggi jika
terjadi karena adanya interaksi sosial.
c. Teori Belajar Van Hiele
Van Hiele seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan
penelitian dalam pembelajaran geometri. Van Hiele menyatakan bahwa
terdapat lima tahap pemahaman geometri yaitu
1) Tahap Visualisasi (Pengenalan) yaitu memandang bangun
geometri keseluruhan /holistic )
2) Tahap Analisis (Deskriptif) yaitu siswa sudah mengenal bangun-
bangun berdasarkan ciri- ciri bangun geometri
3) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional) yaitu siswa
memahami hubungan antar ciri yang satu dengan ciri yang lain
suatu bangun.
4) Tahap Deduksi, yaitu siswa (1) mengambil kesimpulan secara
deduktif/bersifat khusus, (2) memahami pengertian-pengertian
pangkal, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan teorema-teorema
dalam geometri, dan (3) mampu menyusun bukti-bukti secara
formal
5) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan) yaitu anak
sudah memahami pentingnya ketetapan dari prinsip-prinsip dasar
yang melandasi suatu pembuktian.

7
Fase-fase pembelajaran yang menunjukkan tujuan belajar siswa dan
peran guru dalam pembelajaran dalam mencapai tujuan adalah sebagai
berikut:fase informasi, fase orientasi, fase eksplisitasi,fase orientasi
bebas, dan fase integrasi.
d. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan. Ausubel
memberi penekanan pada teori belajar yang bermakna dan pentingnya
pengulangan sebelum belajar dimulai. Menurut Ausubel belajar dapat
diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu :
1) Penerimaan (materi disajikan dalam bentuk final dan dihafalkan) atau
penemuan (materi ditemukan siswa kemudian dihafalkan).
2) Mengaitkan informasi pada struktur kognitif yang telah ada.
Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Ausubel membedakan antara belajar menerima
(siswa hanya menerima) dengan belajar menemukan (siswa menenukan
konsep).
Prinsip-prinsip teori belajar Ausebel
1) Pengaturan Awal (advance organizer) yaitu mengarahkan siswa ke
materi yang akan dipelajari dan mengingatkan siswa pada materi
sebelumnya.
2) Diferensiasi Progresif yaitu jika unsusr-usnsur yang paling umum
diperkenalkan terlebih dahulu.
3) Belajar Superordinat terjadi apabila konsep-konsep yang dipelajari
sebelumnya adalah unsur-unsur yang lebih luas.
Dua fase dalam menerapkan teori Ausebel yaitu fase perencanaan dan
fase pelaksanaan dalam Dadang Sulaiman (1988)
e. Teori Belajar Bruner
Jerome Bruner seorang ahli psikologi dari Universitas Harvard,
Amerika Serikat yang mempelopori aliran psikologi belajar kognitif
agar pendidikan memberikan perhatian akan pentingnya pengembangan

8
berpikir.
Pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif
seseorang menurut Bruner adalah sebagai berikut:
1) Bertambahnya ketidaktergantungan respons dari sifat stimulus.
2) Menginternalisasi peristiwa - peristiwa menjadi suatu sistem
simpanan (storage system) yang sesuai dengan lingkungan.
3) Berkata pada dirinya sendiri atau pada orang lain, dengan
pertolongan kata-kata dan simbol-simbol,apa yang telah dilakukan
atau apa yang dilakukan.
Peran guru menurut Bruner dalam menerapkan belajar penemuan pada
siswa yaitu:
1) Merencanakan materi pelajaran.
2) Urutan pengajaran menggunakan cara penyajian enaktif,ikonik,
kemudian simbolik
3) Membimbing atau tutor saat siswa memecahkan masalah.
4) Melakukan penilaian hasil belajar (tes objektif atau tes esay)
3. Model-model Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah
untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 yang dinaungi
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses beserta lampirannya.
Sasaran pembelajaran dalam menerapkan kurikulum 2013 mencakup tiga
ranah yaitu
1) Ranah Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
2) Ranah Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat,memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”.
3) Ranah Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”.

9
Model-model pembelajaran yang selaras dengan prinsip pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013 yaitu :
1. Pendekatan saintifik (dalam pembelajaran) dan metode saintifik
Dalam Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan
bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima
langkah kegiatan belajar yakni
mengamati(observing),menanya(questioning),mengumpulkan
informasi/mencoba(experimenting), menalar atau mengasosiasi
(associating), dan mengomunikasikan (communicating).
Langkah-langkah model pembelajaran dengan pendekatan saintifik
adalah sebagai berikut :
a. Mengamati
Agar kegiatan mengamati dapat berlangsung dengan baik, sebelum
pembelajaran dimulai guru perlu menemukan/mempersiapkan
fenomena yang akan diamati siswa dan merancang kegiatan
pengamatan untuk siswa menemukan masalah. Guru juga dapat
membantu siswa menginventarisasi segala sesuatu yang belum
diketahui (gap of knowledge) tersebut.
b. Menanya
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-
pertanyaan yang menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual,
konseptual, maupun prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik. Guru membantu siswa merumuskan pertanyaan
berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat
melakukan/menciptakan sesuatu.
c. Mengumpulkan informasi/mencoba.
Kegiatan guru pada langkah mengumpulkan informasi/mencoba
diantaranya :
1) menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet),
media, alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya.
2) membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengisi lembar kerja,

10
3) menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara
berulang-ulang sampai siswa memperoleh informasi atau data
yang dibutuhkan.
d. Menalar/mengasosiasi
Guru mengarahkan agar siswa dapat menghubung-hubungkan
data/informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan
e. Mengomunikasikan
Kegiatan guru diantaranya :
1) Memberikan umpan balik
2) Meluruskan konsep materi
3) Memberikan penguatan konsep materi
4) Memberikan penjelasan/informasi lebih luas
5) Membantu peserta didik menentukan butir-butir penting dan
simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau tanpa
memanfaatkan teknologi informasi.
2. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata (otentik), pemilihan masalah nyata tersebut
dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian
kompetensi dasar dalam kehidupan sehari-hari yang bersifat terbuka
(open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan
masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan
membangun atau memperoleh pengetahuan baru.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah, yaitu :
a. Klarifikasi permasalahan
Guru menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai
dengan kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bisa berupa
gambar, teks, video, vignettes, fenomena riil, dan sebagainya untuk
kemudian diidentifikasi siswa.

11
b. Brainstorming
Guru memfasilitasi siswa untuk mengklarifikasi fakta, konsep,
prosedur dan kaidah dari masalah yang ditemukan. Siswa melakukan
brainstorming dengan cara sharing information, klarifikasi informasi
dan data tentang masalah yang ada, melakukan peer learning dan
bekerjasama (working together)
c. Pengumpulan informasi dan data
Kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan
penyelesaian masalah, perpustakaan, web, dan berbagai sumber data
yang lain dilakukan siswa secara mandiri ntuk kemudian diolah
sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah.
d. Berbagi informasi dan berdiskusi untuk menemukan solusi
penyelesaian masalah
Siswa kembali melakukan brainstorming, klarifikasi informasi,
konsep dan data terkait dengan permasalahan yang ada dan
menemukan solusinya, melakukan peer learning dan bekerjasama
(working together).
e. Presentasi hasil dan penyelesaian masalah
Mempresentasikan hasil brainstormingnya tentang solusi yang
dikemukakan untuk penyelesaian masalah dilakukan oleh perwakilan
kelompok/siswa di depan kelas.
f. Refleksi
Guru dan siswa melakukan merefleksi (mengemukakan ulasan
terhadap pembelajaran yang dilakukan) atas kontribusi setiap orang
dalam proses pembelajaran.
3. Pembelajaran Berbasis Projek (Project-based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) adalah kegiatan
pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Produk yang dimaksud adalah hasil projek dalam bentuk
desain, skema, karya tulis, karya seni, karya teknologi/prakarya, dan

12
lain-lain. Pendekatan ini memperkenankan pesera didik untuk bekerja
secara mandiri maupun berkelompok dalam menghasilkan produk nyata.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Projek, yaitu :
a. Penentuan projek
Menentukan tema/topik projek.
b. Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek
Guru memfasilitasi peserta didik untuk merancang langkah-langkah
kegiatan penyelesaian projek beserta pengelolaannya.
c. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
Guru memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan
penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya.
d. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Guru memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan
rancangan projek yang telah dibuat.
e. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan
mempublikasikan hasil karya.
f. Evaluasi proses dan hasil projek
Guru memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan
mempublikasikan hasil karya
4. Pembelajaran Inquiry/Discovery
Dalam Permendikbud No.22 tahun 2016 dikatakan
pembelajaran inquiry disebut bersama dengan discovery.
Inquiry/discovery merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
Pembelajaran merupakan proses fasilitasi kegiatan penemuan (inquiry)
agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (discovery).
Langkah langkah pembelajaran inquiry/discovery learning, yaitu :
a. Merumuskan Pertanyaan
Merumuskan pertanyaan, masalah, atau topik yang akan diselidiki.

13
b. Merencanakan
Merencanakan prosedur atau langkah-langkah pengumpulan dan
analisis data.
c. Mengumpulkan dan menganalisis data
Kegiatan mengumpulkan informasi, fakta, maupun data, dilanjutkan
dengan kegiatan menganalisisnya.
d. Menarik simpulan
Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas).
e. Aplikasi dan tindak lanjut
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi pertanyaan- pertanyaan atau
permasalahan lanjutan untuk dicari jawabnya
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dapat
diartikan pula sebagai alat atau perantara untuk memfasilitasi
komunikasi dari sumber belajar ke siswa dan mendukung proses belajar
guna mencapai tujuan belajar.
b. Macam Media Pembelajaran
Macam-macam media, yaitu :
1) Media teks yaitu media yang berupa karakter huruf dan bilangan yang
disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan tulis, dan sejenisnya
(Smaldino, et al., 2005: 9; Newby, et al., 2006: 21).
2) Media audio meliputi segala sesuatu yang dapat didengar misalnya
suara seseorang, musik, suara mesin, dan suara-suara lainnya.
3) Media visual meliputi berbagai bagan, gambar, foto, grafik baik yang
disajikan dalam poster, papan tulis, buku, dan sebagainya.
4) Media bergerak merupakan media yang berupa gambar bergerak
misalnya video/film dan animasi.
5) Media manipulatif adalah m e d i a benda tiga dimensi yang dapat
disentuh dan digunakan dengan tangan oleh siswa.

14
6) Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran
Menurut fungsinya, media dibedakan menjadi :
1) Pembawa informasi (ilmu Pengetahuan)
Contoh media sebagai pembawa informasi yaitu papan tulis,
kapur, spidol, jangka, mistar, komputer/laptop, dan LCD Proyektor.
2) Alat untuk menanamkan konsep
Contoh media sebagai alat untuk menanamkan konsep yaitu alat
peraga matematika, lembar kerja.
c. Pengertian Alat Peraga
Media pembelajaran dengan pengertian alat peraga adalah
media yang digolongkan sebagai sarana atau alat bantu yang
sekaligus digunakan sebagai alat penanaman konsep disebut alat
peraga, contoh : alat peraga matematika, alat yang digunakan untuk
memperagakan. Dalam konteks pembelajaran matematika, alat peraga
matematika adalah alat yang memperagakan konsep dan prinsip
matematika. Maksud dari “memperagakan” dalam konteks ini adalah
menjadikan konsep dan prinsip matematika jelas secara visual, atau
konkrit (dapat disentuh), atau bekerja pada suatu konteks.
Dalam media pembelajaran terdapat istilah “hands-
onmaterials” yang diartikan sebagai alat peraga manipulative karena
dapat dioperasikan (dimanipulasi) menggunakan tangan untuk
memperagakan suatu hal atau berupa benda nyata tiga dimensi yang
dapat menggambarkan secara konkret suatu obyek, ide, model, atau
konsep abstrak dan memungkinkan untuk digerakan atau dimanipulasi
secara fisik.
5. Evaluasi Hasil Belajar
a. Pengertian Penilaian, Pengukuran, Evaluasi Hasil Belajar Oleh Pendidik
Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 53 Tahun 2015, Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah
proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

15
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan
hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Berdasarkan Permendikbud No. 81A tahun 2013 istilah penilaian
(assesment) terdiri dari tiga kegiatan, yakni (1) pengukuran adalah
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria
atau ukuran, (2) Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti
melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran (3) Evaluasi adalah
proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian.
Berdasarkan Permendikbud No. 53 tahun 2015 penilaian hasil belajar
oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah
proses pembelajaran.
Berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar Penilaian
Pendidikan, Penilaian adalah merupakan pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
b. Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan fungsinya Penilaian Hasil Belajar meliputi :
 Fungsi Formatif yaitu memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta
didik dalam sikap, pengetahuan, dan ketrampilan selama proses
pembelajaran selama satu semester sesuai dengan prinsip Kurikulum
2013
 Fungsi Sumatif yaitu menentukan keberhasilan belajar peserta didik
pada KD tertentu. Hasilya untuk menentukan nilai raport.
Tujuan Penilaian Hasil Belajar, yaitu :
1) memantau kemajuan belajar,
2) memantau hasil belajar,

16
3) mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
4) mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
5) menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi,
6) menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaaan kompetensi, dan memperbaiki proses pembelajaran.
c. Cakupan Aspek Penilaian oleh Pendidik
Cakupan Aspek Penilaian Oleh Pendidik yaitu :
1) Sikap
Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan
sikap spiritual (keimanan dan ketakwaan ) dan sikap sosial siswa
(kejujuran, kedisiplinan, kesantunan, kepercayaan diri, dan rasa
tanggung-jawab)
2) Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui tingkat
penguasaan kecakapan berfikir siswa dalam dimensi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, maupun metakognitif
3) Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan.
d. Pendekatan Penilaian
1) Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan
setelah proses pembelajaran selesai.
2) Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan proses belajar mengajar
3) Assessment as learning yaitu berfungsi sebagai formatif dan
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
e. Prinsip Penilaian
Penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1) Sahih (valid/ berdasar pada data)

17
2) Objektif (tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai)
3) Adil (tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik)
4) Terpadu (tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran)
5) Terbuka (dapat diketahui oleh siapapun)
6) Menyeluruh dan berkesinambungan (mencakup semua aspek
kompetensi)
7) Sistematis (berencana dan bertahap)
8) Beracuan kriteria (kriteria minimal yang ditetapkan)
9) Akuntabel (dapat dipertanggungjawabkan)
f. Teknik Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Teknik penilaian pada ranah sikap, yaitu teknik observasi (lembar
observasi, atau buku jurnal) dan penilaian diri dan penilaian antar teman.
Teknik penilaian pada ranah pengetahuan yaitu tes tertulis, tes lisan
dan penugasan. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/ atau deskripsi.
Teknik penilaian pada ranah keterampilan penilaian praktik, penilaian
produk, penilaian proyek, penilaian portofolio.
g. Pelaporan, dan Pemanfaatan hasil penilaian.
1) Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan kegiatan perancangan
penilaian yang dilakukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan.
Langkah-langkah penting dalam perencanaan penilaian meliputi:
menetapkan tujua penilaian, menentukan bentuk penilaian, memilih
teknik penilaian, menyusun kisi-kisi, menulis soal berdasarkan kisi-
kisi dan kaidah sayaan soal, menyusun pedoman penskoran.
2) Pelaksanaan Penilaian
Waktu dan frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan
pemetaan dan perencanaan pada program semester dan program
tahunan. Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian, terutama
untuk penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan terdiri dari

18
pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah semester
(PTS).
3) Pelaporan, dan Pemanfaatan Hasil Penilaian
Rekap nilai atau lembar jawaban sangat diperlukan bagi peserta didik
untuk mengetahui materi yang sudah dikuasai, dan materi yang belum
dikuasainya sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk belajar
lebih sungguh-sungguh. Pelaporan hasil penilaian juga dalam bentuk
rapor untuk setiap semester. Hasil penilaian dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan dan perkembangan peserta didik.
Hasil analisis penilaian pengetahuan berupa informasi tentang peserta
didik yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan
peserta didik yang belum mencapai KKM. Bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan remedial,
sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan
pengayaan.
B. Deskripsi Kemajuan
Diskripsikan kemajuan yang Anda peroleh setelah pembekalan/mentoring:
1. Materi yang sudah Anda pahami/kuasai
Materi yang saya kuasai dari semua materi yang ada pada sumber belajar
pada direktori pedagogik ini yaitu Media Pembelajaran. Media
pembelajaran yang didalamnya ada alat peraga sudah pernah saya terapkan
dalam kegiatan pembelajaran dikelas sehingga siswa juga sangat antusias
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan sangat menunjang
keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran. Walaupun pada materi ini
tidak dilampirkan beberapa contoh terapan rancangan media pembelajaran
yang mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam membuat suatu media
pembelajaran.
2. Materi yang belum dapat Anda kuasai
Materi pada direktori pedagogik yang terdapat pada sumber belajar ini
beberapa materi belum dapat saya kuasai pada pemahaman konsep dan

19
latihan soal soalnya. Materi yang masih belum dapat dikuasai diantaranya
yaitu :
 Pada bab teori belajar penggunaan banyak istilah asing dan cakupan
materi yang terlalu luas yang sulit saya pahami dan saya masih bingung
tentang teori kognitif karena dalam sumber belajar teori kognitif tidak
dijelaskan secara mendetail. Sehingga terdapat kesulitan saat mencoba
menjelaskan penerapan teori-teori belajar tersebut pada pembelajaran di
dalam kelas baik teori belajar tingkah laku maupun teori belajar
kognitif
 Pada bab model-model pembelajaran tidak tercantumnya contoh
penerapan pada KD untuk setiap model-model pembelajaran khususnya
pada model PjBl/ project based learning/pembelajaran berbasis projek
tidak ada contoh riil dari projek yang dihasilkan dalam pembelajaran.
Serta dalam pembuatan LK (Lembar Kerja) pada setiap model –model
pembelajaran yang ada.
C. Materi Esensial
Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Uraikan materi yang menurut Anda anggap esensial tetapi tidak dijelaskan
dalam bagian ini
Pada bab 2 teori belajar masih ada materi yang cukup essensial yang belum
tertera yaitu pada teori belajar telah dijelaskan bahwa terdapat dua aliran teori
belajar yaitu teori belajar tingkah laku atau behavioristic dan teori belajar
kognitif namun sumber belajar menjelaskan secara mendetail hanya pada teori
behavioristic sedangkan teori kognitif hanya dijelaskan oleh beberapa ahli
pendidikan saja.
D. Materi Tidak Esensial
Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Uraikan materi yang menurut Anda tidak esensial tetapi dijelaskan dalam
bagian ini
Pada Bab 1 Karakteristik siswa cakupan materi terlalu luas dan tidak ada
penjelasan perkembangan siswa semasa SMP atau SMA secara mendetail.

20
E. Masukan-masukan apa saja yang telah diberikan oleh mentor pada saat
kegiatan pembekalan/mentoring?
Mentor memberikan masukan untuk ringkasan materi sodah sesuai dengan
modul tetapi masih terlalu luas dan masih memungkinkan untuk diringkas
lagi. Selain itu mentor juga memberikan masukan bahwa lebih baik jika antar
sub bab ada keterkaitan dan sebaiknya disajikan keterkaitan tersebut dalam
bentuk peta konsep.

BAB II
SUMBER BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA

21
A. Ringkasan materi
1. Peluang
a. Kaidah Pencacahan
Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan
menentukan banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi.
Menentukan banyakya cara suatu percobaan dapat terjadi dilakukan
dengan
1) Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada
sebanyak b benda pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu
tidak beririsan, maka jumlah total anggota di kedua himpuan
adalah a + b.
2) Aturan Perkalian
a) Menyebutkan kejadian satu persatu
Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat
diselesaikan dengan meyebutkan kejadian satu persatu.
b) Aturan pengisian tempat yang tersedia
Jika kejadiannya cukup banyak diselesaikan dengan
menggunakan aturan pengisian tempat yang tersedia atau
dengan mengalikan.
Secara umum dapat dirumuskan:
Bila tempat pertama dapat diisi n1 cara, tempat kedua
dengan n 2 cara,…, tempat k dapat diisi nk cara, maka
banyakya cara mengisi k tempat yang tersedia adalah: 𝑛1 ×
𝑛2 × … × 𝑛𝑘 cara.
b. Permutasi
Permutasi dari sejumlah objek adalah susunan objek dalam urutan
berhingga
1) Notasi Faktorial
Untuk masing-masing bilangan bulat positif n,

22
n! = 𝑛 ∙ (𝑛 − 1) ∙ (𝑛 − 2) ∙ ∙ ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1

Demikian juga 0! = 1

2) Notasi nPr
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan ≤ 𝑛, banyaknya

permutasi dari n objek yang diambil r objek pada satu waktu adalah

3) Permutasi dengan Pengulangan


Untuk semua bilangan positif n dan r dengan r ≤ n, banyaknya
permutasi yang berbeda dari n objek, r diantaranya sama adalah

Secara umum, jika ada r1 objek jenis pertama, 𝑟2 objek jenis kedua,
dan seterusnya ada permutasi dari n objek yang
berbeda.
c. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
Notasi 𝐶𝑟𝑛 untuk semua bilangan positif n dan r1 dengan r ≤ ,
banyaknya kombinasi n objek yang diambil r objek pada suatu waktu
adalah

d. Peluang (Probabilitas)
1) Konsep dasar Peluang
Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep matematika yang
digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya sebuah kejadian.
Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam mempelajari konsep
peluang adalah sebagai berikut :

23
a) Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin
dari sebuah percobaan
b) Titik sampel merupakan anggota yang ada pada ruang sampel
c) Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel
Peluang suatu kejadian dapat didefinisikan, jika N adalah
banyaknya titik sampel pada ruang sampel S suatu percobaan dan E
merupakan suatu kejadian dengan banyaknya n pada percobaan
𝑛
tersebut, maka peluang kejadian E adalah 𝑃 (𝐸) = 𝑁

2) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu


kejadian
a) Peluang suatu kejadian, jika 𝑛 (𝐴) = banyak kejadian A, maka
peluang kejadian A adalah :

b) Peluang komplemen suatu kejadian


Peluang komplemen dari suatu kejadian adalah peluang dari
satu kejadian yang berlawanan dengan suatu kejadian yang ada.
Komplement dari suatu kejadian dapat ditulis dengan A’. Maka
peluang komplemen dituliskan sebagai berikut:
P(A′) = 1- P(A)
c) Frekuensi harapan suatu kejadian
Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali munculnya
suatu kejadian dengan banyaknya percobaan yang dilakukan
𝐹ℎ = 𝑃(𝐴) x 𝑛
d) Peluang dua kejadian tidak saling lepas
Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas jika kedua kejadian
tersebut dapat terjadi secara bersamaan
𝑃(𝐴 𝘜 𝐵 ) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 − 𝐵)

e) Peluang dua kejadian saling lepas


Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut

24
tidak dapat terjadi secara bersamaan
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵 ) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
f) Peluang dua kejadian saling bebas
Kejadian A dan kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika
kejadian A tidak dipengaruhi olehkejadian B atau sebaliknya
maka berlaku
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵 ) = 𝑃(𝐴) x 𝑃(𝐵)
g) Peluang dua kejadian tidak saling bebas (disebut juga peluang
bersyarat)
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau
tidak terjadinya kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau
tidak terjadinya B atau sebaliknya.
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵 ) = 𝑃(𝐴) x 𝑃(𝐵 \𝐴)
2. Statistika
a. Menghitung ukuran pemusatan dari data dalam bentuk tabel, diagram
atau grafik
Mean (Nilai rata-rata)
∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖

Menghitung nilai mean menggunakan rataan sementara / dugaan


∑ 𝑓𝑖 𝑑𝑖
(𝑥̅ s) = 𝑥̅ s + ∑ 𝑓𝑖
, dimana di = 𝑥̅ s - xi
∑ 𝑓𝑖 𝑢𝑖 𝑥̅ 𝑠 − 𝑥𝑖
(𝑥̅ s) = 𝑥̅ s + ∑ 𝑓𝑖
, dimana ui = 𝑐

Median (Nilai tengah)


1
𝑛−𝑓𝑘
Me = Tb + (2 𝑓 )c
𝑚𝑒

Modus ( Nilai sering muncul)


𝑑1
Mo = Tb + (𝑑 )c
1 + 𝑑2

b. Menghitung ukuran letak dari data dalam bentuk tabel, diagram atau
grafik.

25
1) Kuartil (Q1)
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama
banyak, setelh data diurutkan dari yang terkecil hingga yang
terbesar.
Terdapat 3 buah kuartil, yaitu kuartil bawah atau kuartil pertama
dilambangkan Q1, kuartil tengah atau kuartil kedua atau median
dilambangkan Q2, dan kuartil atas atau kuartil ketiga dilambangkan
Q3 .
Sama halnya dengan median, maka nilai kuartil dapat dihitung
1
dengan cara menentukan kelas dimana kuartil itu terletak yaitu 4 (n)

Menggunakan aturan
𝑖𝑛
− 𝑓𝑘
4
Qi = Tb + C( )
𝑓

Dengan
n = jumlah data dan i = 1,2,3,...
Tb = batas bawah kelas Q
c = panjang kelas Qi
fk = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari
tanda kelas Qi
f = frekuensi
2) Desil (Di)
Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang
sama banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang
terbesar
Untuk menentukan desil digunakan rumus sebagai berikut
𝑖𝑛
− 𝑓𝑘
10
Di = Tb + C( )
𝑓

Dengan
n = jumlah data dan i = 1,2,3,...
Tb = batas bawah kelas D
c = panjang kelas Di

26
fk = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari
tanda kelas Di
f = frekuensi
c. Menghitung ukuran Penyebaran data dari data dalam bentuk tabel,
diagram atau grafik
Ukuran penyebaran data yang biasa digunakan untuk data tunggal
antara lain rentang, hamparan simpangan kuartil, simpangan rata –
rata, ragam dan simpangan baku.
1) Rentang atau jangkauan (J)
Jangkauan data atau rentang data adalah selisih antara data terbeasar
(x maks) dengan data terkecil (xmin).
J = Xmaks – Xmin
2) Simpangan Kuartil (Qd)
Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah
kali panjang hamparan.
1
Qd = (Q3 – Q1)
2

3) Simpangan rata-rata
Simpangan rata-rata atau deviasi rata-rata merupakan rata-rata jarak
suatu data terhadap rataan hitungan. Nilai simpangan rata-rata (SR)
untuk data tunggal dapat ditentukan dengan rumus :

Dengan
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
𝑥̅ = rataan hitung

4) Ragam dan simpangan baku


Misalnya data x1, x2, x3,..., xn mempunyai rataan, maka ragam atau

27
varian (S2) dapat ditentukan dengan rumus
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
S2 = 𝑛−1

dengan :
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
𝑥̅ = rataan hitung
Sementara simpangan baku atau standar deviasi (S) dapat ditentukan
dengan rumus
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
S=√ 𝑛−1

dengan :
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
𝑥̅ = rataan hitung
3. Fungsi
a. Konsep Fungsi

Perhatikan diagram panah berikut!

(1) (2) (3) (4)


Pada gambar 1, 3 dan 4 setiap anggota himpunan A mempunyai
pasangan tepat satu anggota himpunan B. Relasi yang memiliki ciri
seperti itu disebut fungsi atau pemetaan.
Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau
VH pemetaaan, jika dan hanya jika setiap unsur dalam himpunan A

berpasangan tepat dengan satu unsur dalam himpunan B.


Fungsi Linier atau fungsi berderajat satu ialah fungsi yang pangkat
tertinggi dari variabelnya adalah pangkat satu (digambarkan akan
menghasilkan sebuah garis lurus).

28
b. Menentukan Persamaan Fungsi Linear
1) Persamaan garis yang melalui dua titik, misalkan A (x1, y1) dan
B(y1, y2) ada pada suatu garis lurus, maka persamaan garis yang
(y2− y1 )
melalui dua titik tersebut adalah :(y − y1 ) = (x − x1 ) → y =
(x2− x1 )

m (x − x1 ) + y1
2) Persamaan garis melalui (x1, y1) dan memiliki kemiringan sebesar m
adalah: (y - y1) = m(x - x1)
4. Persamaan Dan Pertidaksamaan
a. Persamaan Linear
1) Konsep Dasar
Persamaan linear adalah suatu persamaan dengan satu variabel (satu
peubah) yang memiliki pangkat bulat positif dan pangkat tertinggi
variabelnya satu.
Bentuk umum persamaan linear adalah
𝑎𝑥 + 𝑏 = 0
Dalam menyelesaiakn persamaan linear dapat dilakukan dengan
memisahkan variabel dan konstanta dengan konstanta pada ruas
yang berbeda.
2) Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk persamaan
linear satu variabel
Untuk menerjemahkan kalimat cerita kedalam kalimat matematika
atau model matematika diperlukan langkah-langkah untuk menyusun
kalimat matematika atau model matematika yaitu :
a) Buatlah sketsa atau diagram jika soal memerlukan.
b) Data yang ada dalam soal tersebut diterjemahkan dalam satu
atau beberapa persamaan atau pertidaksamaan linear satu
variabel (Kalimat Matematika atau Model Matematika).

b. Pertidaksamaan
1) Konsep dasar

29
Pertidaksamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat
ungkapan >, ≥, <, atau ≤.
Kalimat matematika di atas yang menggunakan tanda-tanda <, >, ≤
dan ≥ dinamakan pertidaksamaan.
Simbol/Notasi Garis Bilangan
x>a

x≥a

x<a

x≤a

a≤x≤b

x , a atau x ≥ b

Notasi/Simbol
Simbol > artinya “ lebih dari ”
Simbol ≥ artinya “ lebih dari atau sama dengan ”
Simbol < artinya “ kurang dari ”
Simbol ≤ artinya “ kurang dari atau sama dengan ”
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan pangkat satu.
2) Sifat – sifat pertidaksamaan
a) Sifat tak negatif
Untuk 𝑎 ∈ 𝑅 maka ≥ 0.
b) Sifat transitif
Untuk 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅
Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐 maka < 𝑐; Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐 maka 𝑎 > 𝑐;
c) Sifat penjumlahan

30
Untuk a, b, c ∈ 𝑅
Jika a < b maka a + c < b +c;
Jika a > b maka a + c > b +c;
Jika kedua ruas pertidaksamaan dijumlahkan dengan bilangan
yang sama tidak mengubah tanda ketidaksamaan
d) Sifat perkalian
Jika a < b, c > 0 maka ac < bc;
Jika a > b, c > 0 maka ac > bc;
Jika a < b, c < 0 maka ac < bc;
Jika kedua ruas dikalikan bilangan riil positif tidak akan
mengubah tanda ketidaksamaan, sedangkan jika dikalikan dengan
bilangan negatif akan mengubah tanda ketidaksamaan.
e) Sifat kebalikan
1
Jika a > 0 maka 𝑎 > 0
1
Jika a < 0 maka 𝑎 < 0

Suatu bilangan dan kebalikannya memiliki tanda yang sama baik


untuk bilangan positif maupun negatif.
3) Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan
Himpunan penyelesaian pertidaksamaan dapat ditunjukkan pada
garis bilangan seperti pada gambar berikut:

31
4) Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk pertidaksamaan
linear satu variabel
Seperti halnya pada persamaan, pertidaksamaanpun dapat dibuat
kalimat matematika atau model matematika. Untuk membuat
kalimat matematika atau model matematika pada pertidaksamaan
sama seperti yang kita lakukan pada persamaan.
5. Sistem Persamaan Linear Dua Peubah
a. Konsep Dasar
Sistem persamaan dua peubah atau sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV) adalah suatu sistem persamaan yang terdiri atas
dua persamaan linear (PLDV) dan setiap persamaan mempunyai dua
variabel. Bentuk umum SPLDV adalah ax + by = c , dan
dx + ey = f
Dalam sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
terdapat pengganti-pengganti dari variabel sehingga kedua persamaan
menjadi benar yang disebut penyelesaian atau akar dari sistem
persamaan linear dua variabel. Apabila pasangan pengganti
menyebabkan salah satu atau kedua persamaan menjadi kalimat tidak
benar disebut bukan penyelesaian atau bukan akar dari SPLDV
tersebut.
b. Penyelesaian SPLDV
Cara untuk menentukan penyelesaian atau akar dari SPLDV yaitu :.
1) Metode grafik yaitu mencari koordinat titik potong sumbu x dan
sumbu y dari kedua persamaan.
2) Metode substitusi yaitu dengan cara memasukkan atau mengganti
salah satu variabel dengan variabel dari persamaan kedua.

32
3) Metode eliminasi
Prinsip dari metode eliminasi adalah sebagai berikut:
a) Menyamakan salah satu koefisien dan pasangan suku dua
persamaan bilangan yang sesuai.
b) Jika tanda pasanganan suku sama, kedua persamaan di kurangkan.
c) Jika tanda pasangan suku berbeda, kedua suku persamaan
ditambahkan
6. Persamaan Kuadrat
a. Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat.
Jika persamaan kuadrat ax2 +bx + c = 0 dan a ≠ 0 mempunyai akar-
akar x1 dan x2
Dari rumus abc diperoleh :
𝑏 √𝐷 𝑏 √𝐷
x1 = − 2𝑎 + 2𝑎 dan x2 =− 2𝑎 − 2𝑎

Maka
𝑏 √𝐷
1. x1 + x2 = − 𝑎 3. |𝑥1 + 𝑥2 | =
𝑐 𝑎
2. x1 . x2 = 𝑎
Menentukan persamaan kuadarat baru yang akar-akarnya x1 dan x2
(x-x1) (x-x2) = 0
x2 – ( x1 + x2)x + (x1.x2) = 0
Rumus yang sering digunakan:
1 1 𝑥1 + 𝑥2
1. + =
𝑥1 𝑥2 𝑥1 𝑥2

2. 𝑥12 + 𝑥22 = (𝑥1 + 𝑥2 )2 − 2𝑥1 𝑥2

3. 𝑥12 − 𝑥22 = (𝑥1 + 𝑥2 )(𝑥1 − 𝑥2 )

4. (𝑥1 − 𝑥2 ) = √(𝑥1 + 𝑥2 )2 − 4𝑥1 𝑥2

𝑥1 𝑥 𝑥12 +𝑥22
5. + 𝑥2 =
𝑥2 1 𝑥1 𝑥2

b. Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi kuadrat dengan


menggunakan diskriminan.

33
Jika persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dan a ≠ 0, maka nilai
diskriminan (D) adalah D = b2 – 4ac
1) Jenis-jenis akar-akar persamaan kuadrat
a) D ≥ 0 , karena real / nyata
i. D > 0 kedua akar rela berlainan
ii. D = 0 kedua akar real kembar / sama
b) D < 0 kedua kaar tidak real / imajiner/ khayal
c) D = r2 kedua akar rasional (cara menentukan akar lebih mudah
menggunakan pemfaktoran)
2) Hubungan akar-akar persamaan kuadrat:
a) Dua akar positif ( D ≥ 0 ; x1 + x2 > 0 ; x1 . x2 > 0 )
b) Dua akar negative ( D ≥ 0 ; x1 + x2 < 0 ; x1 . x2 > 0 )
c) Dua akar berbeda tanda ( D ≥ 0 ; x1 . x2 < 0 )
d) Dua akar saling berkebalikan ( D ≥ 0 ; x1 . x2 = 1 )
3) Fungsi kuadrat f(x) = ax2 + bx + c dengan a ≠ 0, koordinat titik
𝑏 √𝐷
puncak − 2𝑎 , − 4𝑎 dan grafik berbentuk parabola :

a>0 Grafik terbuka keatas

a
a<0 Grafik terbuka kebawah

b> 0 Puncak disebelah kiri sumbu y

a>0

b<0 Puncak disebelah kanan sumbu


b
y
a>0

b=0 Puncak tepat di sumbu y

c>0 Grafik memotong sumbu y


c
positif

34
c<0 Grafik memotong sumbu y
negatif

c=0 Grafik melalui titik (0,0)

D>0 Grafik memotong sumbu x

D=0 Grafik menyinggung sumbu x


D

D<0 Grafik tidak memotong sumbu


x

4) Kedudukan garis g : y = mx + c terhadap fungsi kuadrat


f(x) = ax2 = bx + c : substitusikan g ke f(x), lalu cari nilai D
D>0 Berpotongan di dua titik
(memotong)

D=0 Berpotongan di satu titik


D
(menyinggung)

D<0 Tidak berpotongan (terpisah)

5) Fungsi Kuadrat definit positif atau negatif


Definit positif Grafik fungsi kuadrat seluruhnya
berada di atas sumbu x, artinya
untuk setiap nilai x maka nilai y
selalu positif.
Syarat :
a > 0 dan D > 0

35
Definit positif Grafik fungsi kuadrat seluruhnya
berada di bawah sumbu x, artinya
untuk setiap nilai x maka nilai y
selalu negatif.
Syarat :
a < 0 dan D < 0

7. Program Linear
a. Sistem Persamaan Linier
Sistem persamaan linear adalah kumpulan dari lebih dari satu
persamaan linear yang dapat membentuk terhingga banyaknya solusi,
tak hingga banyaknya solusi atau tidak mempunyai solusi.
Bentuk umum dari sistem persamaan linear dengan dua variabel:
𝑎 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝑐1
{ 1
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝑐2
Bentuk umum sistem persamaan linier tiga variabel
𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝑑1
{𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝑑2
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝑑3
Metode untuk menyelesaikan Penyelesaian dari sistem persamaan
linear (SPL) yang melibatkan dua variabel atau tiga variabel yaitu :
1) Metode grafik, jika SPL tersebut mempunyai terhingga
penyelesaian, maka hasil penyelesaian adalah koordinat dari
perpotongan dari kedua garis tesebut
2) Metode Substitusi,dengan cara mendefinisikan salah satu variabel
yang ada dalam salah satu persamaan kemudain mengganti
variabel yang telah telah didefinisikan tersebut pada persamaan
linear yang lain
3) Metode Eliminasi,dengan melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan pada kedua persamaan linear dengan tujuan
menghilangkan (mengeliminasi) salah satu variael yang
koefisiennya sama atau telah disamakan.

36
4) Metode gabungan eliminasi dan substitusi dengan cara
menggabungkan melakukan eliminasi terlebih dahulu, kemudian
melanjutkan dengan melakukan substitusi atau sebaliknya.
5) Metode determinan matriks yaitu dengan menggunakan rumus
determinan matriks untuk menentukan nilai dari variabel x, y dan z
b. Program Linier

1) Menyelesaikan masalah program linear


Program linear adalah suatu metode yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan optimasi linear (nilai
maksimum dan nilai minimum). Program linear khususnya pada
tingkat sekolah menengah, sistem pertidaksamaan linear yang
dimaksud adalah sistem pertidaksamaan linear dua variabel.
2) Daerah himpunan penyelesaian
Teknik menentukan daerah himpunan penyelesaian
a) Buat sumbu koordinat kartesius
b) Tentukan titik potong pada sumbu x dan y dari semua persamaan-
persamaan linearnya.
c) Sketsa grafiknya dengan menghubungkan antara titik-titik
potongnya.
d) Pilih satu titik uji yang berada di luar garis.
e) Substitusikan pada persamaan
f) Tentukan daerah yang dimaksud
c. Model Matematika
Model matematika adalah bentuk penalaran manusia dalam
menerjemahkan permasalahan menjadi bentuk matematika (dimisalkan
dalam variabel x dan y) sehingga dapat diselesaikan.
8. Sistem Bilangan real dan Perpangkatan
a. Sistem Bilangan Real
Himpunan bilangan real dinotasikan sebagai ℝ merupakan gabungan
dari himpunan bilangan rasional dan himpunan irasional. Bilangan

37
𝑎
rasional merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk 𝑏

dengan 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ (dibaca : 𝑎, 𝑏 anggota himpunan bilangan bulat ℤ )


dan b ≠ 0 dengan ℤ merupakan himpunan bilangan bulat yang erdiri
dari bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dan bilangan bulat
nol. Himpunan bilangan bulat dinotasikan sebagai
ℤ = {0, ±1, ±2, ±3, … }
Himpunan bilangan rasional dinotasikan sebagai
𝑎
ℚ = { 𝑟 |𝑟 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑏 ≠ 0
𝑏
Bilangan rasional bisa berbentuk bilangan bulat, pecahan dan
campurannya. Pecahan didefinisikan sebagai bilangan yang dapat
𝑎
dinyatakan sebagai , 𝑎, 𝑏 ∈ ℤ, 𝑏 ≠ 0 dan 𝑎 ≠ 𝑘𝑏 untuk setiap 𝑘 ∈
𝑏
𝑎
ℤ. Pada pecahan yang berbentuk 𝑏, disini a disebut sebagai pembilang

dan b disebut sebagai penyebut. Bentuk desimal yang tidak berhenti


atau tidak berulang disebut sebagai bilangan irasional .
b. Sifat-sifat Bilangan Real
Terhadap Operasi Penjumlahan
1) Sifat Tertutup
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 𝑏 ∈ ℝ
2) Sifat Komutatif
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐)
4) Terdapat 0 ∈ ℝ sehingga untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ berlaku 𝑎 + 0 =
𝑎
5) Setiap 𝑎 ∈ ℝ terdapat - 𝑎 ∈ ℝ sehingga 𝑎 + (−𝑎) = 0

38
Notasi
1) Untuk setiap 𝑎, 𝑏 𝜖 ℝ ⟹ 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 − 𝑏 (Pengurangan)
𝑎
2) Untuk setiap 𝑎, 𝑏 𝜖 ℝ, 𝑏 ≠ 0⟹ 𝑏 = 𝑎: 𝑏 (Pembagian)
3) Untuk setiap 𝑎, 𝑏 𝜖 ℝ ⟹ 𝑎 × 𝑏 = 𝑎. 𝑏 (Perkalian)

Terhadap Operasi Perkalian (×)


1) Sifat Tertutup
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 𝑏 ∈ ℝ
2) Sifat Komutatif
Untuk setiap 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 𝑏 = 𝑏 × 𝑎
3) Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku (𝑎 × 𝑏) × 𝑐 = 𝑎 × (𝑏 × 𝑐)
4) Terdapat 1 ∈ ℝ sehingga untuk setiap 𝑎 ∈ ℝ berlaku 𝑎 × 1 = 𝑎
1 1
5) Setiap 𝑎 ∈ ℝ, 𝑎 ≠ 0 terdapat 𝑎 ∈ ℝ sehingga 𝑎 × (𝑎) = 1

Secara umum jika 𝑎 ∈ ℝ maka


𝑎 +𝑎 +𝑎 +𝑎 +⋯+𝑎 = 𝑛 x𝑎

Penjumlahan sebanyak n

Catatan
1 𝑎
1) Untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, 𝑏 ≠ 0⟹ 𝑎 × (𝑏) = 𝑏
𝑎
2) Untuk 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ , tidak didefinisikan(Pembagian dengan nol tidak
0
didefinisikan)

Sifat Distributif
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ berlaku:
1) 𝑎 × (𝑏 + 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) + (𝑎 × 𝑐).
2) 𝑎 × (𝑏 − 𝑐) = (𝑎 × 𝑏) − (𝑎 × 𝑐).
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi hitung
pada sistem bilangan real.
1) Penjumlahan dan pengurangan berada pada tingkat yang sama
2) Perkalian dan pembagian berada pada tingkat yang sama.
3) Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya
daripada operasi penjumlahan dan pengurangan sehingga harus
dikerjakan terlebih dahulu

39
4) Apabila terdapat operasi hitung campuran setingkat, maka yang
harus dikerjakan terlebih dahulu adalah yang terletak sebelah kiri
5) Apabila dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung,
maka yang terlebih dahulu dikerjakan adalah operasi hitung yang
terletak pada tanda kurung.

Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ ℝ berlaku:


1) (– 𝑎) × (−𝑏) = 𝑎 × 𝑏
2) (– 𝑎) × (𝑏) = (𝑎) × (−𝑏) = −(𝑎 × 𝑏)
3) (−1) × (𝑎) = −𝑎
𝑎 𝑐
4) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku 𝑏 = 𝑑 ⟺ (𝑎) × (𝑑) = (𝑏) ×
(𝑐)
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑑)+(𝑏×𝑐)
5) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku 𝑏 + 𝑑
= (𝑏×𝑑)
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑑)−(𝑏×𝑐)
6) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku − 𝑏 𝑑
=(𝑏×𝑑)
𝑎 𝑐 (𝑎×𝑐))
7) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku (𝑏 ) × ( 𝑑) = (𝑏×𝑑)
𝑎 𝑐 𝑎 𝑑
8) Untuk 𝑏 ≠ 0 dan 𝑑 ≠ 0 berlaku ( ):( ) = ( ) × ( )
𝑏 𝑑 𝑏 𝑐

Misalkan 𝑎, 𝑏 bilangan bulat positif berlaku


1 1 1
1) 𝑎×(𝑎+1) = 𝑎 − 𝑎+1
1 1 1 1
2) 𝑎×(𝑎+𝑏)
= 𝑏
×(𝑎− 𝑎+𝑏
)
1 1 1 1
3) 𝑎×(𝑎+1)×(𝑎+2)
= 2
× ( 𝑎×(𝑎+1) − (𝑎+1)×(𝑎+2))

c. Persen
Persen disebut sebagai “perseratus” yaitu pecahan yang berpenyebut
100 yang dinotasikan dngan %. Jadi, persen menyajikan hubungan
dengan bilangan 100.
d. Bilangan Berpangkat
Perhatikan bahwa
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 … × 𝑎 = 𝑎𝑛 . [dibaca : 𝑎 pangkat 𝑛]

Perkalian sebanyak n

𝑎 disebut sebagai bilangan pokok dan 𝑛 merupakan pangkat

40
Misalkan 𝑎, 𝑏 merupakan bilangan real dan 𝑚, 𝑛 merupakan
bilangan bulat positif maka:
1) 𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
2) (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛
3) (a x b)m = am x an

Khusus untuk 𝑎 ≠ 0 bilanga real sebarang, berlaku 𝑎0 = 1

Misalkan 𝑎 merupakan bilangan real, 𝑎 ≠ 0 dan 𝑚, 𝑛 bilangan


bulat positif berlaku
𝑎𝑚
1) 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
2) untuk 𝑚 = 𝑛
𝑎𝑚 1
3) =
untuk 𝑚 < 𝑛
𝑎𝑛 𝑎𝑛−𝑚
1, untuk 𝑛 genap
4) (−1)𝑛 = {
−1, untuk 𝑛 ganjil

BENTUK AKAR
Untuk setiap 𝑎, 𝑚 dan 𝑛 merupakan bilangan real dan 𝑎, 𝑛 > 0
maka
𝑚 𝑛
𝑎 𝑛 = √𝑎𝑚

1
Untuk 𝑚 = 1 dan 𝑛 = 2, 𝑎 > 0 dinotasikan sebagai 𝑎2 = √𝑎
SIFAT-SIFAT BENTUK AKAR
Untuk setiap 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan 𝑛 merupakan bilangan real positif maka berlaku :
𝑛 𝑛 𝑛
1) 𝑎 √𝑐 ± 𝑏 √𝑐 = (𝑎 ± 𝑏) √𝑐
𝑛 𝑛
2) √𝑎 × 𝑏 = 𝑛√𝑎 × √𝑏
𝑛
3) √ 𝑚√𝑎 = 𝑚 𝑥 𝑛√𝑎
4) √(𝑎 + 𝑏) ± 2√𝑎𝑏 = √𝑎 + √𝑏

MERASIONALKAN PENYEBUT BENTUK AKAR


𝑎 𝑎 √𝑏 𝑎
1) = × 𝑏
√𝑏 , 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ, b > 0
=
√𝑏 √𝑏 √𝑏
𝑎 𝑎 √𝑏− √𝑐 𝑎√𝑏−𝑎√𝑐
2) = × = 𝑏−𝑐 , 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, 𝑏, 𝑐 > 0
√𝑏+ √𝑐 √𝑏+ √𝑐 √𝑏− √𝑐
𝑎 𝑎 √𝑏+ √𝑐 𝑎√𝑏+𝑎√𝑐
3) = × = 𝑏−𝑐 , 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ ℝ, 𝑏, 𝑐 > 0
√𝑏− √𝑐 √𝑏− √𝑐 √𝑏+ √𝑐

41
9. Logika Matematika
a. Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis
Pernyataan adalah kalimat yang memiliki nilai benar saja atau salah
saja, tetapi tidak kedua–duanya, ingkaran/negasi dilambangkan ~
dibaca tidak benar bahwa p. Jadi apabila penyataan bernilai benar
maka ingkarannya bernilai salah begitupun sebaliknya.
Berikut ini merupakan jenis-jenis dari pernyataan majemuk:
1) Konjungsi

Konjungsi dari pertanyaan 𝑝 dan 𝑞 (𝑝 ⋀ 𝑞 : dibaca 𝑝 dan 𝑞)


bernilai benar ketika 𝑝 dan 𝑞 keduanya bernilai benar.

Berikut ini merupakan tabel kebenaran dari pernyataan majemuk


konjungsi
p q p⋀q
B B B
B S S
S B S
S S S
Kata-kata yang membentuk konjungsi selain kata dan adalah
meskipun, tetapi, sedangkan, padahal, yang, juga, walaupun, dan
lain-lain
2) Disjungsi
Jika pernyataan p dan q dihubungkan dengan kata hubung “atau”
maka pernyataan p atau q
Disjungsi dari pertanyaan 𝑝 dan 𝑞 (𝑝 ∨ 𝑞 : dibaca 𝑝 atau 𝑞)
bernilai benar ketika salah satu 𝑝 dan 𝑞 bernilai benar.

Berikut ini merupakan tabel kebenaran dari pernyataan majemuk


disjungsi
p q p∨q
B B B
B S B
S B B
S S S

42
3) Implikasi

Implikasi dari pertanyaan 𝑝 dan 𝑞 (𝑝 ⟹ 𝑞 : dibaca jika 𝑝 maka


𝑞) bernilai salah hanya ketika pernyataan 𝑝 bernilai benar dan
𝑞 bernilai salah.

Tabel kebenaran dari pernyataan implikasi adalah sebagai berikut


p q p⟹q
B B B
B S S
S B B
S S B
Pada implikasi p ⟹q tidak diharuskan adanya hubungan antara
pernyataan 𝑝 dan 𝑞
4) Biimplikasi

Biimplikasi dari pertanyaan 𝑝 dan 𝑞 (𝑝 ⟺ 𝑞 : dibaca 𝑝 jika dan


hanya jika 𝑞) bernilai benar hanya ketika pernyataan 𝑝 dan
𝑞 memiliki nilai kebenaran yang sama.

Berikut ini merupakan tabel kebenaran dari biimplikasi


p q p⟺q
B B B
B S S
S B S
S S B
b. Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk atau
pernyataan berkuantor
Jenis kuantor :
Kuantor Sayaam Cara Baca
Universal ∀ 𝑥 , 𝑃(𝑥) Untuk semuax berlaku P(x)
Eksistensial ∃ 𝑥 , 𝑃(𝑥) Ada beberapa x berlakulah P(x)
Ingkaran Kuantor:
Ingkaran Kuantor Cara Baca
∼ (∀ 𝑥 , 𝑃(𝑥)) ≅ ∃ 𝑥 , ∼ 𝑃(𝑥) Ada beberapa x bukan P(x)

∼ (∃ 𝑥 , 𝑃(𝑥)) ≅ ∀ 𝑥 , ∼ 𝑃(𝑥) Semua x bukan P(x)

43
c. Jenis-jenis Penarikan Kesimpulan
Berikut ini merupakan tabel kebenaran dari pernyataan majemuk
konjungsi
p q ∼𝑝 ∼𝑞 𝑝 ∨𝑞 ∼𝑝 ∨∼𝑞 ∼ (𝑝 ∨ 𝑞)
B B S S B S S
B S S B B B S
S B B S B B S
S S B B S B B
Tabel Kebenaran Pernyataan Majemuk
p q ∼𝑝 ∼𝑞 𝑝⋀𝑞 𝑝 ∨𝑞 p⟹q p⟺q (p ⟹ q) ⋀ (q ∼𝑝∨𝑞
⟹ p) “bukan
atau”
B B S S B B B B B B
B S S B S B S S S S
S B B S S B B S S B
S S B B S S B B B B

ekuivalen

ekuivalen
Tabel Kebenaran Ingkaran Pernyataan Majemuk
p q ∼𝑝 ∼𝑞 𝑝⋀𝑞 ∼𝑝 ∨∼𝑞 𝑝 ∨𝑞 ∼𝑝⋀∼𝑞
B B S S B S B S
B S S B S B B S
S B B S S B B S
S S B B S B S B

negasi negasi

p q ∼𝑝 ∼𝑞 p⟹q 𝑝⋀∼ 𝑞 p⟺q (𝑝⋀ ∼ 𝑞) ∨ (𝑞 ⋀


“dan tidak” ∼ 𝑝)
B B S S B S B S
B S S B S B S B
S B B S B S S B
S S B B B S B S

negasi negasi

44
Tabel Kebenaran Implikasi
p q ∼𝑝 ∼𝑞 𝑝 ⟹ 𝑞 𝑞 ⟹ 𝑝 ∼ 𝑝 ⟹∼ 𝑞 ∼𝑞 ⟹
∼ 𝑝
B B S S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S S B B B B B B

Senilai/ekuivalen

Senilai/ekuivalen

Pernyataan Senilai dengan implikasi :


(𝑝 ⟹ 𝑞) ≅ (∼ 𝑝 ∨ 𝑞)"bukan atau"
(𝑝 ⟹ 𝑞) ≅ (∼ 𝑞 ⟹∼ 𝑝)"kontraposisi"

Pernyataan senilai dengan ingkaran implikasi


∼ (𝑝 ⟹ 𝑞) ≅ (𝑝⋀ ∼ 𝑞)

Cara Penarikan Kesimpulan dari dua premis:


1. Modus Ponens
Premis 1 :𝑝 ⟹ 𝑞
Premis 2 :𝑝
 Kesimpulan: 𝑞

2. Modus Tollens
Premis 1 :𝑝 ⟹ 𝑞
Premis 2 : ∼𝑞
 Kesimpulan: ∼ 𝑝

3. Silogisme
Premis 1 :𝑝 ⟹ 𝑞
Premis 2 :𝑞 ⟹ 𝑟
 Kesimpulan: 𝑝 ⟹ 𝑟

45
10. Bangun Datar
a. Beberapa isitilah dasar dalam geometri
1) Titik
Titik dilambangkan dengan bulatan kecil (dot), hanya memiliki
kedudukan/posisi dan tidak memiliki panjang, lebar ataupun
ketebalan.
2) Garis
⃡ ,mempunyai panjang tetapi tidak
Garis dinotasikan sebagai 𝑃𝑄
memiliki lebar maupuan ketebalan, garis bisa diperpanjang dikedua
arahnya (arah P maupun Q). Garis bisa berupa garis lurus,
melengkung ataupun kombinasi dari keduanya. Garis lurus
terbentuk oleh suatu titik yang bergerak kearah yang sama
sedangan garis melengkung merupakan garis yang terbentuk dari
suatu titik yang bergerak dengan arah yang selalu berubah
Perhatikan gambar berikut

Gambar 1.1(a) disebut sebagai sinar ⃡𝑃𝑄 yang merupakan bagian


dari suatu garis lurus ⃡𝑃𝑄 yang dimulai pada suatu titik P dan
diperpanjang secara tidak terbatas kearah Q. Jika ujung P dan Q
diperpanjang ke lurus tanpa batas maka diperoleh garis lurus ⃡𝑃𝑄
(gambar 1.1 (b))
3) Sudut
Sudut merupakan gabungan dari dua buah sinar yang memiliki
titik pangkal yang sama.
b. Segitiga
Segitiga adalah polygon (bangun datar tertutup yang dibatasi oleh sisi-
sisi yang berupa ruas garis-ruas garis lurus) yang mempunyai tiga sisi.
Titik sudut (verteks) adalah titik dimana dua diantara sisi-sisi segitiga
tersebut bertemu.

46
Gambar 2.1

Gambar 2.1 merupakan contoh segitiga ABC dengan A, B dan C


̅̅̅̅, 𝐵𝐶
merupakan titik sudut dan ruas garis 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ , 𝐴𝐶
̅̅̅̅ merupakan sisi-sisi
pada segitiga ABC.
1) Jenis-jenis segitiga berdasarkan kesamaan panjang sisi-sisinya
a) Segitiga sebarang
Segitiga sebarang adalah segitiga yang ketiga sisi-sisinya tidak
sama panjang. R

P Q
Gambar 2.2

Gambar 2.2 merupakan contoh segitiga PQR sebarang dengan


̅̅̅̅, 𝑄𝑅
panjang sisi 𝑃𝑄 ̅̅̅̅, 𝑃𝑅
̅̅̅̅ tidak sama panjang
b) Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama
panjang. C

A B
Gambar 2.3

Gambar 2.3 merupakan contoh segitiga sama sisi ABC dengan


panjang ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ , ̅̅̅̅
𝐴𝐵 , 𝐵𝐶 𝐴𝐶 sama panjang.
c) Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang minimal memiliki 2 sisi
yang sama panjang R

P Q
Gambar 2.4

47
Gambar 2.4 merupakan contoh segitiga sama kaki PQR dengan
panjang sisi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅.
𝑃𝑅 sama dengan panjan sisi 𝑄𝑅
2) Jenis-jenis segitiga berdasarkan jenis sudutnya
a) Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga dengan salah satu sudutnya
adalah sudut siku-siku (Besar sudut: 900)

Gambar 2.5
Gambar 2.5 merupakan sontoh dari segitiga siku-siku ABC
dengan sudut B merupakan sudut siku-siku dengan sisi b yang
berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut disebut sebagai sisi
miring (hypotenusa). Pada segitiga siku-siku berlaku teorema
phytagoras yang berbunyi kuadrat sama panjang sisi miring dari
suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat dari sisi-
sisi yang lainnya diperoleh 𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2
b) Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutya
merupakan sudut lancip (sudut yang besarnya diantara 0 dan
900).

Gambar 2.6

Gambar 2.6 merupakan contoh dari segitiga lancip PQR.

48
c) Segitiga Tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya
merupakan sudut tumpul (Sudut yang besarnya antara 900 dan
1800).

Gambar 2.7

Gambar 2.7 merupakan contoh dari segitiga tumpul.


3) Sifat-sifat segitiga
1) Jumlah dari dua sisi-sisinya lebih panjang dari sisi yang
lainnya
2) Selisih panjang dari sisi-sisinya kurang dari panjang sisi yang
lain
3) Jumlah sudut-sudut pada suatu segitiga adalah 1800

4) Keliling dan luas segitiga


C
Keliling dari suatu segitiga ABC adalah 𝐾 =
b 𝑎 + 𝑏 + 𝑐
a
A ̅̅̅̅ , 𝑏 = ̅̅̅̅
Dengan 𝑎 = 𝐵𝐶 𝐴𝐶 , 𝑐 = ̅̅̅̅
𝐴𝐵
c B
Luas (L) dari suatu segitiga
1
𝐿𝑢𝑎𝑠 ∆ 𝐴𝐵𝐶 = ×𝑎×𝑡
2
c. Persegi panjang
Persegi panjang adalah bangun datar segiempat dengan keempat
sudutnya merupakan sudut siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan
sama panjang. Segiempat merupakan poligon yang memiliki 4 buah
sisi dan 4 buah titik sudut.
Perhatikan persegi panjang 𝑃𝑄𝑅𝑆 disini,
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅ adalah sisi-sisi yang lebih panjang(p).
𝑃𝑆̅=𝑄𝑅̅
̅̅̅̅
𝑃𝑄̅̅ = ̅̅̅̅
𝑆𝑅̅̅ adalah sisi-sisi yang lebih pendek
disebut sebagai lebar (𝑙).

49
Keliling (K) dari sebuah persegi panjang adalah jumlah dari sisi-sisi
pesegi panjang tersebut yaitu:
̅̅̅̅+𝑄𝑅̅
𝐾=𝑃𝑄̅ ̅ ̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
𝑆𝑅̅̅ + ̅̅̅̅
𝑃𝑆̅̅ = 𝑝 + 𝑙 + 𝑝 + 𝑙 = 2(𝑝 + 𝑙).
Luas (L) dari persegi panjang adalah: 𝐿=𝑝×𝑙
d. Persegi
Persegi merupakan bangun datar segiempat yang sudut-sudutnya
merupakan sudut siku-siku dan semua sisi-sisinya sama panjang.
Perhatikan persegi 𝐸𝐹𝐺𝐻. Sisi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅=𝐺𝐻̅
𝐸𝐹̅̅=𝐹𝐺̅ ̅ ̅̅̅̅̅ =
̅̅̅̅
𝐻𝐸̅̅ =𝑎 dengan 𝑎 merupakan sisi dari persegi
𝐸𝐹𝐺𝐻. ̅̅̅̅
𝐸𝐺̅̅ = ̅̅̅̅
𝐹𝐻̅̅ = 𝑎√2 (diperoleh dengan
menggunakan teorema phytagoras) merupakan sisi
diagonal dari 𝐸𝐹𝐺𝐻.
Keliling (K) dari suatu persegi adalah jumlahan dari sisi-sisi persegi
tersebut yaitu:
𝐾=𝑎+𝑎+𝑎+𝑎=4×𝑎
Dengan 𝑎 merupakan sisi dari suatu persegi. Suatu persegi yang
memiliki panjang yang sama dengan lebarnya atau 𝑝 = 𝑙 = 𝑎 memiliki
luas (L) yaitu
𝐿=𝑎×𝑎
Dengan 𝑎 merupakan sisi dari suatu persegi.
e. Jajar Genjang
Jajar genjang merupakan bangun datar segiempat yang memiliki sisi-
sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, memiliki dua pasang
sudut yang masing-masing sama besar dengan sudut dihadapannya,
jumlah sudut yang berdekatan 1800 dan kedua diagonalnya saling
berpotongan ditengah-tengah bidang jajar genjang tersebut.
Perhatikan jajar genjang 𝑃𝑄𝑅𝑆. Sisi ̅̅̅̅
𝑃𝑄̅̅ =
̅̅̅̅
𝑆𝑅̅̅, ̅̅̅̅
𝑃𝑄̅̅ // ̅̅̅̅
𝑆𝑅̅̅, 𝑠𝑖𝑠𝑖 ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ , ̅̅̅̅
𝑃𝑆̅̅ = 𝑄𝑅̅ 𝑃𝑆̅̅ //
̅̅̅̅̅. ∠𝑃𝑆𝑅 = ∠𝑃𝑄𝑅 , ∠𝑆𝑃𝑄 =
𝑄𝑅̅
∠𝑄𝑅𝑆, ∠𝑃𝑄𝑅 = ∠𝑅𝑆𝑃.

50
∠𝑄𝑃𝑆 + ∠𝑃𝑄𝑅 = 1800 ,
∠𝑄𝑅𝑆 + ∠𝑃𝑆𝑅 = 1800 .
Keliling jajar genjang (K) merupakan jumlah dari panjang sisi-sisinya.
Pada jajaran genjang 𝑃𝑄𝑅𝑆 diperoleh
𝐾 = ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
𝑃𝑄̅̅ + 𝑄𝑅̅ 𝑆𝑅̅̅ + ̅̅̅̅ 𝑃𝑆̅̅ = 2 × 𝑄𝑅̅ ̅̅̅̅̅ + 2 × ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ = 𝑄𝑅̅
𝑆𝑅̅̅ [𝑃𝑆̅ ̅̅̅̅̅ dan ̅̅̅̅
𝑃𝑄̅̅
SR̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ] = 2 × (QR̅̅̅̅
= ̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ )

Selanjutnya, perhatikan gambar berikut:

Perhatikan jajar genjang 𝑃𝑄𝑅𝑆, Luas (L) jajar genjang 𝑃𝑄𝑅𝑆 sama
dengan luas Δ𝑃𝑄𝑆 ditambah dengan luas Δ𝑄𝑅𝑆. Akibatnya diperoleh
1 1
𝐿=luas Δ𝑃𝑄𝑆+Δ𝑄𝑅𝑆=(2×𝑟×𝑡)+(2×𝑟×𝑡)=𝑟×𝑡

Dengan 𝑟 merupakan alas jajar genjang dan 𝑡 merupakan tinggi jajar


genjang.
f. Belah ketupat
Belah ketupat merupakan jajar genjang yang keempat sisi-sisinya
sama panjang dan diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegak
lurus.
Perhatikan belah ketupat 𝑃𝑄𝑅𝑆. Sisi ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ =
𝑃𝑄̅̅ = 𝑄𝑅̅
̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅.
𝑆𝑅̅̅ = 𝑃𝑆̅
∠𝑃𝑄𝑅 = ∠𝑅𝑆𝑃, ∠𝑆𝑃𝑄 = ∠𝑄𝑅𝑆, ∠𝑄𝑃𝑆 + ∠𝑃𝑄𝑅
= 1800 ,
̅̅̅̅̅ ⊥ ̅̅̅̅
∠𝑄𝑅𝑆 + ∠𝑃𝑆𝑅 = 1800 . dan 𝑄𝑇̅̅̅̅̅ 𝑃𝑅̅̅, ̅̅̅̅̅ ⊥ ̅̅̅̅
𝑆𝑇̅̅̅̅̅ 𝑃𝑅̅̅.
Keliling (K) dari belah ketupat merupakan jumlah dari panjang sisi-
sisi belah ketupat, yaitu:
PQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
K = ̅̅̅̅ QR̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅̅
PS̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ = 4 × ̅̅̅̅
PQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ [PQ̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ = ̅̅̅̅
QR̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ = ̅SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ = ̅̅̅
PS̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ] = 4 × a

51
Dengan 𝑎 merupakan sisi dari belah ketupat tersebut. Luas (L) dari
belah ketupat 𝑃𝑄𝑅𝑆 merupakan jumlah dari luas Δ𝑃𝑄𝑅 ditambah
dengan luas Δ𝑅𝑆𝑃. Akibatnya diperoleh
𝐿 = luas Δ 𝑃𝑄𝑅 + luas Δ 𝑅𝑆𝑃
1 1 1 1
= (2 × ̅̅̅̅ ̅̅̅̅)̅ + ( × ̅̅̅̅
𝑃𝑅̅̅ × 𝑇̅̅̅̅𝑄̅ 𝑃𝑅̅̅ × ̅̅̅̅̅) =
𝑆𝑇̅̅̅̅̅ × ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ + ̅𝑆𝑇̅̅̅̅̅
𝑃𝑅̅̅ × (𝑇̅̅̅̅𝑄̅ ̅̅̅̅) = ×
2 2 2

𝑃𝑅̅̅ × ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝑆𝑄
Jadi diperoleh luas dari suatu belah ketupat adalah setengah dari hasil
kali diagonal-diagonalnya yaitu
1
𝐿=2×(𝑑1×𝑑2)

Dengan 𝑑1 dan 𝑑2 merupaka diagonal-diagonal dari belah ketupat.


g. Layang-layang
Layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang dibentuk
oleh 2 pasang sisi yang sepasan sisi-sisinya sama panjang, sepasang
sudut yang berhadapan sama besar, salah satu dari diagonalnya
membagi dua diagonal yang lain atas dua bagian yang sama panjang
dan kedua diagonal tersebut saling tegak lurus.
Perhatikan layang-layang𝑃𝑄𝑅𝑆. Sisi ̅SR̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ = ̅̅̅̅
RQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ , ̅̅̅
SP̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ =
PQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ , ∠PSR = ∠PQR, ̅̅̅
̅̅̅̅ TS = ̅̅̅̅
SQ dan ̅̅̅̅
SQ⊥RP̅̅̅̅.
Keliling (K) dari belah ketupat merupakan jumlah dari
sisi-sisinya yaitu
̅̅̅̅ + RQ
K = SR ̅̅̅̅ + SP
̅̅̅ + PQ
̅̅̅̅
=(2 × ̅SR
̅̅̅ ) + ( 2 × ̅̅̅
SP)
̅̅̅̅ + ̅̅̅
= 2 × (SR SP )
Luas (L) dari suatu layang-layang PQRS adalah
1 1
̅̅̅ × RP
L = luas Δ PRS + luas Δ PQR = (2 × ST ̅̅̅̅ × RP
̅̅̅̅) + ( × TQ ̅̅̅̅)
2
1
=2 × ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
RP̅̅̅̅̅̅̅̅ × (ST̅̅̅̅ TQ̅̅̅̅̅̅̅̅ )

RP̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ × ̅̅̅̅
SQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
1
=2 × ̅̅̅̅
1
L = 2 × (d1 × d2 )

52
Dengan d1 dan d2 merupakan diagonal-diagonal dari layang-
layang.
h. Trapesium
Trapesium merupakan bangun datar segiempat yang memiliki
sepasang sisi yang sejajar, berhadapan tetapi tidak sama panjang.
Perhatikan trapesium PQRS, disini ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ . Pada
PQ̅̅̅̅̅̅̅̅ //SR̅̅̅̅
trapesium PQRS ketika:
1. ̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ disebut sebagai trapesium samakaki.
PS̅̅̅̅̅̅̅̅ =QR̅̅̅̅
PQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ⊥QR̅̅̅̅
2. ̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ dan ̅̅̅
PS̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ⊥SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ disebut sebagai trapesium

siku-siku.
3. Bukan meupakan trapesium samakaki dan bukan
trapesium siku-siku disebut sebagai trapesium
sembarang.
Keliling (K) dari suatu trapesium adalah jumlah dari sisi-sisinya,
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ +QR̅̅̅̅
yaitu: K=PS̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ +PS̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ +SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

Selanjutnya perhatikan trapesium PQRS sebarang berikut

1 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
Luas (L) trapesium L PQRS = 2 × ([PT̅̅̅̅ TU̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅̅̅
UQ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ] + ̅SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ) ×

TS̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ [TU̅̅̅̅
̅̅̅ ̅̅̅̅̅̅̅̅ = ̅SR̅̅̅̅
̅̅̅̅̅̅̅ ]
1 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ + ̅̅
× [PQ̅̅̅̅ SR̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ ] × ̅̅̅̅
= TS̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
2
Jadi luas trapesium adalah jumlah sisi sejajar dikali tinggi dibagi dua .
11. Sejarah dan Filsafat Matematika
a. Alasan mengapa Guru Matematika Harus paham Sejarah Matematika
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan belajar
dari sejarah. Sejarah adalah guru yang baik untuk mengajarkan kita

53
bagaimana perjuangan yang panjang dalam menemukan konsep
matematika. Pelajaran dari para ahli matematika akan menjadi
pelajaran besar bagi para guru dalam membuat siswa-siswa dalam
belajar matematika.
Beberapa ahli seperti Fauvel dalam Sahara(2013) menyebutkan
bahwa:
1) Sejarah dapat menjadi materi yang dapat memotivasi siswa.
2) Sejarah matematika sebagai konteks materi pelajaran
3) Sejarah matematika dapat menjadi sumber strategi pembelajaran.
Tiga dimensi besar pengaruh positif sejarah dalam pembelajaran yang
dikemukakan Janvis, Swets, Fauvel dalam Sahara (2013 yaitu :
1) Kemampuan penyelesaian masalah: memacu keterampilan menata
informasi, menafsirkan secara kritis berbagai anggapan dan
hipotesis, menulis secara koheren, mempresentasikan kerja, dan
menempatkan suatu konsep pada level yang berbeda.
2) Motivasi dan antusiasme: sejarah matematika memberikan sisi
aktivitas sehingga menumbuhkan antusiasme dan motivasi siswa.
3) Pedagogis: perspektif sejarah dan perspektif matematika (struktur
modern) saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang
jelas dan menyeluruh tentang konsep dan teorema, serta
bagaimana konsep-konsep saling berkaitan yang dapat
memberikan guru inspirasi tentang bagaimana merancang
pembelajaran yang lebih baik.
Saran pengintegrasian sejarah dalam pembelajaran yang disarikan dari
beberapa tulisan (Sahara, 2013):
1) Menceritakan sejarah para matematikawan dalam menemukan
konsep matematika.
2) Menggunakan content masalah dalam sejarah matematika sebagai
masalah matematika yang diberikan kepada siswa.
3) Guru dapat menggunakan Sejarah matematika sebagai aktivitas
pelengkap.

54
4) Guru dapat menggunakan sejarah matematika sebagai salah satu
strategi pembelajaran dalam mengenalkan konsep matematika.
b. Sejarah Matematika
Aristoteles berpendapat dimulai oleh kelompok pemimpin
kepercayaan di Mesir. Pendapat lain oleh Herodotus yang
menyatakan bahwa matematika dalam hal ini geometri tercipta karena
masalah pengukuran kembali luas lahan akibat banjir tahunan sungai
Nil. Kemudian muncullah matematikawan mesir yang bernama
Democritus yang menjadi “pengulur tali” . (W. S. Angling, 1994, P1).
1) Konsep dan Sistem Angka dan Bilangan
a) Asal-usul Bilangan
Ribuan tahun yang lalu tidak ada nomor untuk mewakili
bilangan-bilangan. Sebaliknya jari, batu, tongkat atau mata
digunakan untuk mewakili angka. Matahari dan bulan yang
digunakan untuk membedakan waktu.
Masyarakat Babilonia menggunakan nomor yang dicap di
tanah liat dengan menggunakan tongkat dan dilukis pada
tembikar. Sistem numerik yang dipakai orang Mesir adalah

Cina memiliki sistem tertua angka yang didasarkan pada


tongkat diletakkan di atas meja untuk mewakili perhitungan
sebagai berikut

55
Dari sekitar 450 SM, Yunani memiliki beberapa cara untuk
menulis angka. Untuk membedakan antara angka dan huruf
mereka sering ditempatkan tanda (/ atau) oleh masing-masing
huruf:

Angka Romawi digunakan untuk mewakili bab numerik dari


buku atau untuk divisi utama garis. Bentuk paling awal dari
nilai-nilai angka Romawi adalah:

Angka jari yang digunakan oleh orang Yunani kuno,


Romawi, Eropa Abad Pertengahan, dan kemudian Asiatik
sebagai berikut:

Evolusi bilangan dari zaman kuni ke symbol angka Hindu –


Arab.
Sanscrit
letters of
the 11.
Century
A.D.

56
Apices of
Boethius
and of the
Middle
Ages
Gubar-
numerals of
the West
Arabs
Numerals
of the East
Arabs
Numerals
of
Maximus
Planudes.
Devangari-
numerals.
From
the Mirror
of the
World,
printed by
Caxton,
1480
From the
Bamberg
Arithmetic
by Wagner,
1488.
From De
Arts Supp-
urtandi by
Tonstall,
1522

57
b) Angka Hindu-Arab
Dalam sejarah, matematika pertama kali di gunakan di Mesir
dan Babylonia. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya
bukti-bukti berupa tablet.

Gambar 1. Tablet yang berisi bilangan dari jaman Babylonia


2050 SM (sumber: Hodgin L, 2005 p 15)
Ada banyak sistem angka yang telah digunakan dalam sejarah
manusia. Namun para ilmuan mengakui bahwa sistem angka
Arab-Hindu dianggap yang paling praktis dalam
penggunaannya dan diterima secara internasional.
Angka Hindu-Arab pada awalnya lahir dan digunakan di India
yang kemudian di tanah Arab.
Sebelum angka Hindu-Arab, lambang bilangan hanya dari 1- 9.
Angka. Al Khowarizmi memperkenalkan angka nol dan
menggunakan dalam perhitungan yang ia sebut sifr yang dalam
bahasa yang artinya kosong atau tak berpenghuni. Ilustrasi dari
pembentukan angka hindu arab dapat di jelaskan sebagai
berikut. Angka 1, 2, 3, 4 diperoleh dengan membuat sudut yang
terbentuk oleh garis/kurva yang dibuat. Sedangkan untuk angka
5 sampai 10 menggunakan simbol tangan dengan tangan
meggenggam di bawah adalah 5 dan menggenggam di atas
adalah 10, maka 6 adalah 5 dan 1 jari terangkat, 7 adalah 5

58
dengan 2 jari, 8 adalah 10 dikurangi 2 jari, 9 adalah 10
dikurangi 1. Gambaran pembentukan angka tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. (Angga K &Sapon,
2016)

Gambar 2: Banyaknya sudut kurva menunjukkan angkanya

Gambar 3.: Pembentukan Angka 5,6,7,8,9,10


c) Bilangan Pecahan
Dalam sejarah tercatat bahwa Mesir kuno memiliki pemahaman
pecahan, namun mereka tidak menulis pecahan sederhana
seperti 3/5 atau 4/9 karena pembatasan dalam notasi. Juru tulis
Mesir menulis pecahan dengan pembilang dari 1. Mereka
menggunakan tulisan rahasia mulut terbuka" di atas
angka untuk menunjukkan timbal balik nya. Nomor 5, ditulis

, sebagai fraksi 1/5 akan ditulis


d) Nomor Sistem Mesir
Peninggalan bukti- bukti matematika dan penggunaannya di
Mesir Kuno tersebar pada batu, dinding bangunan, tembikar,
plat batu serta serat papyrus

59
System bilangan pada Mesir Kuno

1= Staf

10 = Tulang tumit

100 = Gulungan Tali

1000 = Bunga teratai

10,000 = Jari telunjuk

100,000 = Kecebong

1,000,000 = Jin yang berlutut


Penomoran hieroglif ini adalah versi ditulis dari sistem
penghitungan beton menggunakan benda-benda material. Untuk
mewakili angka, tanda untuk setiap pesanan desimal diulang
sebanyak yang diperlukan. Untuk membuatnya lebih mudah
untuk membaca tanda-tanda mengulangi mereka ditempatkan
dalam kelompok dua, tiga, atau empat dan disusun secara
vertikal.
e) Sistem Bilangan Yunani Kuno
Sistem penomoran Yunani secara unik berdasarkan abjad
mereka. Alfabet Yunani berasal dari Fenisia sekitar 900 SM
Ketika Fenisia diciptakan alfabet, itu berisi sekitar 600 simbol.
Simbol-simbol mengambil terlalu banyak ruang, sehingga
mereka akhirnya mempersempit ke 22 simbol. Orang Yunani
adalah orang-orang pertama yang memiliki simbol terpisah,

60
atau surat, untuk mewakili suara vokal. Kata "alfabet" berasal
dari dua huruf pertama, atau angka dari alfabet Yunani - ".
beta" "alpha" dan huruf abjad menggunakan simbol- simbol ini
dalam versi yang lebih kental dari sistem lama mereka,
yang disebut Attic.
Attic Symbol

= 500

= 100

=10

=5

=1

Bilangan 849 Alfabet Yunani asli terdiri dari 27 huruf dan


ditulis dari kiri ke kanan. Alfabet Yunani Modern saat ini hanya
menggunakan 24 huruf.

2) Teori Himpunan
Teori Himpunann dalah salah satu landasan dari matematika
modern yang membangun sturktur matematika modern. Paradoks

61
Russel yang dicetuskan secara terpisah oleh Bertrand Russel dan
Ernest Zermelo merupakan cikal bakal dari teori Himpunan. Baru
para tahun 1874 sebuah makalah yang dituliskan oleh George
Cantor yang berjudul On a Characteristic Property of All Real
Algebraic Numbers yang dianggap sebagai teori pertama tentang
himpunan
3) Logika Matematika
Sejarah logika adalah studi tentang perkembangan ilmu inferensi
valid (logika). Kemajuan dalam logika matematika dalam beberapa
dekade pertama abad kedua puluh, terutama yang timbul dari karya
Gödel dan Tarski, memiliki dampak yang signifikan terhadap
filsafat analitik dan logika filosofis, terutama dari tahun 1950 dan
seterusnya, dalam mata pelajaran seperti logika modal, logika
temporal , logika deontis, dan logika relevansi.
4) Sejarah Aljabar
Aljabar pertama kali dikembangkan di Timur Tengah, dan Persia
oleh matematikawan seperti al- Khawarizmi (780-850) dan Omar
Khayyam (1048- 1131). Aljabar (dari bahasa Arab "al-jabr" yang
berarti "penggabungan bagian yang rusak") adalah salah satu
bagian yang luas dari matematika, bersama-sama dengan Teori
Bilangan , geometri dan analisis. Aljabar adalah studi tentang
simbol matematika dan aturan untuk memanipulasi simbol-simbol;
dan benang pemersatu hampir semua matematika.
1) Aljabar dasar digunakan setiap studi matematika, ilmu
pengetahuan, atau rekayasa, serta aplikasi seperti kedokteran
dan ekonomi.
2) Aljabar abstrak merupakan daerah utama dalam matematika
canggih, dipelajari terutama oleh matematikawan profesional.
c. Filsafat matematika.
1) Manfaat memahami Filsafat Matematika
Guru matematika sebaiknya mempunyai jiwa filsafati dalam

62
matematika sehingga guru mampu menyajikan matematika kepada
para siswa bukan hanya dari aspek-aspek pragmaisnya saja, tetapi
ada “isi” dan “person” dari matematikawan sukses dunia yang
dapat dirasakan oleh siswa.
Manfaat memahami dan fisaat matematika (Kusrini, 2012)
a) Mendapatkan keyakinan dan semangat serta inspirasi
b) Mengapresiasi perkembangan pemikiran matematika sehingga
mempengaruhi dan mempercepat perkembangan teknologi
c) Memahami hakiki perjalanan penemuan matematika
d) Memberikan motivasi dan inspirasi kepada siswa bahwa
filsafat matematika dapat digunakan sebagai sarana kepada
siswa untuk berfikir tingkat tinggi yang mungkin bisa
disukai oleh siswa.
2) Definisi Filsafat.
Filsafat adalah sebagai suatu kajian yang kritis dan rasional untuk
menjawab pertanyaan tentang sesuatu yang menyeluruh,
mendalam, dan mendasar.. Filsafat berasal dari kata Philosophia
dari bahasa Yunani yang berasal dari akar kata philos
(philia=cinta) dan Sophia ( kearifan) yang berarti mencintai
kebijaksanaan dan kearifan. Pemikiran filsafati berkaitan dengan
eksistensi, nilai-nilai, pengetahunan, alasan-alasan, pemikiran-
pemikiran bahkan bahasa (Gie, 1999).
Ciri – ciri keilmuan didasarkan pada jawaban yang diberikan ilmu
tersebut terhadap ketiga pertanyaan mendasar, yaitu :
a) Pertanyaan pertama (ontologi)
Ontologi membahas tentang apa ilmu itu atau menyangkut
eksistensi ilmu.
b) Pertanyaan kedua (epistemologis)
Teori pengetahuan yaitu bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan itu.

63
c) Pertanyaan ketiga (oxiologi)
Teori tentang nilai nilai kegunaan ilmu itu.
3) Filsafat Matematika
Tiga aliran filsafat memperkaya dan membuat matematika
berkembang serta memiliki banyak pengikut yang dianggap sangat
fanatik, yaitu :
a) Logisisme
Dikembangkan oleh filsuf Inggris Bertrand Arthur William
Russell (1872-1970) pada tahun 1903. Prinsipnya menjelaskan
bahwa matematika semata-mata merupakan deduksi-deduksi
dengan prinsip-prinsip logika.
b) Formalisme
Tokohnya David Hilbert (1862-1943) dari Jerman. Menurut
pandangannya sifat alami matematika adalah sebagai sistem
lambang yang formal. Menurut pandangan aliran ini
matematika merupakan ilmu tentang sistem-sistem formal.
c) Intusionisme.
Dipelopori oleh ahli matematika Belanda Luitzen Egbertus Jan
Brouwer (1881-1966). Pandangannya bahwa matematika adalah
sama dengan bagian eksak dari pemikiran manusia. Intuisi
sebagai suatu aktivitas berpikir yang tak tergantung pada
pengalaman, bebas dari bahasa simbolisme, serta bersifat
objektif.
Aliran pemikiran dalam matematika, Realisme matematis seperti
pandangan realisme secara umum bahwa matematika merupakan
entitas yang independen dari pikiran manusia. Manusia tidak
menemukan (invent) matematika, tetapi menemukan kembali
(discovery) konsep-konsep matematika. Pandangan realisme ada
tiga, yaitu :
a) Platonis
Platonisme menjelaskan bahwa entitas matematis adalah

64
abstrak, tidak terbatas waktu atau sifat-sifat kausal, serta tidak
berubah. Tokoh kelompok ini misalkan Plato atau Phytagoras.
b) Empiris
Empirisme adalah suatu bentuk realisme yang menolak
matematika sebagai sifat apriori dalam segala hal. Dikatakan
seseorang menemukan kembali fakta-fakta matematika dengan
penelitian empiris, seperti penelitian-penelitian dalam ilmu
lain.
c) Monisme.
Monisme matematika memandang matematika tidak hanaya
merupakan objek yang ada tetapi juga tidak ada.
Pandangannya semua struktur matematika yang ada secara
matematis juga ada secara fisik. Keberadaannya diterima
secara objektif sebagai sesuatu yang “nyata” dalam dunia
fisik.
Pandangan lain adalah konstruktivisme yang melibatkan prinsip-
prinsip regulatif entitas matematis dapat dikonstruksi secara
eksplisit. Matematika adalah suatu latihan intuisi manusia, bukan
hanya suatu permainan simbol yang tidak bermakna.
Ciri-ciri dari matematika sebagai ilmu menurut (Soedjadi, 2000
adalah (1) memiliki objek abstrak, (2) bertumpu pada kesepakatan,
(3) berpola pikir deduktif, (4) memiliki symbol-simbol yang
kosong arti, (5) memperhatikan semesta pembicaraan, dan (6)
konsisten dalam sistemnya.
12. Alat Peraga Dalam Geometri Ruang
a. Pengertian Alat Peraga Matematika
Alat peraga adalah suatu alat yang digunakan oleh guru untuk
menjelaskan objek langsung matematika agar siswa dapat dengan
mudah paham secara baik dan secara utuh. Alat peraga matematika
berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.

65
Alat peraga matematika mempunyai peranan yang sangat penting
dalam pembelajaran baik untuk menerangkan suatu konsep atau fakta
matematika maupun dalam meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar matematika. Alat peraga yang baik adalah alat peraga yang
membuat siswa dapat terlibat secara langsung dan mudah dioperasikan
(digunakan) serta dipahami, sehingga siswa mempunyai pengalaman
yang riil, bermakna dan berkesan.
b. Fungsi Alat Peraga
Fungsi alat peraga dalam pembelajaran matematika adalah:
1) Alat peraga dalam proses belajar mengajar berfungsi untuk
mewujudkan situasi belajar yang fleksibel dan efektif.
2) Pengajaran dengan menggunakan alat peraga harus terintegrasi
dengan content dan tujuan pembelajaran
3) Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran dibuat semenarik
mungkin untuk membuat siswa lebih termotivasi dalam
pembelajaran
4) Alat peraga digunakan dalam pembelajaran untuk mempercepat
siswa dalam memahami materi matematika yang dijelaskan oleh
guru.
5) Pembuatan alat peraga harus disesuaikan dengan tinggi badan dan
kekuatan fisik siswa
6) Alat peraga adalah jembatan untuk membuat siswa dalam berfikir
secara abstrak yang merupakan sifat dari objek langsung
matematika.
7) Desain alat peraga fleksibel sehingga dapat dimanipulasi untuk
digunakan secara berkelompok maupun secara individu.
8) Kelebihan Penggunaan Alat Peraga Matematika

66
Kelebihan dari alat peraga matematika antara lain:
1) Siswa dan guru akan lebih termotivasi dalam pembelajaran.
2) Konsep matematika yang berbentuk abstrak yang dengan
penggunaan alat peraga yang tepat, konsep tersebut akan terlihat
sangat kongkret bagi siswa.
3) Alat peraga dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan antara
konsep matematika yang abstrak dengan benda-benda nyata di
sekitar siswa
4) Penyajian konsep matematika yang abstrak menjadi lebih kongkret
akan menjadi objek penelitian bagi penelti dan bahkan dapat saja
memicu kreatifitas dan melahirkan ide baru tentang konsep
tersebut.
c. Jenis-jenis alat peraga
Jenis-jenis alat peraga yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran:
1) Alat peraga model yang bertujuan untuk memvisualkan atau
mengkongkritkan suatu konsep.
2) Alat peraga jembatan yang bertujuan untuk memfasilitasi kearah
konsep yang benar. Alat peraga skill yang berfungsi untuk melatih
pemahaman fakta, konsep atau prinsip
3) Alat peraga demonstrasi yang bertujuan mendemonstrasikan
konsep, operasi dan atau prinsip matematika.
4) Alat peraga aplikasi yang bertujuan untuk memperlihatkan kepada
siswa bagaimana mengaplikasikan suatu konsep.
5) Alat peraga sumber yang berfungsi sebagai sumber pemecahan
masalah
d. Alat Peraga Bangun Ruang
Langkah-langkah pembuatan alat peraga bangun ruang :
1) Menyiapkan model peraga bangun ruang kubus dan balok.
2) Siswa diarahkan untuk menggambar bangun-bangun ruang pada
kertas gambar yang telah disiapkan.

67
3) Guru kemudian memberikan contoh yang berkaitan dengan sifat-
sifat bangun ruang yang berhubungan dengan rusuk, titik suduat
dan sisi dengan menggunakan alat peraga.
4) Siswa memberikan label berupa keterangan pada alat peraga yang
telah ada di tangan siswa.
5) Siswa memberikan keterangan pada gambar yang sudah dibuat
oleh siswa dengan memperhatikan model kubus dan balok yang
sudah dilabeli sebelumnya.
Langkah-langkah diatas dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
materi bangun ruang yang akan dipelajari oleh siswa.
e. Materi-materi geometri ruang
1) Unsur-unsur dalam geometri
a) Titik: titik didefiniskan tidak mempunyai panjang dan tebal.
Titik diilustrasikan dengan menggunakan dot (nokta) yang
diberikan label dengan menggunakan huruf besar
b) Garis: garis didefinisikan hanya mempunya panjang dan tidak
mempunyai tebal. Garis terdiri atas tiga jenis yaitu garis lurus,
garis patah dan garis lengkung ( kurva).
c) Bidang: Bidang didefinisikan memiliki panjang,lebar dan tidak
mempunyai tebal. Bidang dapat dibedakan menjadi bidang
lengkung dan bidang datar. Berdasarkan tiga unsur dari
geometri tersebut, maka dibentuklah definisi, aksioma/postulat
dan teorema.
i. Definisi adalah suatu ungkapan atau pernyataan yang
dapat membatasi suatu konsep.
ii. Aksioma/postulat adalah pernyataan benar yang
diasumsikan benar tanpa harus dibuktikan terlebih dahulu,
iii. Teorema adalah pernyataan yang kebenarannya harus
dibuktikan berdasarkan definsi, aksioma atau teorema
yang telah dibuktikan sebelumnya.

68
2) Hubungan antara titik, garis dan bidang.
Titik dikatakan segaris jika dan hanya jika ada sebuah garis yang
memuat semua titik-titik tersebut. Titik-titik dikatakan sebidang
jika ada sebuah bidang yang memuat semua titik-titik tersebut.
3) Kedudukan titik pada garis dan Ruang Definisi:
a) Titik dikatakan terletak pada garis, jika titik tersebut dilalui
oleh garis.
b) Tiitk berada diluar garis jika titik tersebut tidak dilalui garis.
c) Titik terletak pada bidang jika suatu titik dilewati oleh bidang
tersebut
d) Titik dikatakan berada diluar bidang jika titik tersebut tidak
dilewati oleh bidang.
4) Kedudukan garis dan garis
Jika misalkan terdapat garis l dan k, maka berlaku kemungkinan -
kemungkinan berikut:
a) Garis l berimpit dengan garis k
Garis l dikatakan berimpit dengan garis k jika dan hanya jika
kedua garis tersebut paling sedikit memiliki dua persekutuan

l=k

b) Garis l sejajar dengan garis k


Garis l dikatakan sejajar dengan garis k, jika dan hanya jika
kedua garis berada dalam satu bidang dan tidak berpotongan
serta tidak berimpit

69
c) Garis l berpotongan dengan garis k
Garis l dikatakan berpotongan dengan garis kjika dan hanya
jika kedau garis tersebut memiliki satu persekutuan.

d) Garis l bersilangan dengan garis k


Garis l dikatakan bersilangan dengan garis kjika dan hanya jika
kedua garis tersebut tidak berpotongan dan tidak sejajar.

5) Kedudukan titik dan bidang


Jika terdapat titik A dan dan bidang W, maka kemungkinan berikut
ini akan terjadi
a) titik A terletak pada bidang W
b) titik A tidak terletak pada bidang W
Aksioma 1 : melalui tiga titik yang berbeda yang tidak segaris
hanya dapat dibuat tepat sebuah bidang
Aksioma 2 : setiap ruang memuat paling sedikit empat titik
yang tak sebidang.
6) Kedudukan garis dan bidang
Jika terdapat garis l dan bidang W maka kemungkinan kedudukan
garis l terhadap bidang W adalah:
a) Garis l terletak pada bidang W
Garis terletak pada bidang jika dan hanya jika ada dua titik pada
garis tersebut yang terletak pada bidang.

70
Aksioma 3 : Jika dua titik terletak pada sebuah bidang
maka garis yang memuat titik-titik tersebut
terletak pada bidang yang sama.
b) Garis l sejajar bidang W
Garis sejajar bidang jika dan hanya jika garis dan bidang
tersebut tidak memiliki titik sekutu.
c) Garis l memotong (menembus) bidang W
Garis memotong (menembus) bidang jika dan hanya jika garis
dan bidang tersebut memiliki tepat satu titik sekutu.
d) Garis l tegak lurus bidang W
7) Kedudukan bidang dan bidang
Jika terdapat dua bidang V dan bidang W maka kemungkinan
kedudukan V dan W adalah:
a) Bidang V berimpit dengan bidang W
Dua bidang dikatakan berimpit jika dan hanya jika dua bidang
tersebut memiliki tiga titik sekutu yang tidak segaris.
b) Bidang V sejajar bidang W
Dua bidang dikatakan sejajar jika dan hanya jika dua bidang
tersebut tidak mempunyai titik sekutu.
c) Bidang V berpotongan dengan bidang W
Dua bidang dikatakan berpotongan jika dan hanya dua bidang
tersebut memiliki dua titik sekutu.
Aksioma 4: Jika dua bidang berpotongan maka potongannya
berupa garis.
8) Jarak titik ke titik, jarak titik ke garis dan jarak titik ke bidang
a) Titik A, B dan C adalah titik-titik sudaut segitiga ABC dan siku-
siku di C, maka jarak titik A dan B adalah
𝐴𝐵 = √(𝐴𝐶)2 + (𝐵𝐶)2
b) proyeksi titik ke garis adalah ruas garis tegak lurus yang ditarik
dari titik ke garis tersebut.

71
c) Proyeksi titik ke bidang adalah ruas garis tegak lurus yang
ditarik dari titik ke bidang tersebut.
d) Proyeksi garis ke bidang adalah himpunan proyeksi titik pada
garis ke bidang tersebut.
e) Jarak dua titik yang berbeda adalah panjang ruas garis terpendek
antara kedua titik tersebut.
f) Jarak titik ke garis adalah panjang ruas garis terpendek antara
titik tersebut dan proyeksinya pada garis tersebut.
g) Jarak titik ke bidang adalah panjang ruas garis terpendek antara
titik tersebut dan proyeksinya pada bidang tersebut.
h) Jarak garis ke garis adalah panjang ruas garis terpendek antara
titik pada salah satu garis ke proyeksi titik tersebut pada garis
yang lain.
i) Jarak garis ke bidang adalah panjang ruas garis terpendek antara
titik pada garis ke proyeksi titik tersebut pada bidang.
j) Jarak bidang ke bidang adalah panjang ruas garis terpendek
antara titik pada salah satu bidang ke proyeksi titik tersebut pada
bidang yang lain.
13. Alat Ukur, Alat Hitung Dan Alat Lukis Dalam Geometri Ruang
a. Pendahuluan
Kemampuan guru dalam memilih alat bantu dalam pembelajaran
geometri ruang akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas
pembelajaran geometri khususnya dimensi tiga.
b. Alat bantu lukis dalam Geometri Euclid
Keterampilan dalam melakukan lukisan dasar dalam geometri Euclid
disebut juga konstruksi geometris. Prinsip utama dalam konstruksi
geometris adalah menentukan tempat kedudukan titik-titik yang
diperlukan dan atau titik pertemuan/persekutuan tanpa perlu
memperhatikan ukuran panjangnya.

72
Dua alat yang butuhkan dalam melakukan konstruksi geometris (alat
lukis Euclid), yaitu :
1) Penggaris untuk mengkonstuksi garis
2) Jangka untuk mengkonstruksi busur lingkaran
Selain kedua alat tersebut, guru dapat menggunakan alat yang lain
sebagai alat bantu seperti busur derajat, pentograp, trisektor, dan lain-
lain.
c. Menggambar dalam geometri

Kemampuan dan keterampilan guru dalam menyajikan materi


pembelajaran geometri ruang antara lain :
1) Menggambar/melukis bangun adalah membuat atau
menyelesaikan suatu gambar yang harus dipenuhi syarat-syarat
yang diminta oleh pengertian-pengertian geometri. Alat yang
digunakan dalam melukisa adalah mistar, sepasang segitiga dan
jangka.
2) Memvisualisasikan bangun-bangun ruang akan membantu siswa
dalam memahami materi pelajaran.
d. Menggambar Bangun Ruang
Tekhnik untuk menggambar bangun ruang ditinjau dari arah sinar
yang dikenakan pada kerangka bangun yaitu
1) Teknik Stereometris
Pada teknik ini, garis-garis yang sebenarnya sejajar, menjadi tidak
sejajar lagi, kecuali garis yang horizontal. Tekhnik ini yang
digunakan oleh guru untuk melukis bangun geometri. Alat yang
digunakan oleh guru adalah mistar, busur dan jangka.

73
Gambar 3. Balok pada bidang α
Teknik ini membutuhkan pengetahuan tentang hal-hal berikut ini.
a) Bidang Gambar
Pada gambar 3, bidang a merupakan bidang gambar.
b) Bidang Frontal
Pada gambar 3, bidang ABFE merupakan bidang frontal.
c) Bidang Ortogonal
Pada gambar 3, bidang ortogonal diwakili oleh bidang BCGF
d) Garis frontal
Pada gambar 2, contoh garis frontal yaitu AB, AE, CG.
e) Garis Ortogonal
Garis ortogonal adalah garis-garis yang tegak lurus terhadap
garis frontal. Panjang garis frontal tidak sama dengan panjang
sebenarnya. Panjang garis ortogonal ditentukan dengan
menggunakan perbandingan ortogonalnya. Garis ortogonal
misalnya AD, BC, FG dan EH.
f) Sudut Surut
Sudut surut adalah sudut dalam gambar yang besarnya
ditentukan oleh garis frontal horisontal ke kanan dengan garis
ortogonal ke belakang. Sudut surut menunjukkan kemiringan
garis ortogonal terhadap garis frontal. Sudut surut bisa disebut
sudut miring atau sudut menyisi.
g) Perbandingan Ortogonal
Perbandingan ortogonal merupakan perbandingan antara
panjang garis ortogonal yang dilukiskan dengan panjang garis
ortogonal yang sebenarnya.

74
Perbandingan ortogonal ditentukan dengan
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑘𝑖𝑠𝑘𝑎𝑛
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
2) Teknik Perspektif
Teknik ini menggunakan garis acuan horizontal yang disebut
garis horizon atau titik mata. Sebagai akibatnya ruas garis-ruas
garis yang sebenarnya sama panjang, pada umumnya menjadi
tidak sama panjang.

Gambar di atas menunjukkan gambar perspektif dari sebuah balok


ABCD.EFGH. Titik-titik Li dan L2 adalah titik-titik pada garis
horizon.
14. Pengukuran Dan Penaksiran
a. Pengukuran
1) Pengukuran Satuan Waktu
1 Menit = 60 detik 1 Tahun = 12 Bulan
1 Jam = 60 Menit 1 Tahun = 365 Hari (Khusus Tahun
Kabisat 366)
1 Hari= 24 Jam 1 Abad = 100 Tahun
1 Minggu = 7 Hari 1 Windu = 8 Tahun
1 Tahun = 52 Minggu 1 Dasawarsa = 10 Tahun
Jumlah hari dalam satu bulan
Bulan Jumlah Hari
Januari 31
Februari 28 atau 29
Maret 31
April 30
Mei 31
Juni 30
Juli 31
Agustus 31
September 30
Oktober 31
November 30
Desember 31

75
Khusus tahun kabisat (tahun yang habis dibagi 4), jumlah hari
pada bulan Februari adalah 28 hari.
2) Pengukuran Satuan Panjang
Kilometer Kilometer
(km) Turun Naik (km)
Hektometer satu satu Hektometer
(hm) Tingkat Tingkat (hm)
Dekameter Dekameter
(dam) x 10 ÷ 10 (dam)
Meter (m) Meter (m)
Desimeter Desimeter
(dm) (dm)
Centimeter Centimeter
(cm) (cm)
Milimeter Milimeter
(mm) (mm)

3) Pengukuran Satuan Berat


Kilogram Kilogram
(kg) Turun Naik (kg)
Hektogram satu satu Hektogram
(hg) Tingkat Tingkat (hg)
Dekagram Dekagram
(dag) x 10 ÷ 10 (dag)
Gram (g) Gram (g)
Desigram Desigram
(dg) (dg)
Centigram Centigram
(cg) (cg)
Miligram Miligram
(mg) (mg)

1 Ton = 1000 Kg 1 kg = 2 pon


1 Kuintal = 100 Kg 1 kg = 10 ons
1 hg = 1 ons 1 ons = 100 gram
4) Pengukuran Kuantitas
1 Lusin = 12 Buah 1 kodi = 20 Lembar
1 gros = 12 Lusin 1 rim = 500 Lembar

76
b. Penaksiran
1) Jenis-Jenis Pembulatan
a) Membulatkan bilangan ke satuan terdekat
Pada jenis pembulatan ini yang diperhatikan adalah angka
persepuluhan.
b) Membulatkan bilangan ke puluhan terdekat
Pada jenis pembulatan ini yang diperhatikan adalah angka
satuannya.
c) Membulatkan bilangan ke ratusan terdekat
Pada jenis pembulatan ini yang diperhatikan adalah angka
puluhannya.
2) Jenis-Jenis Penaksiran
a) Taksiran Bawah
Cara menaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan
semua suku kedalam pembulatan tertentu yang ada
dibawahnya.
b) Taksiran Atas
Cara menaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan
semua suku kedalam pembulatan tertentu yang ada diatasnya.
c) Taksiran Tengah
Cara menaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan
semua suku kedalam pembulatan tertentu yang paling dekat
ada dibawah atau diatasnya.
15. Piranti Dalam Geometri Ruang
a. Jenis - Jenis Piranti
Piranti adalah alat yang merupakan kelengkapan untuk beroperasinya
suatu computer. Piranti terdiri dari 2 jenis yaitu :;
1) Piranti keras (Hardware)
Piranti keras atas benda-benda pisik yang dapat dirabah seperti
CPU, layar monitor, keyboard dan sebagainya.

77
2) Piranti lunak (software)
Piranti lunak adalah program yang dibuat dengan tujuan tertentu,
misalnya Word processor untuk pengolahan kata, power point
untuk keperluan presentasi dan dsb. Beberapa software telah
digunakan dalam pembelajaran matematika. Adapun fungsi
software dalam pembelajaran matematika antara lain :
 membantu siswa dalam memahami materi matematika
 memvisualisasikan konsep atau fakta serta operasi dalam
matematika.
Berikut ini adalah software yang telah digunakan dalam
matematika
a) GeoGebra
Geogebra berfungsi untuk memperlihatkan operasi geometri
secara dinamis juga digunakan melakukan operasi aljabar dan
juga membantu siswa dalam memahami kalkulus.
b) SPSS
SPSS ini sangat bermanfaat untuk melakukan analisis-analisis
yang melibatkan data statistic seperti penghitungan mean,
median, modus, simpangan rata-rata, regresi, dan korelasi.
c) Microsoft Mathematics
Microsoft mathematics menyelesaikan soal-soal aritmetika
(menentukan KPK, FPB, faktorial, dll), matriks, integral,
diferensial, statistik, permutasi, kombinasi, persamaan,
pertidaksamaan, model matematika, trigonometri, dan beberapa
persoalan yang melibatkan rumus fisika dan kimia.
d) Perangkat berbasis android
Perangkat berbasis android merupakan softwere yang dipasang/
diinstal pada perangkat HP /smartphone pada materi geometri.
Software matematika selain diatas, diantaranya ialah graphmatica,
MAPEL, sage, freemat, speQ mathematic, MATLAB dan
sebagainya.

78
b. Penggunaan Perangkat dalam Pembelajaran Matematika
Beberapa perangkat yang digunakan diantaranya :
1) Alat peraga
Alat peraga dapat membuat siswa mampu memahami objek
matematika yang dijelaskan untuk kompeten dalam pelajaran
matematika yang disajikan dengan lebih cepat.
2) Alat bantu IT
Alat bantu IT yang dimaksud adalah dengan menggunakan
software matematika.
c. Kriteria Software matematika yang baik
Sebuah piranti yang baik harus memenuhi criteria berikut ini:
1) Keunggulan relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah keunggulan dimana suatu piranti
dianggap baik dan unggul dari alat yan lain yang mempunyai
fungsi yang sama. Keunggulan tersebut dapat dinilai dari segi
ekonomi, prestise sosial, kenyamanan, kepuasan, akssesibilitas dan
lain.
2) High Performance
Software yang baik adalah software yang mempunyai performa
yang tinggi. Performa yang tinggi berkaitan dengan
kemampuan sofware tersebut dalam memproses data
yang besar,serta dapat digunakan oleh beberapa pengguna secara
bersamaan.
3) Mudah digunakan
Kemudahan penggunaan software matematika dilihat dari
kemudahan dalam menginstal didalam perangkat seperti
computer atau perangkat IT lainnya, kemudahan mencari menu-
menu program, symbol-simbol program yang mudah dikenali
serta tampilan yang memudahnya operasi dari program tersebut.

79
4) Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah kemampuan dari piranti tesebut yang
secara konsisten dapat menjaga nilai-nilai yang berlaku serta
kebutuhan pengguna. Kompatibel juga berarti bahwa software yang
dibuat adalah software yang sesuai dengan usia penggunanya.
5) Kompleksitas(complexity)
Kompleksitas adalah derajat kerumitan dari suatu piranti dalam hal
penggunaannya. Kompleksitas adalah derajat kerumitan dari suatu
piranti dalam hal penggunaannya. Kerumitan dari suatu program
menjadi pertimbangan oleh para pengguna dalam mengadopsi
suatu inovasi.
6) Kemampuan diujicobakan (trialability)
Ada dua informasi penting dari uji coba tersebut yaitu kemudahan
dalam penggunaan dan efek dalam prestasi belajar siswa. Siswa
harus merasa mudah dalam menggunakan software tersebut, serta
hasil belajar selama uji coba menunjukkan hasil yang signifikan
lebih baik.
7) Kemampuan diobservasi (observability)
Observasi juga dimaksudkan untuk melihat hasil dari piranti dan
melihat efek baik secara langsung berupa hasil belajar atau tidak
langsung berupa prilaku pengguna. Efek yang dimaksud dapat saja
efek Observasi dapat dilakukan oleh guru , orang tua atau para
pemerhati pendidikan.
8) Interobility
Interobility berkaitan dengan kemampuan dari program tersebut
yang mensupport program yang lain seperti melakukan copy
teks atau gambar dan mendukung fungsi-fungsi yang lain.
9) Mobility
Program yang dibuat akan semakin baik jika dapat dijalangkan di
berbagai system operasi dan pada sistem-sistem operasi yang
berbeda.

80
B. Deskripsi Kemajuan
Deskripsikan/uraikan kemajuan yang Anda peroleh selama pembekalan:
1. Materi yang sudah Anda pahami/kuasai.
 Peluang
Setelah mempelajari bab peluang saya memahami cara menghitung
suatu kejadian dengan menggunakan konsep permutasi, kombinasi, dan
konsep dasar peluang.
 Statistika
Pada bab statistika saya mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan konsep statistika diantaranya menyelesaikan soal dengan data
tunggal dan data majemuk serta penyajian data statistika.
 Fungsi
Pada bab fungsi saya dapat menerapkan kosep fungsi linier untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yaitu soal no 1 tentang grafik hasil produksi nikel suatu tambang
 Persamaan dan Pertidaksamaan
Setelah mempelajari bab persamaan dan pertidaksamaan saya mampu
menggunakan konsep pertidaksamaan linier satu variabel dalam
meneyelesaikan masalah nyata diantaranya menentukan panjang
jembatan seperti soal no 1.
 Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Dengan mempelajari direktori profesional bab sistem persamaan linier
dua variabel saya dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari menggunakan model matematika dengan konsep
sistem persamaan linier dua variabel serta penyelesaian soal dengan
menggunakan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
 Program Linier
Pada bab program linier terdapat beberapa soal yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan saya mampu menyelesaikan soal-soal
tersebut dengan menggunakan konsep-konsep aljabar yang ada pada

81
program linier serta menggunakan berbagai metode yaitu metode
grafik, metode substitusi, metode eliminasi, metode campuran.
 Logika Matematika
Dengan mempelajari logika matematika saya dapat mengidentifikasi
dan memahami jenis-jenis pernyataan majemuk yaitu konjungsi,
disjungsi, implikasi dan biimplikasi. Disamping itu saya juga dapat
mengidentifikasi ingkaran dan kesetaraan dari pernyataan majemuk
berkuantor serta dapat mengidentifikasi , memahami dan menerapkan
prisip-prinsip silogisme dalam menarik kesimpulan.
 Alat Peraga dalam Geometri Ruang
Setelah mempelajari direktori profesional bab alat peraga saya mampu
membuat dan menggunakan alat peraga secara efektif dalam kegiatan
pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
 Alat Ukur, Alat Hitung, Alat lukis dalam Geometri ruang
Dengan mempelajari Alat Ukur, Alat Hitung, Alat lukis dalam
Geometri ruang saya dapat memilih alat ukur, alat hitung, alat lukis
dengan tepat untuk membantu pembelajaran matematika khususnya
dalam pembelajaran geometri ruang yang bersifat abstrak
 Pengukuran dan penaksiran
Dengan mempelajari pengukuran dan penaksiran saya dapat
mengidentifikasi , memahami jenis-jenis pengukuran, mengidentifikasi
penaksiran serta dapat menentukan hasil taksiran dari operasi beberapa
bilangan.
2. Materi yang belum dapat Anda pahami/kuasai
 Pada materi persamaan kuadrat masih terdapat kesulitan pada saat
menyelesaikan soal latihan pada no. 2 yaitu menentukan lintasan roket
yang berbentuk parabola dikarenakan pada sumber belajar tidak
dicantumkan rumus persamaan kuadrat lintasan parabola.

82
 Pada materi sistem bilangan real dan perpangkatan kesulitan yang
dihadapi pada soal latihan no.2 untuk menyelesaikan soal jika n
bilangan bulat dengan n ≥2, maka nilai dari
1 1 1 1
(1 − ) (1 − ) (1 − ) … (1 − )=⋯
4 9 16 20122
 Pada materi Bangun Datar terdapat kendala pada soal no.1 dan no. 3
yaitu menghitung luas segitiga jika pada soal hanya disebutkan
perbandingan sisi-sisinya.
 Pada bab Sejarah dan Filsafat Matematika penyelesaian soal dalam
bentuk penerapan di kelas pada kegiatan pembelajaran seperti pada
no. 2 dan no. 3 masih terdapat kesulitan.
 Pada bab Piranti dalam geometri ruang kesulitan yang dihadapi karena
kurangnya pemahaman terhadap beberapa piranti/software matematika.
C. Materi Esensial
Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Uraikan materi yang menurut Anda anggap esensial tetapi tidak dijelaskan
dalam bagian ini
 Pada bab 1 Peluang tidak dijelaskan untuk menghitung ukuran pemusatan
dari data tunggal. Dalam sumber belajar hanya dijelaskan atau dicontohkan
dalam menghitung ukuran pemusatan data majemuk
 Pada Bab 3 Fungsi. Pada sumber belajar tidak dijelaskan menentukan
gradien secara keseluruhan dan rinci hanya dijelaskan menentukan gradien
melalui 2 titik.
 Pada Bab 6 Persamaan Kuadrat. Pada sumber belajar belum disebutkan
secara rinci untuk menentukan berbagai macam cara dalam menentukan
persamaan kuadrat.
 Pada bab 10 Bangun Datar tidak dijelaskan menentukan luas suatu bangun
datar jika diketahui perbandingan sisi sisinya.
 Pada bab 11 Sejarah dan Filsafat Matematika dalam sumber belajar tidak
ada penjelasan tentang penerapan filsafat matematika dalam pembelajaran.

83
 Pada bab 12 Alat Peraga tidak dijelaskan langkah-langkah membuat
rancangan alat peraga geometri ruang yang sesuai dengan pendekatan
saintifik.
D. Materi Tidak Esensial
Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Uraikan materi yang menurut Anda tidak esensial tetapi dijelaskan dalam
bagian ini
Pada direktori profesional dari bab 1 sampai bab 15 semua materi yang ada
disumber belajar esensial.
E. Kemajuan dalam menyelesaikan Latihan Soal Uraian
1. Soal uraian yang dapat Anda selesaikan sendiri tanpa bantuan mentor
Dengan motivasi dari mentor semua soal uraian pada direktori profesional
dapat diselesaikan.
2. Soal uraian yang dapat Anda selesaikan setelah mendapat bantuan mentor.
Selain memandu tata penulisan laporan, mentor memberikan motivasi
kepada kami sehingga kami terutama saya selalu semangat dalam
mengerjakan laporan pada direktori profesional ini. Adapun untuk soal-
soal evaluasi pada direktori profesional ini saya memaksimalkan diskusi
atau komunikasi dengan teman satu kelas PLPG sehingga soal-soal yang
belum dikuasai dapat diselesaikan meskipun jawaban tersebut menurut
saya belum maksimal.
3. Soal uraian yang mana saja yang masih belum dapat Anda selesaikan
dengan baik atau belum sempat dilakukan pembimbingan oleh mentor.
 Pada bab 6I Persamaan Kuadrat
Pada no 2 menentukan persamaan lintasan parabola sebuah roket yang
diketahui waktu tempuh dan ketinggiannya.
 Pada bab 8 Sistem Bilangan Real dan Perpangkatan
Pada no 2 untuk mencari hasil atau menentukan penyelesaian perkalian
suatu barisan
 Pada bab 10 Bangun Datar

84
Pada no 1 dan 3 dalam menentukan luas daerah yang diarsir jika hanya
diberikan panjang sisi dalam bentuk perbandingan
 Pada bab 11 Sejarah dan Filsafat Matematika
Pada no 2 dan 3 dalam menentukan penerapan sejarah dan filsafat
matematika pada kegiatan pembelajaran dikelas.

85
BAB III. PENUTUP

Laporan akhir pembekalan prakondisi PLPG 2017 ini terdiri dari 20


bab yang terbagi menjadi 5 bab sumber belajar pedagogik dan 15 bab sumber
belajar profesional. Semua materi tersebut sangat essensial dan memberikan
pemahaman yang lebih baik sebagai bekal saya untuk mengikuti kegiatan PLPG
nantinya.
Namun karena keterbatasan saya pribadi sehingga semua materi yang
ada di sumber belajar baik pada direktori pedagogik maupun profesional ini
belum saya kuasai dengan baik. Beberapa bab masih terdapat kendala dalam
pemahaman materi dan penyelesaian soal-soal latihan
Dalam penyusunan laporan akhir prakondisi PLPG 2017 ini tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan laporan akhir
prakondisi PLPG 2017 sehingga masukan maupun kritikan akan sangat membantu
saya dalam perbaikan laporan ini.
Harapan saya laporan akhir prakondisi PLPG 2017 ini dapat
memenuhi salah satu tugas sebagai peserta PLPG 2017 dan dapat dijadikan
referensi pribadi bagi saya dalam melaksanakan kegiatan PLPG ini hingga tahap
akhir dengan baik dan lancar serta hasil yang maksimal.

86

Anda mungkin juga menyukai