Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR


DI SDN 066662 MEDAN DENAI
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :Husna P.Tambunan, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Glori Toguma Sirait 1183111052


Amirul Iman Nasution 1183111062
Yulanda Fathira Simamora 1183111064
Ester Linawati Manurung 1183111070
Qadri Maulida Marbun 1183111080

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
November 2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis,sehingga Laporan Mini Riset ini dapat
diselesaikan dengan baik dan benar.

Adapun tujuan penulis dalam menyusun Laporan Mini Riset ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan
Laporan Mini Riset ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi.

Laporan Mini Riset ini saya susun dari permasalahn observasi di Sekolah
Dasar terutama yang berhubungan dengan judul Diktat yang telah di berikan oleh
Dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yakni, Bapak Husna
Tambunan, M.Pd. Kami sebagai penulis berusaha subjektif mungkin dalam
menyusun Laporan Mini Riset sederhana ini.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah


Perkembangan Peserta Didik yang telah mempercayakan tugas ini kepada Penulis,
sehingga mempermudah penulis dalam memahami materi pada perkuliahan ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurna. Segala kritik konstruktif dan saran yang membangun selalu penulis
harapkan demi penyempurnaan Laporan Mini Riset ini dikemudian hari. Semoga
Laporan Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, November 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ........................................................... 1
DAFTAR ISI .......................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
C. Manfaat Penelitian .................................................................. 4
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................. 5
A. Karakteristik Anak Sekolah Dasar.................................... 5
B. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Dasar dan Implementasinya Terhadap Pendidikan ................... 6
BAB III METODE PELAKSANAAN .......................................... 9
A. Metode Penelitian ............................................................ 9
B. Instrumen Penelitian ......................................................... 9
C. Subjek Peneliitian ............................................................ 9
D. Tempat Penelitian ............................................................ 9
E. Waktu Penelitian ............................................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................. 10
A. Langkah Penelitian ………………………………………….. 10
B. Hasil Penelitian …………………………....……………….... 10
C. Aspek Perkembangan Fisik ............................................... 11
D. Aspek Perkembangan Kognitif/Intelektual .......................... 12
E. Aspek Perkembangan Emosi ............................................. 12
F. Aspek Perkembangan Bahasa ............................................ 13
G. Aspek Perkembangan Bakat Khusus ................................... 13
BAB V PENUTUP ............................................................... 14
A. Kesimpulan .................................................................... 14
B. Saran ............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………......... 15
LAMPIRAN .......................................................................... 16
RUBRIK PENILAIAN ................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia
membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat
berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik
maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan
sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
Sejak lahir, bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia
merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan
sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara saksama. Mengingat
pentingnya makna pertumbuhan dan perkembangan ini, maka persoalan yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan akan dijelaskan secara khusus
dibagian lain. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan
dari makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu bahwa istilah
pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif
mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk
perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek
sosial.
Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial,
emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya
pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru
atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi dengan
lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan
tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan
kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.

4
Ketika anak mulai memasuki sekolah usia dasar, pasti pertama kalinyadia
akan merasakan perasaan yang bermacam-macam dan tentunya juga akan
mendapatkan pengalaman yang banyak. Hal yang perlu dilakukan adalah
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru karena bertambah luasnya hubungan
sosial. Dari proses penyesuaian tersebut pasti anak akan mengalami
perkembangan.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan didalam diri
peserta didik sekolah dasar, khususnya peserta didik yang ada di kelas rendah dan
kelas tinggi di SDN 066662 Medan Denai, Kota Medan.

C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi
dunia pendidikan khususnya evaluasi terhadap persiapan dan pelaksanaan
Kurikulum 2013 mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta
kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat
dijadikan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan
pengetahuan dan sebagai latihan dalam menerapkan teori-teori yang telah
diperoleh di bangku perkuliahan.
b. Bagi pendidik
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja khususnya guru
bersertifikat pendidik terutama dalam penerapan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran.

5
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karakteristik Anak Sekolah Dasar


Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa
keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk
memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : (a) masa kelas-
kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka
rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran
khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini
pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional
(yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

6
B. Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan Implementasinya
Terhadap Pendidikan
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961)
dan implikasinya terhadap pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran keterampilan fisik motorik yang diperlukan untuk permainan
sehari-hari
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah
untuk melatih keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus
sehingga anak dapat meloncat, memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga
dapat bermain musik, menari bahkan dapat membuat kerajinan tangan.
Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan memberikan
kesempatan yang sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut
untuk menciptkaan budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan
keterampilan fisik dengan cara mencoba membantu seseorang yang mengalami
hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.
Perkembangan fisik motorik ini ditandai hal-hal sebagai berikut:
 Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus,
kemudian menjadi gemuk.
 Gigi susu berganti gigi tetap.
 Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih
terarah
 Masih senang berlari
Sementara itu, implikasi pada pekembangan ini adalah sebagai berikut :
 Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai
berselang seling dengan activitas tenang.
 Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan
lain berenang, dsb.
 Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain
kegaiatan-kegiatan harus seimbang.

7
2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat.
Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti
menjaga kebersihan, waktu tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu
dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan
kesulitan dan permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling
baik secara individual maupun kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai
keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri sebagai organisme yang sedang
tumbuh secara optimal.

3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya


Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan
keluarga. Anak (siswa) SD mulai untuk belajar memberi dan menerima dalam
kehidupan sosial diantara teman sebaya. Proses pembelajaran dalam memasuki
kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang
sesungguhnya.
Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap
penyelenggarakan pendidikan di SD. Sekolah merupakan tempat yang kondusif
bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya.
Guru harus terampil mempelajari dan memahami budaya teman pada lingkungan
sekolah dan masyarakat.

4. Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari


Keterkaitan manusia dengan lingkungannya menjadikan ia harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Untuk dapat menyesuaikan diri
maka ia perlu memahami dan mengembangkan konsep-konsep tertentu yang perlu
dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD
untuk memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk bisa berfikir efektif
berkenaan dengan pekerjaan, kewarganegaraan, dan peristiwa-peristiwa
sosial.Secara psikologis pada saat anak siap memasuki sekolah, ia sebenarnya

8
telah memiliki perbendaharaan banyak konsep, terutama konsep-konsep yang
sederhana.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah
merupakan tempat yang kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam
kehidupan. Kurikulum sekolah hendaknya memberikan pengalaman dan
pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada kelas-kelas bawah. Hal ini
akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar hal-hal
yang nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang,
tempat, dan angka.

5. Pengembangan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung


Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun,
anak sudah dapat mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas-
tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
seperti menulis, membaca, menghitung. Pada tahap perkembangan kognitif ini,
anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan tertentu untuk
menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar
mereka dapat mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau
kecakapan baru yaitu mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau
mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan,
dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka, seperti menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali
kecapakan untuk berfikir bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang
manusia, hewan, berserta lingkungan alam sekitar. Disamping itu, anak cukup
mampu untuk mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian atas berbagai hal
yang dialami di lingkungan dan sekitarnya.

9
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif, adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
yang bersifat alamiah atau rekayasa maunusia (Sukmadinata,2010:72).

B. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.
Observasi dilakukan dengan melihat secara langsung perkembangan peserta didik
di kelas rendah dan kelas tinggi di SDN 066662 Medan Denai. Wawancara
dilakukan kepada guru yang sedang mengajar di kelas tersebut.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III (kelas rendah) dan kelas IV
(kelas tinggi) dan guru yang sedang mengajar di kelas tersebut di SDN 066662
Medan Denai.

D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas III dan kelas IV SDN 066662
Medan Denai, Kota Medan.

E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Kamis, 1 November 2018 tepatnya pada
jam 08.00 sampai selesai.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Langkah Penelitian
1. Guru mengajar di dalam kelas/mahasiswa mengajar di kelas jika telah
diberi persetujuan oleh guru yang bersangkutan
2. Melihat respon siswa/perkembangan sistem dalam menanggapi
pembelajaran
3. Melihat perkembangan siswa dalam pola fisik siswa (perbandingan kelas 3
dan kelas 4 SD)

B. Hasil Penelitian
Hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dibawah
ini tabel perkembangan siswa kelas III dan kelas IV SDN 066662 Medan Denai,
yaitu :
Kelas III Kelas IV
Aspek Perkembangan
(Kelas Rendah) (Kelas Tinggi)
Rata-rata tinggi siswa Rata-rata tinggi siswa
Aspek Perkembangan
adalah 130-135 cm,berat adalah 140-145 cm, berat
Fisik
badan sekitar 20-30 kg badan sekitar 30-40 kg.
Pada siswa kelas III, rasa Siswa kelas IV memiliki
ingin tahu dan minat dalam minat belajar yang lebih
belajar belum terlalu besar tinggi dari kelas III. Rata-
karena pengetahuan yang rata siswanya sudah dapat
masih terbatas. Dapat menerima pelajaran dari
Aspek Perkembangan menerima arahan ajaran yang dijelaskan guru
Kognitif/Intelektual dari guru yang sedang dengan baik. Lebih
menjelaskan didepan kelas menyukai belajar
tetapi hanya sebagian kelompok. Hanya ada
siswa. Rata-rata siswa beberapa siswa saja yang
menyukai duduk sendiri belum lancar membaca
atau berdua. Siswa di kelas dan menulis.

11
ini juga masih banyak yang
belum lancar membaca
bahkan ada yang belum
tahu.
Siswa kelas III lebih Siswa kelas IV sudah
menyukai guru yang ramah mulai keluar dari rasa
dengan muridnya karena takut dan malu sehingga
Aspek Perkembangan masih membutuhkan jika disuruh maju
Emosi kelembutan dalam proses kedepan kelas sudah
pemahaman. Rasa malu dan tidak malu lagi.
takut masih ada dalam diri
anak.
Perkembangan bahasa Rata-rata siswa kelas IV
siswa kelas III sudah mulai kemampuan bahasanya
meningkat dari tingkatan sudah makin meningkat
kelas sebelumnya karena karena lebih tanggap
Aspek Perkembangan kebutuhan pelajaran yang dalam perlajaran dan
Bahasa semakin banyak dari dalam berteman.
sebelumnya. Tetapi, hanya
sedikit siswa yang mampu
berbicara dengan jelas dan
tidak bertele-tele.
Perkembangan bakat Sedangkan pada kelas IV,
khusus pada siswa kelas III hanya beberapa siswa
Aspek Perkembangan
belum terlihat yang sudah mulai berani
Bakat Khusus
dalam menampilkan
bakatnya.

C. Aspek Perkembangan Fisik


Anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Siswa kelas III sekolah
dasar umumya berusia 9 tahun, sedangkan siswa kelas IV umumnya berusia 10
tahun. Secara fisik, anak SD memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan

12
kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan fisik anak pada usia SD
cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini.
Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg,dan
penambahan tinggi badan 5-7 cm per tahhun ( F.A Hadis 1996). Pada hasil
penelitian ini, kami mengobservasi bahwa perkembangan fisik siswa kelas III dan
kelas IV SDN 066662 Medan Denai masih umum dan sesuai dengan hasrusnya
yang ada pada diri siswa tersebut. Perbedaannya pun jelas terlihat didalam tabel
diatas bahwa adanya perbedaan antara berat badan dan tinggi badan antara siswa
tersebut.
D. Aspek Perkembangan Kognitif/Intelektual
Seiring dengan masuknya anak kesekolah dasar, kemapuan kognitifnya
urut mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti
dunia dan minat anak bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah
pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti
bagianak.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara
berangsur-angsur. Kalau pada masa sebelumnya daya fikir anak masih bersifat
imajinatif dan egosentris maka pada masa ini daya piker anak berkembang kearah
berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat
sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
Perkembangan kognitif siswa pada penelitian ini telihat jelas dengan porsi
belajar yang ada pada kedua kelas ini termasuk juga materinya. Untuk siswa kelas
III, kemampuan yang dimilikihanya penjumlahan, penguranganm baca tulis serta
mendeskripsikan objek-objekyang ada didepan mereka. Sedangkan kelas IV,
siwa-siswa tersebut sudah mampu berpikir secara konkret dan lebih praktis,
karena materi yang akan dipelakari juga sudah semakin meningkat dari
sebelumnya.
E. Aspek Perkembangan Emosi
Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi
sosial dan dapat berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang
lain. Selain itu dapat mengontrol emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak

13
belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau takut sehingga belajar
beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006).
Perkembangan emosi anak pada penelitian ini belum terbilang sangat
berkembang. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi contohnya
lingkungan teman sebaya. Ada beberapa siswa yang belum memiliki teman maka
rasa percaya diri nya sangat kurang dan terbatas karena malu berinteraksi dengan
kawan sebaya dan juga cenderung belum bisa mengontrol emosi nya dalam
menaggapi sesuatu,
F. Aspek Perkembangan Bahasa
Anak usia 6 tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur
kalimat. Dari 6 sampai 9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat
panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah
usia 9 anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.
Begitu juga halnya dalam siswa kelas III dan kelas IV. Perkembangan
bahasa siswa lama kelamaan semakin meningkat karena dipengaruhi beberapa
faktor salah satunya adalah lingkungan teman sebaya yang merupakan salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa peserta didik. Mulai dari
pengucapan sampai pembentukan kalimat yang lebih kompleks.
G. Aspek Perkembangan Bakat Khusus
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat
(inherent) dalam diri seseorang. Bakat peserta didik di bawa sejak lahir dan terkait
dengan struktur otaknya. Secara genetik struktur orak telah terbentuk sejak lahir,
tetapi berfungsinya otak sangat di tentukan oleh cara peserta didik berinteraksi
dengan lingkungannya. Biasanya kemampian itu di kaitkan dengan intelegensi
atau kecerdasan, dimana kecerdasan atau intelegensi (Intelligenci Quotient)
merupakan modal awal untuk bakat tertentu.
Pada siswa kelas III perkembangan bakat khusus belum begitu terlihat
karena masih fokus pada pelajaran yang masih baru. Sedangkan untuk kelas IV,
ada beberapa siswa yang sudah mulai menunjukkan bakat-bakat khusus yang
dimilikinya misalnya bernyanyi atau jago dalam matematika.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran
pembelajaran.Tugas utama peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha
yang dilakukanuntuk memper!leh perubahan perilaku dari segala aspek, mulai
dari aspek fisik sampai aspek bakat khusus.
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta
didik pun ikut berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor
bawaan dan faktor sifat yang diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam
lingkungan keluarga ketika anak masih kecil pengalaman kehidupan selanjutnya
dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian yang sudah ada. Begitu
banyak tipe dan karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.

B. Saran
Sebaiknya seorang guru harus lebih memperhatikan perkembangan yang
ada didalam diri peserta didik tersebut. Agar minat peserta didik dalam belajar
semakin meningkat sehingga apa yang diharapkan akan tercapai. Profesionalitas
guru juga harus ditingkatkan agar suasana dalam pembelajaran dapat diterima
dengan baik oleh peserta didik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agung H.B, H.Sunarto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.Rineka


Cipta

Desmita.(2009).Psikologi perkembangan peserta didik.Bandung :PT Remaja


Rosdakarya

Rahmulyani. 2015. Perkembangan Peserta Didik.. Medan : Unimed Press

16
LAMPIRAN

Kelas III SDN 066662 Medan Denai, Kota Medan

Kelas IV SDN 066662 Medan Denai, Kota Medan

17
RUBRIK PENILAIAN HASIL MINI RISET

Tabel Penilaian
Nilai

Baik Sekali
Sedang
Kurang

Cukup
No Aspek Penilaian

Baik
1 Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Tujuan dan Manfaat
2 Kerangka Pemikiran / Gambaran Umum
Uraian Permasalahan
Subjek Penelitian
Assesment Data
3 Metode Pelaksanaan
Metode Penelitian
Langkah Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
4 Pembahasan
Analisa Pembahasan / Penyelesaian Masalah
Kekuatan Penelitian
Kelemahan penelitian
5 Kesimpulan dan Penutup
Kesimpulan
Saran
Referensi
Total Skor
Nilai Akhir

18

Anda mungkin juga menyukai