MEDAN
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis,sehingga Laporan Mini Riset ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Adapun tujuan penulis dalam menyusun Laporan Mini Riset ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Laporan Mini Riset ini dapat digunakan sebagai
bahan diskusi.
Laporan Mini Riset ini saya susun dari permasalahn observasi di Sekolah Dasar terutama yang
berhubungan dengan judul Diktat yang telah di berikan oleh Dosen pengampu mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik yakni, Bapak Dr. Irsan R, M.Pd. Kami sebagai penulis berusaha subjektif
mungkin dalam menyusun Laporan Mini Riset sederhana ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
yang telah mempercayakan tugas ini kepada Penulis,sehingga mempermudah penulis dalam
memahami materi pada perkuliahan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna. Segala kritik
konstruktif dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi penyempurnaan Laporan Mini
Riset ini dikemudian hari. Semoga Laporan Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................................4
B. Tujuan Penelitian................................................................................................................................4
C. Manfaat Penelitian.............................................................................................................................4
BAB II KAJIAN
TEORI........................................................................................................................5
A. Karakteristik........................................................................................................................................5
A. Metode Penelitian..............................................................................................................................8
B. Instrumen Penelitian..........................................................................................................................8
C. Subjek Penelitian................................................................................................................................8
D. Tempat Penelitian..............................................................................................................................8
E. Waktu Penelitian.................................................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................................9
A. Langkah Penelitian..............................................................................................................................9
B. Hasil Penelitian...................................................................................................................................9
BAB V PENUTUP............................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain
untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan
saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan
mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan
proses sosialisasi peserta didik.
Sejak lahir, bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan
psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat
perhatian secara saksama. Mengingat pentingnya makna pertumbuhan dan perkembangan
ini, maka persoalan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan akan
dijelaskan secara khusus di bagian lain. Untuk memberi gambaran bahwa makna
pertumbuhan dibedakandari makna perkembangan, secara singkat disajikan yaitu bahwa
istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif
mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan
perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspeksosial.
Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial,emosi, bahasa, moral
dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan
setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk
beradaptasi secara berhasil dengan situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial,
setiap individu selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia
lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku
individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas
merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-
prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan didalam diri peserta didik
sekolah dasar, khususnya peserta didik yang ada di kelas rendah dan kelas tinggi di SDN
065011 Medan Selayang, Kota Medan.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat, baik secara
teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
khususnya evaluasi terhadap persiapan dan pelaksanaan Kurikulum 2013 mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain
itu penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan dan
sebagai latihan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
b. Bagi pendidik
Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kinerja khususnya guru bersertifikat
pendidik terutama dalam penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI
Masa Usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada
umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa Usia Sekolah Dasar
terbagi dua, yaitu: (a) masa kelas- kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi.
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 68 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa
mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan
tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-
tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
6. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak
terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan
sendiri.
Perincian tugas-tugas perkembangan anak SD menurut Havigusrt (1961) dan implikasinya terhadap
pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
Menurut Hasan (2006), tujuan pengembangan dan fisik motorik adalah untuk melatih
keterampilan fisik terutama melatih motorik kasar motorik halus sehingga anak dapat meloncat,
memanjat, dan lain sebagainya, disamping ia juga dapat bermain musik, menari bahkan dapat
membuat kerajinan tangan. Perkembangan dan fisik motorik anak SD dapat dilakukan dengan
memberikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki perempuan, bahkan guru di tuntut untuk
menciptkaan budaya lingkundan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik dengan cara
mencoba membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-tugas perkembangan ini.
Pertumbuhan anak pesat, lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi gemuk.
Gigi susu berganti gigi tetap.
Penuh energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah.
Masih senang berlari.
Perlu makanan yang bergizi, cukup banyak istirahat, dan aktivitas ramai berselang seling
dengan activitas tenang.
Perlu melatih fisik anak, melalui permainan sepak bola atau permainan lain berenang, dsb.
Permainan dibutuhkan sebagai selingan belajar, bekerja, dan bermain kegaiatan-kegiatan
harus seimbang.
2. Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
Pada umumnya anak usia SD telah terjadi pertumbuhan fisik secara pesat. Untuk dapat
melaksanakan tugas perkembangan ini kebiasaan kesehatan seperti menjaga kebersihan, waktu
tidur, makan, dan lain sebagainya masih perlu dibatasi.
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas, sekolah hendaknya memperhatikan kesulitan dan
permasalahan siswa serta memberikan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun
kelompok. Hal ini bertujuan agar anak mencapai keutuhan dan keserasian sikap dirinya sendiri
sebagai organisme yang sedang tumbuh secara optimal.
Anak pada usia SD mulai belajar tidak bergantung pada lingkungan keluarga. Anak (siswa) SD mulai
untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya. Proses
pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran "kepribadian
sosial" yang sesungguhnya.
Berkenaan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut, maka sekolah merupakan tempat yang
kondusif untuk mempelajari sejumlah konsep dalam kehidupan. Kurikulum sekolah hendaknya
memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sekonkret mungkin terutama pada kelas-kelas
bawah. Hal ini akan membantu anak dalam membangun konsep-konsep baru berdasar hal-hal yang
nyata, misalnya tentang konsep yang berhubungan dengan waktu, ruang, tempat, dan angka.
Menurut Yusuf (2006), secara umum pada usia sekolah dasar (6-12) tahun, anak sudah dapat
mereaksi rangsang dan inteklektual, atau melaksanakan tugas- tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif seperti menulis, membaca, menghitung. Pada
tahap perkembangan kognitif ini, anak SD harus dibekali pengalaman-pengalaman kemampuan
tertentu untuk menambah pengertian menanamkan tingkah laku dengan pola-pola baru agar
mereka dapat mempergunakannya secara efektif.
Implikasi perkembangan ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru yaitu
mengkalisifikasikan (mengelompokkan), menyusun, atau mengasosiasikan (menghubungkan atau
menghitung) angka-angka atau bilangan, dan kegiatan yang berkaitan dengan perhitungan angka,
seperti menambah, mengurangi, mengalikan, membagi. Disamping itu, anak SD sudah memiliki
kemampuan memecahkan masalah.
Pada tahap ini juga kemampuan intelektual anak cukup dapat dibekali kecapakan untuk berfikir
bernalar, termasuk pemberian pengetahuan tentang manusia, hewan, berserta lingkungan alam
sekitar. Disamping itu, anak cukup mampu untuk mengungkapkan pendapat gagasan atau penilaian
atas berbagai hal yang dialami di lingkungan dan sekitarnya.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, adalah suatu
bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah atau rekayasa maunusia (Sukmadinata,2010:72).
B. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi dilakukan dengan
melihat secara langsung perkembangan peserta didik di kelas rendah dan kelas tinggi di SDN 065011
Medan Selayang. Wawancara dilakukan kepada guru yang sedang mengajar di kelas tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III (kelas rendah) dan kelas IV (kelas tinggi) dan guru yang
sedang mengajar di kelas tersebut di SDN 065011 Medan Selayang.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang kelas III dan kelas IV SDN 065011 Medan Selayang, Kota
Medan.
E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Senin, 20 November 2023 tepatnya pada jam 08.00 sampai
selesai.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Langkah Penelitian
1. Guru mengajar di dalam kelas/mahasiswa mengajar di kelas jika telah diberi persetujuan oleh
guru yang bersangkutan
3. Melihat perkembangan siswa dalam pola fisik siswa (perbandingan kelas 3 dan kelas 4 SD)
B. Hasil Penelitian
Hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Dibawah ini tabel perkembangan
siswa kelas III dan kelas IV SDN 065011 Medan Selayang, yaitu:
Anak sekolah dasar umumnya berusia 6-12 tahun. Siswa kelas III sekolah. dasar umumya berusia
9 tahun, sedangkan siswa kelas IV umumnya berusia 10 tahun. Secara fisik, anak SD memiliki
karakteristik sendiri yang berbeda dengan kondisi fisik sebelum dan sesudahnya. Pertumbuhan
fisik anak pada usia SD. cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa
usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5 kg.dan
penambahan tinggi badan 5-7 cm per tahhun (F.A Hadis 1996). Pada hasil penelitian ini, kami
mengobservasi bahwa perkembangan fisik siswa kelas III dan kelas IV SDN 065011 Medan
Selayang masih umum dan sesuai dengan harusnya yang ada pada diri siswa tersebut.
Perbedaannya pun jelas terlihat didalam tabel diatas bahwa adanya perbedaan antara berat
badan dan tinggi badan antara siswa tersebut.
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, kemapuan kognitifnya. urut mengalami
perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak
bertambah luas. Dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia
dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak.
Dalam keadaan normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau
pada masa sebelumnya daya fikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris maka pada masa
ini daya piker anak berkembang kearah berpikir kongkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya
menjadi sangat kuat sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium belajar.
Perkembangan kognitif siswa pada penelitian ini telihat jelas dengan porsi belajar yang ada
pada kedua kelas ini termasuk juga materinya. Untuk siswa kelas III, kemampuan yang
dimilikihanya penjumlahan, penguranganm baca tulis serta mendeskripsikan objek-objek yang
ada didepan mereka. Sedangkan kelas IV, siwa-siswa tersebut sudah mampu berpikir secara
konkret dan lebih praktis, karena materi yang akan dipelakari juga sudah semakin meningkat
dari sebelumnya.
E. Aspek Perkembangan Emosi
Anak usia 9-10 tahun anak dapat mengatur ekspresi emosi dalam situasi sosial dan dapat
berespon terhadap distress emosional yang terjadi pada orang lain. Selain itu dapat mengontrol
emosi negatif seperti takut dan sedih. Anak belajar apa yang membuat dirinya sedih, marah atau
takut sehingga belajar beradaptasi agar emosi tersebut dapat dikontrol (Suriadi & Yuliani, 2006).
Perkembangan emosi anak pada penelitian ini belum terbilang sangat berkembang. Karena
ada beberapa faktor yang mempengaruhi contohnya lingkungan teman sebaya. Ada beberapa
siswa yang belum memiliki teman maka rasa percaya diri nya sangat kurang dan terbatas karena
malu berinteraksi dengan kawan sebaya dan juga cenderung belum bisa mengontrol emosi nya
dalam menaggapi sesuatu,
Anak usia 6 tahun harus sudah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Dari 6 sampai
9 atau 10 tahun, panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan
terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah. usia 9 anak mulai menggunakan kalimat yang lebih
singkat dan lebih padat.
Begitu juga halnya dalam siswa kelas III dan kelas IV. Perkembangan bahasa siswa lama
kelamaan semakin meningkat karena dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah
lingkungan teman sebaya yang merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
perkembangan bahasa peserta didik. Mulai dari pengucapan sampai pembentukan kalimat yang
lebih kompleks.
Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang melekat (inherent) dalam diri
seseorang. Bakat peserta didik di bawa sejak lahir dan terkait dengan struktur otaknya. Secara
genetik struktur orak telah terbentuk sejak lahir, tetapi berfungsinya otak sangat di tentukan
oleh cara peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya. Biasanya kemampian itu di kaitkan
dengan intelegensi atau kecerdasan, dimana kecerdasan atau intelegensi (Intelligenci Quotient)
merupakan modal awal untuk bakat tertentu.
Pada siswa kelas III perkembangan bakat khusus belum begitu terlihat. karena masih fokus
pada pelajaran yang masih baru. Sedangkan untuk kelas IV, ada beberapa siswa yang sudah
mulai menunjukkan bakat-bakat khusus yang dimilikinya misalnya bernyanyi atau jago dalam
matematika.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta didik merupakan subjek utama dalam penyelenggaran pembelajaran. Tugas utama
peserta didik adalah belajar, yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukanuntuk memper!leh
perubahan perilaku dari segala aspek, mulai dari aspek fisik sampai aspek bakat khusus.
Selama proses belajar berlangsung, pengembangan kepribadian peserta didik pun ikut
berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor bawaan dan faktor sifat yang
diturunkan kepada anaknya, pengalaman awal dalam lingkungan keluarga ketika anak masih
kecil pengalaman kehidupan selanjutnya dapat memperkuat konsep diri dan dasar kepribadian
yang sudah ada. Begitu banyak tipe dan karakteristik dari kepribadian dan tiap individu.
B. Saran
Sebaiknya seorang guru harus lebih memperhatikan perkembangan yang ada didalam diri
peserta didik tersebut. Agar minat peserta didik dalam belajar semakin meningkat sehingga apa
yang diharapkan akan tercapai. Profesionalitas guru juga harus ditingkatkan agar suasana dalam
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Agung H.B, H.Sunarto. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.Rineka Cipta