Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

EVALUASI PELAKSANAAN KURIKULUM MERDEKA


DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN POLA
PIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Disusun Oleh:

1. Mezaluna Dwi Azzahra


2. Erli Sariy Athifa Marwan
3. Maulyandi Apriansyah
4. Utin Desyia Nabilla
5. Vony Angelya

Kelas: XI IPA 4

Guru Pembimbing: Suwarustiati, S. Pd

Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

SMA NEGERI 1 MEMPAWAH HILIR

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbikalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalan alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul "Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum
Merdeka dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pola Pikir Kritis Siswa di
Sekolah Menengah Atas".

Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas semester genap
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam penyusunan proposal penelitian ini, penyusun mengalami
kesulitan dan penyusun menyadari dalam penulisan proposal penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan proposal penelitian ini. Maka, dalam kesempatan ini pula penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Suwarustiati, S.Pd.
selaku guru penghimpun mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah banyak memberikan
arahan dan bimbingan kepada penyusun selama proses penyelesaian proposal penelitian ini.
Penyusun sangat berharap semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir
kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Penyusun

i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Evaluasi Pelaksanaan


Kurikulum Merdeka dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pola Pikir Kritis Siswa di
Sekolah Menengah Atas
2. Ketua Pembuat Laporan Proposal Penelitian
a. Nama Lengkap : Maulyandi Apriansyah
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Anggota Kelompok Laporan Proposal Penelitian : 4 orang
4. Guru Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Suwarustiati, S.Pd

Menyetujui Ketua Laporan Penelitian

Guru Pembimbing

(……………………..) (………………………)

NIP

Kepala Sekolah

(……………………..)

NIP. …………………

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN............................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 2
BAB 2 ISI ............................................................................................................................................... 3
2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................................................. 3
2.2 Metode Penelitian.................................................................................................................. 3
2.3 Hipotesis ................................................................................................................................. 4
BAB 3 PENUTUP ................................................................................................................................. 7
3. 1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 7
3. 2 Saran ...................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 8

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum Merdeka merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk
memberikan lebih banyak kebebasan kepada guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
dengan fokus pada pengembangan kreativitas dan pola pikir kritis. Evaluasi pelaksanaan
kurikulum ini memiliki beberapa aspek yang krusial untuk diperhatikan. Pertama,
evaluasi harus mencakup sejauh mana kurikulum tersebut diimplementasikan secara
efektif di berbagai sekolah menengah atas. Ini meliputi pemahaman guru terhadap
konsep-konsep dasar kurikulum, kesiapan infrastruktur sekolah, serta dukungan dan
pelatihan yang diberikan kepada guru untuk menerapkan pendekatan ini dengan baik.
Selanjutnya, evaluasi juga perlu menilai dampaknya terhadap kreativitas dan pola pikir
kritis siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui pengukuran kualitatif dan kuantitatif, seperti
observasi kelas, wawancara dengan siswa dan guru, serta pengukuran hasil belajar siswa
terkait kemampuan berpikir kritis, kemampuan beradaptasi, dan kemampuan
memecahkan masalah. Selain itu, penting untuk memperhatikan tanggapan dari berbagai
pihak terkait, termasuk siswa, guru, orang tua, dan pihak terkait lainnya, terhadap
implementasi Kurikulum Merdeka. Tanggapan ini dapat memberikan wawasan yang
berharga tentang kelebihan dan kekurangan pendekatan ini, serta area mana yang perlu
diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan melakukan evaluasi yang komprehensif terhadap
pelaksanaan Kurikulum Merdeka, kita dapat memahami dengan lebih baik bagaimana
pendekatan ini memengaruhi pengalaman belajar siswa, dan apakah berhasil mencapai
tujuannya untuk meningkatkan kreativitas dan pola pikir kritis di tingkat
pendidikan menengah atas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka dilaksanakan di Sekolah Menengah
Atas dalam konteks meningkatkan kreativitas siswa?
2. Sejauh mana efektivitas Kurikulum Merdeka dalam merangsang kreativitas siswa di
berbagai mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas?
3. Apakah pola pikir kritis siswa mengalami perkembangan yang signifikan sebagai hasil
dari penerapan Kurikulum Merdeka?
4. Apa tantangan yang dihadapi sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum
Merdeka untuk meningkatkan kreativitas dan pola pikir kritis siswa?
5. Bagaimana persepsi siswa terhadap metode pengajaran dan pembelajaran yang
diterapkan dalam Kurikulum Merdeka untuk memajukan kreativitas dan pola pikir
kritis mereka?
6. Apakah ada perbedaan dalam hasil kreativitas dan pola pikir kritis antara siswa yang
mengikuti Kurikulum Merdeka dan mereka yang tidak?

1
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak meluas maka dari pembahasan yang
dimaksudkan, makalah penelitian ini membataskan ruang lingkup penelitian pada
pengimplementasian Kurikulum Merdeka untuk meningkatkan kreativitas dan pola pikir
kritis siswa.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Menganalisis sejauh mana Kurikulum Merdeka diimplementasikan secara efektif di
berbagai sekolah menengah atas yang melibatkan pemahaman guru terhadap konsep-
konsep dasar kurikulum, kesiapan infrastruktur sekolah, serta dukungan dan pelatihan
yang diberikan kepada guru.
2. Mengevaluasi dampak Kurikulum Merdeka terhadap perkembangan kreativitas dan
pola pikir kritis siswa. Evaluasi ini melibatkan pengukuran kualitatif dan kuantitatif,
seperti observasi kelas, wawancara dengan siswa dan guru, serta pengukuran hasil
belajar siswa terkait kemampuan berpikir kritis, kemampuan beradaptasi, dan
kemampuan memecahkan masalah.
3. Memperoleh tanggapan dari berbagai pihak terkait, termasuk siswa, guru, orang tua,
dan pihak terkait lainnya, terhadap implementasi Kurikulum Merdeka. Tanggapan ini
dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kelebihan dan kekurangan
pendekatan ini, serta area mana yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.
4. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Kurikulum Merdeka
memengaruhi pengalaman belajar siswa di sekolah menengah atas, serta apakah
berhasil mencapai tujuannya untuk meningkatkan kreativitas dan pola
pikir kritis mereka.

2
BAB 2
ISI

2.1 Tinjauan Pustaka


Kurikulum ialah bagian terpenting dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah,
karena sebagai pedoman utama atau acuan pembelajaran. Kurikulum 2013 atau K13
kurikulum yang sudah digunakan. Kurikulum merdeka merupakan kurikulum
intrakulikuler, peserta didik banyak waktu untuk memahami konsep maupun
kemampuannya setiap individu. Gagasan Merdeka Belajar ini dicanangkan oleh
Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan tujuan membentuk
Sumber Daya Manusia yang unggul melalui penekanan pada penerapan nilai-nilai
karakter,sehingga kemampuan berpikir dan kreativitas setiap pelajar dapat
berkembang. Keinginan untuk mencapai kebebasan dalam konteks MBKM ini juga
memberikan dorongan kepada setiap perguruan tinggi untuk terus meningkatkan
kualitas mereka, dengan hasil mencetak lulusan yang memiliki karakter yang kuat,
kemampuan berpikir yang cemerlang, serta kreativitas yang berkembang (Mambarasi
Nehe, 2021).
Kurikulum merdeka berperan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya
dalam pembelajaran di sekolah. Pengembangan kurikulum merdeka dalam
pembelajaran diharapkan dapat mengatasi ketertinggalam pada masa pandemi.
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menghasilkan pembelajaran yang aktif dan
kreatif. Ini tidak menggantikan program-program yang sudah ada, melainkan
bertujuan untuk meningkatkan sistem yang telah berjalan sebelumnya
(Achmad dkk., 2022).

2.2 Metode Penelitian


Penelitian kami menggunakan metode penelitian kuantitatif. Langkah-langkah
penelitian kuantitatif adalah operasionalisasi metode ilmiah dengan memperhatikan
unsur-unsur keilmuan. Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari
masalah, merujuk teori, mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan. Penelitian kuantitatif berawal dari adanya masalah
yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian
pendahuluan (prariset). Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta
empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai
literatur relevan. Penelitian dilakukan secara sistematis, empiris, dan kritis mengenai
fenomena-fenomena yang dipandu oleh teori serta hipotesis.

3
2.3 Hipotesis
1. Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Menengah Atas dalam konteks
meningkatkan kreativitas siswa dapat dilakukan dengan memberikan ruang
yang lebih besar bagi siswa untuk bereksplorasi, mengembangkan proyek-
proyek mandiri, serta memfasilitasi pembelajaran berbasis masalah dan
kolaboratif.
Pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka merupakan siklus yang
melalui tiga tahapan berikut:
a. Asesmen diagnostik
Guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik,
kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran
murid. Asesmen umumnya dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran,
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih
lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.
b. Perencanaan
Guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen
diagnostik, serta melakukan pengelompokan murid berdasarkan tingkat
kemampuan.
c. Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru akan mengadakan asesmen formatif
secara berkala, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan
melakukan penyesuaian metode pembelajaran, jika diperlukan. Pada akhir
proses pembelajaran, guru juga bisa melakukan asesmen sumatif sebagai
proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan
berdasarkan kebijakan-kebijakan berikut ini:
a. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022:
Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari
hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan. SKL menjadi acuan
untuk Kurikulum 2013, Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.
b. Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022:
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah. Standar isi dikembangkan melalui perumusan
ruang lingkup materi yang sesuai dengan kompetensi lulusan. Ruang
lingkup materi merupakan bahan kajian dalam muatan pembelajaran yang
dirumuskan berdasarkan: 1) muatan wajib sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; 2) konsep keilmuan; dan 3) jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan. Standar isi menjadi acuan untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat dan Kurikulum Merdeka.

4
c. Permendikbudristek No. 56 Tahun 2022 :
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
Memuat tiga opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan
dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum
Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja guru.
d. Keputusan Kepala BSKAP No.008/H/KR/2022 Tahun 2022:
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, pada Kurikulum Merdeka.
Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran
dalam struktur Kurikulum Merdeka.
e. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/KR/2022 Tahun 2022:
Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada
Kurikulum Merdeka. Memuat penjelasan dan tahap-tahap perkembangan
profil pelajar Pancasila yang dapat digunakan terutama untuk projek
penguatan pelajar Pancasila.

2. Sejauh ini, efektivitas Kurikulum Merdeka dalam merangsang kreativitas


siswa di berbagai mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas masih perlu
evaluasi lebih lanjut karena implementasinya relatif baru. Evaluasi dan
pengalaman di lapangan dapat memberikan gambaran lebih mendalam tentang
dampaknya pada kreativitas siswa.

3. Pola pikir kritis siswa dapat mengalami perkembangan yang signifikan dengan
implementasi kurikulum merdeka, tergantung pada bagaimana kurikulum
tersebut dirancang dan dijalankan. Secara teori, Kurikulum Merdeka dirancang
untuk mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, tetapi hasilnya dapat
bervariasi tergantung pada implementasi di berbagai sekolah. Kurikulum
merdeka mempromosikan pendekatan yang lebih fleksibel dan menyelaraskan
kurikulum dengan kebutuhan individual siswa serta kebutuhan lokal, yang
dapat mendukung pengembangan pola pikir kritis.

4. Tantangan yang dihadapi sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum


Merdeka untuk meningkatkan kreativitas dan pola pikir kritis siswa antara lain
adalah keterbatasan sumber daya, perubahan paradigma bagi pendidik dan
siswa, serta penyesuaian terhadap kurikulum yang baru.

5. Persepsi siswa terhadap metode pengajaran dan pembelajaran dalam


Kurikulum Merdeka dapat bervariasi tergantung pada pengalaman mereka dan
bagaimana mereka merespons pendekatan yang lebih mandiri dan berbasis
proyek yang sering ditemukan dalam kurikulum tersebut. Beberapa siswa
mungkin menganggapnya sebagai kesempatan untuk lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran dan mengembangkan keterampilan kreatif dan berpikir kritis,
sementara yang lain mungkin mengalami tantangan dalam menyesuaikan diri
dengan pendekatan yang lebih mandiri atau kurangnya struktur yang jelas.

5
Survei dan penelitian langsung dengan siswa bisa memberikan wawasan lebih
lanjut tentang persepsi mereka terhadap Kurikulum Merdeka.

6. Penting untuk dicatat bahwa perbedaan dalam hasil kreativitas dan pola pikir
kritis antara siswa yang mengikuti kurikulum merdeka dan mereka yang tidak
dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk desain kurikulum,
pelaksanaan, dan dukungan yang diberikan. Namun, secara umum, ada potensi
untuk perbedaan hasil antara kedua kelompok tersebut.

a. Siswa yang Mengikuti Kurikulum Merdeka:


1) Terhadap Kreativitas Siswa : Siswa yang mengikuti kurikulum
merdeka cenderung memiliki lebih banyak kesempatan untuk
mengeksplorasi berbagai metode pembelajaran kreatif, seperti proyek
berbasis masalah, kolaborasi, dan pemecahan masalah kontekstual. Ini
dapat merangsang imajinasi dan kreativitas siswa.
2) Terhadap Pola Pikir Kritis Siswa : Kurikulum merdeka biasanya
menekankan pengembangan keterampilan berpikir kritis melalui
pendekatan berbasis pertanyaan, analisis bukti, dan pemecahan
masalah. Siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis mereka secara lebih menyeluruh.
b. Siswa yang Tidak Mengikuti Kurikulum Merdeka:
1) Terhadap Kreativitas Siswa : Siswa yang tidak mengikuti kurikulum
merdeka mungkin mengalami pembelajaran yang lebih terstruktur dan
kurikulum yang lebih terfokus pada materi ujian standar. Hal ini dapat
membatasi kesempatan mereka untuk mengembangkan kreativitas
melalui eksplorasi ide-ide di luar kurikulum formal.
2) Terhadap Pola Pikir Kritis Siswa : Kurikulum tradisional mungkin
cenderung lebih terfokus pada pemberian informasi dan pemahaman
konseptual, dengan sedikit penekanan pada keterampilan berpikir
kritis. Siswa dapat menghadapi lebih sedikit tantangan untuk
mengembangkan keterampilan analisis dan evaluasi.

6
BAB 3
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Melalui penelitian ini, telah diidentifikasi bahwa evaluasi pelaksanaan Kurikulum
Merdeka sangat penting dalam memahami efektivitasnya dalam meningkatkan
kreativitas dan pola pikir kritis siswa di Sekolah Menengah Atas. Dengan memahami
kekuatan dan kelemahan implementasi kurikulum ini, tenaga pendidik dapat
mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk meningkatkan hasil pendidikan. Dari
analisis data yang kami lalukan, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Kurikulum Merdeka
memiliki dampak positif pada kreativitas dan pola pikir kritis siswa. Berbagai metode
pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
kreativitas telah membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan ini secara
signifikan. Dengan memperkuat pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dapat diharapkan
bahwa siswa akan lebih siap menghadapi tuntutan masyarakat dan dunia kerja yang
terus berubah dengan meningkatkan kreativitas dan pola pikir kritis mereka.

3. 2 Saran
Dari pembahasan diatas, kami mengajukan beberapa saran yang dapat dilakukan
di Sekolah Menengah Atas, diantaranya :
1. Menyediakan pelatihan yang intensif bagi para guru dalam mengimplementasikan
metode pembelajaran yang mendukung kreativitas dan pola pikir kritis. Ini dapat
mencakup workshop, seminar, atau program pengembangan profesional.
2. Memastikan alokasi sumber daya yang memadai, termasuk perangkat
pembelajaran, bahan ajar, dan teknologi, untuk mendukung efektivitas pelaksanaan
Kurikulum Merdeka.
3. Menetapkan sistem monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan untuk terus
memantau pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Ini melibatkan pemantauan kelas,
penilaian hasil belajar siswa, dan umpan balik dari guru dan siswa.
4. Membangun kemitraan dengan industri atau dunia kerja lokal untuk memberikan
wawasan praktis kepada siswa, merancang proyek bersama, atau menghadirkan
tamu industri sebagai pembicara tamu di sekolah.
5. Mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang berfokus pada pengembangan
kreativitas dan pola pikir kritis, seperti klub sains, seni, atau debat, untuk
memberikan siswa lebih banyak peluang untuk berkembang di luar kelas.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/kurikulum-merdeka-jadi-
jawaban-untuk-atasi-krisis-pembelajaran

https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/9288/7593/17421
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/5808/1/RISMA.pdf

https://kspstendik.kemdikbud.go.id/read-news/tantangan-dalam-penerapan-
kurikulum-merdeka

https://merdekabelajar.dairikab.go.id/tentang-kurikurum-merdeka-dan-
platform-merdeka-mengajar/

Anda mungkin juga menyukai