DISUSUN OLEH :
NAMA : DRA. NINA MARTINI
NIP : 19641120 198901 2 003
UNIT KERJA : SMP 30 SEMARANG
1
PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
1. Ibu Sri Puji Marimah Yuliana, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP 30 Semarang
yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis hingga
terselesaikannya laporan penelitian ini.
2. Bapak dan Ibu Guru serta staff karyawan yang membantu penulis sebagai
kolaboran dalam penelitian.
3. Keluarga penulis tercinta, yang selalu memberikan doa dan dukungannya
4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini.
Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya
para guru dalam mengembangkan proses pembelajaran di sekolah masing-masing.
Penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak, apabila dalam penulisan laporan
ini ada ketidaksempurnaan.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..………………………………………........... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………........... 3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………............ 4
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………....... 4
4
3.5 Alat Pengumpul Data…………………………………........................ 16
3.6 Langkah-Langkah Menerapkan Metode CRH…………........................17
3.7 Validasi Data…………………………………………………………...18
3.8 Indikator Keberhasilan…..…...................................................................18
3.9 Analisis Data............................................................................................18
3.10 Prosedur Penelitian................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 33
LAMPIRAN....................................................................................................... 35
5
BAB I
PENDAHULUAN
sebagian siswa menganggap bahasa inggris adalah bahasa asing yang jarang
yang ditemui baik dari kosa kata maupun tata bahasa dalam bahasa inggris, dengan
bahasa Indonesia. Selain itu, rasa percaya diri yang rendah menyebabkan prestasi
yang tercantum dalam Permendikbud No.103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
potensi pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara
secara terpantau dan tidak dipisahkan tersendiri. Akan tetapi pada penilaian
6
dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara lisan dan tulis. Dalam penulisan ini,
di era daring yang efektif dan menyenangkan. Akses internet yang mudah bisa
dijadikan modal utama dalam menjadikan pendidikan karakter dalam materi Parts of
konteks sehari-hari menjadi lebih efektif, mudah dipahami dan menyenangkan, maka
lebih jelas, menarik, konkret dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif
yang situasional seperti greeting, leave taking, congratulating, apology, dan lain-lain.
Akan tetapi, pada saat mempelajari hal yang berkaitan dengan teori penggunaan dan
sekaligus fungsi dari parts of speech, para peserta didik cenderung pasif karena
menganggap hal tersebut monoton dan membosankan karena berkenaan dengan teori
tata bahasa. Hal ini dipertegas dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas IX
pada kompetensi tersebut adalah sangat jauh dari kriteria nilai yang sudah ditetapkan
ketuntasan belajar secara klasikal hanya mencapai 46.8% atau 15 siswa. Berdasarkan
hasil pengamatan guru peserta didik terlihat kurang motivasi dalam pembelajaran.
7
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya strategi yang dapat di gunakan
untuk mengajar para siswa berdasarkan materi atau potensi yang di miliki oleh siswa.
Siswa yang belajar bahasa Inggris akan berhasil jika sumber atau strategi
pembelajaran saling berkaitan dengan yang di butuhkan oleh siswa dalam aktifitas
belajar mengajar. Salah satu strategi yang cocok dalam pengajaran menulis ialah
course review horay (CRH). Menurut Hamid (2013), CRH adalah strategi
pembelajaran yang menyenangkan karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sebagai peneliti, saya
berharap melalui teknik ini ini hasil belajar dan motivasi siswa akan meningkat.
daring dengan teknik CRH (course review horay) pada Siswa Kelas IX SMP
teknik CRH (course review horay) pada Siswa Kelas IX SMP 30 Tahun
8
Setelah penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar pada materi berita peserta didik di era daring dengan
teknik CRH (course review horay) pada Siswa Kelas IX SMP 30 Semarang
1) Peserta didik
a. Dapat meningkatnya hasil belajar peserta didik pada materi berita peserta
/ 2021.
Menambah wawasan bagi peneliti bahwa melalui teknik CRH (course review
horay) dapat meningkatnya hasil belajar peserta didik dan motivasi siswa pada
3) Sekolah
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Dalam KBBI (2021), hasil
merupakan sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh suatu
usaha. Sedangkan belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang
Menurut Pribadi, B.A (2009:48) hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat
dinilai dengan menggunakan tes dan penilaian. Adapun menurut Purwanto dalam
Setyati R (2010:72) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang perlu dievaluasi sebagai cerminan
untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah
proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga
Nana Sudjana dalam Sari (2011:635) menyatakan bahwa hasil belajar tidak
hanya tergantung pada faktor dari dalam diri siswa tetapi juga dipengaruhi faktor
guru, diantaranya pemilihan metode mengajar yang efektif dan efisien sesuai
10
dengan kondisi dan situasi yang tepat sangatlah penting dalam usaha meningkatkan
Berdasarkan pendapat di atas maka yang dimaksud hasil belajar adalah suatu
hasil usaha yang dapat dicapai peserta didik, setelah melaksanakan kegiatan belajar
dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil pengalaman yang dialami peserta didik.
Pengertian motivasi dalam KBBI (2021) adalah usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
motivasi adalah kondisi (energy) yang menggerakkan dalam diri individu yang
Menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) bahwa motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur-unsur yang mendukung.
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan,
11
1) Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus sampai
pekerjaannya selesai.
Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Hamzah B. Uno (2011: 23) bahwa ciri-
ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
yaitu motivasi belajar yang ada pada diri seseorang dibedakan menjadi dua yaitu
12
1) Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya
tanpa harus diransang dari luar karena didalam seseorang individu sudah ada
motivasi intrinsik maka secara sadar akan melakukan kegiatan dalam belajar
dan selalu ingin maju sehingga tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Hal ini dilatarbelakangi keinginan positif, bahwa yang akan dipelajari akan
ada perangsang dari luar. Motivasi dikatakan ekstrinsik bila peserta didik
Menurut Huda (2013), course review horay adalah metode pembelajaran yang
dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap
siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak "hore!"
Menurut Hamid (2013), course review horay adalah strategi pembelajaran yang
menyenangkan karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa secara implisit diajak untuk
mempelajari suatu materi pembelajaran namun dengan cara bermain sehingga siswa
tidak merasa tertekan untuk menghafal rentetan konsep yang harus dikuasainya.
13
Menurut Shoimin (2016), course review horay adalah suatu pengujian terhadap
pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi
tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui pembelajaran
course review horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah
Menurut Aqib (2013), course review horay adalah suatu metode pembelajaran
dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab secara individu
dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar
pembelajaran yang menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran karena siswa diberi
kesempatan untuk bertanya dan menjawab. Selain itu, siswa mendapat apresiasi dan
siklus I ke siklus II baik dari aspek kebahasaan maupun non kebahasaan. Yang
pertama aspek kebahasaan, dari data tes dapat diketahui peningkatan yaitu nilai rata-
rata kelas dari 37 siswa pada siklus I adalah 52,97 dan pada siklus II adalah 70,74,
14
kebahasaan, dari data tes dapat diketahui peningkatan yaitu nilai rata-rata kelas dari
37 siswa pada siklus I adalah 64,66 dan pada siklus II adalah 82,81, artinya terjadi
Masih menurut Akbar, Teknik CRH ini cocok diterapkan pada pembelajaran
menyenangkan serta membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik karena
setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak „ horee!!‟ atau yel-
Dengan pendekatan ini siswa yang asalnya pasif akan menjadi aktif karena
keterlibatan siswa dalam proses belajar dan motivasi siswa yang naik.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik CRH dalam
pembelajaran conjunction akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan motivasi
siswa.
Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan sementara yang mungkin benar atau
mungkin pula tidak benar. Untuk membuktikan kebenarannya, hipotesa harus diuji
15
melalui tindakan penelitian lapangan dan pengukuran (pengujian hipotesis). Secara
Y1
Y2
X2
Gambar 2.1. Uji Hipotesis Penelitian
Keterangan;
Y1 : motivasi siswa
berikut:
1. Melalui teknik CRH (X) dapat meningkatkan motivasi siswa (Y1) pada materi
2. Melalui teknik CRH (X) dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Y2) pada
16
3. Melalui teknik CRH (X) dapat meningkatkan motivasi siswa (Y1) dan hasil
belajar siswa (Y2) pada materi conjunction dalam teks transaksional showing
intention peserta didik kelas IX SMP Semarang tahun ajaran 2020 / 2021.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
kelas IX. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, dan proses pembelajarannya selama
1. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan 2 kali pertemuan dan 1 kali tes hasil belajar. Kompetensi
dasar yang harus dicapai peserta didik seperti yang termaktub dalam silabus
kurikulum 2013 yaitu KD 3.2 tentang menerapan conjunction. Pada siklus 1 ini,
2. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dan 1 kali tes hasil belajar.
Kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik seperti yang termaktub dalam
siklus 2 ini, jumlah kotak soal pada bingo Box CRH hanya 12 kotak. Peningkatan
meningkat.
18
3.2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IX yang berjumlah 32 siswa pada
pembelajaran conjuntion.
Sumber data pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang digunakan adalah:
Pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini teknik dan alat pengumpulan data yang
digunakan adalah:
a. Teknik Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang
dilakukan setiap akhir siklus. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui
b. Teknik Observasi
pembelajaran,
19
3.5. Alat Pengumpulan Data
a. Hasil Belajar
Alat pengumpul data hasil belajar berupa instrumen tes tertulis yang
terdiri dari 10 buah butir soal uraian. Langkah yang disiapkan antara lain,
Alat pengumpul data kinerja guru yang digunakan yaitu lembar observasi
yang meliputi:
20
3.6. Langkah-Langkah Menerapkan Metode CRH
Seperti halnya metode-metode permainan yang lain. Aturan yang jelas untuk
WhatsApps
- Guru membaca soal secara acak dan peserta didik menulis jawaban di dalam
kalua benar diisi tanda (√) kalau salah diberi tanda (X).
- Peserta didik yang sudah mendapatkan tanda (√) vertikal atau horizontal harus
- Nilai peserta didik dihitung dari jumlah jawaban benar horay yang diperoleh
- Penutup
21
3.7. Validasi Data
Validasi data diperlukan agar diperoleh data penelitian yang valid. Pada
instrumen dan data hasil penelitian dengan cara meminta masukan berupa saran,
pengecekan dengan penelitian yang relevan, dan observasi oleh kolaborator penelitian
(Wiriaatmaja, 2008:253).
kriteria mampu dan sangat mampu minimal 65% dari jumlah siswa;
siswa menunjukkan tuntas belajar atau mendapat nilai tes ≥ 75,00, dengan KKM
75,00.
mana keberhasilan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini analisis data
Analisis data hasil belajar siswa sebagai langkah awal untuk mengambil
keputusan terkait dengan daya serap dan ketuntasan belajar siswa. Analisis
22
b. Menghitung skor tertinggi, terendah ketuntasan belajar siswa.
sebagai berikut:
23
d. Menghitung jumlah siswa setiap kategori.
Dalam hal ini langkah yang dilakukan dilakukan dalam menganalisis data
(PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu
Keterangan:
24
1) Planning (Perencanaan Tindakan)
dan lain-lain.
3) Observing (observasi)
4) Reflecting (Refleksi)
yang ditentukan.
25
BAB IV
Pra Penelitian yang mendeskripsikan fakta, data, dan informasi obyektif sekolah
dan kelas (profil sekolah) yang berkaitan dengan kajian praktek pembelajaran, yang
terdiri dari data dan Informasi yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas
Kelas IX yang digunakan sebagai subyek penelitian terdiri dari 32 peserta didik
dengan komposisi 20 peserta didik putri dan 10 peserta didik putra. Masing-masing
peserta didik berusia antara 13- 15 tahun. Kemampuan rata-rata peserta didik dalam
mata pelajaran bahasa inggris cukup karena nilai rata-rata rapor khusus untuk mata
Berawal dari situlah, penulis yang selama beberapa tahun mengajar kelas
tersebut dari kelas VII, mulai mengenali dan memahami karakteristik peserta didik
Penulis kemudian berusaha menganalisis butir soal yang ada dalam Penilaian
Tengah Semester yang membuat hasil rata-rata IX yang digunakan sebagai subyek
penelitian, tidak sama dengan kelas lainnya. Hingga pada akhirnya dapat diambil
kesimpulan bahwa penyebab nilai rata-rata kelas IX tersebut tidak sebagus kelas IX
26
yang lain adalah pada butir soal mengenai “Conjunctions” untuk showing intention
atau purpose.
Dari hasil tes awal yang dilaksanakan pada peserta didik diminta mengerjakan
dalam bentuk pilihan ganda untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
sebelum diberlakukan model CRH, maka kemudian diperoleh hasil pada tabel 4.1.
KKM SMP N 30 Semarang (75) hanya sekitar 16 orang (50 %) dari total peserta
Untuk hasil motivasi peserta didik berdasarkan angket yang sudah diedarkan
kepada peserta didik pada tanggal yang sama setelah tes awal, didapatkan hasil
27
Motivasi Siswa PRA SIKLUS
Motivasi instrinsik 59.3
Motivasi ekstrinsik 65.2
RATA-RATA 62.25
Dari angket motivasi peserta didik dalam pra siklus diperoleh hasil bahwa
motivasi instrinsik peserta didik yang menyangkut unsur perasaan senang, tanggung
ekstrinsik yang meliputi dorongan prestasi, informasi, umpan balik, dan penguatan,
para peserta didik memiliki nilai 65.2. sehingga nilai rata-rata dari motivasi siswa
yaitu 62.25.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil 2 penilaian pada pra siklus adalah baik
dari hasil belajar, motivasi peserta didik pada pelaksanaan pembelajaran di dalam
Semarang ini dimulai pada kegiatan observasi pasca Penilaian Tengah Semester
dilaksanakan. Untuk selanjutnya data hasil diskusi dengan Observer tentang hasil
purpose/intention), oleh penulis digunakan sebagai data pra siklus. Dari hasil
kepada para peserta didik untuk mengetahui secara pasti, kesulitan yang dihadapi
28
mereka. Dari hasil tes remedi yang kemudian disebut oleh penulis sebagai hasil
membosankan.
materi tata bahasa yang cenderung dirasakan monoton oleh peserta didik kelas
IX. Metode CRH ini menunjukkan adanya perubahan suasana di dalam kelas
mengalami perubahan sikap dan motivasi. Suasana di dalam kelas tetap aktif dan
menyenangkan.
tempat, waktu dan pertentangan dan yang berhubungan dengan sebab akibat,
29
maksud dan tujuan. Berdasarkan pelaksanaan di siklus 1 dan siklus 2 ini
peserta didik dari siklus 1 rata-rata 80.1 meningkat menjadi 87.1 di siklus ke 2.
Untuk prosentase jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas (≥ 75), di
yang semula dirasakan peserta didik sebagai materi yang cukup sulit.
30
Tabel 4.4. Hasil Motivasi Belajar Siswa Tiap siklus
siklus 1 berkisar di angka 69.35 meningkat menjadi 72.5. nilai rata-rata dari
motivasi siswa pada siklus 1 yaitu 66.55 dan siklus 2 yaitu 69.6. Apabila
3.05. Secara keseluruhan terjadi perubahan ke arah yang baik, karena terjadi
kelas dan dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar peserta didik kelas
IX. Secara umum hasil belajar dan motivasi belajar dengan menggunakan
a. Siklus 1
31
Siklus 1 diawali dengan tahap awal mengamati yang kemudian divariasi
materi kurang lebih 10 menit kemudian dilanjutkan tahap menanya. Pada saat
pelaksanaan proses menanya ini, banyak peserta didik yang belum aktif
bertanya. Hanya ada 5 peserta didik yang berani bertanya seputar penggunaan
yaitu kata “yet” pada saat mempelajari Present Perfect Tense. Proses
pembelajaran tersebut dapat dilihat seperti percakapan pada tabel 4.5 sebagai
berikut:
No Aktivitas siswa
1 Aktivitas introduction.
Kata Bu Tika bertanya “Tentunya kalian pernah mendengar kata “Yet”? Nah,
sekarang amati kalimat berikut?
a. I have not finished my cooking yet” (Saya belum menyelesaikan masakan).
b. This is the best experience for me yet! (Ini pengalaman terbaik untuk saya
sejauh ini.
c. She always get an 100 on her mathematics, yet her passion is laguange.
(Dia selalu mendapatkan nilai 100 untuk matematika, namun kesukaannya
adalah bahasa.
2 Aktivitas bimbingan dalam Mengumpulkan data.
Para peserta didik mengenali kata “yet” sebagai pasangan kata “not” untuk
menanyakan sesuatu yang “belum” dilakukan. Kemudian Bu Tika memberikan
penjelasan singkat mengenai kata “yet” yang memiliki dua arti seperti kata
“bisa” dalam Bahasa Indonesia juga memiliki dua arti.
3 Aktivitas pengamatan
Kata Joko “Nah, ini saya menemukan makna yet tergantung dari kalimatnya”.
Kata Bu Tika, “coba jelaskan satu persatu ”
4 Aktivitas inti.
Perhatikan itu ciri-ciri kata “yet” pada kalimat diatas.
32
a. Yet berfungsi sebagai adverbial.
b. Yet berfungsi sebagai tambahan.
c. Yet berfungsi sebagai konjungsi.
Siswa menganalisis, kata Nur “Berarti kesimpulannya, makna yet tergantung
dari konteks kalimatnya.”
Kata Bu Tika “coba tuliskan 5 kalimat yet kemudian kelompokkan berdasarkan
fungsinya.
5 Aktivitas pra penutup
Siswa mengirim hasil pekerjaanya kepada guru via WhatsApps group
dengan mendapat masukan dari guru.
lembar kerja peserta didik. Beberapa peserta didik tidak mengetahui bahwa
kelompoknya, sehingga ada beberapa kelompok yang sangat aktif dan ada
menghidupkan suasana belajar “hore” dengan bantuan media Bingo Box. Pada
33
siklus 1 ini Bingo Box berisi 9 kotak (gambar 4.1). Pada proses pembelajaran
berlangsung para peserta didik yang berhasil mengisi “Bingo Box” mereka
Gambar 4.1 Media Bingo Box untuk pembelajaran CRH pada siklus 1
Sedangkan dari analisis butir soal tes siklus 1 diperoleh hasil bahwa peserta
didik masih mengalami kesulitan untuk menjawab benar di nomor 2, 3,5,6 dan
konjungsi for dan yet. Hal ini masih mengindikasikan adanya korelasi antara
34
pertanyaan peserta didik pada tahap menanya, mengenai kebingungan mereka
tentang for dan yet yang memiliki dua arti dan dua kegunaan dalam kalimat.
b. Siklus 2
yang langsung fokus pada subordinate conjunction yang akan digunakan untuk
lembar kerja peserta didik. Hal ini akan lebih memudahkan peserta didik untuk
conjunctions.
dengan level yang lebih bisa dikerjakan secara cepat oleh peserta didik, yaitu
lembar kerja peserta didik, ternyata peserta didik lebih bisa berdiskusi dengan
aktif dan kerjasama dalam kelompoknya dengan baik. Berbeda dengan pada
saat siklus 1, yang menulis hanya peserta didik yang dirasa lebih mampu dalam
siklus ini, kendala yang terjadi adalah, diskusi sekaligus adu argumentasi dari
35
masing-masing kelompok memakan waktu yang lama, sehingga peserta didik
hanya punya sedikit waktu untuk mengerjakan soal kuis untuk Bingo Box nya
dengan jumlah 12 kotak (gambar 4.2). Pada siklus 2, penulis mencoba cara
yang baru dengan meminta peserta didik mengisi Bingo Box secara individu,
dalam kelas.
Gambar 4.2 Media Bingo Box untuk pembelajaran CRH pada siklus 2
conjunctions, penulis menganalisis butir soal tes dan mengetahui bahwa siswa
yang menganggap sukar untuk nomor soal yaitu 9. Pada nomor-nomor itu berisi
36
membedakan penggunaan when dan while. Berdasarkan hasil tersebut, maka
pada siklus yang terakhir ini hamper tidak ditemukan kendala yang berarti.
3. Pembahasan
dampak positif dan mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran lebih kontektual dan bermakna. Siswa aktif dalam hal melakukan
dari google. Selain itu siswa berlatih dan aktif mengkontruksi pengetahuannya
1) Tekun belajar
37
6) Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.
Sedangkan motivasi ektrinsik ini sesuai dengan pendapat Hamzah (2011) yaitu:.
Dampak yang terlihat pada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa
(Course, Review, Horay) menjadikan siswa sangat aktif dan senang untuk
motivasi siswa dapat dilihat seperti pada gambar 4.3 sebagai berikut:
38
Gambar 4.3 Grafik Peningkatan Motivasi Siswa
secara signifikan. Pada akhir siklus 2 (dua), rata-rata motivasi siswa naik dari 66.55
menjadi 69.6. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa dengan metode CRH yang
dikemas dalam pembelajaran dalam bentuk permainan Bingo Box dapat menciptakan
iklim kelas yang kreatif, interaktif, dan meningkatkan percaya diri siswa.
Peningkatan juga terdapat pada aspek hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis
data hasil tes tertulis menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat
39
Gambar 4.4 Grafik Prestasi Belajar Siswa
dan nilai rata-rata siswa. Pada akhir siklus 2(dua) nilai rata-rata meningkat dari 80.1
pada siklus 1 naik menjadi 87.1 pada siklus 2. Sementara ketuntasan belajar
meningkat dari 78.1% pada kondisi awal menjadi 87.5% pada siklus 2. Kenyataan
ini membuktikan bahwa dengan metode CRH dan penggunaan media bingo box
pembelajaran. Materi yang awalnya sulit dipahami menjadi lebih mudah. Hal ini
selaras dengan Shoimin (2016), bahwa Bingo Box dalam CRH (course review horay)
adalah suatu pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang
diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Sependapat
menyenangkan karena siswa diajak untuk bermain sambil belajar dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu penggunaan Bingo Box tersebut
40
sangat membantu siswa dalam memahami materi-materi yang sulit. Materi yang
bersifat abstrak dapat divisualisasikan secara jelas, sehingga mudah dipahami oleh
siswa. Selain itu pembelajaran dengan media dan mengaplikasikan materi yang
masalah, melatih percaya diri dalam Tanya jawab atau berkomunikasi daam bahasa
inggris, dan hasil belajar siswa, khususnya kelas IX SMP Negeri 30 Semarang.
41
BAB V
5.1. Simpulan
siswa baik motivasi intrinsic maupun ektrinsik dalam mata pelajaran bahasa
inggris. Kenaikan rata-rata motivasi terjadi pada siklus 1 sebesar 66.55 menjadi
kondisi awal sebesar 78.1% naik menjadi 87.5% pada akhir siklus 2 (dua).
5.2. Saran
1. Inovasi pembelajaran metode CRH dapat dijadikan inspirasi guru lain agar
siswa.
42
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2010. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.
Refika Aditama.
A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
B. Uno Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Darmadi, Hamid. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta
Permendikbud No.103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
43
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
44